Anda di halaman 1dari 17

Pledooi (Pembelaan)

Nomor register perkara : PDS-18/JKTSL/Ft.1/06/2010


PDS-25/JKTSL/Ft.1/08/2010

a.n terdakwa : Gayus Halomoan P. Tambunan

Indonesia Bersih... Polisi dan Jaksa Risih...


Saya Tersisih...

Majelis Hakim Yang Mulia dan Bijaksana


Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat
Penasehat Hukum Yang Tercinta Masyarakat Yang Mendukung Indonesia Menjadi Lebih
Baik
Mengapa saya di dakwa dan dituntut karena menguntungkan orang lain atau korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada pada saya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian
Negara. (melanggar Pasal 3 UU No. 20 tahun 2001)
Banyak kasus telah saya ceritakan kepada tim independent, terkait dengan dugaan keterlibatan
pejabat-pejabat di direktorat jenderal pajak termasuk juga dugaan permainan wajib pajak yang
kemungkinan merugikan Negara ratusan miliar rupiah bahkan triliunan rupiah. Namun tidak ada
yang di angkat sama sekali. Saya tidak habis pikir, mengapa polisi menganggap tidak menarik cerita
saya tentang para pejabat itu dan wajib pajak tersebut. Padahal jika hal tersebut di ekpose dengan
penyelidikan ataupun penyidikan akan terlihat bahwa perkara saya terkait dengan uang 25 milyar
tidak ada apa apanya.

Timbul tanda Tanya besar di pikiran saya, apakah Tidak di ekspose nya mafia pajak yang sebenarnya
terjadi di ditjen pajak ataupun di wajib pajak, karena :

- Ditjen pajak memang bersih? Atau

- Ada yang setting supaya melokalisir perkara saya saja yang diproses? atau
- POLRI tidak mampu bekerja professional dan maksimal untuk mengungkap mafia pajak yang
sebenarnya.
Banyak modus telah saya ceritakan kepada penyidik tim independent, seperti :

- negosiasi di tingkat pemeriksaan pajak oleh tim pemeriksa pajak, sehingga output
pemeriksaan, yaitu Surat Ketetapan Pajak tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya,
baik itu SKP Kurang Bayar maupun SKP Lebih Bayar dalam rangka restitusi pajak
- negosiasi di tingkat penyidikan pajak, misal dalam mengungkap penyidikan atas
faktur pajak fiktif, dimana atas pengguna faktur pajak fiktif selain dihimbau
untuk pembetulan SPT Masa PPN juga di takut takuti untuk berubah statusnya
dari saksi jadi tersangka, yang ujung ujungnya adalah uang, sehingga status pengguna
faktur pajak fiktif tersebut tetap sebagai saksi

- penyelewengan fiskal luar negeri dengan berbagai macam modus di bandara bandara
yang melayani rute penerbangan internasional sebelum berlakunya Undang undang KUP
yang baru tahun 1 Januari 2008, dimana kepada setiap orang yang bepergian keluar
negeri diwajibkan membayar fiskal sebesar Rp. 2.500.000.

- penghilangan berkas surat permohonan keberatan wajib pajak, sehingga pada saat
jatuh tempo penyelesaian keberatan, 12 bulan, permohonan tersebut tidak selesai atau
belum diproses, sehingga sesuai Pasal 26 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2000, direktur
jenderal pajak dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus
memberi keputusan atas keberatan yang diajukan, berapa rupiahpun nilai keberatan yang
dimintakan.

- Penggunaan perusahaan diluar negeri, khususnya belanda, dimana terdapat celah hukum
pembayaran bunga kepada perusahaan belanda dimana bunga tersebut lebih dari 2 tahun,
maka dikenakan PPh Pasal 26 0%. Disini terdapat potensi penggelapan pajak PPh
Pasal 25 (Badan) dan PPh Pasal 26 atas biaya bunga yang dibebankan tersebut, dan
potensi tersebut dapat mencapai ratusan miliar rupiah, bahkan triliunan rupiah

- Kerugian investasi yang dibukukan dalam SPT Tahunan, hal ini dikarenakan adanya
kerugian akibat pembelian dan Penjualan saham antar perusahaan yang diduga
masih satu grup (dilakukan oleh orang-orang dalam suatu sindikat), dimana diduga tidak
pernah ada transaksi tersebut secara riil, dan nilai jual beli saham perusahaan tersebut
tidak mencerminkan nilai perusahaan sesungguhnya. Dengan terjadinya kerugian
investasi jual beli saham tersebut, mengakibatkan wajib pajak tidak bayar PPh Pasal 25
(badan) karena kerugian tersebut dibebankan sebagai biaya sehingga menggerus
atau menguras keuntungan perusahaan dari usaha realnya. potensi tersebut dapat
mencapai ratusan miliar rupiah, bahkan triliunan rupiah, dan masih banyak lainnya

Saya iklas kalo memang yang diproses adalah perkara yang saya memang menerima uang ataupun
saya memang memperkaya pihak lain atau korporasi karena saya rekayasa dan saya menerima fee
atas hal tersebut (rekayasa seperti saya contohkan di atas), bukan kasus PT. SURYA ALAM
TUNGGAL, yang tidak ada masalah apa apa, atau boleh dibilang perkara jadi jadian, namun
lagi lagi karena kebodohan saya mengikuti alur penyidik agar bisa menjerat Bambang Heru Ismiarso
saya ikut skenario itu. Namun apa yang terjadi? Bukannya Bambang Heru yang ditangkap dan
ditahan, malah saya dan Humala yang di tahan dan didakwa.
Sungguh tragis, saya saksi hidup, dan tidak akan saya biarkan kesemena-semenaan seperti ini
berlangsung di negeri tercinta Indonesia. Saya bersumpah demi Tuhan dan demi Ibu yang melahirkan
saya, serta anak saya yang sangat saya sayangi, bahwa keberatan PT Surya Alam Tunggal 1000%
telah sesuai dengan peraturan dan prosedur.
Humala tidak tahu apa apa, namun di tahan dan terancam di pecat. Tim Penyidik kasus mafia hukum
yang katanya independent tidak gentlemen, tidak menghargai dan menepati janji yang telah
dibuatnya, tidak mempunyai sedikitpun hati nurani, tidak peka terhadap apa yang dilihat didepan
mata. Saya tidak habis pikir mengapa manusia bisa berlaku seperti itu, padahal saya tahu pasti,
hati manusia bukan terbuat dari besi dan baja.

Terangkatnya kasus Surya Alam Tunggal murni karena saya ikut skenario penyidik, dan saya mau
melakukannya karena sakit hati atas tindakan bambang heru terhadap saya dan juga maruli yang
seperti tidak mengenal saya sementara sebelumnya akrab, namun itu semua telah terhapus saat
maruli dan bambang heru minta maaf kepada saya karena khilaf telah memperlakukan saya
dengan demikian, terlebih karena penyidik tim yang katanya independent, lebih senang menangkap
dan menahan humala di banding bambang heru. Mungkin karena humala orang kecil dan tidak
ada back up serta dana melimpah, sementara bambang heru sebaliknya. Atau karena ada alasan
lain. Saya tidak tahu, dan tidak mau tahu.

Tidak seharusnya perkara PT Surya Alam Tunggal disidik dan sekarang maju ke persidangan
sebenarnya sudah paralel dengan alasan-alasan mabes polri dan kejaksaan agung dalam tidak
menyidik anggota-anggotanya, dengan uraian sebagai berikut :

- Alasan yang berulangkali diutarakan oleh mabes polri untuk tidak memproses edmon ilyas,
raja erizman, pambudi pamungkas ataupun mardiyani karena tidak ada bukti mereka terima
uang sementara peran mereka dalam penyidikan kasus pertama saya sangat terang benderang,
sebagai contoh :
- perubahan saksi roberto antonius dari tersangka menjadi saksi adalah peran edmon
ilyas,
- adanya 2 laporan polisi, yang pertama dengan 2 tersangka, yaitu GAYUS HP
TAMBUNAN dan ROBERTO SANTONIUS, dan yang kedua dengan 1 tersangka
GAYUS HP TAMBUNAN. Tanggal dan nomor laporan sam
- terjadinya pemeriksaan diluar mabes polri adalah atas izin pambudi pamungkas,
- penyitaan uang di bank BCA bintaro sebesar 395 juta sementara saldo hanya 25 juta
adalah di ketahui oleh semua penyidik dan semua jaksa peneliti.

- Alasan yang berulangkali diutarakan oleh kejaksaan agung untuk tidak memproses cyrus
sinaga, fadil regan, poltak manulang, kemal sofyan, maupun jaksa nasran azis karena tidak
ada bukti mereka terima uang sementara peran mereka dalam penyidikan kasus pertama saya
sangat terang benderang, sebagai contoh :
- pemrosesan tindak pidana korupsi di JAMPIDUM bukan di JAMPIDSUS
- penambahan pasal 372
- terundanya pembacaan tuntutan sampai 3 minggu

Untuk lebih jelasnya terkait dengan beberapa rekayasa PT Surya Alam Tunggal akan saya uraikan
fakta sebagai berikut.

LAPORAN POLISI

Berdasarkan laporan polisi LP/274/IV/2010/Bareskrim tanggal 22 April 2010. pihak terlapor adalah
Maruli Pandapotan Manurung, dan saksi adalah saya sendiri (Gayus Halomoan P. Tambunan),
dengan pelapor adalah Drs. FIRLI. Terlihat jelas bahwa laporan polisi didasarkan atas keterangan
saya selaku saksi untuk terlapor Maruli Pandapotan Manurung. Tidak mungkin saya
menjerumuskan diri saya sendiri untuk sesuatu yang tidak saya lakukan. Saya hanya mengikuti
kemauan penyidik agar mempermudah kerja penyidik. Karena penyidik menjanjikan akan
menjadikan tersangka Bambang Heru Ismiarso melalui Maruli Pandapotan Manurung.
BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI PELAPOR DAN BERITA ACARA PENGAMBILAN
SUMPAH SAKSI PELAPOR DIDUGA PALSU/REKAYASA
Rekayasa kasus PT Surya Alam Tunggal ini, diperparah dengan BAP Saksi Pelapor atas nama Drs
Firli dan BA Pengambilan Sumpah Drs Firli yang juga rekayasa,dengan uraian sebagai berikut :

- pada BAP Drs Firli sebagai saksi pelapor dinyatakan dilaksanakan pada hari jumat tanggal 25
April 2010, tidak ada hari itu pada tanggal itu. Yang ada hari jumat tanggal 23 april 2010
atau hari minggu tanggal 25 april 2010

- BA Pengambilan Sumpah Drs Firli sebagai saksi pelapor disaksikan oleh :


1. Eko Ugroseno, pekerjaan POLRI
2. M. Romsi, SH, pekerjaan POLRI
Dimana sesungguhnya EKO UGROSENO dan ROMSI adalah anggota polres Jakarta Utara,
anak buah dari Kompol SUSATYO PURNOMO CHONDRO (Kasat Reskrim Polres Jakarta
Utara), dimana baru ditugaskan sebagai anggota tim penyidik independen berdasarkan surat
perintah penyidikan nomor : SP.Sidik/58.a/v/2010/Pidkor&WCC tanggal 17 Mei 2010 (fc
surat perintah penyidikan ada dilampiran berkas perkara). sehingga sesungguhnya baik BAP
maupun BA Pengambilan sumpah Drs Firli sebagai saksi pelapor, pasti dilakukan setelah
tanggal 17 Mei 2010, bukan april 2010.

Dengan melihat laporan polisi dimana saya menjadi saksi yang memberatkan MARULI
PANDAPOTAN MANURUNG dan dipalsukannya BAP Saksi Pelapor dan juga BA Pengambilan
sumpah maka menjadi petunjuk bahwa BAP yang dilakukan oleh penyidik Tim Independen,
bukanlah harga mati suatu kebenaran atau fakta hukum seperti dalil Jaksa Penuntut Umum, apalagi
menjadi alat bukti surat, namun apa yang terungkap disidanglah fakta hukum sebenarnya.

Berdasarkan keterangan saksi saksi, ahli dan terdakwa sendiri jelas bahwa penanganan keberatan PT
Surya Alam Tunggal telah sesuai prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku. Tidak ada
prosedur yang dilanggar, tidak ada wewenang yang disalahgunakan, penelitian di keberatan jauh
lebih komprehensif dan objektif dibandingkan dengan pemeriksaan oleh tim pemeriksa pajak Kanwil
Jawa Timur II.

Pemeriksa hanya mengenakan tambahan pajak berdasarkan asumsi bahwa wajib pajak telah
membayar pasal 16D sebesar Rp. 190.000.000, sementara nilai DPP sebesar Rp. 4.800.000.000,
maka seharusnya wajib pajak membayar nilai sebesar DPP (DASAR PENGENAAN PAJAK) Rp.
480.000.000, sehingga terdapat kekurangan bayar senilai Rp. 290.000.000.

Tidak ada dasar hukum lain ataupun dokumen lain yang digunakan oleh pemeriksa dalam
menetapkan PPN 16D tersebut. Justru Pemeriksa melanggar Undang undang dengan tidak
menerapkan syarat pengenaan PPN Pasal 16D sesuai UU PPN No. 18 tahun 2000, dimana
syarat pengenaan pasal 16D adalah PPN yang dibayar pada saat perolehannya, dapat
dikreditkan.
Berdasarkan dokumen yang telah saya teliti, termasuk tim kami teliti secara berjenjang mulai dari
saya selaku peneliti sampai dengan Direktur Jenderal Pajak selaku penanggung jawab tertinggi, dan
juga pembahasan dengan wakil pemeriksa, yaitu sdr. APRIANTO tidak ada alasan lain yang
digunakan oleh pemeriksa waktu itu. Pemeriksa sendiri, melalui APRIANTO, telah setuju PT
Surya Alam Tunggal tidak terhutang PPN Pasal 16D, apabila bisa dipastikan tidak ada PPN
yang dibayar pada saat perolehan, yaitu desember 1994. Dan kami sudah memastikan hal
tersebut.

Tim keberatan dalam memutus keberatan memeriksa dokumen secara detail, termasuk
menelusuri dokumen waktu terjadinya pembelian, yaitu tahun 1994, dimana sampai dengan
kadaluarsanya pemeriksaan pajak yaitu 10 tahun sejak 1994, yaitu tahun 2004. tidak ada tambahan
pajak atas pemeriksaan pajak atas SKP Masa Des 1994, Jan 1995 dan Feb 1995 yang menjadi masa
dari objek pemeriksaan, yaitu pembelian aktiva pada desember 1994 dan dijual kembali pada tahun
2004. hal ini berarti atas kewajiban perpajakan PT SURYA ALAM TUNGGAL untuk tahun
pajak 1994 telah kadaluarsa atau inkraht. Langkah langkah yang dilakukan oleh tim keberatan
adalah untuk memenuhi syarat syarat sebagaimana diatur dalam PPN Pasal 16D UU PPN No. 18
tahun 2000, dimana syarat pengenaan pasal 16D adalah PPN yang dibayar pada saat
perolehannya, dapat dikreditkan.

Saya tidak habis pikir mengapa penyidik mengangkat PT SURYA ALAM TUNGGAL untuk
menjerat saya, padahal saya telah kooperatif ikut alur penyidik untuk bisa menjerat bambang heru,
sehingga bisa masuk ke kasus kasus kelas PAUS ataupun HIU di keberatan dan banding.
Karena Bambang Herulah kunci dikabulkannya kasus kasus besar di direktorat tersebut. Yang akan
menyeret nama nama besar di direktorat jenderal pajak, mungkin termasuk Direktur Jenderal Pajak.

Atau justru penyidik tim yang katanya independen sangat sayang pada negara tercinta ini,
republik Indonesia, karena jika cerita-cerita saya di seriusi, maka terpaksa Direktorat Jenderal
Pajak harus dilikuidasi, karena sebelum tahun 2007, kami di Pajak menyebutnya dengan jaman
jahiliyah, sulit menemukan pejabat ataupun aparat yang benar benar bersih di Direktorat Jenderal
Pajak.

Satu hal lagi, sesuai ketentuan Pasal 44 ayat 1 Undang undang no 16 tahun 2000 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang menyatakan Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

Di undang undang tersebut nyata diatur bahwa yang berwenang menyidik tindak pidana perpajakan
adalah PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) bukan penyidik mabes polri, karena penyidik mabes
polri sama sekali tidak mempunyai kompetensi perpajakan. Kecuali masalah suap atau gratifikasi
terhadap pegawai pajak, itu memang tugas penyidik mabes polri, namun jika menyangkut materi
perpajakan, penyidik mabes polri sama sekali tak berwenang.

Jujur saya buka dalam pledooi ini, saya yang mengajari penyidik tim independen mabes polri
masalah perpajakan, dimana mereka semua sama sekali nol pengetahuannya tentang
perpajakan, namun sekarang seolah olah paling tahu urusan pajak, termasuk jaksa penuntut umum.
Dengan menambah nambah dasar hukum penetapan pajak dalam pemeriksaannya yang pemeriksa
maupun peneliti pun tidak pernah memakainya. Hal ini makin menunjukan ketidakmengertian
penyidik maupun penuntut umum tentang teknis dan peraturan perpajakan, hal yang tidak
akan terjadi jika penyidikan dilakukan oleh PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil).

Majelis Hakim Yang Mulia dan Bijaksana


Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat Penasehat Hukum Yang Tercinta Masyarakat Yang
Mendukung Indonesia Menjadi Lebih Baik

Mengapa saya di dakwa suap polisi untuk tidak ditahan, rekening mandiri
tidak di sidik, dan rumah kelapa gading tidak di sita? (melanggar Pasal 5 ayat
1 huruf a UU No. 20 tahun 2001)

Dari awal saya datang ke Jakarta dan menjawab semua pertanyaan penyidik dengan sangat
kooperatif, apa apa saja hal yang saya alami selama proses penyidikan yang pertama oleh Arafat dkk,
termasuk mengikuti alur cerita versi penyidik, tujuannya adalah agar penyidik mempunyai gambaran
yang menyeluruh dan komprehensif, sehingga dapat mendudukkan permasalahan dengan sebenar
benarnya, dan majelis hakim yang mulia dapat memutus yang seadil adilnya berdasarkan hati
nurani, atas perbuatan-perbuatan yang nyata terjadi, bukan berdasarkan konstruksi yang
sudah di rekayasa oleh penyidik dan penuntut umum.

Sejak diundang oleh satgas pemberantasan mafia hukum, saya sudah katakan bahwa HAPOSAN
HUTAGALUNG meminta uang kepada saya, untuk operasional beliau, yang kata beliau tidak
untuk dia sendiri, beliau merinci sbb : 5 miliar mabes polri, 5 miliar kejaksaan, 5 miliar
hakim, 5 miliar penasehat hukum dan 5 miliar saya sendiri.

Angka 20 miliar bukan angka yang kecil, sebelum dan sesudah angka 20 milyar saya serahkan,
HAPOSAN HUTAGALUNG dengan berbagai macam cerita selalu meminta uang kepada saya,
antara lain yang saya ingat betul : 100.000US$, 45.000US$, 35.000US$, 50.000US$, 45.000US$.
sebelum kasus ini ramai pertengahan maret 2010, saya sangat percaya dengan HAPOSAN
HUTAGALUNG, namun rupanya kepercayaan saya itu di manfaatkan untuk kepentingan pribadi
oleh HAPOSAN HUTAGALUNG.

Tidak heran kalo HAPOSAN HUTAGALUNG di juluki sinterklas di bareskrim dan Polda Metro
Jaya, termasuk juga di kejaksaan agung, karena seringnya membagi uang kepada siapapun yang
bertemu dengan dia di bareskrim, polda metro dan kejaksaan agung, tidak peduli ada urusan yang
terkait atau tidak, dan juga tidak perlu kenal atau tidak. Bahkan sinterklas saja kalah baik, jika
sinterklas membagi bagi hadiah hanya saat Desember saja (natal), HAPOSAN HUTAGALUNG
membagi bagi uang sepanjang tahun, Januari – Desember.
HAPOSAN HUTAGALUNG dikenal sebagai orang baik karena membagi bagi uang tersebut, namun
mereka tidak mengetahui bahwa uang itu diperoleh dari cara cara membodohi kliennya, dengan
menakut nakuti dan menjual nama nama pejabat. Saya salah satu kliennya yang BODOH itu.
Berdasarkan perkembangan sampai dengan hari ini :

- tidak ada anggota polisi yang menerima uang saya 5 Miliar, ini terbukti dari di
bongkarnya perkara ini oleh Susno Duaji, dimana dia adalah Kabareskrim yang menangani
kasus saya dahulu, dan berdasarkan keterangan Arafat berkas saya sudah beliau amati
bersama sama dengan Arafat sejak masih menjabat di PPATK. Susno Duaji juga
menerangkan kepada Saya setelah bermain tennis di lapangan rutan mako brimob, disaksikan
oleh Iwan Siswanto selaku Kepala Rutan Mako Brimob, dan Wiliardi Wizar tahanan kasus
terkait pembunuhan Nasarudin Zulkarnanen. Bahwa saya di bohongi, di takut takuti dan
diperas oleh HAPOSAN HUTAGALUNG, karena KOMJEN SUSNO DUADJI tahu betul
tidak pernah ada perintah ataupun rencana penahanan terhadap saya, tidak pernah
ada perintah ataupun rencana penyitaan terhadap rumah saya, karena penyidikan kasus
Money Loundering dimana dasarnya adalah LHA (Laporan Hasil Analisis) PPATK hanya
terfokus pada uang yang di laporkan bukan asset asset di luar yang di laporkan, dan
tidak perlu dilakukan penahanan dan penyitaan atas asset lainnya. Apalagi terhadap
kasus yang predikat crimenya belum jelas. Seumpama memang benar susno duaji menerima
3 miliar seperti cerita HAPOSAN HUTAGALUNG kepada saya dan andi kosasih, tentu
SUSNO DUAJI telah didakwa menerima suap atau janji 3 milyar rupiah, dan juga
tidak akan ada cerita rame rame seperti saat ini. Ini menunjukan bahwa HAPOSAN
HUTAGALUNG telah menipu mentah mentah saya yang bodoh ini.

- Tidak ada jaksa yang menerima uang saya 5 miliar rupiah, hal ini terbukti dari tidak
adanya tersangka dari pihak kejaksaan karena telah menerima suap 5 miliar rupiah dari
HAPOSAN HUTAGALUNG, padahal telah saya ceritakan ke tim penyidik mabes polri apa
yang di ceritakan HAPOSAN HUTAGALUNG kepada saya, dan penyidik tidak menemukan
fakta suap tersebut. Hal ini juga menunjukan bahwa HAPOSAN HUTAGALUNG telah
menipu mentah mentah saya yang bodoh ini

- Tidak ada Hakim yang menerima uang saya 5miliar, hal ini terbukti dari tidak adanya
tersangka dari pihak Hakim karena telah menerima suap 5 Miliar dari HAPOSAN
HUTAGALUNG, banyak cerita HAPOSAN HUTAGALUNG tentang hakim di PN
Tangerang, terutama tentang hakim Muhtadi Asnun dan Haran Tarigan, namun sekarang saya
yakin bahwa cerita itu bohong semua. hal ini juga kembali menunjukan bahwa HAPOSAN
HUTAGALUNG telah menipu mentah mentah saya yang bodoh ini.

- Tidak ada dakwaan kepada HAPOSAN HUTAGALUNG karena telah memberi Polisi,
Jaksa dan Hakim masing masing 5 Miliar seperti cerita beliau kepada saya.

Dari poin poin di atas sebenarnya penyidik tim independent telah bisa mengambil kesimpulan
terhadap cerita saya, bahwa saya di peras dan di bohongi HAPOSAN HUTAGALUNG, ataupun jika
saya di dakwa menyuap, maka saya harus di dakwa :

- menyuap polisi yaitu kabareskrim, direktur di direktorat eksus, yang mempunyai


wewenang atas ketiga hal yang saya sebutkan di atas, namun tidak ada nama nama
petinggi mabes polri tersebut dalam dakwaan terhadap saya. Yang ada justru
dakwaan karena memberi arafat 6000 USD dan Mardiyani 4000 USD yang saya tidak
tahu menahu dan tidak ada hubungannya dengan milyaran rupiah yang telah saya
serahkan kepada HAPOSAN HUTAGALUNG untuk operasional beliau
- menyuap jaksa yaitu jampidum, direktur pra penuntutan/penuntutan, yang
mempunyai wewenang atas penghilangan pasal korupsi dan menggantikannya
dengan pasal penggelapan (372 KUHP)

YANG TERJADI JUSTRU SEBALIKNYA. Jaksa Penuntut Umum memaksakan dakwaan dan
tuntutan yang sangat tidak masuk akal dan logika, dan tidak jelas. bagaimana bisa hal yang tidak
masuk akal dan logika tersebut menjadi tuntutan resmi dari Kejaksaan Agung?

Apa hubungannya uang yang diminta oleh HAPOSAN HUTAGALUNG HUTAGALUNG + USD
700.000 (sekitar 7 miliar rupiah) dengan USD 6.000 (sekitar 60 juta rupiah) yang diterima ARAFAT
dari HAPOSAN HUTAGALUNG HUTAGALUNG. Saya bertanya kepada lebih dari 100 orang,
namun tidak satu orang pun menemukan jawaban atas hubungan antara 7 miliar dengan 60
juta tersebut, apalagi dikaitkan dengan dakwaan suap agar tidak ditahan, tidak disidik, dan tidak
disita rumah. Saya tidak tahu menahu HAPOSAN HUTAGALUNG memberi 6.000 USD kepada
ARAFAT, dan saya tidak tahu menahu ARAFAT menerima 6.000 USD dari HAPOSAN
HUTAGALUNG.

Yang saya tahu, dan Jaksa Penuntut Umum juga Pasti lebih tahu, Saya yakin, MAJELIS HAKIM
YANG MULIA juga lebih tahu dari saya maupun JPU, yang punya wewenang untuk menahan,
menyidik dan memblokir, serta menyita memang penyidik, yaitu KANIT, DIREKTUR dan
KABARESKRIM, bukan ARAFAT.
Majelis Hakim Yang Mulia dan Bijaksana
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat Penasehat Hukum Yang Tercinta Masyarakat Yang
Mendukung Indonesia Menjadi Lebih Baik

Mengapa saya di dakwa suap hakim agar membebaskan saya dari segala
dakwaan ( melanggar Pasal 6 ayat 1(a) UU No. 20 tahun 2001)

bahwa saya di peras oleh hakim asnun, itulah yang dijanjikan kepada saya oleh penyidik tim
independent sejak awal. Bahwa penyidik tim independen (Bapak Agung Iman Effendi) akan
mengenakan pasal pemerasan jika saya mau memberi keterangan tentang hakim ASNUN supaya
polisi bisa menjerat hakim ASNUN, karena tanpa ada cerita dari saya polisi tak akan bisa menjerat
hakim asnun.

Tapi.. apa yang terjadi..? lagi lagi saya di bohongi oleh penyidik Tim yang katanya independen
karena saya malah di dakwa memberi suap kepada hakim asnun dan hakim asnun dikenakan pasal
menerima suap bukan pemerasan.

Tidak ada urusan saya menyuap hakim asnun dan tidak perlu saya menyuap, karena :
- saya melihat berkas perkara yang telah dianggap lengkap oleh jaksa peneliti Cyrus
Sinaga Dkk, saya yakin bebas dari segala dakwaan karena memang tidak ada
penggelapan dalam kasus tesebut. Dimana uang sebesar 370 juta rupiah tidak saya
pakai dan ingin saya kembalikan namun tidak bisa, Karena ternyata Mr Song telah
pergi meninggalkan Indonesia dan tidak ada kabarnya lagi. Dan dari saksi saksi yang
di BAP oleh penyidik maupun yang dihadirkan dalam persidangan (karyawan PT
Megah Jaya Citra Garmindo), tidak mengenal saya dan tidak mengetahui hubungan
antara saya dengan Mr Song.

- Saya tidak kenal hakim asnun dan juga tidak berusaha kenal hakim asnun, sampai
dengan sidang ke 8 tanggal 10 maret 2010, saya mengikuti sidang seperti biasanya.
Sampai akhirnya ikat, panitera pengganti menghubungi saya agar datang menemui
hakim asnun sesuai perintah hakim asnun kepada ikat. Sebagai pihak yang sedang
menanti keputusan hakim yang rencananya akan di bacakan tanggal 12 maret 2010,
saya tidak mempunyai pilihan selain memenuhi permintaan hakim asnun untuk
menemui beliau. Dari kondisi demikian harusnya penyidik bisa konsisten dengan
janjinya bahwa kaitannya dengan hakim, yang ada adalah pemerasan, bukan
suap dari saya kepada hakim. Apakah penyidik, penuntut umum ataupun orang lain
jika berada pada situasi seperti saya, yaitu terdakwa dapat menolak datang jika
diminta datang oleh hakim yang mana hakim tersebut akan memutus perkaranya.
Saya pesimis akan ada yang dapat melakukannya, itulah yang terjadi pada saya.
Namun karena ketidakberdayaan saya itu lah, termasuk keterus terangan saya, dan
juga kepolosan saya mengikuti mau penyidik maka saya didakwa menyuap hakim.
- Putusan pengadilan negeri di bacakan tanggal 12 maret 2010 siang, rapat majelis
hakim yang hasilnya adalah putusan bebas dari segala dakwaan di adakan tanggal 11
10

maret 2010 siang. Sementara permintaan hakim asnun akan uang adalah mulai 11
maret malam sampai dengan 12 maret subuh. Dari sini terlihat jelas bahwa tidak ada
kaitannya antara permintaan uang oleh hakim asnun dengan putusan bebas dari segala
dakwaan. Putusan tersebut telah jadi, dan dari fakta persidangan tidak terpenuhi unsur
unsur tindak pidana penggelapan, dan karena jaksa penuntut umum juga tidak mampu
menghadirkan saksi korban, yaitu mr song, maka terdakwa tidak terbukti melakukan
tindak pidana tersebut.

Dari ketiga uraian saya tersebut, jelas penyidik dan penuntut umum memaksakan dakwaan saya
memberi suap kepada hakim asnun, dan penyidik sangat sadar bahwa dengan melanggar janjinya
kepada saya, maka saya akan mencabut keterangan yang pernah saya berikan dalam Berita
Acara Pemeriksan. Dan dalam persidangan saya telah menceritakan keadaan yang
sebenarnya, terutama terkait penyerahan uang sebesar USD 40.000. Tidak pernah ada penyerahan
uang tersebut, karena saat saya mau bicara, HAKIM ASNUN justru meminta maaf terlebih dahulu
dan meminta saya melupakan permintan beliau sebelumnya, karena beliau mau umroh ke tanah suci,
dan istri serta mertuanya mengingatkan untuk membersihkan diri dari segala dosa duniawi.
Pencabutan keterangan saya dalam BAP, dan menceritakan kondisi yang sebenarnya yang saya
alami, karena saya tidak mau lagi disetir setir oleh siapapun untuk suatu kepentingan.

Saya tidak mau percaya lagi pada penyidik dan yang lainnya, saya hanya percaya kepada Tuhan
dan juga majelis hakim yang mulia, yang akan memutus perkara ini dengan seadil adilnya
berdasarkan fakta persidangan. Karena saya yakin, majelis hakim adalah kepanjangan tangan
Tuhan di dunia ini, dan Karena itu tidak akan memutus perkara berdasarkan konstruksi yang
dibangun oleh penyidik dan penuntut umum, namun berdasarkan keyakinan hakim atas fakta
persidangan, juga hati nurani yang tidak mudah di bohongi oleh konstruksi yang telah di rekayasa.

Saya menyesal telah mengikuti alur cerita yang diminta oleh polisi, dengan janji janji muluk, namun
semua akhirnya menjerumuskan saya, membunuh saya dan anak anak saya. Dan sekarang malah
dituntut hukuman penjara 20 tahun. Terlepas dari itu semua, saya tidak mau seseorang dihukum atas
sesuatu yang tidak dilakukannya, dan saya juga tidak iklas jika saya dihukum atas sesuatu yang tidak
saya lakukan.
Satu contoh konkrit adalah terkait alif kuncoro, kepada satgas telah saya nyatakan, juga saat menjadi
saksi Arafat dan alif kuncoro, bahwa Arafat menakut nakuti alif kuncoro akan menjadikan imam
cahyo maliki sebagai tersangka karena pernah mengirim uang ke rekening saya, padahal jelas uang
itu adalah terkait jual beli mobil. Sampai akhirnya ALIF KUNCORO memberikan motor harley
Davidson. Berulangkali saya nyatakan pertama kepada satgas itu pemerasan, karena memang
alif tidak ada niat untuk menyuap Arafat, kepada polisi juga saya nyatakan hal yang sama.

Tapi baik satgas, penyidik, penuntut umum maupun hakim tak bergeming. Alif kuncoro, sahabat
saya, kepada satgas saya nyatakan sebagai satu nyawa dengan saya, sudah lebih daripada
saudara, di nyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan sera di hukum penjara 1 tahun 6 bulan
karena dianggap memberi suap kepada Arafat. Saya sungguh kecewa, karena faktanya tidak
demikian. Saya mengalami dari awal sampai akhir terjadinya pemberian motor tersebut. Dan saya
benar benar tahu kondisi yang terjadi. Tidak ada penyuapan agar imam tidak jadi tersangka,
karena memang tidak ada rencana dari mabes polri menjadikan imam tersangka. Jadi tidak
memberi motor pun, imam tidak akan jadi tersangka. Semua itu karena memang arafat menakut
nakuti akan menjadikan imam tersangka dan menahan imam, termasuk juga melempar
borgol sewaktu dilakukan pemeriksaan terhadap imam.

Yang terjadi malah sebaliknya, Roberto yang sudah jadi tersangka malah berubah jadi saksi,
karena atas perintah edmon ilyas, bukan atas permintaan Arafat. Arafat tidak punya kuasa apa
apa atas kasus saya terdahulu, semua di bawah kendali kabareskrim dan direktur. Apakah
edmon ilyas dijadikan tersangka karena merubah status Roberto, yang sebenarnya telah jelas dalam
BAP Roberto sebagai saksi terhadap arafat, bahwa Roberto menyerahkan 100 juta kepada edmon
ilyas?

Silakan Tanya kepada rumput yang bergoyang. Kalaupun rumput yang bergoyang tak memberi
jawaban, silakan Tanya pada tim yang katanya independent mengapa sesuatu yang telah terang
benderang justru tidak di angkat, dan lebih senang menghukum orang kecil yang tidak bisa
melakukan perlawanan dan tidak ada back up kuat, seperti saya GAYUS HP TAMBUNAN,
HUMALA NAPITUPULU, ARAFAT, dan SRI SUMARTINI.

Walaupun Penyidik tim independen sewenang wenang, dan merekayasa BAP, yang diikuti oleh
Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutan ini. Namun itu semua tidak membuat saya mundur dan takut,
justru makin menguatkan tekad saya untuk terus berjuang mewujudkan indonesia yang bersih, tak
peduli walaupun kepolisian dan kejaksaan risih. Nabi pun mengalami penderitaan ataupun
perlawanan saat memperjuangkan kebenaran, apalagi saya. GUSTI ALLAH ORA SARE.

Seperti semboyan pemberantasan korupsi, JIKA BERSIH MENGAPA HARUS RISIH. Polisi dan
jaksa bukannya memfokuskan pemeriksaan kepada HAPOSAN HUTAGALUNG yang telah
menceritakan nama nama pejabat di kepolisian dan Kejaksaan kepada saya, malah memborbardir
saya dengan banyaknya dakwaan dan tuntutan yang sangat tidak masuk akal sehat, terlihat jelas
dalam surat tuntutan jaksa penuntut umu dengan tidak adanya hal hal yang meringankan.

Jika buku kecil HAPOSAN HUTAGALUNG yang berisi pemberian uang kepada pejabat pejabat di
kepolisian dan kejaksaan selama tahun 2009 dan sebelumnya, yang disita tim independen diseriusi
oleh Kepolisian dan Kejaksaan, saya yakin indonesia bisa bersih. Namun rupanya indonesia bersih
hanyalah impian dari presiden SUSILO BAMBANG YUDHOYONO melalui satgas
pemberantasan mafia hukum, dan masyarakat kecil saja.
Impian ini tidak akan terwujud karena sangat jelas terlihat polisi dan jaksa sangat risih, telah
dibuktikan dengan tidak mengusut tuntas cerita saya tentang mafia pajak yang sebenarnya dengan
modus modus yang saya ceritakan di atas, ataupun tidak mengusut barang bukti kategori A1, yaitu
buku sakti HAPOSAN HUTAGALUNG HUTAGALUNG yang berisi daftar nama pemberian
uang kepada pejabat pejabat di kepolisian dan kejaksaan, salah satu contoh yang saya masih ingat
untuk kasus ARWANA.

Mudah-mudahan majelis hakim yang mulia ini, yang di pimpin ibu Albertina Ho, yang terkenal
tegas, berani, objektif dan bijaksana, dapat melihat lebih jernih dakwaan dan tuntutan yang
dikenakan terhadap Saya, dan memutus perkara ini dengan seadil adilnya berdasarkan fakta
persidangan dan hati nurani yang tulus, tidak seperti Jaksa Penuntut Umum yang sangat kental
dengan aroma dendam dan tidak memakai logika hukum yang baik.

Saya sangat yakin majelis hakim yang mulia mampu dan berani menegakkan kebenaran. Hukum
saya jika saya memang terbukti bersalah, saya sudah siap, tetapi hukuman yang berperikemanuasiaan
dan mempertimbangkan asas keadilan. Bebaskan saya jika saya memang tidak terbukti bersalah,
tanpa takut cercaan dari orang orang atau pihak pihak yang tidak suka kebenaran dan hukum
di tegakkan.

Saya akui saya bukan orang baik, namun saya juga bukan penjahat. Apalagi dengan dakwaan dan
tuntutan sebanyak dan seberat ini, dan masih ada beberapa perkara menunggu untuk disidangkan.
Sempat saya protes kepada Tuhan, mengapa saya yang kooperatif dan mau membantu Negara
Indonesia lebih baik namun malah di beri kesusahan yang seperti tiada habisnya? Mengapa saya
yang belum di putus bersalah oleh majelis hakim di pengadilan sudah di hakimi lebih dahulu oleh
media massa? Sampai dengan saat ini Tuhan belum menjawab pertanyaan saya, namun saya
tidak putus asa, mungkin Tuhan menyampaikan jawaban atas pertanyaan saya berbarengan
dengan putusan yang akan dijatuhkan oleh majelis hakim yang mulia, yang di pimpin oleh ibu
Albertina Ho yang berani, tegas, objektif dan bijaksana.

Tolong.. sekali lagi tolong.. bahkan saya mohon.. sekali lagi saya mohon.. saya hanya ingin
membantu para penegak hukum menemukan fakta yang sebenarnya. Namun rupanya keterusterangan
saya, telah menyakiti aparat penegak hukum yang saya sebutkan, sehingga mabes polri bukannya
mengusut tuntas apa yang saya ceritakan, malah menjadikan saya target untuk di bumi hanguskan.
Idem dito dengan jaksa
Majelis Hakim Yang Mulia dan Bijaksana
Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat Penasehat Hukum Yang Tercinta Masyarakat Yang
Mendukung Indonesia Menjadi Lebih Baik

Mengapa saya di dakwa tidak memberi keterangan atau memberi keterangan


yang tidak benar untuk kepentingan penyidikan, tentang seluruh harta benda
dan harta benda istri atau suami ( melanggar Pasal 22 jo Pasal 28 UU No. 20
tahun 2001)

Dakwaan ke 4 ini sungguh suatu dakwaan yang sangat dipaksakan oleh Jaksa Penuntut Umum. Jaksa
Penuntut Umum mengutip Pasal sepotong-sepotong sehingga mengaburkan makna dari Pasal
tersebut. Hal ini suatu penyesatan atas makna suatu Undang undang.

Isi Pasal 22 UU No 31 thn 1999 s.t.d.t.d UU No. 20 tahun 2001 adalah setiap orang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28, Pasal 29, Pasal 35 atau Pasal 36 yang dengan sengaja tidak memberi
keterangan atau memberi ketarangan yang tidak benar, dipidana dengan pidana penjara...
Berdasarkan Pasal pasal tersebut, setiap orang pada pasal 28 adalah tersangka, pasal 29 adalah
pejabat bank, pasal 35 adalah saksi atau ahli, dan pasal 36 adalah siapapun yang menurut
pekerjaan, harkat dan martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia.
Terhadap tersangka tidak dapat dituntut dengan Pasal ini, karena hak hak dasar tersangka dilindungi
oleh KUHAP. Dapat saya uraikan pembelaan saya tersebut didasarkan pada Pasal 52 KUHAP yang
menyatakan : dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau
terdakwa berhak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim

Memberikan keterangan secara bebas, diartikan tersangka atau terdakwa boleh tidak
memberikan keterangan ataupun menjawab apa saja sesuai keinginan tersangka ataupun
terdakwa. Maka dari itu KUHAP juga memberikan wewenang kepada penyidik dengan
kewenangannya yang sangat luas berdasar Pasal 7 KUHAP yaitu :

- Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan


- Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
- Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
- Memanggil orang untuk diperiksa sebagai saksi
- Mendatangkan ahli dalam hubungan dengan perkara - Mengadakan tindakan lain menurut
hukum yang bertanggung jawab
Wewenang yang sangat luas tersebut adalah untuk mendapatkan alat bukti sesuai dengan Pasal 184
KUHAP, yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Tanpa
ada keterangan terdakwa pun penyidik tetap dapat melaksanakan penyidikan dengan baik, dan
mendapatkan 2 alat bukti lainnya sehingga unsur unsur dalam perbuatan pidana terpenuhi.

Hal tersebutlah yang tidak dipahami oleh Jaksa Penuntut Umum, Pasal 22 jo Pasal 28 UU No. 20
tahun 2001 tidak bisa diterapkan untuk menjadikan tersangka ataupun terdakwa karena jika
seseorang tersangka ataupun terdakwa dalam kasus sebelumnya tidak memberi keterangan ataupun
memberikan keterangan yang tidak benar, dia tetap bisa dipidana dengan alat bukti lainnya yang sah
berdasarkan KUHAP.

Jadi tidak akan ada perkara setelah perkara. Jika alur berpikir penyidik dan jaksa penuntut umum di
ikuti, seorang tersangka bisa disidang berkali kali, bahkan bisa sampai 10 kali lebih atas perkara yang
sama, jika sampai dengan sidang perkara yang ke-9 penyidik masih berpendapat tersangka tersebut
memberikan keterangan yang tidak benar.

Maksud Pasal 22 jo Pasal 28 UU No. 20 tahun 2001 adalah hanya untuk pihak bank, saksi dan
ahli, serta pihak pihak lainnya yang menurut pekerjaan, harkat dan martabat atau jabatannya
diwajibkan menyimpan rahasia. Hal ini diperkuat oleh KUHAP dengan ancaman sumpah palsu
atas kesaksiannya di sidang pengadilan sesuai dengan Pasal 174 KUHAP yang menyatakan : apabila
keterangan saksi disidang disangka palsu, hakim ketua sidang memperingatkan dengan
sungguh-sungguh kepadanya supaya memberikan keterangan yang sebenarnya dan
mengemukakan ancaman pidana yang dapat dikenakan kepadanya apabila ia tetap
memberikan keterangan palsu.

Tidak ada pasal di KUHAP tentang ancaman pidana atas terdakwa yang tidak memberikan
keterangan atau memberikan keterangan tidak benar (palsu), yang ada tentang keterangan terdakwa
adalah Pasal 175 KUHAP yang menyatakan : jika terdakwa tidak mau menjawab atau menolak
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya, hakim ketua sidang menganjurkan
untuk menjawab dan setelah itu pemeriksaan dilanjutkan.

PERMOHONAN ATAS PUTUSAN MAJELIS HAKIM YANG MULIA


Sebelum saya menyampaikan permohonan saya untuk putusan yang akan dijatuhkan oleh Majelis
Hakim Yang Mulia, perkenankanlah saya menyampaikan beberapa hal yang dapat dijadikan
pertimbangan oleh majelis hakim yang mulia, yaitu :

a. Hal – hal yang memberatkan

- Karena keterus terangan saya terhadap satgas pemberantasan mafia hukum dan
penyidik tim independen, banyak orang di proses hukum. Termasuk beberapa orang
baik yang saya yakin tidak bersalah terkait dengan dakwaan dan tuntutan jaksa,
seperti ALIF KUNCORO, HUMALA NAPITUPULU dan MARULI
PANDAPOTAN MANURUNG
b. Hal – hal yang meringankan

- Kooperatif dalam pemeriksaan, tidak pernah komplain kepada penyidik walaupun


penyidik melakukan hal yang tidak benar, seperti :
- menahan saya dalam sel isolasi gegana selama 3 bulan, sejak 1 April 2010
s/d awal juli 2010 tanpa surat penahanan yang sah. Karena surat
penahanan yang ada pada saya, seharusnya saya di tempatkan di Rutan
Narkoba Polda Metro Jaya, namun justru ditempatkan di sel isolasi gegana
seorang diri tidak ada tahanan lain
.
- menyita barang bukti yang tidak pernah sekalipun di gunakan baik
dalam penyidikan maupun penuntutan, yaitu :
- BB no urut 101 berupa flash disk
- BB no urut 110 berupa laptop sony VPCW 115 XG
- BB no urut 120 berupa HP Blackberry Bold 9900, yang baru
seminggu saya beli dan sudah saya jelaskan namun tidak di gubris
oleh penyidik, ternyata juga tidak digunakan dalam penyidikan,
parahnya justru diusulkan untuk dimusnahkan oleh JPU.
(hubungannya dengan perkara apa? Saya tak habis pikir dan tak
menemukan jawabannya sampai hari ini)
- BB no urut 122 berupa HP Nokia N 95, yang tidak digunakan
kaitannya dengan kasus, tidak digunakan pula dalam penyidikan,
parahnya justru diusulkan untuk dimusnahkan oleh JPU.
(hubungannya dengan perkara apa? Saya tak habis pikir dan tak
menemukan jawabannya sampai hari ini)
- Membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Maruli
Pandapotan Manurung lebih dari sepuluh kali, walaupun materi pemeriksaan
tidak ada kaitannya dengan Maruli Pandapotan Manurung.

- Saya bersikap sopan selama persidangan dan selalu mengikuti agenda persidangan
dengan baik
- Berusia muda dan menjadi tulang punggung keluarga dengan 3 orang anak yang sangat
saya sayangi dan mereka juga sangat membutuhkan kasih sayang saya, masing masing
berusia 7 tahun, 5 tahun dan 1 tahun
- Berani mengatakan yang benar di persidangan dan menyatakan bahwa BAP adalah
rekayasa karena memang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya dan memikul segala
resiko termasuk perlawanan balik dari mafia yang sebenarnya.
- Kondite sangat baik selama bekerja di Direktorat Jenderal Pajak dengan Penilaian di atas
rata-rata atau sangat baik, selalu menunaikan tugas dengan baik dan maksimal baik
sebagai pemeriksa pajak di KPP Balikpapan, Penelaah Keberatan di Direktorat Keberatan
Banding dan Petugas Banding di Pengadilan Pajak (untuk objektifnya silakan bertanya
kepada pihak pihak yang pernah bersinggungan dengan saya selama saya menjalankan
tugas negara tersebut)
- Belum pernah dihukum
- Mendukung pemerintah dalam program pemberantasan korupsi, dengan menerapkan cara
cara luar biasa untuk memberantasnya, karena korupsi adalah extraordinary crime. Cara
cara tersebut adalah :
o Menyerahkan HP Nokia 5310 ekspress music kepada tim penyidik independen,
yang tidak diminta oleh penyidik dan sebenarnya sangat mudah untuk saya buang
atau hilangkan. Dalam HP tersebut lengkap komunikasi saya dengan HAPOSAN
HUTAGALUNG dan HAKIM ASNUN, termasuk cerita HAPOSAN
HUTAGALUNG tentang pihak pihak terkait di KEPOLISIAN, KEJAKSAAN,
maupun PENGADILAN
o Mengikuti permintaan penyidik untuk merekayasa BAP sehingga bisa memenuhi
unsur yang diinginkan, untuk tersangka ARAFAT, HAPOSAN HUTAGALUNG,
HAKIM ASNUN, dan MARULI PANDAPOTAN MANURUNG

Berdasarkan seluruh uraian tersebut di atas, perkenankanlah saya, mengajukan permohonan kepada
majelis hakim yang mulia, agar demi keadilan berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa dan
berlandaskan fakta persidangan menjatuhkan putusan sebagai berikut :

- Menyatakan terdakwa GAYUS HALOMOAN P TAMBUNAN tidak terbukti secara sah


dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dalam dakwaan pertama primer dan
subsider, kedua primer dan subsider, ketiga dan keempat

- Membebaskan oleh karena itu terhadap terdakwa GAYUS HALOMOAN P


TAMBUNAN dari dakwaan pertama primer dan subsider, kedua primer dan subsider,
ketiga dan keempat
- Membebaskan terdakwa GAYUS HALOMOAN P TAMBUNAN dari tahanan Rutan
Cipinang
- Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya
- Memerintahkan barang bukti milik terdakwa yang tidak dipakai dalam penyidikan,
penuntutan dan persidangan ini, yaitu :
- BB no urut 101 berupa flash disk
- BB no urut 110 berupa laptop sony VPCW 115 XG
- BB no urut 120 berupa HP Blackberry Bold 9900,
- BB no urut 122 berupa HP Nokia N 95, dikembalikan kepada terdakwa
GAYUS HALOMOAN P. TAMBUNAN
- Memerintahkan kepada Kepolisian Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung Republik
Indonesia untuk menyidik dan menuntut pihak pihak yang menurut Majelis Hakim yang
Mulia harus dituntut namun belum dituntut dalam perkara ini
- Membebankan biaya perkara kepada negara
Atau

Apabila majelis hakim yang mulia berpendapat lain, maka saya mohon agar diberikan Putusan yang
seadil adilnya dan seringan ringannya, demi tegaknya keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.

Hormat Saya

Gayus Halomoan P Tambunan dan Keluarga

Anda mungkin juga menyukai