Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 1

OTITIS MEDIA SUPURATIF


KRONIK

Gratsia Uluk
Marianus A.Geor
Adriana C.bria
Hilarius Amtonis
Gersiana Tabesi
Kristiani arkian
Priskus Fanu
PENGERTIAN
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi
kronis pada telinga tengah dengan perforasi
membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus
menerus atau hilang timbul, sekret dapat encer atau
kental, bening atau berupa nanah.
KLASIFIKASI
(1) OMSK tipe aman (tipe mukosa= tipe
benigna) dan
(2) OMSK tipe bahaya (tipe tulang= tipe
maligna).
Proses peradangan pada OMSK tipe man
terbatas pada mukosa saja, dan biasanya
tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di
sentral dan tidak terdapat kolesteatoma.
OMSK tipe bahaya letak perforasinya di
marginal atau atik.
ETIOLOGI
Penyebab OMSK antara lain :
1. Lingkungan
2. Genetik
3. Otitis media sebelumnya.
4. Infeksi
5. Infeksi saluran nafas atas
6. Autoimun
7. Alergi
8. Gangguan fungsi tuba eustac
PATOFISOLOGI
 Terjadi akibat terganggunya faktor
pertahanan tubuh yang bertugas menjaga
kesterilan telinga tengah. Otitis media
sering diawali dengan infeksi pada saluran
napas seperti radang tenggorokan atau
pilek yang menyebar ke telinga tengah
lewat saluran Eustachius
lanjutan
Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam
telinga tengah. Selain itu pembengkakan
jaringan sekitar saluran Eustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel
di telinga tengah terkumpul di belakang
gendang telinga. Jika lendir dan nanah
bertambah banyak, pendengaran dapat
terganggu karena gendang telinga dan
tulang-tulang kecil penghubung gendang
telinga dengan organ pendengaran di
telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.
GEJALA KLINIS

1. Telinga Berair (Otorrhoe)


2. Gangguan Pendengaran
3. Otalgia (Nyeri Telinga)
4. Vertigo
5. Adanya tanda/gejala peradangan
telinga tengah,
Diagnosis OMSK dapat ditegakkan dengan:

1.  Anamnesis (history-taking)


Penyakit telinga kronis ini biasanya
terjadi perlahan-lahan dan penderita
seringkali datang dengan gejala-gejala
penyakit yang su
2.  Pemeriksaan otoskopi
Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan
adanya dan letak perforasi.dah lengkap
LNJTN

3.  Pemeriksaan audiologi


Evaluasi audiometri, pembuatan audiogram
nada murni untuk menilai hantaran tulang
4.  Pemeriksaan radiologi
Radiologi konvensional, foto polos
radiologi, berguna untuk menilai kasus
kolesteatoma, sedangkan pemeriksaan CT
scan dapat lebih efektif menunjukkan
anatomi tulang temporal dan kolesteatoma.
PENATALAKSANAAN

Prinsip pengobatan OMSK adalah :


1.Membersihkan liang telinga dan kavum
timpani.
2.Pemberian antibiotika : - topikal
antibiotik ( antimikroba)
sistemik.
Kesimpulan
a. Otitis Media Akut merupakan peradangan
pada telinga tengah (auris media) yang
biasanya terjadi pada anak akibat komplikasi
infeksi virus atau bakteri pada faring.

b.Dalam kasus di scenario, pada awalnya


pasien mengalami infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA) dan tonsillitis. Akan tetapi, karena
terjadi perluasan infeksi didaerah auris media,
maka pasien juga mengalami otitis media akut
lnjtn
c. Otitis media akut (OMA) yang tidak
diobati secara tuntas dapat berlanjut
menjadi Otitis Media Supuratif Kronik
yang ditandai dengan adanya perforasi
pada membran tympani.

d.pengobatan secara medikamentosa dan


konservatif yang berupa pemberian
antibiotic yang adekuat dan timpanoplasti.
PENCEGAHAN
1 pencegahan ISPA pada bayi dan anak-
anak
2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan
3. penghindaran pemberian susu di botol
saat anak berbaring,
4. dan penghindaran pajanan terhadap asap
rokok
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Taufik. 2009. Otitis Media Akut.
http://library.usu.ac.id (10 September 2009)
Chandrasoma, Parakrama, Clive R.Taylor. 2005. Ringkasan
Patologi Anatomi. Dewi Asih Mahanani dkk (eds). Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 441-443
Djaafar, Z.A., Helmi, dan Restuti, R. 2007. Kelainan Telinga
Tengah, dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher. Eds. Soepardi, E.A., Iskandar,
N., Bashiruddin, J., Resturi, R.D. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. pp: 64-77
Dorland, W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Huriawati
Hartanto dkk (eds). Edisi 29. Jakarta: EGC, hal : 2386
@

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 1
    Shanty ULuk
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 1
    Shanty ULuk
    Belum ada peringkat
  • MIOPIA
    MIOPIA
    Dokumen15 halaman
    MIOPIA
    Shanty ULuk
    Belum ada peringkat
  • MIOPIA
    MIOPIA
    Dokumen15 halaman
    MIOPIA
    Shanty ULuk
    Belum ada peringkat