Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

A. Sejarah Perusahaan

Terbentuknya Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen PBN)

tidak terlepas dari konsekuensi pelaksanaan reformasi penyempurnaan

manajemen keuangan negara di Indonesia. Ketika semangat mewujudkan

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) digulirkan,

Pemerintah Pusat menempuh langkah perubahan melalui reformasi

hukum dan reformasi organisasi. Secara paralel, reformasi hukum yang

ditandai dengan lahirnya Paket Undang-Undang Bidang Keuangan

Negara diiringi dengan perubahan organisasional di tubuh Departemen

Keuangan guna menyelaraskan perangkat organisasi dengan penegasan

fungsi Departemen Keuangan selaku institusi Pengelola Fiskal.

Selaku institusi pengelola fiskal, Departemen Keuangan membagi

pemisahan kewenangan, yang antara lain adalah fungsi-fungsi

pengkajian, penganggaran, dan perbendaharaan. Inilah alasan kuat

terjadinya penyempurnaan organisasi (reorganisasi) dengan

"terbentuknya" 3 (tiga) organisasi dengan nomenklatur baru, yaitu

Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan (Ditjen APK),

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen Perbendaharaan), dan Badan

Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerjasama Internasional (BAPEKKI).

Suatu Perubahan organisasi yang ditandai dengan memisahkan fungsi-


9

fungsi yang berbeda namun berada dalam satu naungan organisasi, serta

menyatukan fungsi-fungsi yang sama namun tersebar di berbagai unit.

Ditjen PBN sendiri bukanlah organisasi yang sama sekali baru.

"Core function"nya tersebar di berbagai unit Eselon I dengan fungsi paling

dominan, yaitu fungsi pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas Negara,

pengelolaan barang milik kekayaan Negara, dan pengelolaan hutang luar

negeri berada di bawah unit Eselon I Direktorat Jenderal Anggaran (DJA).

Sementera itu, fungsi perbendaharaan lainnya tersebar di beberapa unit

Eselon I dan II yaitu fungsi pengelolaan hutang dalam negeri pada Pusat

Manajemen Obligasi Negara (PMON), pengelolaan penerusan pinjaman

dan pengelolaaan kasnya pada Ditjen Lembaga Keuangan (Ditjen LK),

dan penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada

Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), serta fungsi pengolahan

data pada Kantor Pengelolahan Data Informasi Keuangan Regional

(KPDIKR) BINTEK.

Selanjutnya, dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 35, 36,

dan 37 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

302/KMK/2004 dan Nomor 303/KMK/2004, secara hukum meleburlah unit-

unit pengelola fungsi perbendaharaan tersebut menjadi satu Direktorat

Jenderal Perbendaharaan, yang terdiri dari 1 Sekretariat Ditjen dan 7

Direktorat teknis pada kantor pusat serta 30 Kantor Wilayah Ditjen PBN

dan sejumlah KPPN pada kantor instansi vertikal. Pelantikan Direktur

Jenderal Perbendaharaan dan seluruh pejabat Eselon II pada bulan


10

Oktober 2004 pun merupakan titik awal sinergi organisasi baru tersebut.

Susunan Organisasi Kantor Pusat Direktorat Jenderal

Perbendaharaan terdiri dari:


8

Sekretariat Direktorat Jenderal;


8

Direktorat Pelaksanaan Anggaran;


8

Direktorat Pengelolaan Kas Negara;


8

Direktorat Transformasi Perbendaharaan;


8

Direktorat Sistem Manajemen Investasi;


8

Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;


8

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;


8

Direktorat Sistem Perbendaharaan.

Salah satu direktorat tempat saya melakukan PKL adalah Direktorat

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Direktorat APK). Direktorat APK

merupakan salah satu direktorat di bawah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang dibentuk dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 131/PMK.01/2006 jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Keuangan.Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri atas 6

(enam) Sub Direktorat dan 1 (satu) subbagian Tata Usaha (TU), yaitu:

Sub Direktorat Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Sub Direktorat Sistem Akuntansi (SA)

Sub Direktorat Bimbingan Akuntansi Instansi (BAI)

Sub Direktorat Akuntansi Pusat (AP)

Sub Direktorat Konsolidasi dan Pelaporan Keuangan (KPK)

Sub Direktorat Statistik dan Analisis Laporan Keuangan (SALK)

Para Pejabat di lingkungan Dit. APK adalah :

Sonny Loho : Direktur APK.

Yuniar Yanuar Rasyid : Kasubdit SAP.

Margustienny Oemar Ali : Kasubdit SA.


9

Firmansyah N. Nazaroedin : Kasubdit BAI.

Edward Ucok P. : Kasubdit AP.

Eli Tamba : Kasubdit KPK.

Bilmar Parhusip : Kasubdit SALK.

1. Visi

Menjadi pengelola perbendaharaan yang profesional, transparan

dan akuntabel dalam proses mewujudkan bangsa yang mandiri dan

sejahtera.

2. Misi

Mewujudkan penyajian akuntansi keuangan negara dalam rangka

menghasilkan pertanggunjawaban APBN yang akuntabel, transparan,

tepat waktu dan akurat.

3. Tujuan

Menjamin agar proses penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat (LKPP) dapat dilakukan secara tepat waktu, akurat dan

memenuhi standar kualitas penyajian laporan keuangan.

Meningkatkan kualitas LKPP & Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga (LKKL). Sejak tahun 2004, opini yang diperoleh

adalah disclaimer, namun Dit. APK terus melakukan berbagai

progress dengan meningkatkan kualitas LKPP & LKKL itu sendiri

sesuai dengan tujuan menuju LKPP dengan opini yang lebih baik.

4. Sasaran
10

Terlaksananya implementasi best practice pelaksanaan akuntansi dan

pelaporan keuangan

Terselenggaranya pembinaan dan pemberian dukungan terhadap

pengembangan serta implementasi Standar Akuntansi

Pemerintahan

Terselenggaranya penyusunan dan pengembangan Sistem Akuntansi

Pemerintah Pusat

Terselenggaranya pembinaan dan pemeliharaan Bagan Akun Standar

Terbinanya implementasi sistem akuntansi instansi kementerian/

lembaga

Terbinanya implementasi sistem akuntansi instansi bagian anggaran

akuntansi pembiayaan dan perhitungan serta unit khusus lain yang

berkedudukan sebagai pengguna anggaran

Terlaksananya penyelenggaraan akuntansi pusat

Terselenggaranya rekonsiliasi dan konsolidasi laporan keuangan

instansi pemerintah

Tersajinya informasi perkembangan realisasi anggaran, posisi aset,

dan kewajiban pemerintah

Tersusunnya laporan keuangan Pemerintah Pusat

Tersusunnya Rancangan Undang-Undang Pertanggungjawaban


11

Pelaksanaan APBN

Tersusunnya statistik keuangan negara

5. Output Utama

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Kajian dalam rangka pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah

Pusat dan Daerah

6. Kegiatan Lainnya

a. Pengembangan Kapasitas SDM

Capacity Building Program dalam rangka pengembangan kualitas

SDM, Sistem dan Prosedur kami lakukan secara terus-menerus dengan

fokus pada Learning Growth Perspective.

b. Kajian dan Riset Akuntansi

Kegiatan identifikasi, interpretasi dan pengembangan metode dan

sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang kami lakukan menjadikan

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan sebagai Centre Of

Excellence dalam bidang akuntansi Pemerintahan.

B. Struktur Organisasi

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri atas 6 (enam)


12

Sub Direktorat dan 1 (satu) subbagian Tata Usaha (struktur organisasi

terlampir), yaitu:

Subdirektorat Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Subdirektorat Sistem Akuntansi (SA)

Subdirektorat Bimbingan Akuntansi Instansi (BAI)

Subdirektorat Akuntansi Pusat (AP)

Subdirektorat Konsolidasi dan Pelaporan Keuangan (KPK)

Subdirektorat Statistik dan Analisis Laporan Keuangan (SALK)

Subbagian Tata Usaha.

Tugas setiap subdirektorat tersebut adalah sebagai berikut :

Subdirektorat SAP mempunyai tugas melakukan pembinaan dan

pemberian dukungan terhadap pengembangan dan implementasi

standar akuntansi pemerintahan.

Subdirektorat SA mempunyai tugas melakukan pengkajian,

perumusan, dan pengembangan Sistem Akuntansi Pemerintah.

Subdirektorat BAI mempunyai tugas menyusun pedoman dan petunjuk

serta menyelenggarakan penyuluhan dan bimbingan teknis

akuntansi dan pelaporan keuangan kementrian/lembaga, bagian

anggaran akuntansi pembiayaan dan perhitungan dan unit khusus

lain yang berkedudukan sebagai pengguna anggaran.


13

Subdirektorat AP mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi dan

koordinasi akuntansi atas kegiatan anggaran, kas umum negara,

dan pos-pos khusus neraca.

Subdirektorat KPK mempunyai tugas mengkonsolidasikan seluruh

laporan kementerian/lembaga dan Bendahara Umum Negara

secara berkala, menyusun laporan keuangan pemerintah pusat dan

Rancangan Undang-Undang Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBN.

Subdirektorat SALK mempunyai tugas menyusun statistik keuangan

pemerintah dan melaksanakan analisis laporan keuangan

pemerintah.

Subbagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha

dan rumah tangga Direktorat.

C. Kegiatan Umum Perusahaan

Kegiatan umum yang berlangsung di tempat PKL adalah kegiatan

yang sesuai dengan direktorat yang saya tempati yang mengurusi tentang

akuntansi dan pelaporan keuangan. Pekerjaan dititik beratkan pada

proses penyusunan LKPP sehingga dapat dilakukan secara tepat waktu,

akurat dan memenuhi standar kualitas penyajian laporan keuangan.

Hal-hal yang berkaitan dengan LKPP antara lain:

Diterbitkan setiap tahun, dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2004
14

sejak Indonesia merdeka sebagai bentuk pertanggungjawaban

keuangan pemerintah.

Terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, Neraca

dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Merupakan konsolidasi laporan keuangan Kementerian

Negara/Lembaga yang disusun dengan berdasarkan praktik terbaik

internasional (best practice) dalam pengelolaan keuangan Negara.

Point of departure dalam penegakan prinsip-prinsip tata kelola

keuangan yang baik (good public governance).

Peran Direktorat APK dalam Penyusunan LKPP

Koordinasi dan konsolidasi laporan keuangan Kementerian

Negara/Lembaga.

Memberikan asistensi dalam penyelenggaraan akuntansi dan

pelaporan keuangan bagi Kementerian Negara/Lembaga dan

Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai