Anda di halaman 1dari 3

1

Amerika Penjahat HAM yang Fobia Islam

Oleh: Atria Dewi Sartika E13107031

Membahas pelanggaran HAM yang dilakukan Amerika di dunia Internasional maka tidak

akan terlepas dari intervensinya di wilayah Timur Tengah. Selain itu pelanggaran HAM yang

dilakukan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir terutama setelah Tragedi 11

September akan lebih banyak mendiskreditkan orang Islam. Intervensi yang paling banyak

dilakukan Amerika terutama di masa kepemimpinan George W. Bush lebih banyak dilakukan

pada negara-negara yang mayoritas penduduknya beragam Islam seperti Iran, Irak dan

Palestina. Bahkan dari sikap Amerika Serikat maka dapat dikatakan bahwa Islam adalah

penjahat yang mengancam perdamaian dan keamanan dunia.

Sejak terjadinya tragedi 11 September yang menyebabkan runtuhnya WTC maka Amerika

menyatakan perang terhadap terorisme. Namun sayangnya makna “terorisme” itu bergeser

sesuai kepentingan AS. Mempelajari fakta yang lebih banyak mengenai pelanggaran HAM

yang dilakukan Amerika Serikat yang diatas namakan perang terhadap terorisme maka akan

terbuktilah betapa Amerika Serikat sangat mendiskreditkan agama Islam. Dengan mengkaji

lebih jauh lagi, maka akan terlihat betapa Amerika Serikat sangat Fobia pada Islam terutama

di era kepemimpinan George Bush. Ketika muncul tindakan yang mengarah pada ancaman

terhadap perdamaian yang datang dari negara-negara Islam maka Amerika akan dengan sigap

untuk maju di garis terdepan untuk menentang tindakan itu. Namun hal yang berbeda jika

yang melakukan tindakan itu adalah negara-negara sekutunya. Contoh kongkrit dari ini

adalah ketika Iran berusaha mengembangkan teknologi nuklir dengan tujuan damai yakni

untuk menjadi sumber energi bagi negaranya. Amerika Serikat dengan segera menyatak

ketidaksetujuannya atas tindakan Iran ini. Padahal ketika melihat masalah nuklir ini, maka

Israel sebagai sahabat karib Amerika Serikat malah sudah lama melakukan pengembangan
2

teknologi nuklir. Bahkan Israel juga membuat senjata yang berbahaya yang bahkan

digunakannya untuk melakukan kejahatan kemanusian di Palestina. Namun tindakan

Amerika Serikat terhadap hal ini benar-benar bertolak belakang, Amerika Serikat tidak hanya

diam melainkan tetap memberika aliran dana bantuan pada Israel. Selain itu ketika sebagian

besar negara di dunia menggugat tindakan Israel yang membantai orang-orang Palestina,

Amerika Serikat malah memilih abstain. Benar-benar sebuah sikap yang ironis. Negara yang

menginvasi negara lain dengan alas an pelanggaran HAM malah diam ketika melihat

pelanggaran HAM terbuka yang dilakukan oleh negara yang lain hanya karena negara

tersebut adalah salah satu negara sekutunya.

Sikap Amerika Serikat yang fobia terhadap Islam juga tampak dengan berdirinya sebuah

penjara di Guantanamo yang mereka klaim sebagai penjara bagi para teroris. Kehadiran

penjara Guantanmo merupakan tanda perang Amerika Serikat terhadap terorisme. Namun

sayangnya dari data yang berhasil dihimpun bahwa orang-orang yang ditahan di Penjara

Guantanamo seluruhnya beragam Islam dan sebagian besar berasal dari negara yang

penduduknya dominan beragama Islam. Dari data yang diperoleh media bahwa masih ada

299 tahanan yang berasal dari 24 negara yang hingga kini masih mendekam di penjara

Guantanamo. Mereka berasala dari Yaman, Afghanistan, Aljazair, Arab Saudi Azerbaijan,

Kanada, Mesir, Indonesia, Irak, Kenya, Kuwait, Malaysia, Mauritania, Maroko, wilayah

Palestina, Tajikistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan Libia, Pakistan, Suriah, dan Tunisia serta

13 muslim China. Dari informasi ini, dapat dicermati lebih jauh tentang sikap anti-Islam

Amerika Serikat karena negara-negara asal dari para tahanan Guantanamo ini sebagai besar

adalah negara-negara yang jumlah penduduk muslimnya cukup besar. Data-data ini jelas

menunjukkan betapa sikap AS yang ingin menjadi Islam sebagai kambing hitam dalam

kejahatan terorisme yang pada akhirnya malah mengarah ke tindakan diskriminasi dan

meneror ummat Islam secara mental. Sikap AS ini baik secara langsung mendiskreditkan
3

Islam dengan menangkapi kaum muslimin yang dianggap berada di tempat dan waktu yang

salah tanpa mampu dibuktikan kejahatannya seperti yang terjadi di Guantanamo maupun

teror mental yang terus-terus dilakukan AS dengan menempatkan ummat muslim sebagai

pihak yang mengancam perdamaian Internasional dan menyebarluaskan penyakit fobia Islam

diseluruh dunia dengan menampakkan agama Islam sebagai agama yang menghalalkan

tindakan kekerasan dan pembunuhan tanpa mau mengambil posisi netral sehingga banyak

warga negara dibelahan dunia Barat yang bersikap anti-Islam karena pernyataan-pernyataan

tokoh-tokoh Amerika Serikat di media.

Hal yang benar-benar kontradiktif karena Amerika Serikat yang mengedepankan demokrasi

dan kebebasan ternyata diam saja ketika semua itu menyangkut Islam. Amerika Serikat

bahkan diam saja ketika kebebasan ummat Islam direnggut oleh negara-negara tertentu yang

mengeluarkan undang-undang melarang penggunaan jilbab di sekolah-sekolah umum.

Padahal salah satu Hak Asasi Manusia yang universal adalah kebebasan termasuk kebebasan

mengekspresikan diri dan mengeluarkan pendapat. Lagipula jilbab bukanlah senjata yang

akan membunuh seseorang atau akan mengganggu ketentantraman orang lain melainkan

sebagai salah satu bagian dari ibadah seseorang. Bukankah beribadaha menurut keyakinan

masing-masing termasuka pula hak asasi?

Dengan semua hal ini akan terlihat betapa AS sebenarnya menyimpan rasa takut tersendiri

terhadap kehadiran Islam di dunia ini. Mungkin salah satu penyebabnya karena dulu

peradaban Islam dibawah kekalifahan Islam menjadi sebuah kekuatan dunia yang amat besar

pengaruhnya. Amerika Serikat menjadi negara kuat yang fobia Islam. Aneh tapi nyata?!

Anda mungkin juga menyukai