Di Susun Oleh :
Junaedi Pratama
200643500072
Teknik Informatika
Melalui makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pembimbing mata kuliah (Dosen) dan semua pihak yang terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang tentunya bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4
A. Pengertian Kriptografi ..................................................................... 4
B. Konsep Penggunaan Kriptografi...................................................... 4
1. Kerahasiaan (Confidentiality).................................................... 4
2. Integritas (Integrity) ................................................................... 4
3. Penghindaran Penolakan (Non-repuditation)............................. 4
4. Autentikasi (Authentication)...................................................... 4
5. Tanda Tangan Data (Data Signature) ........................................ 4
6. Kontrol Akses (Access Control) ................................................ 4
C. Pengertian Fungsi Hash ................................................................... 4
D. Metode yang Digunakan Dalam Fungsi Hash ................................. 6
1. Metode Pembagian..................................................................... 6
2. Metode Perkalian ....................................................................... 6
E. Macam-Macam Fungsi Hash ........................................................... 6
1. Metode Pembagian Bersisa (division-remainder method)......... 6
2. Melipat (folding)........................................................................ 6
3. Transformasi Radiks (radix transformation).............................. 7
4. Pengaturan Ulang Digit Radiks (radix transformation) ............. 7
F. Bentrokan Pada Fungsi Hash ........................................................... 7
1. Kebijakan Resolusi Bentrokan di Luar Table............................ 7
2. Kebijakan Resolusi Bentrokan di Dalam Table......................... 8
a. Linear Probing ..................................................................... 9
b. Quadratic probing / squared probing ................................... 9
c. Double hashing .................................................................... 9
3. Perbandingan antara metode chaining dan open addressing...... 9
4. Metode-Metode Lain ................................................................. 10
a. Coalesced hashing................................................................ 10
b. Perfect hashing..................................................................... 10
c. Probabilistic hashing............................................................ 10
d. Robin Hood hashing ............................................................ 11
G. Pengertian MD5 ............................................................................... 11
H. Langkah-Langkah Pembuatan MD .................................................. 11
1. Penambahan Bit-bit Pengganjal................................................. 11
2. Penambahan Nilai Panjang Pesan .............................................. 11
3. Inisialisai Penyangga MD .......................................................... 11
4. Pengolahan Pesan dalam Blok Berukuran 512 bit..................... 12
I. Cara Kerja MD5............................................................................... 13
J. Proses MD5 dengan Berbagai Macam Masukan ............................. 14
1. Proses MD5 Dengan Masukan Berupa String ........................... 14
2. Proses MD5 Dengan Masukan Berupa File............................... 15
3. Proses MD5 Sebagai Test Suite................................................. 15
K. Analisis Kecepatan MD5 ................................................................. 15
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 16
A. Kesimpulan ...................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keamanan dan kerahasian data pada jaringan komputer saat ini menjadi isu
yang sangat penting dan terus berkembang. Beberapa kasus menyangkut keamanan
jaringan komputer saat ini menjadi suatu pekerjaan yang membutuhkan biaya
penanganan dan pengamanan yang sedemikian besar. Sistem-sistem vital, seperti
sistem pertahanan, sistem perbankan, sistem bandara udara dan sistem-sistem yang
lain setingkat itu, membutuhkan tingkat keamanan yang sedemikian tinggi. Hal ini
lebih disebabkan karena kemajuan bidang jaringan komputer dengan konsep open
system-nya sehingga siapapun, di mananapun dan kapanpun, mempunyai kesempatan
untuk mengakses kawasan-kawasan vital tersebut. Untuk menjaga keamanan dan
kerahasiaan pesan, data, atau informasi dalam suatu jaringan komputer maka
diperlukan beberapa enkripsi guna membuat pesan, data, atau informasi agar tidak
dapat dibaca atau dimengerti oleh sembarang orang, kecuali oleh penerima yang
berhak. Pengamanan pesan, data, atau informasi tersebut selain bertujuan untuk
meningkatkan keamanan, juga berfungsi untuk:
1. Melindungi pesan, data, atau informasi agar tidak dapat dibaca oleh orang-
orang yang tidak berhak.
2. Mencegah agar orang-orang yang tidak berhak, menyisipkan atau
menghapus pesan, data dan atau informasi. Salah satu hal yang penting
dalam komunikasi menggunakan komputer dan dalam jaringan komputer
untuk menjamin kerahasiaan pesan, data, ataupun informasi adalah enkripsi.
Salah satu dari bagian kriptografi adalah fungsi hash satu arah. Fungsi hash satu
arah adalah dimana kita dengan mudah melakukan enkripsi untuk mendapatkan
cipher-nya tetapi sangat sulit untuk mendapatkan plaintext-nya. Salah satu fungsi
hash yang paling banyak digunakan adalah Message Digest 5 (MD-5). MD-5
merupakan fungsi hash satu arah yang diciptakan oleh Ron Rivest pada tahun 1991
untuk menggantikan hashfunction sebelumnya. MD-5 adalah salah satu aplikasi yang
digunakan untuk mengetahui bahwa pesan yang dikirim tidak ada perubahan sewaktu
berada di jaringan. Algoritma MD-5 secara garis besar adalah mengambil pesan yang
mempunyai panjang variabel diubah menjadi ‘sidik jari’ atau ‘intisari pesan’ yang
mempunyai panjang tetap yaitu 128 bit. ‘Sidik jari’ ini tidak dapat dibalik untuk
mendapatkan pesan, dengan kata lain tidak ada orang yang dapat melihat pesan dari
‘sidik jari’ MD-5. Message digest atau intisari pesan harus mempunyai tiga sifat
penting, yaitu :
1. Bila P diketahui, maka MD(P) akan dengan mudah dapat dihitung.
2. Bila MD(P) diketahui, maka tidak mungkin menghitung P.
3. Tidak seorang pun dapat memberi dua pesan yang mempunyai intisari pesan
yang sama. H(M) H(M’) .
Keamanan komputer adalah menjamin data atau informasi tidak dibaca, tidak
dimodifikasi oleh orang lain yang tidak diberi otorisasi. Keamanan sistem dibagi
menjadi tiga bagian :
1. Keamanan Eksternal
Keamanan eksternal berkaitan dengan fasilitas komputer dari penyusup dan
bencana seperti kebakaran atau bencana alam.
2. Keamanan Interface Pamakai
Keamanan interface pemakai yang berkaitan dengan identifikasi pemakai
sebelum pemakai diizinkan mengakses data atau program.
3. Keamanan Internal
Keamanan internal berkaitan dengan beragam kendali yang dibangun pada
perangkat keras dan perangkat lunak yang menjamin operasi yang handal
dan tidak terganngu untuk menjaga integritas data.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang masalah keamanan file yang
dikirim melalui jaringan komputer agar orang yang tidak berhak tidak dapat
membuka ataupun membaca file yang telah dikirim. Beberapa pembahasan tersebut
meliputi :
1. Pengertian kriptografi.
2. Konsep Penggunaan Kriptografi.
3. Pengertian Fungsi Hash.
4. Metode yang Digunakan Dalam Fungsi Hash.
5. Macam-Macam Fungsi Hash.
6. Bentrokan pada Fungsi Hash.
7. Pengertian MD5.
8. Langkah-Langkah Pembuatan MD.
9. Cara Kerja MD5.
10. Proses MD5 dengan Berbagai Macam Masukan.
11. Analisis Kecepatan MD5.
C. Tujuan Penulisan
A. Pengertian Kriptografi
Kriptografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata kryptos yang berarti
tersembunyi dan grafo yang berarti tulis. Kriptografi secara umum adalah ilmu dan
seni untuk menjaga kerahasiaan berita. Selain pengertian tersebut kriptografi juga
merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan
dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integri
tas data, serta autentikasi data.
Kriptografi memungkinkan beberapa operasi atau proses terhadap data. Dua
buah operasi dasar adalah enkripsi (dengan dekripsi sebagai proses balikannya) dan
signing (dengan verifikasi dari signature sebagai proses balikannya). Enkripsi analog
dengan memasukkan surat kedalam sebuah amplop sedangkan dekripsi analog
dengan membuang amplop dan mengambil data. Signature analog dengan pemberian
tanda-tangan terhadap sebuah dokumen dan penanda bahwa dokumen tersebut tidak
berubah dari aslinya.
Hash function atau fungsi hash adalah suatu cara menciptakan “fingerprint” dari
berbagai data masukan. Hash function akan mengganti atau mentranspose-kan data
tersebut untuk menciptakan fingerprint, yang biasa disebut hash value. Hash value
biasanya digambarkan sebagai suatu string pendek yang terdiri atas huruf dan angka
yang terlihat random (data biner yang ditulis dalam notasi heksadesimal). Suatu hash
function adalah sebuah fungsi matematika, yang mengambil sebuah panjang variabel
string input, yang disebut pre-image dan mengkonversikannya ke sebuah string
output dengan panjang yang tetap dan biasanya lebih kecil, yang disebut message
digest5. Hash function digunakan untuk melakukan fingerprint pada pre-image, yaitu
menghasilkan sebuah nilai yang dapat menandai (mewakili) pre-image sesungguhnya.
Fungsi hash satu arah (one-way hash function) adalah hash function yang bekerja satu
arah, yaitu suatu hash function yang dengan mudah dapat menghitung hash value dari
pre-image, tetapi sangat sukar untuk menghitung pre-image dari hash value. Sebuah
fungsi hash satu arah, H(M), beroperasi pada suatu pre-image pesan M dengan
panjang sembarang, dan mengembalikan nilai hash h yang memiliki panjang tetap.
Dalam notasi matematika fungsi hash satu arah dapat ditulis sebagai:
Ada banyak fungsi yang mampu menerima input dengan panjang sembarang
dan menghasilkan output dengan panjang tetap, tetapi fungsi hash satu arah memiliki
karakteristik tambahan yang membuatnya satu arah :
Dalam dunia nyata, fungsi hash satu arah dikembangkan berdasarkan ide sebuah
fungsi kompresi. Fungsi satu arah ini menghasilkan nilai hash berukuran n bila
diberikan input berukuran b. Input untuk fungsi kompresi adalah suatu blok pesan dan
hasil blok teks sebelumnya. Sehingga hash suatu blok M, adalah :
hi = f(Mi,hi-1)
dengan
hi = hash value saat ini.
Mi = blok pesan saat ini.
hi-1 = hash value blok teks sebelumnya.
Mi
hi
One-way hash function
hi-1
Fungsi hash satu arah
Fungsi hash sangat berguna untuk menjaga integritas sebuah data. Sudah
banyak algoritma hash function yang diciptakan, namun hash function yang umum
digunakan saat ini adalah MD5 dan SHA (Secure Hash Algorithm). Algoritma hash
function yang baik adalah yang menghasilkan sedikit hash collision.
1. Metode Pembagian
Pada metode pembagian ini, kita memetakan suatu kunci k ke dalam salah satu
slot dari m buah slot dengan mengambil sisa dari k dibagi oleh m. Maka, fungsi
Hash ini adalah:
h(k) = k mod m
dimana : h(k) = fungsi Hash
k = kunci yang akan dihitung/di-hash,
m = jumlah keseluruhan slot.
2. Metode Perkalian
Metoda perkalian untuk memperoleh fungsi Hash dilakukan melalui dua
langkah. Langkah pertama, kita mengalikan kunci dengan suatu konstanta
didalam range 0 < A < 1 dan mengambil nilai fraksional dari kA. Kemudian,
kita mengalikan nilai ini dengan m dan dapat diperoleh hasilnya. Singkatnya,
fungsi Hash ini adalah :
h(k) = └m (k A mod 1) ┘,
dimana : A » (Ö5 - 1)/2 = 0,6180339887... (Golden Number),
“k A mod 1” artinya adalah nilai fraksional dari kA, atau kA – └kA┘.
Fungsi hash bukan merupakan fungsi satu-ke-satu, artinya beberapa record yang
berbeda dapat menghasilkan nilai hash yang sama / terjadi bentrokan. Dengan fungsi
hash yang baik, hal seperti ini akan sangat jarang terjadi, tapi pasti akan terjadi. Jika
hal seperti ini terjadi, record-record tersebut tidak bisa menempati lokasi yang sama.
Ada dua macam kebijakan resolusi bentrokan pada tabel hash, yaitu kebijakan
resolusi bentrokan di luar tabel dan kebijakan resolusi bentrokan di dalam tabel.
Harus diperhatikan juga teknik-teknik penempatan record agar mudah dicari jika
dibutuhkan.
a. Linear Probing
Dengan menambahkan suatu interval pada hasil yang diperoleh dari fungsi
hash sampai ditemukan lokasi yang belum terisi. Interval yang biasa
digunakan adalah 1.
4. Metode-Metode Lain
Selain metode-metode yang sudah disebutkan di atas, ada juga beberapa metode
lain.
a. Coalesced Hashing
Gabungan dari chaining dan openaddressing. Coalesced hashing
menghubungkan ke tabel itu sendiri. Seperti open addressing, metode ini
memiliki keunggulan pada penggunaan tempat dan cache dibanding
metode chaining. Seperti chaining, metode ini menghasilkan lokasi
penyimpanan yang lebih menyebar, tetapi pada metode ini record yang
disimpan tidak mungkin lebih banyak daripada ruang yang disediakan
tabel.
b. Perfect Hashing
Jika record yang akan digunakan sudah diketahui sebelumnya, dan
jumlahnya tidak melebihi jumlah ruang pada tabel hash, perfect hashing
bisa digunakan untuk membuat tabel hash yang sempurna, tanpa ada
bentrokan.
c. Probabilistic Hashing
Kemungkinan solusi paling sederhana untuk mengatasi bentrokan adalah
dengan engganti record yang sudah disimpan dengan record yang baru,
atau membuang record yang baru akan dimasukkan. Hal ini bisa
berdampak tidak ditemukannya record pada saat pencarian. Metode ini
digunakan untuk keperluan tertentu saja.
d. Robin Hood Hashing
Salah satu variasi dari resolusi bentrokan double hashing. Ide dasarnya
adalah sebuah record yang sudah dimasukkan bisa digantikan dengan
record yang baru jika nilai pencariannya (probe count – bertambah setiap
menemukan termpat yang sudah terisi) lebih besar daripada nilai
pencarian dari record yang sudah dimasukkan. Efeknya adalah
mengurangi kasus terburuk waktu yang diperlukan untuk pencarian.
G. Pengertian MD5
H. Langkah-Langkah Pembuatan MD
512
A B C D
ABCD ← f G ( ABCD, Yq , T [17..32])
A B C D
ABCD ← f H ( ABCD, Yq , T [33..48])
A B C D
ABCD ← f I ( ABCD, Yq , T [ 49..64])
+ + + +
128
MDq + 1
c. Pada Gambar 13.3, Yq menyatakan blok 512-bit ke-q dari pesan yang
telah ditambah bit-bit pengganjal dan tambahan 64 bit nilai panjang pesan
semula.
d. MDq adalah nilai message digest 128-bit dari proses HMD5 ke-q. Pada
awal proses, MDq berisi nilai inisialisasi penyangga MD.
e. Proses HMD5 terdiri dari 4 buah putaran, dan masing-masing putaran
melakukan operasi dasar MD5 sebanyak 16 kali dan setiap operasi dasar
memakai sebuah elemen T. Jadi setiap putaran memakai 16 elemen Tabel
T.
f. Fungsi-fungsi fF, fG, fH, dan fI masing-masing berisi 16 kali operasi dasar
terhadap masukan, setiap operasi dasar menggunakan elemen Tabel T.
g. Operasi dasar MD5 diperlihatkan pada Gambar 13.4.
a b c d
+ X[k]
+ T[i]
CLSs
h. Karena ada 16 kali operasi dasar, maka setiap kali selesai satu operasi
dasar, penyangga-penyangga itu digeser ke kanan secara sirkuler dengan
cara pertukaran sebagai berikut:
temp ← d
d←c a b c d
c←b
b←a + g
a ← temp
X[k] +
T[i] +
CLSs
a b c d
I. Cara Kerja MD5
MD5 mengolah blok 512 bit, dibagi kedalam 16 subblok berukuran 32 bit.
Keluaran algoritma diset menjadi 4 blok yang masing-masing berukuran 32 bit yang
setelah digabungkan akan membentuk nilai hash 128 bit.
Algoritma MD5
A. Kesimpulan
Kriptografi adalah ilmu yang berguna untuk mengacak (kata yang lebih tepat
adalah masking) data sedemikian rupa sehingga tidak bisa dibaca oleh pihak ketiga.
Tentu saja data yang diacak harus bisa dikembalikan ke bentuk semula oleh pihak
yang berwenang.
Data yang ingin diacak biasanya disebut Plain Teks (Plain Text). Data diacak
dengan menggunakan Kunci Enkripsi (Encryption Key). Proses pengacakan itu
sendiri disebut Enkripsi (Encryption). Plain Teks yang telah diacak disebut Cipher
Teks (Chiper Text). Kemudian proses untuk mengembalikan Cipher Teks ke Plain
Teks disebut Dekripsi (Decryption). Kunci yang digunakan pada tahap Dekripsi
disebut Kunci Dekripsi (Decryption Key).
Pada prakteknya, selain pihak yang berwenang ada pihak ketiga yang selalu
berusaha untuk mengembalikan Cipher Teks ke Plain Teks atau memecahkan Kunci
Dekripsi. Usaha oleh pihak ketiga ini disebut Kriptanalisis (Cryptanalysis).
Fungsi Hash adalah suatu cara menciptakan “fingerprint” dari berbagai data
masukan. Fungsi Hash akan mengganti atau mentranspose-kan data tersebut untuk
menciptakan fingerprint, yang biasa disebut hash value. Hash value biasanya
digambarkan sebagai suatu string pendek yang terdiri atas huruf dan angka yang
terlihat random (data biner yang ditulis dalam notasi heksadesimal). Algoritma fungsi
hash yang baik adalah yang menghasilkan sedikit hash collision. Sudah banyak
algoritma fungsi hash yang diciptakan, namun fungsi hash yang umum digunakan
saat ini adalah MD5 dan SHA (Secure Hash Algorithm). Kedua algoritma tersebut
didesain untuk prosesor 32 bit, dan tidak dapat diimplementasikan untuk prosesor 64
bit.
Fungsi hash yang paling banyak digunakan dalam keamanan jaringan komputer
dan internet adalah MD5 yang dirancang oleh Ron Rivest yang juga merupakan salah
satu pengembang algoritma RSA pada tahun 1991. MD5 merupakan kelanjutan daru
MD4 yang dirancang dengan tujuan keamanan. Secara perhitungan matetamatis tidak
dimungkinkan untuk mendapatkan dua pesan yang memiliki hash yang sama. Tidak
ada serangan yang lebih efisien untuk membongkar/mengetahui hash suatu pesan
selain brute-force.
B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini yang tentunya sangat bermanfaat
bagi penulis dalam menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menjadi salah satu acuan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.budi.insan.co.id
http://www.elektro.undip.ac.idtransmisijun065_aghus_abp.pdf
www.handoko.web.id
www.ilmukomputer.com
http://www.informatika.org~rinaldiMatdis2007-2008MakalahMakalahIF2153-0708-
061.pdf
http://www.om4gus.blogspot.com/2008/02/java-enkripsi-md5.html
http://www.stream.plasa.com
http://www.telkom.net/kamus_internet_detail.php?cid=2&id=431
LAMPIRAN
PROGRAM
import java.io.UnsupportedEncodingException;
import java.security.MessageDigest;
import java.io.BufferedReader;
import java.io.IOException;
import java.io.InputStreamReader;
import java.security.NoSuchAlgorithmException;
System.out.print("Enter string:");
String rawString = userInput.readLine();
try {
System.out.println("MD5 hash of string: " + AeSimpleMD5.MD5(rawString));
} catch (NoSuchAlgorithmException e) {
// TODO Auto-generated catch block
e.printStackTrace();
} catch (UnsupportedEncodingException e) {
// TODO Auto-generated catch block
e.printStackTrace();
}
}
}