Anda di halaman 1dari 33

Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara str

uktural
berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hija
u biru yang
memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya
mempunyai
sel eukariotik.
Kenapa dinamakan sel prokariotik dan eukariotik? Apa perbedaannya? Mari kita pel
ajari.
Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro ya
ng berarti
sebelum dan karyon yang artinya kernel atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik ti
dak
memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang
disebut
nukleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan ba
gian sel
lainnya.
Sedangkan sel eukariotik, eu berarti sebenarnya dan karyon berarti nukleus. Eukario
tik
mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung
nukleus.

Gbr. Penampang Sel Eukariotik


Gbr. Penampang Sel Prokariotik
Lebih lengkap perbedaan antara sel perokariotik dan eukariotik, kita lihat pada
tabel
berikut:
Struktur Prokariotik Eukariotik
Membran nukleus -+
Membran plastida -+
Nukleus -+
Nukleolus -+
Plastida -+/-
Mitokondria -+
Badan golgi -+
Kromosom + (tunggal) + (ganda)
DNA + (telanjang) + (dengan protein)
RNA + +
Histon -+
Pigmen + +
Pembelahan amitosis Mitosis/meiosis
Anatomi, Fisiologi Dan Reproduksi Sel
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kat
a "sel" itu
sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke tahun 1665 yang berarti "kotak-kotak koson
g", setelah
ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Proto
plasma.
Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johanne
s Purkinje
protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma.
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang
peranan penting dalam sel, Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel
(Omnis
Cellula E Cellula).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma), Yaitu selaput atau membran sel yang terletak pa
ling luar
yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau L
ipid dan
senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dar
i luar ke dalam
urutannya adalah: Protein -Lipid -Protein Trilaminer Layer.Lemak bersifat Hidrof
obik (tidak
larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dal am air); oleh
karena itu selaput
plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Sel
ektif
permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungs
i dari selaput
plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel ya
ng lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktu
r lagi yang
letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding se
l tersusun dari
dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongg
a yang
dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat sep
erti
Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu pada dinding sel tum
buhan kadangkadang
terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran
Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi sar
af pada
hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel, Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma k
husus untuk
cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang pa
dat dan
memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma a
dalah air
(90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya re
aksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersi
fat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
3. Perbedaan Struktur Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.), Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermu
ara di inti
sel. Dikenal dua jenis RE yaitu :
RE. Granuler (Rough E.R)
RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
Struktur R.E.
hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma),
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan
kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupa
kan organel
sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat
sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House), Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempuny
ai dua lapis
membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista. Fungsi mitokondri
a adalah
sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena i
tu
mitokondria diberi julukan "The Power House".
d. Lisosom, Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim
pencernaan
seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym.
e.
Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom), Organel ini dihubungkan dengan fungsi
ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya
biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi,
misalnya
ginjal.
J. Sentrosom
(Sentriol), Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel
(Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis
dan
meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :

1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan
sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel), Beberapa ahli tidak mesmasukkan vakuola sebagai organel
sel. Benda
ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola
dengan
sitoplasma disebut Tonoplas.
Vakuola berisi :
garam-garam organik
glikosida
tanin (zat penyamak)
minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada
jahe)
alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
enzim
butir-butir pati
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontrakt
il.
i. Mikrotubulus, Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahanka
n bentuk sel
dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung
pembelahan
Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen, Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari kompo
nen utamanya
yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam
pergerakan sel.
k. Peroksisom
(Badan Mikro, Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa
berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katala
se (banyak
disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
Selapue Inti (Karioteka)
Nukleoplasma (Kariolimfa)
Kromatin / Kromosom
Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di
dalam inti sel
terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik
Sejak ditemukannya mikroskop elektron para ahli biologi mulai berhasil mengident
ifikasi
struktur internal dari berbagai macam sel. Berdasarkan hasil pengamatannya, para
ahli
menggolongkan sel menjadi dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik
.
Penggolongan ini didasarkan atas ukuran dan struktur intemal atau kandungan orga
nel selnya. Sel
prokariotik memiliki struktur yang sederhana,. misalnya bakteri, ganggang hijau-
biru, dan
mikoplasma. Sedangkan, sel eukariotik memiliki struktur yang lebih kompleks, mis
alnya protista,
fungi, tumbuhan, dan hewan.
1. Struktur Sel Prokariotik
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria (bakteri mode
rn /
bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukur
an sel
prokariotik berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariotik yang diwaki
li oleh bakteri
berturut-turut mulai dari luar ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom
, sitoplasma,
ribosom dan materi inti (DNA dan RNA). Dinding sel bakteri berfungsi untuk menah
an tekanan
osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah akibat masuknya air kedalam s
el, dinding sel
bakteri tersusun atas peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan se
bagai dasar
penggolongan bakteri menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan bakte
ri gram
negative. Pada bajteri gram positif, hamper 90% komponen dinding selnya tersusun
atas
peptidoglikan, sedangkan pada bakteri gram negative berkisar antara 5 20%.
Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan pengangk
utan
larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan fosforilasi oksidatil
; pada bakteri aerob
berperan dalam pengeluaran enzim hidrolitik; sebagai tempat enzim dan molekul pe
mbawa yang
berfungsi dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput.
Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein. Mem
bran sel
bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan mesosom. Pada
beberapa
bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada sianobakteri, mes
osom
berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen fotosintesis.
Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 -30.000 ribosom yang tersusun a
tas
RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik
tersusun atas
sub unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg). Pada
saat proses
transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam sito
plasma juga
terdapat molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia di d
alam
sitoplasma. Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam bentuk g
ranulagranula
tidak larut air. Materi genetik sel prokariotik membentuk suatu struktur yang di
namakan
nukleoid, merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti dengan sitoplasma tidak
terdapat
pembatas atau tidak memiliki membrane inti. Sel prokariotik mengandung sejumlah
kecil DNA
dengan total panjang antara 0,25 mm sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 3000 pr
otein.
2. Struktur Sel Eukariotik
Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi seluler.
Sel
eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum
endoplasma,
ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria, mikrotubulus dan mik
ro filamen.
Organelorganel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup sel
tersebut. Setiap organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda - beda.
Berikut ini akan diuraikan tentang struktur dan fungsi :
a. Membran Sel
Sel memiliki struktur khusus yang berfungsi untuk memisahkan isi sel dengan ling
kungan
luarnya, struktur ini dinamakan membrane plasma atau membran sel. Membran plasma
ini
memiliki ketebalan antara 5 sampai 10 nm (nanometer), oleh karena itu hanya dapa
t dilihat
dengan mikroskop elektron. Membran sel memiliki beberapa fungsi, antara lain yai
tu:
1) Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, mis
alnya
retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom.
2) Menyediakan selaput atau penghalang yang bersifat selektif permeabel. Membran
sel
berfungsi untuk menyaring masuknya zat-zat ke dalam sel sehingga tidak semua zat
dapat
menembus membran sel.
3) Sebagai sarana transpor larutan dari dan ke dalam sel. Membran sel berfungsi
dalam
membantu memasukkan dan mengeluarkan senyawa senyawa tertentu dari dan ke dalam
sel.
4) Merespons terhadap sinyal dari luar. Pada membran sel terdapat protein integr
al yang
berfungsi sebagai reseptor untuk menerima sinyal dari lingkungan sel.
5) Untuk interaksi interseluler. Protein -protein membran sel dan glikoprotein s
ebagai perantara
sel untuk berinteraksi dengan sel lain atau dengan lingkungan luarnya.
6) Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa reaksi kimia dikatalisis oleh protein i
ntegral membran
yang berfungsi sebagai katalisator.
7) Untuk transduksi energi. Membran dalam (inner membrane) kloroplas berfungsi u
ntuk
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam proses fotosintesis.

Semua membran sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu lemak (lipid) dan prote
in
yang terikat secara non kovalen dan tersusun dalam suatu struktur yang menyerupa
i lembaran.
Lembaran tersebut tersusun atas dua lapisan lemak yang dinamakan lipid bilayer.
sedangkan
protein terletak di antara lemak atau di permukaan lapisan lipid bilayer. Perban
dingan jumlah,
antara lemak dan protein bervariasi, tergantung dari jenis membran sel, misalnya
membran
retikulum endoplasma berbeda dengan membran Golgi, jenis organisme, misalnya mem
bran sel
tumbuhan berbeda dengan membran sel hewan dan jenis sel, misalnya membran sel tu
lang
berbeda dengan sel hati. Karbohidrat terikat secara kovalen, baik dengan lemak m
aupun protein.
Karbohidrat yang terikat dengan lemak dinamakan glikolipid, sedangkan yang terik
at
dengan protein dinamakan glikoprotein. Baik glikolipid maupun glikoprotein berfu
ngsi sebagai
media interaksi dengan sel lainnya. sekitar 2 -10 ppersen glikolrotein membangun
membran
plasma, tergantung dari tipe sel dun spesies. Fungsi glikolipid masih belum bany
ak diketahui,
tetapi diduga berhubungan dengan tempat melekatnya beberapa mikroorganisme infek
tif.
Kolesterol pada membran plasma hanya dijumpai pada sel hewan dan sekitar 50% dar
i lemak
membran terdiri atas kolesterol. Fungsi kolesterol pada membrane berhubungan den
gan rigiditas
atau kekakuan membran. Protein yang menyusun membran plasma tersusun atas lebih
dari 50
jenis protein yang berbeda. Jenis-jenis tersebut terletak dengan orientasi terte
ntu pada lipid
bilayer. Protein membran dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Protein integral, Protein ini menembus lipid bilayer sehingga memiliki dua pe
rmukaan, yaitu
permukaan yang mengarah ke lingkungan luar sel dan yang menghadap ke dalam sitop
lasma
2) Protein perifer, Protein ini terdapat pada permukaan luar lipid bilayer atau
pada permukaan
dalam-lipid bilayer. Ikatan antara protein perifer dengan lipid bilayer adalah n
on kovalen.
3) Protein yang terikat lipid membran, Protein ini terikat secara kovalen dengan
lipid bilayer
dan terletak pada permukaan luar dari lipid bilayer.
b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh membrane plasma. sitoplasma
mengandung gula, asam amino, lemak,ion-ion dan senyawa kimia lain yang digunakan
untuk
metabolisme sel. Di dalam sitoplasma terdapat membran intrasel yang membungkus o
rganel sel,
misalnya membran yang membungkus mitokrondria, kloroplas, lisosom, peroksisom, r
etikulum
endoplasma, dan badan Golgi. Bagian sitoplasma yang berada di antara organel din
amakan
sitosol. Volume sitosol lebih kurang 50% dari volume sel. Di dalam sitosol juga
terdapat protein
dan enzim-enzim untuk reaksi kimia.
c. Mitokondria
http://www.modares.ac.ir/elearning/Dalimi/Proto/Lectures/week2/mitochondrion2.gi
f
Ukuran mitokondria bervariasi, tetapi rata-rata ukuran diameternya antara 0,2 -0
,7
mikrometer (pm) dan panjangnya antara 1 -4 mikrometer. Ukuran mitokondria ini ha
mpir sama
dengan ukuran bakteri yang menunjukkan salah satu bukti evolusi bahwa mitokondri
a merupakan
bakteri yang bersimbiosis dengan sel eukoriotik. Bentuk mitokondria bervariasi,
tergantung dari
jenis selnya, misalnya pada sel-sel awal embrio, bentuk mitokondrianya bulat ata
u oval,
sedangkan pada sel-sel lain bentuknya seperti gelendong dan ada juga yang berben
tuk pipa.
Karena ukurannya yang relatif besat mitokondria dapat terlihat cukup jelas di ba
wah mikroskop
cahaya. Pada umumnya, mitokondria tersebar secara acak di dalam sel dan cenderun
g berkumpul
pada bagian sel yang banyak memerlukan energi, misalnya di sekitar gelendong pem
belahan,
atau di sekitar memmbran yang melakukan endositosis. Jumlah mitokondria di dalam
sel
bervariasi tergantung dari jenis sel, spesies organisme, dan keadaan fisiologi s
el. Selsel yang
metabolismenya aktif banyak mengandung mitokondria dibandingkan sel-sel yang tid
ak aktif.
Mitokondria memiliki kelenturan yang tinggi sehingga bentuknya dapat berubah-uba
h dari
waktu ke waktu. Selain itu, mitokondria mampu bergerak atau berpindah dari satu
tempat ke
tempat lain dalam sitoplasma. Bagian-bagian utama mitokondria dibedakan menjadi
dua, yaitu
bagian selaput atau membran dan bagian matriks. Membran mitokondria ada dua yait
u membran
luar dan membran dalam. Antara membran dalam dan membran luar terdapat ruang
antarmembran yang berisi berbagai macam enzim. Membran luar mitokondria lebih ti
pis dari
pada membrane dalam yaitu kurang dari 6 nanometer, sedangkan membran dalam beruk
uran
antara 6 -8 nanometer. Membran dalam mitokondria membentuk juluran-juluran ke ar
ah matrik
sehingga memperluas permukaan dalamnva. Iuluran membran ke arah matriks ini dina
makan
tristae. Matriks mitokondria merupakan bagian mitokondria yang menyerupai gel. D
i dalam
matriks mitokondria terdapat ribosom, DNA, RNA dan beberapa protein yang larut d
alam air
serta filamen, dan granul. Pada membran dalam (inner membrane) mitokondria terda
pat
beberapa jenis protein yang terlibat dalam proses pembentukan ATP. Di dalam sel,
ATP
merupakan molekul berenergi tinggi yang akan digunakan untuk metobolisme sel. Se
lain
berfungsi menghasilkan energi dalam bentuk ATP, mitokondria juga berfungsi sebag
ai tempat
penyimpanan ion kalsium di dalam sel. Ion-ion ini disimpan dalam suatu badan khu
sus yang
dinamakan granul. Mitokondria di dalam sel mampu menggandakan diri, sehingga jum
lahnya
dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan energi sel.
d. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membran yang sangat berlipat-lipat
membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen RE dengan si
tosol hanya
dipisahkan oleh selapis membran sehingga memudahkan terjadinya pertukaran zat an
tara lumen
RE dengan sitosol. Berdasarkan ada tidaknya ribosom yang menempel pada permukaan
luar
membran, RE dibedakan menjadi dua, yaitu Retikulum Endoplasma Halus (Smooth Endo
plasmic
Reticulumi /SER) dan Retikulum Endoplasma Kasar(Rough Endoplasmic Reticulum / RE
R).
Pada RER permukaan luar membrannya banyak ditempeli oleh ribosom.sebaliknya pada
SER
permukaan luar membrannya tidak ditempeli oleh ribosom. RER banyak dijumpai pada
sel-sel
yang aktif mensekresikan protein misalnya sel sel pancreas, kelenjar ludah, dan
kelenjar
lainnya.
Protein yang dihasilkan dari RER antara lain adalah protein yang disekresikan ke
luar sel,
protein integral membran, protein-protein khusus di dalam organel, seperti prote
in di dalam
Golgi, lisosom, endosom, dan vakuola, makanan pada sel tumbuhan. SER banyak dite
mukan
pada otot rangka, tubulus ginjal, dan kelenjar endokrin yang mensekresikan hormo
n steroid.
gambar:Re hewan.jpg
SER mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
Sintesis hormon steroid pada sel-sel kelenjar endokrin pada gonad dan adrenal.
Detoksifikasi di dalam hati yang melibatkan beberapa molekul penting di dalam se
l hati.
Melepaskan glukosa dari glukosa-6-fosfat di dalam sel-sel hati.
Sebagai tempat melekatnya granul-granul yang berisi glikogen pada sel-sel hati.
Tempat menyimpan ion-ion kalsium di dalam sisterna yang akan dikeluarkan jika ad
a
rangsangan yang menyebabkan pengeluaran ion kalsium, misalnva kontraksi otot.
e. Aparatus Golgi atau Kompleks Golgi.
Aparatus Golgi (AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh Camilio Golg
i
tahun 1898 di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada semua sel tumb
uhan dan sel
hewan.
Organel ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing dibatasi ol
eh
selapis membian. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak bahwa AG tersusun
atas
tiga bentukan membran, yaitu:
1) kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus, kantung kantung pip
ih tersebut
tersusun bertumpuk membentuk diktiosom,
2) vesikel-vesikel kecil berdiameter kurang lebih 50 mikrometer yang terletak pa
da sisi yang
berbatasan dengan RE, vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau vesikel perali
han, fungsi
vesikel adalah membawa protein dan lipid dari RE ke AG dan dari sakulus satu ke
sakulus
lainnya,
3) vesikel besar yang terletak pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma,
vesikel ini
dinamakan vesikel sekretori,vesikel sekretori adalah membawa protein atau lipid
yang telah
mengalami Pemrosesan di dalam lumen sakulus.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa AG tidak hanya berfungsi sebagai alai tran
sport
materi ke luar sel. Akan tetapi banyak reaksi yang berlangsung di dalam lumen AG
, antara lain
proses biosintesis-glikoprotein dan glikolipid yang dikatalisis oleh enzim gliko
sil transferase,
kedua proses ini sering dinamakan glikosilasi. Di dalam AG juga terjadi proses p
enambaKan
gugus sulfat pada karbohidrat yang dikatalisis oleh enzim sulfat tansferase. Sei
ain itu, di dalam
lumen AG terjadi proses sintesis proteoglikan yang merupakan komponen matriks ek
stra sel.
Pada sel tumbuhan yang sedang membelah, AG berperanan dalam pembentukan komponen
dinding sel yang baru. Molekul-molekul protein dan lipid yang telah mengalami mo
difikasi
kimiawi di dalam lumen AG akan di packing oleh membran Golgi dan ditransfer dala
m bentuk
vesikel. Ada tiga macam protein yang dihasilkan oleh Golgi, antara lain:
1) protein membran inti, membran plasma dan protein membran organel
2) protein sekretori yang disimpan dalam bentuk vesikel
3) protein enzim yang disimpan dalam vesikel (lisosom)
f. Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh De Duve di dalam serpihan se
lsel
hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim hidrolitik. Selama
masih
terbungkus membran, enzim hidrolitik bersifat stabil. Terdapat lebih kurang 40 m
acam enzim
hidrolitik yang ditemukan di dalam lisosom. Enzim-enzim tersebut meliputi protea
se,nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase dan sulfatase. Enzim enzim tersebut
hanya akan dapat
bekerja optimal pada pH sekitar 5.membran lisosom mengandung protein transfer un
tuk
membawa hasil pencernaan ke sitosol. Membran lisosom tidak akan tercerna oleh en
zim yang
dikandungnya sendiri karena kandungan karbohidrat yang tinggi pada membrannya.
Lisosom tergolong organel yang polimorfik karena memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Ada empat macam bentuk lisosom, yaitu satu macam lisosom primer dan
tiga macam
lisosom sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk dari AG dan
belum
berfusi (bergabung) dengan materi yang akan dicerna. Lisosom sekunder ada tiga m
acam,yaiitu:
(1) heterofagosom, merupakan gabungan antara lisosom primer dengan fagosom,
(2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,
( 3) badan residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna
Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna oleh
lisosom dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari
luar sel masuk ke
dalam sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra sel selal
u terjadi di dalam
lisosom, enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam lisosom sehinggan pen
cernaan
berlangsung optimal. Akan tetapi, jika membran lisosom pecah, maka enzim hidroli
tik pada
lisosom akan keluar dan mencerna sel itu sendiri.
Beberapa peran lisosom antara lain adalah:
1) perombakan organel sel yang telah tua
2) proses metamoifosis pada katak, misalnya menyusutnya ekor pada berudu karena
dicerna oleh
enzim katepsin di dalam lisosom
3) pemulihan ukuran uterus setelah kehamilan
4) proses fertiliasi, dimana bagian kepala sperma yang dinamakan akrosom mengand
ung enzim
hialuronidase untuk mencerna zona pelusida pada sel telur.
Hasil pencernaan lisosom, seperti asam amino, glukosa dan nukleotida mampu menem
bus
membran lisosom menuju sitosol. Membran lisosom selanjutnya akan dikembalikan me
nuju
membran plasma melalui proses eksositosis. pencernaan bagian -bagian sel yang te
lah tua
dinamakan autofagi.

g. Badan Mikro
1) Peroksisom
Organel ini ditemukan pada sel hewan, sel tumbuhan tertentu maupun sel ragi. Per
oksisom
pertama kali ditemukan oleh De Duve dan kawan-kawannya pada tahun 1965 di dalam
sel-sel
hati. Di dalam peroksisom ditemukan beberapa macam enzim oksidase dan enzim kata
lase. Oleh
karena enzim -enzim ini berperan dalam pembentukan katalase. oleh karena enzim -
enzim ini
berperan dalam pembentukan dan pembongkaran hidrogen peroksida(H2O2) , maka orga
nel
tersebut dinamakan peroksisom.Pada sel tumbuhan, fungsi organel ini berkaitan de
ngan siklus
glioksilat sehingga dinamakan glioksisom. Di dalam sel, peroksisom berbentuk bul
at telur dengan
diameter kurang lebih antara 0,5 -0,7 mikrometer, hanya dibungkus oleh selapis m
embran.
Jumlah peroksisom untuk tiap sel bervariasi antara 70-700. Peroksisom memiliki k
emampuan
untuk membelah diri sehingga dapat membentuk peroksisom anak. Protein dan lipid
yang
diperlukan ditransfer dari sitosol. Selain berfungsi untuk pembentukan dan perom
bakan H2O,
menjadi substrat organik dan H2O, peroksisom juga berfungsi untuk merombak asam
lemak yang
tersimpan dalam biji menjadi glukosa untuk proses perkecambahan.
2) Glioksisom
Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan. Diamete
r
glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Sedangkan peroksisom merupakan bada
n mikro
yang ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Glioksisom banyak ditemu
kan pada
biji-bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam lemak untuk pembentukan
energi
dalam Proses perkecambahan.
Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan adalah
perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau disebut
glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A selanjutnya berubah m
enjadi
oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk akan diubah menj
adi glukosa
melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di dalam glioksisom.
h.Ribosom
Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembran yang ditemukan pada semua
sel,
baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik , organel ini terdapat p
ada sitoplasma,
menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma, didalam metriks mitokondria d
an
didalam stroma kloroplas.
Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn sub unit kecil. Kedu
a sub unit ini
akan berfusi jika proses trnaslasi berlangsung.Sub unit ribosom dinyatakan denga
n satuan S
(Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini menunjukkan kecepatan penge
ndapan
pada saat sub unit tersebut disentrifugasi, misalnya sub unit kecil dan sub unit
besar ribosom pada eukariotik adalah 40S dan 60s. Komponen penyusun besar riboso
m terdiri
atas protein ribosom dan ARN ribosom (ARN-r). Protein ribosom disintesis oleh be
bas yang
terdapat di dalam sitoplasma, sedangkan ARN-r ditranskripsi di dalam anak inti (
nukleous).
Organel ini merupakan tempat berlangsungnya penerjemahan (translasi) kodon (kode
genetik) yang dibawa ARN-duta (ARN-d). Hasil translasi ini adalah polipeptida. P
olipeptida hasil
translasi pada RER akan dikirim dan diolah di dalam AG menjadi protein membran,
dan enzim
lisosom, atau disekresikan ke luar sel melalui vesikel. Sedangkan polipeptida
hasil translasi pada ribosom bebas dikirim ke mitokondria, sebagai enzim peroksi
som, atau
sebagai protein ribosom.
i. Sitoskeleton
Di dalam sitosol juga ditemukan adanya sitoskeleton yang tersusun atas mikrotubu
lus,
mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong ben
tuk sel dan
memungkin terjadinya gerakan-gerakan organel di dalam sitoplasma. Mikrotubulus a
da yang
Ietaknya terbenam di dalam sitosol, dinamakan mikrotubulus sitoplasmik dan ada j
uga yang
berfungsi sebagai penyusun organel , sepe'rti silia, flagela, dan sentriol. Mikr
ofilamen merupakan
protein kontraktil yang berfungsi untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya
aliran
sitoplasma di dalam sel tumbuhan dan gerak amoeboid pada leukosit.
1. Mikrotubulus
Mikrotubulus tersusun atas molekul protein tubulin. Ada dua jenis protein tubuli
n penyusun
tubulin, yaitu tubulin a dan tubulin ß. Setiap mikrotubulus tersusun atas 13 proto
filamen yang
tersusun paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam mikrotubulus di dalam s
el yang
dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus stabil dan mikrotubulus labil.
Contoh mikrotulus
stabil adalah pembentuk silia dan flagela. Sedangkan mikrotubulus labil contohnv
a mikrotubulus
pembentuk gelendong pembelahan.
Mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang menetuk
an
bentuk sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini berbentuk s
erabut tunggal
dengan diameter lebih kurang 25 nanometer. Beberapa organel yang tersusun dari m
ikrotubulus
adalah sentriol, silia dan flagella.
2. Mikrofilamen
Mikrofilamen biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane plasma. Pa
njang
mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 µm. Mikrofilamen tersusun
atas protein,
terutama aktin dan miosin. Hampir semua jenis sel hewan mengandung aktin. Aktin
dan miosin
banyak ditemukan terutama pada sel otot, dengan komposisi miosin yang lebih sedi
kit
dibandingkan aktin. Kedua jenis protein ini berperan untuk pergerakan, misalnya
aliran
sitoplasma pada sel tumbuhan (siklosis), dan gerak amoeboid pada Protozoa.
3. Filamen lntermediet
Filamen intermediet memiliki diameter antara 8-10 pm, berbentuk pembuluh, tersus
un atas
4-5 protofilamen yang tersusun melingkar, bersifat liat, stabil, dan tersusun at
as protein fibrosa.
Sebagaian besar filamen intermediet berfungsi untuk menyokong sel dan inti sel.
Letak filamen
inibiasanya terpusat disekitar inti. Pada sel epitel, filamen intermediet memben
tuk anyaman yang
berfungsi untuk menahan tekanan dari luar. Contoh filamen entermediet antara lai
n adalah kertin,
vimentin, neurofilamen, lamina nuclear, dan keratin.
j. Inti Sel (Nucleus)
http://www.biokurs.de/skripten/bilder/NUKLEUS.jpg

gambar:NUKLEUS.jpg
Pada sel eukariotik, materi intinya telah diselubungi oleh suatu membran dan mem
bentuk
struktur inti sel atau nukleus. Bagian bagian yang menyusun inti sel antara lain
adalah membran
inti, pori membran,matriks inti sel (matriks), kromatin atau kromosom, dan anak
inti (nukleolus).
Pada umumnya, inti sel berbentuk bulat, tetapi ada juga yang bentuknya seperti g
elendong.
Sel eukariotik umumnya memiliki satu inti sel, tetapi ada juga beberapa jenis se
l yang memiliki
inti lebih dari satu.
Berikut ini uraian tentang bagian-bagian penyusun inti sel.
1) Membran inti
Membran inti terdiri atas dua lapis, yaitu membran luar (membran sitosolik) dan
membran
dalam (membran nukleo-plasmik). Di antara kedua membran tersebut terdapat ruanga
n antar
membran (perinuklear space) selebar 10 -15 nm. Membran luar inti bertautan denga
n membran
ER. Pada membran inti juga terdapat enzim-enzim seperti yang terdapat pada membr
an ER,
misalnya sitokrom, transferase, dan glukosa-6-fosfatase. Permukaan luar membran
inti juga
berikatan dengan filamen intermediet yang menghubungkannya dengan membran plasma
sehingga inti terpancang pada suatu tempat di dalam sel.
2) Pori Membran Inti
Pada membran inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan antara membran lu
ar dan
membran dalam inti. Diameter pori berkisar antara 40 -100 nm. Jumlah pori membra
n inti
bervariasi tergantung dari jenis sel dan kondisi fisiologi sel. Fungsi pori memb
rane inti ini, antara
lain sebagai jalan keluar atau masuknya senyawa senyawa dari inti dan menuju int
i, misalnya
tempat keluarnya ARN duta dan protein ribosom. Pori membran inti dikelilingi ole
h bentukan
semacam cincin (anulus) yang bersama-sama dengan pori membentuk kompleks pori. B
agian
dalam cincin membentuk tonjolan-tonjolan ke arah lumen pori. Pada bagian tengah
pori terdapat
sumbat tengah (central plug).
3) Matriks Inti (nukleoplasma)
Komponen utama dari matriks inti adalah protein vang kebanyakan berupa enzim dan
sebagian adalah protein structural inti. Matriks inti diduga ikut berperan dalam
proses proses
pada materi inti, misalnya transkripsi, replikasi DNA, dan proses proses lainva d
i dalam inti.
4) Materi Genetik
Bagian utama dari sebuah inti sel adalah materi genetik. Semua aktivitas di dala
m sel
dikendalikan oleh materi genetik. Pada waktu interfase, materi genetik dinamakan
kromatin.
Benang benang kromatin ini akan mengalami pemampatan (kondensasi) pada saat sel
akan
membelah. Kromatin yang mengalami kondensasi ini dinamakan kromosom. Hasil anali
sis kimia
menunjukkan, bahwa kromatin tersusun atas DNA, RNA, protein histon dan protein n
onhiston.
5) Anak Inti (Nukleolus)
Nukleolus banyak ditemukan pada sel-sel yang aktivitas . sintesis proteinnya ti
nggi, misalnya
pada neuron, oosit, dan kelenjar. Di dalam inti, nukleolus tampak sebagai suatu
struktur yang
merupakan tempat pembentukan dan penyimpanan prekusor ribosom dan pembentukan su
b unit
ribosom. Selain itu, struktur ini merupakan tempat terjadinya proses transkripsi
gen ARN
ribosom (ARN-r).
k. Sentriol
Sentriol merupakan organel sel berbentuk silindris dengan diameter lebih kurang
2 pm
(mikrometer) dan panjang lebih kurang 4 ptm. Di dalam setiap sel mengandung sepa
sang sentriol
yang letaknya saling tegak lurus dekat inti sel. sentriol berfungsi sebagai baha
n pembentuk sillia
dan flagella , persis dengan sentriol. Jadi, selain sebagai komponen penyusun se
ntrosom, sentriol
berfungsi sebagai tubuh basalis.
i. Silia dan Flagela
Kedua organel ini berfungsi sebagai alat pergerakan sel yang letaknya berada pad
a
permukaan luar membran sel. Baik silia maupun flagella memiliki struktur yang sa
ma, yaitu
memiliki sumbu yang dinamakan aksonem. Struktur aksonem sangat kompleks karetra
tersusun
atas mikrotubulus dan protein. Jumlah silia pada umumnya banyak, sedangkan jumla
h flagela
hanya satu atau dua. Silia berukuran lebih halus dan lebih pendek dari pada flag
ela. Berbeda
dengan sentriol, silia dan flagella dibungkus oleh membran. Membran silia dan fl
agela
merupakan perluasan dari membran sel.
Contoh sel-sel bersilia adalah lapisan epitel saluran telur (oviduct) pada wanit
a, epitel
saluran sperma (epididimis) pada lakilaki, pada organisme eukariotik uniseluler
misalnya
Paramaecium caudatum. Sedangkan flagela dapat ditemukan pada spermatazoa dan beb
erapa
organisme eukariotik uni seluler misalnya Euglena viridis dan lain-lain.
Diperoleh dari
"http://www.crayonpedia.org/mw/3._Perbedaan_Struktur_Sel_Prokariotik_dan_Sel_Euk
ariotik_11.1"
gambar:NUKLEUS.jpg
Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain:
Retikulum endpla sma, Ribosom, Mitokondria, Badan golgi, Lososom, dll yang akan
kita pelajari
lebih dalam setelah ini.
Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung, butir silikat dan ber
bagai produk
sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting sebagai tempat penampungan produk
sekunder
yang berbentuk cair, sehingga disebut pula cairan sel . Cairan yang mengisi vakuola
berbedabeda,
tergantung letak dan fungsi sel. yang menjadi tempat organel-organel sel.
Nukleus

Gbr. Penampang Sel. Sitoplasma ditunjukkan berwarna pink,

Nukleus ini umumnya paling mencolok pada sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5
µm.
Nukleus memiliki membran yang menyelubunginya yang disebut membran atau selubung
inti.
Membran ini memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.
Membran atau selubung inti merupakan membran ganda. Kedua selubung ini masing-ma
sing
merupakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Membran ini dilubangi oleh
beberapa pori
yang berdiameter sekitar 100 nm. Pada bibir setiap pori membran dalam dan membra
n luar
selubung nukleus menyatu. Pori-pori ini memungkinkan hubungan antara nukleoplasm
a (cairan
inti) dengan sitoplasma (cairan sel).
Selain pori, sisi dalam selubung ini dilapisi lamina nukleus dengan susunan miri
p jaring yang
terdiri dari filamen protein yang mempertahankan bentuk nukleus.
Di dalam nukleus terdapat:
(1). Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (as
am
ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis
dilewatkan
melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk riboso
m.
Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini ta
mpak sebagai
suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel p
ada bagian
kromatin.
(2). Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun dari protein.
(3). Butiran kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada sa
at sel tidak
membelah. Pada saat sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur seper
ti benang
yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam dioksiribonukleat) yang ber
fungsi
menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein.
Membran Sel

Membran sel sering juga disebut membran plasma. Membran sel merupakan bagian pal
ing luar
yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luar
nya masih
terdapat dinding sel atau cell wall).
Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuh
kan 8000
membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohid
rat juga
merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan lipoprotein. Saat
ini model
yang dapat diterima untuk penyusunan molekul-molekultersebut dalam membran ialah
model
mosaik fluida.
Pada 1895, Charles Overton mempostuatkan bahwa membran terbuat dari lipid, berda
sarkan
pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel jauh lebih cepat dar
i pada zat
yang tidak larut dalam lipid. 20 tahun kemudian, membran yang diisolasi dari sel
darah merah
dianalisis secara kimiawi ternyata tersusun atas lipid dan protein, yang sekalig
us membenarkan
postulat dari Overton.
Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar m
embran.
Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekularn
ya.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang berarti bahwa molekul ini mem
iliki daerah
hidrofilik (menykai air) maupun daerah hidrofobik (takut dengan air).
Berdasar struktur tersebut maka membran sel bersifat semi permeable atau selekti
f permeable
yang berfungsi mengatur masuk dan keluarnya zat dari sel.
Plastida
Plastida adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Plastida dapat
dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa. Organel ini hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dik
enal tiga jenis
plastida yaitu:
1). Leukoplas
Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:
Amiloplas (untuk menyimpan amilum)
Elaioplas atau Lipidoplas (untuk menyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2). Kloroplas
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam bat
ang dan sel
daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga matahari unt
uk
mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bag
i
tetumbuhan. Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari
pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai te
mpat
berlangsungnya fotosintesis.
3). Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.
Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran dalam melingkup
i matriks
yang dinamakan stroma. Membran dalam ini terlipat berpasangan yang disebut lamel
a. Secara
berkala lamella ini membesar sehingga membentuk gelembung pipih terbungkus membr
an dan
dinamakan tilakoid. Struktur ini tersusun dalam tumpukan mirip koin. Tumpikan ti
lakoid
dinamakan granum. Pada tilakoid terdapat unit fotosintesis yang berisi molekul p
igmen seperti
klorofil a, klorofil b, karoten, xantofil.

Gbr. Kloroplas (merupakan salah satu jenis plastida pada tumbuhan).


Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid, pigmen hijau dan kuning,
DNA dan
RNA.

Dinding Sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel itu tipis, berlapis-la
pis, dan pada
tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang terbentuk pada saat pembelahan sel teru
tama adalah
pektin, zat yang membuat agar-agar mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel
-sel yang
berdekatan. Setelah pembelahan sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam da
ri serat
selulosa. Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku s
etelah tumbuhan
dewasa. (Sumber: Time Life, 1984).
Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut noktah
. Melalui
noktah ini terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu dengan yang lain yang
disebut
plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu
keluar
masuknya zat.
Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan air atau isi sel terhadap dindin
g sel disebut
tekanan turgor. Dinding sel dan vakuola berperan dalam turgiditas sel.

Gbr. Sel Tumbuhan dengan Dinding Sel diperbesar

Gbr. Model Dinding Sel


Sel hewan
Diagram tiga dimensi sel hewan, termasuk organelnya. Sel manusia berdiameter 10
- 20 µM.
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Se
l hewan
berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memi
liki dinding sel,
dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tid
ak ada. Karena
tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manus
ia adalah salah
satu jenis sel hewan.
Perbedaan Eukariot dan Prokariot :
1. Eukariot mempunyai real nucleus krn materi inti dilingkupi oleh membran inti,
sedang
prokariot tidak mempunyai inti yang sebenarnya, materi inti tersebar dlm sitopla
sma krn tdk
mempunyai membran inti.
2. Eukariot memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak mengandung pasangan b
asa
nukleotida, sehingga harus digulung pada protein histon (ada histonnya), sedang
Prokariot
memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa nukleo
tida,
berbentuk sirkuler.
3. Eukariot memiliki kromosom > 1, sedang Prokariot hanya memiliki kromosom tung
gal.
4. Eukariot memiliki intron dan ekson, sedang Prokariot tidak memiliki intron, h
anya ekson.
5. Eukariot tidak memiliki operon, prokariot ada operon.
6. Pada Eukariot transkripsi terjadi di inti dan translasi terjadi di sitoplasma
. Keduanya tidak
dapat dilakukan secara bersamaan, sedang pada Prokariot transkripsi dan translas
i dapat terjadi
secara simultan.
7. Pada Eukariot transkripsi lebih rumit dikarenakan akses RNA polymerase terhad
ap DNA lebih
lamah akibat DNA dikemas secara kompak dengan protein histon, sedang pada Prokar
iot
transkripsi terjadi lebih sederhana.
8. Pada Eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks, sedang pada Prokar
iot regulasi
sintesis protein lebih sederhana.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080731021632AAsc0ul
Secara umum, sel makhluk hidup dibagi atas dua macam, yaitu prokariotik dan euka
riotik.
Berikut ini perbedaan sel prokariotik dan eukariotik :
A. Sel Prokariotik (Tidak memiliki membran inti)
Memiliki :
1. Dinding sel, membran plasma & sitoplasma
2. Mesosom
3. Ribosom
4. DNA / RNA
5. Tilakoid
6. Plasmid
7. Ukurannya1-10 µm
8. Bentuk nucleoid; tidak punya nucleus nyata
9. Sel membelah secara Binary fission (pembelahan sederhana)
10. Hanya dimiliki oleh makhluk hidup kingdom monera
11. Tidak mengenal sistem intermembran sehingga organel sel tersebar tidak berat
uran
B. Sel Eukariotik (memiliki membran inti)
Memiliki :
1. Dinding sel, membran plasma & sitoplasma
2. Mitokondria
3. Ribosom
4. DNA / RNA
5. Sentriol
6. Retikulum endoplasma
7. Badan Golgi
8. Lisosom
9. Badan Mikro
10. Mokritubulus & mikrofilamen
11. Ukurannya 10-100 µm
12. Bentuk real nucleus dengan double membrane
13. Sel membelah secara Mitosis dan Meiosis
14. Dimiliki oleh makhluk hidup kingdom protista, fungi, plantae dan animalia.
15. Mengenal sistem intermembran sehingga organel tersusun rapi dan teratur

Anda mungkin juga menyukai