Anda di halaman 1dari 43

BBM/LESSON STUDY

BAHAN BELAJAR MANDIRI

Topik Lesson studyJumlah Jam 4 jam


tatap muka
(4 x 50 menit);
4 jam tugas terstruktur (4 x 60 menit);

dan 4 jam tugas mandiri (4 x 60 menit)

Bahan Belajar Mandiri (BBM) Lesson study sebaiknya


dibahas sebelum BBM Generik Penelitian Tindakan
Kelas, karena lesson study ini dijadikan suatu pola
belajar dalam mengimplementasikan program belajar
BERMUTU terutama dalam membahas Penelitian
Tindakan Kelas.

1
.

A. PENGANTAR
Istilah lesson study masih relatif asing di kalangan
sebagian besar guru di Indonesia. Sesungguhnya, lesson study
telah lama berkembang di Jepang, yakni sekitar abad ke-19.
Namun baru masuk dan mulai dikembangkan di Indonesia
sekitar akhir 2004 oleh para tenaga ahli JICA (Jepang
International Cooperation Agency) melalui program IMSTEP
(Indonesian Mathematics and Science Teaching Education
Project). Kemudian dilanjutkan pengembangannya melalui
Program SISTTEMS (Strengthening In-Service Teacher Training
of Mathematics and Science Education at Junior Secondary
Level) pada Tahun 2006 - 2008, dan juga PELITA (Program for
Enhancing Quality of Junior Secondary Enducation) pada Tahun
2009 – 2012.
Apa sesungguhnya lesson study itu? Banyak kalangan
yang kurang memahami lesson study, mereka menganggap
lesson study sebagai suatu pendekatan, metode atau model
pembelajaran layaknya pembelajaran kooperatif, inkuiri, CTL,
atau sejenisnya. Ada yang mengidentikkan lesson study dengan
PTK. Bahkan ada yang memahami lesson study layaknya latihan
mengajar seperti microteaching. Untuk dapat memahami
dengan tepat apa itu lesson study, maka dalam BBM ini guru
peserta belajar akan dipandu untuk mempelajarinya.

1. Kedudukan Topik Lesson study


Lesson study didiskusikan di KKG/MGMP/MKKS/MKPS sebelum
membahas BBM Generik PTK untuk memberikan pemahaman
apa, mengapa, dan bagaimana lesson study dilaksanakan
sebagai model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik

2
2. Pentingnya mempelajari Lesson study
Lesson study perlu dipahami karena dalam program
belajar BERMUTU digunakan tiga pendekatan utama, yaitu
Lesson study, Penelitian Tindakan Kelas, dan Case Study.
BBM Lesson study ini dimaksudkan untuk menjadi salah
satu acuan dan panduan teknis pelaksanaan lesson study
di KKG/MGMP, khususnya dalam implementasi program
BERMUTU maupun pada kegiatan pengembangan guru di
luar program BERMUTU. Dengan demikian diharapkan
lesson study dapat menjadi suatu pola kegiatan
KKG/MGMP yang diharapkan mampu menjadi mesin
penggerak putaran KKG/MGMP yang lebih konsisten dan
efektif.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan lesson study meliputi:

 konsep dan prinsip lesson study;

 cara merancang pembelajaran yang efektif dalam


kegiatan lesson study;

 cara melaksanakan pembelajaran yang diobservasi


(open class) secara efektif;

 tatacara diskusi refleksi yang efektif.

4. Petunjuk Kegiatan
Kegiatan untuk mempelajari lesson study ini akan
difokuskan pada pemahaman konsep lesson study
kemudian berlatih mempraktikkan tahapan kegiatan
lesson study yang meliputi perencanaan pembelajaran
(plan) , melaksanakan pembelajaran open lesson (do),
dan diskusi refleksi hasil observasi pembelajaran open
lesson (see).

3
5. Penilaian
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru
dilakukan berdasarkan pemahaman konsep lesson study
dan kinerja mereka waktu berlatih mempraktikkan
tahapan lesson study, serta produk berupa RPP dan
catatan hasil observasi pada waktu open lesson.

4
B. KOMPETENSI DAN INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI DARI KEGITAN BELAJAR DI KKG/MGMP
ADALAH SEBAGAI BERIKUT.

Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi


1. menjelaskan pengertian lesson study
Memahami konsep secara konseptual dan praktis;
lesson study dan 2. menjelaskan prinsip-prinsip lesson
mengimplementasikannya study;
dalam kegiatan belajar di 3. menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan
KKG/MGMP. lesson study ;
4. menjelaskan alasan tentang perlunya
guru melakukan kegiatan lesson study
untuk meningkatkan kompetensinya;
5. menjelasakan pentingnya penyusunan
rencana pembelajaran sebelum
pelaksanaan open lesson;
6. menyebutkan langkah-langkah
penyusunan rencana pembelajaran
untuk open lesson dalam lesson study;
7. menyebutkan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun rencana
pembelajaran yang baik;
8. menyusun rencana pembelajaran yang
operasional untuk pelaksanaan open
class yang efektif;
9. menjelaskan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan open
class;
10. melaksanakan open class secara
efektif;
11. melaksanakan observasi pembelajaran
secara cermat;
12. menjelaskan pentingnya kegiatan
refleksi dalam lesson study
13. menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan
refleksi yang interaktif dan efektif;
14. melaksanakan kegiatan diskusi refleksi
secara interaktif dan efektif;
15. merencanakan tindak lanjut dari
kegiatan lesson study.

5
C. PERSIAPAN
Untuk membelajarkan lesson study kepada peserta belajar di
KKG/MGMP, pemandu hendaknya melakukan persiapan sebagai berikut.
 Mempelajari kegiatan belajar yang dirancang dalam
BBM ini.

 Mempelajari bahan bacaan yang terdapat dalam BBM


ini dan bahan bacaan yang disarankan.

 Menyiapkan alat/bahan yang diperlukan dalam sesi


pembahasan topik lesson study.

 Berkoordinasi dengan kepalas sekolah inti untuk


pelaksanaan pembelajaran open class (open lesson).

D. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar yang dapat digunakan guru peserta dalam
kegiatan ini antara lain sebagai berikut.

No Judul Keterangan

Lampiran 1 atau artikel


1 Konsep dan Prinsip Lesson study
di internet

Rambu-rambu Penyusunan Rencan


2 Pembelajaran dalam kegiatan Lesson Lampiran 2
study
Rambu-rambu pelaksanaan open class dan
3 Lampiran 3
observasi pembelajaran

4 Lembar Observasi Pembelajaran dalam Lampiran 4


Kegiatan Lesson study
Panduan Pengamatan Pembelajaran
5 Lampiran 5
dalam Kegiatan Lesson study

6
6 Teknik Moderasi dalam Diskusi Refleksi Lampiran 6

E. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan pembahasan topik Lesson study dialokasikan selama 2 x
pertemuan (@ 200 menit). Kegiatan belajar dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan, masing-masing pertemuan dibagi dalam dua sesi. Kegiatan
belajar pada pertemuan pertama sesi pertama ditekankan pada
membelajarkan peserta untuk memahami konsep lesson study. Kegiatan
belajar pada pertemuan pertama sesi kedua ditekankan pada keterampilan
peserta dalam merancang pembelajaran. Pertemuan kedua sesi pertama
peserta melaksanakan kegiatan open lesson dan observasi pembelajaran,
sedangkan pada pertemuan kedua sesi kedua peserta melakukan diskusi
refleksi berdasarkan hasil observasi pembelajaran.

a. Alur pembelajaran pada pertemuan pertama sesi pertama: Konsep


Lesson study

Kegiatan
Kegiatan 1:
1: Kegiatan
Kegiatan 2:
2: Kegiatan
Kegiatan 3:
3:
10
10 menit
menit 30 menit
30 menit
55 menit
menit
KAJI
KAJI BAHAN
BAHAN DISKUSI
DISKUSI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
BACAAN
BACAAN
Fasilitator/Guru
Fasilitator/Guru Guru
Guru Pemandu
Pemandu
Pemandu memimpin
memimpin diskusi
diskusi
Pemandu menggali
menggali Para
Para peserta
peserta tentang
tentang pengertian
pengertian
pengeahuan
pengeahuan awal
awal KKG/MGMP
KKG/MGMP dan
dan prinsip
prinsip
guru
guru dalam
dalam bidang
bidang membaca
membaca bahan
bahan pelaksanaan
pelaksanaan lesson
lesson
lesson
lesson study.
study. Apakah
Apakah bacaan/sumber
bacaan/sumber study
study
di
di antara
antara para
para guru
guru dan
dan diresapi.
diresapi.
sudah ada yang
sudah ada yang
mengetahui
mengetahui atau
atau
melaksanakan
melaksanakan lesson
lesson
study.
study.

Kegiatan
Kegiatan 4:
4:
Kegiatan
Kegiatan 6:
6: Kegiatan
Kegiatan 5:
5: 10
10 menit
menit
55 menit
menit
PENJELASAN
PENJELASAN 55 menit
menit MENYUSUN
MENYUSUN
TUGAS
TUGAS RANGKUMAN
RANGKUMAN
EVALUASI/REF
EVALUASI/REF
Para LEKSI
LEKSI DIRI Para
Para peserta
peserta
Para peserta
peserta diminta
diminta DIRI
menulis
menulis
mencari
mencari dan
dan
Menuliskan
Menuliskan hasil
hasil rangkuman
rangkuman
membaca
membaca bahan
bahan pemahamannya
refleksi diri
refleksi diri pemahamannya
bacaan
bacaan lain
lain tentang
tentang
Penjelasan Alur Kegiatan Pertemuan I
lesson study untuk
lesson study untuk
tentang
tentang
tentang
tentang lesson
Rangkuman
lesson study
Rangkuman dapat
study
dapat
pemahaman
pemahaman ditulis
memperdalam
memperdalam dan dan ditulis dalam
dalam
Lesson
Lesson study,
study, bentuk
bentuk skema
skema atau
atau
memperluas
memperluas
wawasan peta konsep
peta konsep
wawasan

7
Kegiatan belajar sesi pertama: Konsep Lesson study

Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)


Pada kegiatan pendahuluan guru/kepala
sekolah/pengawas sekolah pemandu menginformasikan
kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan
belajar yang akan dilakukan, dan hasil belajar yang
diharapkan dalam pertemuan ini. selanjutnya ajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal
peserta. Pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya:
 Apakah Ibu/Bapak ada yang sudah mengetahui atau
melaksanakan lesson study?
 Apa yang Ibu/Bapak pahami tentang Lesson study?
Untuk menyamakan pemahaman tentang Lesson study,
ajaklah peserta mengkaji bahan bacaan 1: Apa,
Mengapa, dan Bagaimana Lesson study (Lampiran 1)

Kegiatan 2. Mengkaji Bahan Bacaan (10 menit)


Guru/kepala sekolah/pengawas sekolah peserta dibagi ke
dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri atas 4-5
orang. Peserta belajar secara individual membaca bahan
bacaan 1 tentang Apa, mengapa, dan Bagaimana
Lesson study dan setelah selesai membaca mereka
diminta menjawab pertanyaan dalam bagian evaluasi.

Kegiatan 3. Diskusi kelas (30 menit)


Pemandu memandu diskusi kelas untuk menyamakan
pemahaman peserta tentang konsep lesson study. Diskusi
dapat diawali dengan membahas jawaban pertanyaan-
pertanyaan yang ada pada bagian evaluasi pada bahan
bacaan 1.
Setelah diskusi ini diharapkan indikator pencapaian
kompetensi no. 1 sam 4 dapat tercapai.

8
Kegiatan 4. Menyusun rangkuman (10 menit)
Setelah peserta belajar memahami konsep lesson study
baik dari hasil bacaan maupun diskusi, pemandu meminta
mereka untuk membuat rangkuman materi pada bahan
bacaan 1. Rangkuman dapat berupa skema/bagan/peta
pikir/peta konsep.

Kegiatan 5. Evaluasi/refleksi diri (5 Menit)


Pemandu meminta setiap peserta untuk mengevaluasi diri
pencapaian pemahaman mereka tentang konsep lesson
study. Evaluasi diri dapat mengacu pada pencapaian
indikator 1 s.d 4 dengan memberikan nilai dari 10 sd 100.

Kegiatan 6. Penjelasan tugas (5 menit)


Pemandu menginformasikan tugas terstruktur 1, yaitu
peserta diminta untuk mencari dan membaca bahan
bacaan tentang konsep lesson study dari berbagai sumber
belajar. Selanjutnya, pemandu menginformasikan topik
yang akan dididiskusikan pada sesi kedua, yaitu
merancang pembelajaran dalam lesson study.

b. Alur pembelajaran pada pertemuan pertama sesi kedua:


Merancang Pembelajaran dalam Lesson study

9
Kegiatan
Kegiatan 1:
1: Kegiatan Kegiatan
Kegiatan 3:
3: 30
30 menit
menit
Kegiatan 2:
2:
55 menit
menit 15
15 menit
menit DISKUSI
DISKUSI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN KAJI
KAJI BAHAN
BAHAN Guru
Guru Pemandu
Pemandu
BACAAN
BACAAN memimpin
Fasilitator/Guru
Fasilitator/Guru memimpin diskusi
diskusi
Pemandu untuk:
untuk:
Pemandu Para
Para peserta
peserta pemilihan
pemilihan topik
topik
menggali
menggali KKG/MGMP
KKG/MGMP pendekatan/metode/m
pendekatan/metode/m
pengetahuan
pengetahuan awal
awal membaca
membaca bahan
bahan odel/strategi
odel/strategi
guru
guru tentang
tentang bacaan
bacaan 2/sumber
2/sumber pembelajaran
pembelajaran yang
yang
rencana
rencana dan
dan diresapi.
diresapi. cocok.
cocok.
pembelajaran
pembelajaran yang Skenario/
Skenario/ langkah-
langkah-
baik langkah
langkah
baik
pembelajaran
pembelajaran
Salah
Salah anggota
anggota
menulis
menulis
putusan/kesepakatan
putusan/kesepakatan
hasil
hasil diskusi
diskusi

Kegiatan
Kegiatan 6:
6: Kegiatan
Kegiatan 5:
5: Kegiatan
Kegiatan 4:
4:
55 menit
menit 20
20 menit
menit 60
60 menit
menit
PRESENTASI
PRESENTASI MENYUSUN
MENYUSUN
EVALUASI/
EVALUASI/ SKENARIO
SKENARIO RENCANA
RENCANA
REFLEKSI
REFLEKSI DIRI
DIRI PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
Setelah
Setelah RPP
RPP dibuat
dibuat
dilanjutkan (RPP)
(RPP) DAN
DAN
Para dilanjutkan
Para peserta
peserta presentasi PERANGKATNYA
PERANGKATNYA
presentasi
diminta
diminta skenario
skenario
menuliskan
menuliskan Berdasarkan
Berdasarkan hasil
hasil
pembelajaran
pembelajaran
refleksi diskusi
diskusi peserta
peserta
refleksi diri
diri oleh
oleh guru
guru model.
model.
menuliskan
menuliskan rencana
rencana
berdasarkan
berdasarkan Peserta
Peserta lain
lain
dalam
dalam format
format RPP
RPP
pengalamannya
pengalamannya menyimak
menyimak dan dan
memberikan Menyusun
Menyusun atau
atau
menyusun
menyusun RPP RPP memberikan
masukan
masukan jika
jika menyiapkan
menyiapkan
bersama untuk
bersama untuk masih
masih perlu
perlu perangkat
perangkat
topik
topik tersebut
tersebut pembelajaran
pembelajaran

Penjelasan Alur Kegiatan Pertemuan ke-1

10
Kegiatan belajar sesi kedua: Merencanakan
Pembelajaran (plan)
Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru/kepala
sekolah/pengawas sekolah pemandu menjelaskan
indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang
akan dilakukan, dan hasil belajar yang diharapkan dalam
sesi kedua ini. selanjutnya ajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk menggali pengetahuan awal peserta. Pertanyaan
yang dapat diajukan, misalnya:
 Ibu/Bapak bagaimanakah menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik?
 Apa saja langkah-langkah yang Ibu/Bapak lakukan
ketika merancang RPP?
Untuk menyamakan pemahaman tentang cara penyusunan
rencana pembelajaran, ajaklah peserta membaca bahan
bacaan 2 Rambu-rambu Penyusunan Rencana
Pembelajaran dalam kegiatan Lesson study (sumber
belajar 2).

Kegiatan 2. Mengkaji Bahan Bacaan (15 menit)


Guru peserta duduk per kelompok. Satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang. Peserta belajar secara individual membaca
bahan bacaan 2 tentang Rambu-rambu Penyusunan
Rencana Pembelajaran dalam kegiatan Lesson study
dan setelah selesai membaca mereka diminta menjawab
pertanyaan dalam bagian evaluasi.

Kegiatan 3. Diskusi kelas (30 menit)

11
Pemandu memandu diskusi kelas untuk memilih topik
yang akan dibuat RPP-nya, pendekatan/metode/model
pembelajaran yang akan digunakan, langkah-langkah
pembelajaran, dan penentuan guru model.
Mintalah anggota/peserta belajar menuliskan keputusan
dan kesepakatan hasil diskusi.

Kegiatan 4. Menyusun Rencana Pembelajaran


(60 menit)
Setelah peserta belajar menyepakati topik dan model
pembelajaran yang akan dibuat RPP nya, peserta belajar
bersama-sama membuat RPP dalam format RPP dan
menyiapkan perangkat pembelajaran lainnya dengan
berbagi tugas.

Kegiatan 5. Presentasi Skenario (20 Menit)


Pemandu meminta guru model yang sudah ditunjuk oleh
peserta untuk mempresentasikan skenario pembelajaran
yang telah dibuat bersama, peserta lain menyimak dan
memberi tambahan jika masih diperlukan.

Kegiatan 6. Evaluasi/refleksi diri (5 menit)


Pemandu meminta setiap peserta untuk mengevaluasi diri
pencapaian pemahaman mereka tentang konsep lesson
study. Evaluasi diri dapat mengacu pada pencapaian
indikator 5 s.d 8 dengan memberikan nilai dari 10 sd 100.

c. Alur pembelajaran pada pertemuan kedua, sesi pertama:


Melaksanakan Pembelajaran yang diobservasi (Open lesson)

12
Kegiatan
Kegiatan 1:
1: Kegiatan Kegiatan
Kegiatan 3:
3:
Kegiatan 2:
2:
55 menit 15
15 menit
menit 80
80 menit
menit
menit
PRESENTASI
PRESENTASI PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
SKENARIO
SKENARIO PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
Fasilitator/Guru
Fasilitator/Guru PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN Guru
Guru model
model
Pemandu
Pemandu
Jika melaksanakan
melaksanakan
menyampaikan
menyampaikan Jika terjadi
terjadi
perubahan- pembelajaran
pembelajaran sesuai
sesuai
rencana perubahan-
rencana kegiatan
kegiatan perubahan skenario
skenario
perubahan
open
open lesson
lesson hari
hari ini.
ini. skenario
skenario dari
dari
rencana
rencana semula
semula OBSERVASI
OBSERVASI
guru
guru model
model PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
diharapkan
diharapkan
menyampaikan
menyampaikan Pengamat
Pengamat melakukan
melakukan
skenrio
skenrio secara
secara pengamatan
pengamatan
singkat.
singkat. pembelajaran
pembelajaran secara
secara
Guru
Guru model
model cermat
cermat dan
dan tertib
tertib
membagikan
membagikan foto foto
koipi
koipi RPP
RPP dan
dan
perangkat
perangkat lainnya,
lainnya,
termasuk
termasuk lembar
lembar
observasi
observasi

..

Kegiatan
Kegiatan 5:
5: Kegiatan
Kegiatan 4:
4: 15
15 menit
menit
15
15 menit
menit
MENULISKAN
MENULISKAN MEMBUAT
MEMBUAT CATATAN
CATATAN
PENGALAMAN
PENGALAMAN HASIL
HASIL OBSERVASI
OBSERVASI
BERHARGA
BERHARGA
Setelah
Setelah melakukan
melakukan observasi
observasi
Setelah
Setelah melakukan
melakukan pengamat
pengamat menyusun
menyusun
observasi kembali
kembali catatan
catatan hasil
hasil
observasi pengamat
pengamat
temuan
temuan tentang
tentang aktivitas
aktivitas
mengidentifikasi
mengidentifikasi dan
dan belajar
belajar siswa
siswa yang
yang
menuliskan
menuliskan menarik
menarik untuk
untuk diskusi
diskusi
pengalaman
pengalaman berharga
berharga bahan
bahan refleksi
refleksi
yang
yang diperoleh
diperoleh dari
dari
observasi
observasi
pembelajaran
pembelajaran

Penjelasan Alur Kegiatan Pertemuan kedua

13
Kegiatan belajar sesi pertama: Open lesson dan
Observasi (Do)
Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru pemandu
menyampaikan rencana kegiatan open lesson hari ini dan
meminta peserta belajar melakukan persiapan.

Kegiatan 2. Presentasi Skenario Pembelajaran


(15 menit)
Pemandu menanyakan kepada guru model apakah ada
perubahan RPP atau skenario pembelajaran dari rencana
semula yang sudah didiskusikan. Jika ada, pemandu
meminta guru model untuk mempresentasikan.
Selanjutnya guru model diminta membagikan foto kopi
perangkat pembelajaran. Setelah presentasi perubahan
RPP (jika ada), pemandu membagikan sumber belajar 3,4
dan 5: lembar observasi dan panduan pengamatan
pembelajaran (observasi) dalam kegiatan lesson study.
Mintalah peserta untuk mempelajarinya terlebih dahulu
dan memahami benar apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan pada waktu observasi pembelajaran.

Kegiatan 3. Pelaksanaan Pembelajaran dan


Observasi (70-80 menit)
Pemandu membawa peserta ke kelas observasi, dan
mempersilakan guru model melaksanakan pembelajaran,
sedangkan peserta lainnya sebagai pengamat.

Kegiatan 4. Membuat catatan hasil observasi


(10 menit)

14
Setelah melakukan observasi, peserta yang melakukan
pengamatan pembelajaran diminta menyusun kembali
catatan hasil temuan tentang aktivitas belajar siswa yang
menarik untuk didiskusikan dalam kegiatan refleksi.

Kegiatan 5. Menuliskan pengalaman berharga


(10 Menit)
Sebelum kegiatan refleksi, pemandu meminta guru model
dan peserta menuliskan pengalaman berharga yang
diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dan observasi.

Kegiatan
Kegiatan 3:
3:
40 menit
40 menit
Kegiatan
Kegiatan 2:
2:
15
15 menit
menit PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
DISKUSI
DISKUSI REFLEKSI
REFLEKSI
PENJELASAN
PENJELASAN
RAMBU-RAMBU
RAMBU-RAMBU Guru
Guru pemandu
pemandu
REFLEKSI
REFLEKSI memimpin
memimpin diskusi
diskusi
Kegiatan
Kegiatan 1:
1: refleksi
refleksi (sebagai
(sebagai
Guru
Guru pemandu/
pemandu/ moderator)
moderator)
55 menit
menit fasilitator Guru
fasilitator Guru model
model
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN menjelaskan
menjelaskan menyampaikan
menyampaikan
d. Alur pembelajaran rambu-rambu
pada pertemuan
rambu-rambu keempat: refleksi
refleksi diri
Melakukan dari
Diskusi
diri dari
Fasilitator/Guru
Fasilitator/Guru dan
dan langkah-
langkah- kegiatan
kegiatan
Refleksi langkah
Pemandu
Pemandu langkah diskusi
diskusi pembelajaran
pembelajaran yang
yang
refleksi
refleksi dilakukan
dilakukan
menjelaskan
menjelaskan Memilih
Memilih salah
salah satu
satu Peserta
Peserta
rencana
rencana kegiatan
kegiatan peserta
peserta menjadi
menjadi menyampaikan
menyampaikan
belajar diskusi
belajar diskusi notulis
notulis diskusi
diskusi komentar
komentar
refleksi
refleksi berdasarkan
berdasarkan fakta-
fakta-
fakta
fakta yang
yang
ditemukan
ditemukan dalam
dalam
.. pengamatan
pengamatan
15
Kegiatan
Kegiatan 5:
5:
55 menit Kegiatan
Kegiatan 4:
4: 10
10 menit
menit
menit
pemberian
pemberian tugas
tugas

MERENCANAKAN
MERENCANAKAN DAN
DAN REFLEKSI
REFLEKSI DIRI
DIRI
MELAKUKAN
MELAKUKAN TINDAK
TINDAK
Peserta
Peserta menuliskan
menuliskan jurnalnya
jurnalnya
LANJUT
LANJUT
berdasarkan pengalamannya
berdasarkan pengalamannya
Merevisi
Merevisi RPP
RPP atau
atau mengikuti
mengikuti refleksi
refleksi ::
mengadaptasi
mengadaptasi RPP
RPP untuk
untuk di
di
bagaimana
bagaimana caracara
sekolah/kelas masing-
sekolah/kelas masing-
menyampaikan
menyampaikan komentar
komentar
masing.
masing.
secara
secara santun,
santun, disertai
disertai fakta,
fakta,
Berlatih
Berlatih terus
terus menjadi
menjadi guru
guru analitis, mendalamdan
analitis, mendalamdan
model, pengamat,
model, pengamat, disertai
disertai alternatif
alternatif
menyampaikan
menyampaikan komentar,
komentar,
Pengalaman
Pengalaman berharga
berharga yang
yang
dan/atau menjadi
dan/atau menjadi
diperoleh.
diperoleh.
moderator
moderator

Penjelasan Alur Kegiatan Pertemuan ke -2

16
Kegiatan belajar sesi kedua: Refleksi (See)
Kegiatan 1. Pendahuluan (5 menit)
Pada kegiatan pendahuluan guru pemandu
menyampaikan rencana kegiatan untuk melakukan diskusi
refleksi hasil observasi pembelajaran open lesson.
Selanjutnya informasikan indikator pencapaian
kompetensi yang diharapkan dicapai peserta pada
kegiatan belajar ini.

Kegiatan 2. Penjelasan Rambu-rambu Refleksi


(15 menit)
Pemandu menginformasikan rambu-rambu dan langkah-
langkah dalam melakukan diskusi refleksi dengan
menggunakan sumber belajar 6: Teknik Moderasi dalam
Diskusi Refleksi.

Kegiatan 3. Pelaksanaan Diskusi Refleksi


(40 menit)
Guru Pemandu memimpin berperan sebagai moderator
untuk memandu diskusi refleksi, seorang peserta menjadi
notulis diskusi. Pemandu/moderator mempersilahkan guru
model untuk menyampaikan refleksi diri dari kegiatan
pembelajaran open lesson yang telah dilakukan. Setelah
itu moderator meminta peserta belajar lain memberikan
komentar berdasarkan hasil pengamatannya demikian
seterusnya. Pada kegiatan diskusi refleksi ini, guru
pemandu memodelkan apa yang tertulis dalam rambu-
rambu teknik moderasi dalam diskusi refleksi agar
menjadi contoh bagi peserta belajar jika melakukan
lesson study di sekolahnya.

17
Kegiatan 4. Refleksi diri (10 menit)
 Setelah selesai diskusi refleksi, pemandu meminta peserta
belajar untuk menuliskan refleksi diri (dalam jurnalnya)
berdasarkan pengalaman mengikuti kegiatan lesson study,
khususnya tahap observasi dan refleksi. Refleksi diri
tersebut diutamakan pada dua hal, yakni bagaimana cara
menyampaikan komentar secara santun, disertai fakta,
analitis, mendalamdan disertai alternatif dann
pengalaman berharga yang diperoleh.

Kegiatan 5. Penutup (5 Menit)


Setelah mengetahui hasil refleksi diri peserta belajar
mengenai lesson study, pemandu memberikan tugas
terstruktur 2, yaitu meminta peserta belajar untuk
merencanakan dan melakukan tindak lanjut. Kepada guru
model, jika perlu merevisi rencana pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada waktu open lesson. Kepada
peserta belajar lain yang telah menjadi pengamat,
meminta melakukan penyesuaian RPP yang digunakan
pada waktu open lesson untuk digunakan di kelasnya
masing-masing.
Selain itu kepada mereka diminta terus belajar menjadi
guru model, pengamat, dan juga meoderator.

F. PENILAIAN

18
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar peserta pelatihan meliputi
aspek pemahaman konsep lesson study dan produk RPP yang dihasilkan dari
belajar tatap muka di KKG dan laporan tugas terstruktur.

Instrumen Penilaian Aspek Pemahaman Konsep Lesson study


1. Jelaskan pengertian lesson study secara konseptual, singkat dan jelas!
2. Jelaskan, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan lesson study secara praktis?
3. Sebutkan prinsip penting dalam lesson study!
4. Sebutkan tahap-tahap dalam melaksanakan lesson study!
5. Jelaskan apa pentingnya lesson study dalam pengembangan
kompetensi dan profesionalisme guru atau pendidik!
6. Jelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum
pelaksanaan open class!
7. Sebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran yang
lengkap dan operasional!
8. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana
pembelajaran yang baik!
9. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class agar
kegiatan berjalan lancar, efektif dan efisien!
10. Dimana sebaiknya pengamat mengambil posisi berdiri agar dapat melakukan
pengamatan dengan jelas dan tidak mengganggu siswa.
11. Mengapa pengamat tidak boleh intervensi kepada siswa atau guru model?
12. Jelaskan mengapa open class tidak sama dengan peer teaching atau
microteaching!
13. Sebutkan rambu-rambu agar dapat melakukan pengamatan pembelajaran
secara cermat dan efektif!
14. Jelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study!
15. Jelaskan secara garis besar rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif
dan efektif!
16. Jelaskan rambu-rambu cara menyamapaikan komentar dalam refleksi!
17. Mengapa pengamat disarankan untuk tidak mengkritik guru model dalam
kegiatan refleksi.

G. TUGAS TERSTURUKTUR

19
1. Carilah bahan bacaan/literatur lain mengenai lesson study!
2. Setelah mengikuti kegiatan lesson study, cobalah untuk merencanakan dan
melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Lakukanlah
pembelajaran di sekolah Anda dengan mengaplikasikan pengalaman-
pengalaman baik dari lesson study!

20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Bahan bacaan 1
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA LESSON STUDY

A. Pengertian Lesson study

Lesson study adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-guru
Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkat hasil
pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja
guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat
pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajan
secara bersiklus dan terus menerus. Menurut Walker (2005) Lesson study adalah
suatu metode pengembangan profesional guru. Menurut Lewis (2002) ide yang
terkandung di dalam lesson study sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika
seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas
adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Secara lebih operasional lesson study adalah kegiatan pengkajian


pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru untuk guna mengetahui
efektivitas dari suatu pembelajaran. Kegiatan seperti dilakukan secara terus
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru,
Dengan guru akan menjadi lebih profesional di dalam menjalankan tugasnya. Di
Indonesia, lesson study juga dapat diartikan sebagau suatu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru
serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson study

Dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuian cara


melakasanakan lesson study. Lewis (2002) menyarankan ada enam

tahapan dalam awal mengimplementasikan lesson study di sekolah.

Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study, yang antara lain berupa kegiatan
merekrut anggota kelompok, menyusun komitmen waktu khusus,
menyusun jadwal pertemuan, dan menyetujui aturan kelompok.
Tahap 2: Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara utama, yakni:
(a) menyepakati tema penelitian (research theme) tujuan jangka
panjang bagi murid; (b) memilih cakupan materi; (c) memilih unit
pembelajaran dan tujuan yang disepakati.

21
Tahap 3: Merencanakan rencana pelmbelajaran (Research Lesson), yang meliputi
kegiatan melakukan pengkajian pembelajaran yang telah ada,
mengembangkan petunjuk pembelajaran, meminta masukan dari ahli
dalam bidang studi dari luar (dosen atau guru lain yang berpengalaman).
Tahap 4: Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi).
Dalam hal ini pembelajaran dilakukan oleh salah seorang guru anggota
kelompok dan anggota yang lain menjadi pengamat. Pengamat tidak
diperkenankan melakukan intervensi terhadap jalannya pembelajaran
baik kepada guru maupun siswa.
Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah dilaksanakan.
Diskusi dan analisis sebaiknya mencakup butir-butir: refleksi oleh
instruktur, informasi latar belakang anggota kelompok, presentasi dan
diskusi data dari hasil pengamatan pembelajaran, diskusi umum,
komentar dari ahli luar, dan ucapan terima kasih.
Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap
selanjutnya. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan berpikir
tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah berkeinginan
untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini menjadi lebih baik?,
apakah akan mengujicobakan di kelas masing-masing?, dan anggota
kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja
kelompok?
Sementara itu, Richardson (2006) menuliskan ada 7 tahap atau langkah
yang termasuk dalam lesson study, yakni:
Tahap 1: membentuk sebuah tim lesson study.
Tahap 2: Memfokuskan lesson study
Tahap 3: Merencanakan rencana pelmbelajaran (Study Lesson).
Tahap 4: Persiapan untuk observasi.
Tahap 5: Melaksanakan pengajaran dan observasinya.
Tahap 6: Melaksanakan tanya-jawab/diskusi pembelajaran.
Tahap 7: Melakukan refleksi dan merencanakan tahap selanjutnya.
Masih ada beberapa variasi lagi tahapan lesson study yang dikemukan oleh
beberapa ahli, seperti Robinson (2006) yang mengusulkan 8 tahap berdasarkan
pada jumlah pertemuan yang diperlukan dalam pelaksanaan lesson study dalam
implementasinya di “Israeli Middle School Teachers”.
Sementara itu, implementasi lesson study di Indonesia yang dimulai saat
para tenaga ahli Jepang dalam Program IMSTEP JICA mengenalkan lesson study di
tiga universitas (UPI, UNY dan UM) pada akhir Tahun 2004. Dalam tahap awal
pengenalan lesson study tersebut Saito (2005) mengenalkan ada tiga tahap utama
lesson study, yakni: (1) Perencanaan (Plan), (2) Pelaksanaan (Do), dan Refleksi
(See). Penyederhanaan menjadi tiga tahap saja dilakukan dengan pertimbangan

22
untuk memudahkan praktiknya dan menghilangkan kesan bahwa lesson study
sebagai suatu kegiatan yang rumit dan sulit dilakukan. Ketiga tahapan tersebut
dilakukan secara berulang dan terus-menerus (siklus). Kegiatan utama yang
dilakukan dalam masing-masing tahapan tersebut dapat dilihat pada Bagan 1
berikut ini.

PERENCANAAN PELAKSANAAN REFLEKSI

(PLAN) (DO) (SEE)

- Penggalian - Pelaksanaan
akademik Pembelajaran
Refleksi dengan
- Perencanaan - Pengamatan oleh rekan sejawat
pembelajaran rekan sejawat.

- Penyiapan alat-alat

Gambar 1: Daur Lesson study yang Terorientasi pada Praktik (Saito, 2005)

Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan


pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara efektif
serta membangkitkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran.
Perencanaan yang baik tidak dapat dilakukan secara sendirian. Pada tahap ini
beberapa pendidik dapat berkolaborasi untuk memperkaya ide terkait dengan
rancangan pembelajaran yang akan dihasilkan, baik dalam aspek pengorganisasian
bahan ajar, aspek pedagogis, maupun aspek penyiapan alat bantu pembelajaran.
Kegiatan penggalian akademik yang dimaksud adalah melakukan kajian/analisis
terhadap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan pemahaman guru-guru
terhadap konsep materi yang akan diajarkan. Sebelum ditetapkan sebagai hasil
final, semua komponen yang tertuang dalam rancangan pembelajaran
dicobaterapkan (disimulasikan). Pada tahap ini juga ditetapkan prosedur
pengamatan termasuk instrumen yang diperlukan.

Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembe-


lajaran yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Salah satu anggota
(guru/dosen) bertindak sebagai ”guru model” sedangkan yang lain bertindak
sebagai pengamat. Pengamat lainnya (selain anggota kelompok perencana) juga
dapat bertindak sebagai pengamat. Fokus pengamatan diarahkan pada aktivitas
belajar peserta didik dengan berpedoman pada prosedur dan intrumen

23
pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan untuk
mengevaluasi penampilan guru (dosen) yang sedang bertugas mengajar. Selama
pembelajaran berlangsung, pengamat tidak boleh mengganggu atau intervensi
kegiatan pembelajaran. Pengamat juga dapat melakukan perekaman kegiatan
pembelajaran melalui video camera atau foto digital untuk keperluan dokumentasi
dan atau bahan diskusi pada tahap berikutnya, atau bahkan untuk kegiatan
penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang kelas di samping mengumpulkan
informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlang-
sung.

Tahap refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan


kekurangan pelaksananaan pembelajaran. Guru atau dosen yang telah bertugas
sebagai pengajar mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam
melaksanakan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan kepada anggota
kelompok perencana yang dalam tahap do bertindak sebagai pengamat.
Selanjutnya pengamat dari luar diminta menyampaikan komentar dan lesson
learned dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas peserta didik.
Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti guru
demi perbaikan. Sebaliknya, pihak yang dikritik harus dapat menerima masukan
dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan
dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.

C. Alasan Digunakannya Lesson study

Mengapa menggunakan lesson study dan bagaimana lesson study dapat


membawa pada perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara lebih
luas? Menurut Lewis (2002) di Jepang lesson study tidak hanya memberikan
sumbangan terhadap pengetahuan keprofesionalan guru, tetapi juga terhadap
peningkatan sistem pendidikan yang lebih luas. Lewis (2002) menguraikan ada
lima jalur yang dapat ditempuh lesson study, yakni: (1) membawa tujuan
standard pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, (2) menggalakkan perbaikan
dengan dasar data, (3) mentargetkan pencapaian berbagai kualitas siswa yang
mempengaruhi kegiatan belajar, (4) menciptakan tuntutan mendasar perlu
peningkatan pembelajaran, dan (5) menjunjung tinggi nilai guru.

Lewis, Perry dan Murata (2006) telah mengembangkan tabel atau bagan
untuk menjelaskan tentang mekanisme lesson study dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran (Lihat Bagan 2). Sementara Stepanek (2003) menjelaskan bahwa
lesson study dapat membantu para guru untuk melihat kelas atau
pembelajarannya melalui “kacamata” penelitian. Proses tersebut berpotensi
untuk mengubah sekolah menjadi tempat di mana guru dapat meneliti dan
memverifikasi apa yang dikerjakan untuk murid- muridnya. Bahkan Stepanek juga
mengatakan bahwa peta pendidikan berubah secara signifikan ia menuliskan
lesson study pertama kali dalam Jurnal Northwest Teacher di Northwest-USA.

24
PERUBAHAN INTERVENING

CIRI-CIRI YANG TAMPAK DARI LESSON PERKIRAAN 1


STUDY
LESSON STUDY MENINGKATKAN RENCANA
Mengacu pada tujuan jangka pppPEMBEA-RENCANA PEMBELAJARAN
panjang untuk pembelajaran PERKIRAAN 2
murid dan pengembangan
Menstudi kurikulum yang ada dan LESSON STUDY MENGUATKAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN
standar DENGAN 3 CARA:
Perencanaan dan melakukan Pengetahuan Guru: PENINGKATAN
penelitian pembelajaran Pengetahuan tentang materi ajar PENGAJARAN
(research lesson) Pengetahuan tentang pengajaran
Mengumpulkan data selama Kemampuan untuk mengobervasi murid
penelitian pembelajaran Hubungan antara praktIk pembelajaran harian dengan
Menunjukkan dan mendiskusikan tujuan jangka panjang
data dari penelitian pengajaran, Komitmen-Komunitas Guru:
dan menggunakan implikasi Motivasi untuk meningkat/maju
(perbaikannya) untuk pengajaran Hubungan kekolegaan yang dapat saling membantu
selanjutnya. Rasa akuntabilitas untuk penilaian masyarakat
Sumber-Sumber Pembelajaran:
Rencana pembelajaran yang menyatakan dan
mempromisikan kemampuan berpikir siswa
Alat-alat yang mendukung pembelajaran kesejawatan
selama lesson study

Gambar 2: Bagaimana Lesson study Menghasilkan Peningkatan Pengajaran: Dua Perkiraan (Lewis, Perry, and Murata; 2006

10
KONSEP LESSON STUDY

Hasil studi tentang kegiatan piloting pembelajaran MIPA dan lesson


study selama masa implementasi program tindak lanjut IMSTEP 2004-2005
memaparkan adanya perubahan dalam praktik pengajaran matematika dan
sains di Indonesia setelah dimulainya lesson study. Perubahan tersebut adalah:
(1) perubahan dalam pemantapan dasar akademik pembelajaran, akibat dari
jalinan antara guru dengan dosen-dosen dari universitas; (2) perubahan dalam
struktur pembelajaran, ditunjukkan dengan digunakannya eksperimen atau
aktivitas fisik/kerja, dan diskusi; (3) perubahan reaksi siswa selama dalam
proses pembelajaran (Saito, 2005; Saito, Harun, dan Ibrohim, 2005; Saito, et al.
2006; Saito, et al. 2006a). Sebagai contoh, hasil monitoring dan evaluasi
kegiatan piloting dan lesson study dalam pembelajaran biologi di sekolah
menengah Kota Malang, Jawa Timur menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat
meningkatkan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran biologi. Di samping itu guru biologi menjadi lebih inovatif
dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Di
samping itu, hasil belajar siswa meningkat, ditandai dengan peningkatan hasil
biologi siswa, dari 72% siswa yang mendapatkan nilai di atas 60 menjadi 97%
siswa (Sulasmi dan Rahayu, 2006).
Bukti lain yang menunjukkan keunggulan dari lesson study dilaporkan
oleh Sumarna (2006) bahwa pelaksanaan lesson study berbasis sekolah
membawa manfaat di antaranya: 1) Guru biologi menjadi termotivasi dan
bangkit untuk membuat inovasi dalam pembelajarannya sehingga tercipta
pembelajaran yang aktif, komunikatif, dan menyenangkan. Motivasi guru ini
tumbuh karena adanya kerjasama yang positif, akademis, sinergis, dan
kolaboratif di antara guru dalam kelompok MGMP sekolah; 2) Adanya persiapan
pembelajaran yang lebih baik dari guru biologi, baik persiapan mental,
administrasi, dan penguasaan materi pelajaran; 3) Guru biologi menjadi
terdorong untuk belajar lebih banyak dalam hal materi, pemilihan strategi dan
penggunaan model pembelajaran yang tepat demi kesuksesan
pembelajarannya.
Liliasari (2008) menjelaskan bahwa Lesson study telah meningkatkan
kemampuan guru menyusun model pembelajaran dan keakuratan pengelolaan
waktu untuk pengajaran. Selain lesson study juga meningkatkan keterbukaan
dan dalam mengobservasi dan mengkritisi pembelajaran. Menurut Ibrohim
(2008) kegiatan lesson study dalam Program SISTTEMS telah meningkatkan
keefektivan dan intensitas kegiatan MGMP MIPA di Kabupaten Pasuruan, Jawa
Timur. Selain itu kegiatan lesson study juga telah mengindikasi dapat
menyebabkan peningkatan kompetensi guru MIPA, mulai dari penguasaan
materi ajar, kemampuan mempersiapkan, melaksanakan, mengobservasi
pembelajaran dan merefleksikannya. Hasil penelitian seorang pengawas sekolah
di Sumedang, Jawa Barat (Kusdijantono, 2008) menunjukkan hasil-hasil sebagai
berikut: (1) Lesson study yang diterapkan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
telah mampu mengoptimalkan guru dalam melaksanakan tugas dalam
pembelajaran; (2) Mengoptimalkan hak belajar siswa dalam kelas; (3) Peran

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

pengawas sebagai seorang pengamat lebih teraktualisasi.

Serangkaian kegiatan, mulai dari tahap plan sampai see, dilakukan


secara kolaboratif. Hal ini secara nyata telah menghasilkan dampak sosiologis
yang sangat positif. Kolegialitas antarpendidik dapat terbina dengan baik, tidak
ada pendidik yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Mereka juga berbagi
pengalaman dan saling belajar. Dengan demikian, melalui serangkaian kegiatan
dalam rangka lesson study ini terbentuk atmosfer akademik yang kondusif bagi
terciptanya mutual learning (saling belajar). Pada prinsipnya, semua orang
yang terlibat dalam lesson study harus memperoleh lesson learned. Dengan
demikian lesson study sangat potensial untuk membangun learning community.

(Plan)

(Do)

(See)

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

Gambar 1: Foto-fota tahapan kegiatan lesson study di MGMP MIPA SMP


Kabupaten Pasuruan.

LAMPIRAN 2: Bahan Bacaan 2


RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN (LESSON PLAN)
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

A. RASIONAL
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng-
kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip
kolegialitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan
yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang
secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud
pengembangan komunitas belajar (learning community)

Secara singkat, lesson study bertujuan untuk meningkatkan kualitas


pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran. Pengkajian pembelajaran yang
telah dirancang secara kolaboratif atau individual oleh guru/dosen model
dimaksudkan untuk mengevaluasi efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Jika
kegiatan lesson study dilakukan secara berkala dan berkelanjutan maka
diharapkan akan dapat meningkatkan keprofesionalan secara bertahap,
khususnya yang terkait dengan kompetensi profesional dan pedagogis. Hal ini
dapat terjadi karena dalam kegiatan lesson selalu terjadi kolaborasi dan
sharing mulai dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai refleksi dan
revisi rencana pembelajaran.

Sesungguhnya inti dari kegiatan lesson study adalah apabila guru atau dosen
mau membuka kelas (pembelajaran) untuk diamati oleh sejawat atau
komponen stakeholders pendidikan yang lainnya, kemudian direfleksi. Untuk
melaksanakan open lesson diperlukan persiapan, yakni menyusun rencana
pembelajaran (lesson plan) dengan perangkat-perangkat lainnya. Selain itu
untuk pelaksaan obervasi dan refleksi diperlukan beberapa kelengkapan
lainnya. Dalam modul singkat ini akan diuraikan rambu-rambu dalam
mempersiapkan pelaksanaan open lesson, khususnya dalam penyusunan rencana
pembelajaran (lesson plan).

B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

Dalam praktik pelaksanaan lesson study yang dikembangkan oleh


Program SISTTEM (2006 -2008), dan PELITA (2009-2012) bersama JICA wujud
dari lesson plan yang disusun oleh guru di MGMP antara lain berupa RPP dan

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

perangkat pembelajaran lainnya. Langkah penyusunan rencana pembelajaran


tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


RPP disusun oleh guru-guru di KKG/MGMP di bawah koordinasi guru
fasilitator /pemandu. Jika ada pendamping dari pihak yang lebih
berkompeten, seperti: dosen, pengawas sekolah, kepala sekolah, atau guru
inti maka diharapkan hasilnya lebih baik. Tahap-tahap penyusunan RPP
dalam tahap perencanaan pembelajaran (plan) antara lain sebagai berikut.

a. Pemilihan topik pembelajaran


Pemilihan topik didasarkan atas pertimbangan tingkat kesulitan materi
ajar atau kesulitan untuk mengajarkannya (membelajarkan), atau
berdasarkan urutan materi yang telah dituangkan dalam Program
Semester (Promes) dan silabus.

b. Menganalisis isi kurikulum atau silabus.


Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan silabus yang telah
disusun sebelumnya oleh sekolah/guru.

c. Penetapan indikator dan tujuan pembelajaran untuk topik yang dipilih.

d. Penetapan pendekatan/motode dan startegi pembelajaran.


Pemilihan metode dan strategi pembelajaran didasarkan pada
karakteristik materi ajar, tingkat kemampuan berpikir siswa
(karakteristik siswa yang akan diajar), ketersediaan sarana dan
prasarana pendukung dan media, serta masalah-masalah pembelajaran
yang sering dihadapi oleh guru pada pembelajaran topik tersebut
berdasarkan pengalaman sebelumnya.

e. Penyusunan skenario pembelajaran


Setelah ditetapkan metode dan strategi pembelajaran selanjutkan akan
disusun langkah-langkah pembelajaran, mulai dari tahap awal (apersepsi
dan motivasi), langkah-langkah kegiatan ini, dan penutup (pemantapan,
konsolidasi, aplikasi).

f. Penulisan RPP sesuai format yang tetapkan atau disepakati.

Semua tahapan pelaksanaan penyusunan RPP dari mulai memilih topik


sampai penyusunan skenario pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi
yang dipimpin oleh fasilitator atau guru pemandu.

2. Penyusunan Perangkat Pendukung Pembelajaran

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

Perangkat-perangkat pendukung yang umumnya dibuat untuk


mengefektifkan kegiatan pembelajaran antara lain berupa: LKS (jika
diperlukan), instrumen asesmen dan evaluasii, bahan ajar (bacaan), dan media
pembelajaran.

a. Lembar Kerja Siswa


LKS dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi panduan kerja/belajar siswa.
LKS yang diharapkan adalah LKS yang menuntut kemampuan siswa berpikir
kritis, analitis, kreatif dan menemukan atau memahami konsep-konsep yang
dipelajari. Dalam menyusun LKS , sebaiknya isi LKS tidak hanya menuntut siswa
mengisi titik-titik atau isian singkat yang bersifat informatif belaka. Jika
mungkin upayakan LKS berisi-kasus yang harus dipecahkan siswa melalui diskusi
dalam kelompoknya atau berupa arahan melakukan percobaan/praktikum. Jika
kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kerja kelompok maka harus dipastikan
bahwa pertanyaan atau permasalahan yang harus dipecahkan siswa benar-benar
menuntut siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Sebab, jika pertanyaan dalam
LKS terlalu sederhana dan bisa diisi siswa tanpa harus kerja kelompok, maka
siswa akan cenderung bekerja individual.

b. Instrumen Asesmen atau Evaluasi


Dalam pembelajaran sangat dianjurkan guru atau pengamat melakukan
asesmen terhadap proses dan hasil belajar siswa, baik yang bersifat kognitif,
psikomotorik, atau afektif. Pengukuran terhadap aspek kognitif sudah biasa
dilakukan guru dalam bentuk tes tulis atau lisan, yang umumnya guru menyebab
dengan tes evaluasi. Tes evaluasi harus benar-benar mengacu atau mengukur
tujuan belajar yang telah ditetapkan. Sementara itu, aspek afektif dan
psikomotorik diperlukan proses pengukuran/pengamatan dengan menggunakan
suatu instrumen yang dilengkapi observasi yang dilengkapi pedoman dan
rubriknya. Jika hal ini dianggap perlu dan bisa dilakukan sebaiknya
instrumennya juga dikelambangkan pada saat perencanaan (plan). Jika
memungkinkan disarankan untuk menggunakan instrumen yang baku atau
instrumen yang telah diujicoba (validitas dan reliabilitas).

c. Bahan bacaan
Jika buku sumber atau buku paket tidak tersedia, maka sebaiknya juga
menyusun atau menyediakan bahan bacaan yang ditulis oleh guru untuk
menjadi sumber belajar siswa. Bahan bacaan dapat diambil dari buku
sumber/buku paket, majalah, ensiklopedi atau sumber lainnya yang relevan,
dan mudah diakses/ditemukan oleh siswa. Jika tidak demikian maka guru harus
mengupayakannya.

d. Media

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

Media pembelajaran alat bantu belajar yang mengandung pesan konsep


yang akan dipelajari siswa. Misalnya, menggunakan gunting untuk belajar
konsep pesawat sederhana atau titik tumpu, gambar cerobong pabrik dengan
asap yang mengepul untuk contoh pencenaran udara, dsb. Sedapat mungkin
guru mengupayakan adanya media belajar yang mendukung agar mempermudah
memahami konsep, terutama yang bersifat abstrak. Untuk penggunaan media
atau alat yang bersifat rumit maka sebaiknya alat atau media tersebut dicoba
dulu bersama pada saat tahap perencanaan tersebut. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa alat/media dalam kondisi siap pakai dan akan menghasilkan
data hasil amatan atau percobaan yang memadai dan akurat.

Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam forum diskusi dan bekerja di


dalam forum pertemuan KKG/MGMP. Namun demikian sesungguhnya tidak salah
seandainya ada calon guru model yang menyusun dan mempersiapkan sendiri
lesson plan yang akan dipakai dalam open class, jika ia merasa mampu
dan/atau waktu kolaborasi yang tidak memungkinkan.

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

LAMPIRAN 3: bahan bacaan 3


RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN OPEN CLASS
DAN OBSERVASI PEMBELAJARAN

Secara prinsip tidak ada perbedaan antara pembelajaran rutin dengan


pembelajaran dalam konteks open class. Namun karena pembelajaran dalam
konteks open class ada pengamatan dan refleksi maka diperlukan perangkat
dan pengaturan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran. Perangkat pendukung
kegiatan open class atara lain berupa denah tempat duduk siswa/mahasiswa,
lembar observasi, perekam kegiatan belajar, rambu-rambu observasi dan
refleksi.

1. Setting Kelas

Dalam kegiatan open class hadir sejumlah pengamat. Jumlah pengamat


yang melakukan pengamatan tidak ada ketentuan minimal atau maksimal. Yang
menjadi pertimbangan adalah ketersediaan ruang (space) kelas yang sesuai
untuk sejumlah pengamat. Yang pokok, bahwa para pengamat dapat
mengamati secara leluasa dan dapat mendekat ke siswa, agar dapat mengamati
dan mendengarkan dengan jelas apa saja yang dilakukan dan dibicarakan siswa
dalam belajar. Apakah tingkah laku siswa tersebut terkait atau mendukung
efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran? Oleh karena itu ruang kelas harus
ditata sedemikian rupa agar proses open class berjalan lancar.

Beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan antara lain:

1. Ruang kelas yang dipakai harus disesuaikan dengan jumlah pengamat yang
akan hadir atau sebaliknya jumlah pengamat dibatasi sesuai dengan ukuran
kelas dan jumlah siswa;
2. Prinsipnya; pengamat memiliki ruang untuk berpindah dari satu sisi ke sisi
yang lain untuk mendekat ke siswa yang sedang dalam fokus
pengamatannya dengan tanpa menganggu siswa atau guru;
3. Jika pembelajaran dilaksanakan dalam setting kerja kelompok, maka harus
ada ruang bagi guru dan pengamat untuk mendekati siswa dan dapat
berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain;
4. Jumlah siswa dalam kelompok sebaiknya tidak lebih dari 4 orang dengan
komposisi yang heterogen dari aspek kemampuan dan gender.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

2. Denah tempat duduk siswa

Dalam kegiatan observasi pembelajaran para pengamat (pengamat) harus


dapat dengan mudah mengamati fakta/peristiwa belajar yang terjadi dan
dengan mudah mengenali setiap siswa. Oleh karena itu, jika siswa
dirancang akan melakukan pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok,
maka sebaiknya ada denah tempat duduk atau kelompok kerja, yang antara
lain berisi gambar/denah, nomor dan nama siswa.

3. Lembar Observasi

Pada dasarnya observasi dalam konteks lesson study difokuskan pada


aktivitas belajar siswa, dan bukan pada langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Walaupun sesungguhnya apa yang dilakukan oleh siswa
dalam kegiatan belajar terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan guru
dalam mengajar. Lesson study bukan microteaching atau peer teaching. Hal
ini perlu ditegaskan mengingat seringkali pada saat refleksi para pengamat
lebih banyak mengomentari bahkan mengkritik langkah-langkah
pembelajaran yang dibuat oleh guru dari pada aktivitas dan keberhasilan
belajar siswa. Oleh karena itu, agar observasi terarah pada aspek-aspek
yang harus diamati diperlukan lembar observasi.

Pada dasarnya lembar observasi yang pernah digunakan dalam kegiatan


lesson study dipergunakan oleh para guru atau pengamat yang sedang dalam
proses belajar mengamati pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pengamatan
lebih terarah. Namun ketika sudah terampil atau mahir dalam observasi
cukup menggunakan buku catatan kosong sebagai alat perekam. Contoh
lembar observasi yang pernah digunakan dapat dilihat seperti di bawah ini.

4. Perekam Kegiatan Belajar

Fakta-fakta atau peristiwa belajar yang menarik dapat direkam dalam


bentuk catatan anekdotal atau direkam melalui kamera foto atau video
(jika ada). Selain sebagai alat dokumentasi, rekaman video atau foto dapat
digunakan sebagai bukti otentik yang akan dirunjuk atau dikemukakan pada
saat refleksi. Namun demikian perekaman tidak menjadi suatu keharusan.

5. Rambu-rambu Observasi
Bagi para pengamat pembelajaran pemula dalam kegiatan lesson study
diperlukan rambu-rambu agar dapat melakukan observasi dengan tepat dan
cermat. Dalam rambu-rambu observasi akan dijelaskan antara lain tentang:
dimana sebaiknya posisi pengamat pada saat mengamati kelas, bagaimana
cara mengamati.

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

Lampiran 4: bahan bacaan 4

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN


DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

Tanggal: ....... .......................


2009

Topik Pembelajaran: _____________________________________________________

A. Apakah semua siswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran


hari ini? Bagaimana proses mereka relajar? (disertai fakta konkret dan
alasannya)

B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari
ini?
(harus didasarkan pada fakta konkret yang diamati dengan disertai nama
siswa)

C. Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa
penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda?
(disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan
yang sesuai)

D. Bagaimana usaha guru dalam mendorong siswa yang tidak aktif untuk
belajar?

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan


pembelajaran hari ini?

Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh pengamat antara lain:
interaksi antar siswa-siswa dalam satu kelompok, siswa-siswa antar kelompok,
siswa - guru, siswa - media/sumber belajar, siswa – lingkungan.

Guru Model/ Kelas /Sekolah: ____________________ / _________ /


___________

Nama Pengamat : _______________ Jabatan: Guru / KS / Pengawas / Dosen /


WI/....

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

Lampiran 5: Bahan bacaan 5

PANDUAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN (OBSERVASI)


DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

A. SEBELUM PENGAMATAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran dan


pengamatan dimulai.

1. Pengamat dan undangan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit


sebelum pembelajaran dimulai.
2. Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi
belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tenang,
bila berbicara jangan menimbulkan kebisingan di sekolah.
3. Siapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan
setiap peserta lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat
pembelajaran lainnya yang telah diperbanyak untuk para pengamat.
4. Denah tempat duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan
untuk mempermudah proses pengamatan. Denah tempat duduk yang
dilengkapi dengan nama siswa dibuat dalam selembar kertas untuk
diperbanyak dan dibagikan pada seluruh pengamat yang datang.
5. Jika Anda membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya
nada panggil tidak berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima
telepon kecuali untuk hal-hal terpaksa. Juga dihindari kesibukan mengirim
sms.
6. Usahakan untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam
ruangan/kelas.
7. Pastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin
buang hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum
pembelajaran.

B. PADA WAKTU MENGAMATI PROSES PEMBELAJARAN

1. Semua peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang
ditentukan.
2. Begitu memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak
lagi berkeinginan keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan
bersiap mengamati siswa belajar.
3. Segera menempati posisi sedemikian sehingga dapat memperhatikan
perubahan wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal
adalah di hadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi saling berhadapan,
posisi yang ideal adalah di samping kelompok
4. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak
jika sudah lebih dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat mengamati
beberapa kelompok lain sehingga dapat mengetahui atmosfer kelas secara
keseluruhan.
5. Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun.
Misalnya ikut membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah
guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi siapa
pun.

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

6. Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan


pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat),
katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.
7. Tidak mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika Anda
sedang mendekati kelompok atau berada di tengah-tengah kelas, kemudian
tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka segeralah
menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.
8. Tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara
dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan.
9. Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar
(guru/siswa) lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu
kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
10. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam ruangan pembelajaran.
11. Ingat, fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru
yang mengajar. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika
fenomena yang diamati tidak tercantum dalam lembar observasi, pengamat
dapat menambahkannya.
12. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir
pembelajaran.
13. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan:
a) Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru
b) Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran?
c) Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari
lingkungan?
d) Bagaimana upaya guru membuat siswa kreatif?

Catatan Penting:

Seringkali pejabat beranggapan bahwa kegiatan buka kelas dan refleksi adalah
kegiatan guru, karena itu hanya gurulah yang berhak melakukan secara intensif
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Namun sebenarnya tidaklah
demikian. Agar dapat memahami dan menghayati bagaimana siswa belajar dan
permasalahan apa saja yang bersangkutan dengan proses pembelajaran, maka
semua yang berkepentingan dengan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, pengawas sekolah, kepala, dan Staf Dinas Pendidikan, dosen perguruan
tinggi) ikut secara aktif terutama pada waktu pelaksanaan pembelajaran
(observasi dan refleksi). Pelaksanaan dan refleksi merupakan inti dari Lesson
Study. Di kedua tahapan (observasi dan refleksi) itu kita dapat belajar
bagaimana siswa belajar, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa
saja yang diperlukan siswa dalam belajar. Di kedua tahapan itu kita juga dapat
menjadi peneliti dengan jalan mengamati dan menganalisis, yang kemudian
menyampaikan secara lisan pada waktu diskusi refleksi. Sekiranya pada waktu
diskusi refleksi tidak dapat hadir, pengamat dapat menyerahkan catatan
refleksinya untuk dibacakan moderator.

(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar
Syamsuri dan Ibrohim, 2008)

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

Lampiran 6: Bahan Bacaan 6

TEKNIK MODERASI DALAM DISKUSI REFLEKSI

Berikut akan diuraikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh


moderator dalam memimpin diskusi refleksi agar diskusi berlangsung kondusif,
interaktif dan efektif. Namun demikian, perlu dipahami bahwa rambu-rambu ini
hanyalah sebuah contoh berdasarkan pengalaman. Artinya pembaca diharapkan
dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-
masing.

A. Membuka dan Mengawali Diskusi Refleksi

1) Moderator adalah ”orang kunci” yang dapat menghidupkan suasana


diskusi.
2) Seorang moderator dalam diskusi refleksi lesson study bukan hanya harus
pandai berbicara sesuai situasi, tetapi ia juga harus memahami isi setiap
pembicaraan. Oleh karena itu, moderator juga harus mengikuti dan
mencermati semua situasi/kejadian pembelajaran yang akan direfleksikan.
3) Ketika mengawali dan membuka suasana diskusi, upayakan untuk
menyegarkan suasana pertemuan, yang umumnya para pengamat dan
peserta lesson study sudah mulai lelah karena sebelumnya berdiri lama
dalam melakukan observasi. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan
menyapa beberapa orang yang sudah dikenal atau mengenalkan beberapa
orang peserta atau tamu yang belum dikenal peserta pada umumnya.
Jangan lupa memberikan komentar awal yang arahnya memberikan
penghargaan atau sanjungan untuk memberikan dukungan moral kepada
guru model.
4) Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru model atas sajian
pembelajaran yang telah dibuat dan berikan penghargaan, misalnya berupa
tepuk tangan dari semua peserta.

B. Refleksi Diri Guru Model

1) Pada saat memberi kesempatan guru model untuk menyampaikan refleksi,


sampaikanlah rambu-rambu apa saja yang perlu diungkapkan oleh guru
model, antara lain sebagai berikut.
a. Guru tidak hanya mengungkapkan perasaan senang, sedih, bangga atau
kurang puas dengan hasil mempraktikan skenario pembelajaran yang
telah dirangcang/dipersiapkan.
b. Guru model perlu menyampaikan ringkasan alur langkah-langkah
pembelajaran, terutama untuk mengulas hal-hal yang menarik, baik itu
ketidakterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran maupun kasus-kasus
menarik pada langkah tersebut.
c. Untuk melengkapi refleksi diri, guru model dapat menyebutkan kira-kira
persentase ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dibuat.

C. Membagi Tahap dan Melaksanakan Diskusi

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

1. Agar diskusi lebih terfokus dan terarah, sebaiknya waktu diskusi dibagi
menjadi beberapa tahap dengan masing-masing tahap mengacu pada
permasalahan tertentu. Misalnya ada tahap yang khusus membahas tentang:
 interaksi siswa-siswa dalam kelompok maupun dalam presentasi hasil
diskusi/kerja kelompok,
 interaksi siswa dengan media belajar,
 interaksi siswa dengan guru,
 lompatan-lompatan belajar yang dibuat oleh beberapa siswa,
 pengalaman-pengalaman berharga yang dapat diperoleh dari kegiatan
observasi,
 dan lain sebagainya.
Tema-tema tersebut dapat diatur secara fleksibel sesuai dengan situasinya.

2. Setelah tahap diskusi dibuka, berikan kesempatan kepada beberapa orang


untuk mengemukakan temuan hasil pengamatan yang menarik untuk diulas
dan yang sesuai dengan tema tahap diskusi. Komentar sebaiknya disertai
dengan mengemukakan fakta atau data konkret hasil pengamatan, misalnya
dengan menunjukkan kelompok atau nama siswa. Kendalikan agar setiap
orang menyampaikan komentar sesuai dengan tema dan dalam bahasa yang
ringkas tapi jelas. Hindarkan uraian komentar yang berbelit-belit.
3. Di dalam menyampaikan temuan dari hasil observasi, sebaiknya guru tidak
membaca catatan dalam lembar observasi secara keseluruhan, tetapi
disarankan untuk memilih bagian catatan yang terkait dengan tema. Jika
ada komentar yang mulai menyimpang dari tema, sebaiknya diingatkan
untuk kembali menyampaikan komentar yang sesuai dengan tema yang
didiskusikan.
4. Jika ada pertanyaan klarifikasi atau komentar dari peserta di luar tema atau
di luar konteks lesson study maka moderator harus dapat mengurangi hal
tersebut untuk tidak diteruskan, misalnya dengan cara mengatakan ”hal
tersebut akan kita bahas di lain kesempatan” .
5. Setelah seseorang atau beberapa orang menyampaikan komentar terkait
dengan temuannya, moderator harus berusaha untuk menangkap esensi dan
hal menarik yang perlu dibahas lebih jauh terkait dengan penyebab
munculnya fenomena tersebut dan alternatif solusi yang diusulkan.
6. Setelah beberapa temuan menarik yang sejenis (sesuai tema) diungkapkan
oleh beberapa pengamat, berikutnya lemparkan masalah tersebut kepada
peserta yang lain untuk ditanggapi, terutama pada ulasan tentang
kemungkinan penyebab munculnya fenomena tersebut dan kemungkinan
alternatif solusinya.
7. Dalam memberikan masukan tentang alternatif solusi suatu permasalahan
disarankan agar pengusul mendasarkan usulan tersebut pada pengalaman
praktis di sekolah masing-masing atau rujukan teori atau kalangan pakar
pendidikan.
8. Perhatian dan konsentrasi moderator harus selalu fokus pada setiap
komentar yang disampaikan peserta, dan selalu dapat berpikir ”Bagaimana
membuat situasi diskusi lebih hidup, menarik, dan tidak membosankan. Jika
ada ucapan dari pengamat atau kejadian-kejadian kecil tertentu yang
memungkin dijadikan bahan yang lucu-lucu atau humor maka upayakan
untuk dimunculkan dengan sedikit ”dibumbui” agar menyegarkan suasana.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

9. Upayakan untuk memberikan kesempatan yang merata kepada semua


peserta diskusi. Oleh karena itu hindarkan adanya dominasi komentar atau
bicara pada orang tertentu. Jika ingin membatasi komentar peserta yang
terlalu panjang, maka sampaikanlah dengan bahasa yang halus, dengan
sedikit gurauan atau permintaan maaf. Tunjuk atau mintalah kepada salah
satu atau beberapa peserta yang kelihatan pasif untuk menyampaikan
pendapat terkait dengan hal yang sedang dibahas, misalnya dengan
meminta seseorang untuk berpendapat setuju atau tidak setuju terhadap
pendapat yang lain.
10. Pada akhir setiap tahap, moderator harus berusaha untuk memberikan
ulasan singkat, semacam resume, dari hal yang didiskusikan pada tahap
tersebut. Hati-hati agar moderator tidak membuat kesimpulan yang
merupakan keputusan yang paling benar, atau seolah-olah diskusi tersebut
telah menghasilkan satu aturan yang berlaku umum. Biarlah kesimpulan
akhir dirumuskan sendiri oleh masing-masing peserta dan menjadi ”good
practices” yang akan dicoba untuk diimplementasikan di sekolah masing-
masing sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
11. Setelah tahap pertama selesai diskusi dilanjutkan ke tahap berikutnya
dengan tema atau fokus diskusi yang lain. Selesai dalam arti masalah yang
muncul, kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya telah dibahas
secara tuntas. Begitu seterusnya sampai semua masalah yang muncul
didiskusikan.
12. Pada setiap akhir tahap moderator dapat memberikan kesempatan kepada
guru model untuk memberikan tanggapan. Hindarkan tanggapan dari guru
model yang terkesan ”terlalu membela diri” atau mencari pembenaran atas
kejadian atau kekurangan yang ada.
13. Nara sumber (Dosen dan atau Guru Pemandu) diberi kesempatan untuk
menyampaikan komentar singkat terkait dengan fokus diskusi suatu tahap,
atau diberi kesempatan berkomentar pada akhir sesi sebelum refleksi
ditutup. Sebaiknya diberikan tekanan pada narasumber hal penting yang
diharapkan mendapatkan ulasan, selain ulasan yang telah dipersiapkan
sendiri oleh narasumber.
14. Jika ada masukan yang sangat berarti untuk skenario pembelajaran atau
perangkat pembelajaran, maka sarankan agar RPP segera direvisi oleh guru
model atau oleh kelompok.

A. Mengakhiri Diskusi Refleksi

1. Sebelum menutup forum diskusi refleksi moderator dapat menyampaikan


ringkasan atau penegasan tentang hal-hal penting yang telah didiskusikan.
2. Saat menutup jangan lupa menyampaikan ucapan terima kasih pada semua
pihak yang telah berpartisipasi, misalnya kehadiran Dosen, Guru Pemandu,
Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Dinas Pendidikan, dll.

(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar
Syamsuri dan Ibrohim, 2008)

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP
KONSEP LESSON STUDY

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2005-2009 Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang.
Jakarta: Depdiknas.

Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective


Statistics Curriculum, (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/
publications/11/- Garfield.doc, diakses 19 Juni 2006.

Istamar Syamsuri dan Ibrohim. 2008. Lesson study (Studi Pembelajaran): Model
Pembinaan Pendididik dipetik dari Pengalaman Implementasi Lesson
study dalam Program SISTTEMS JICA di Kabupaten Pasuruan. Malang:
FMIPA UM

Kusdijantono, T. 2008. Aktualisasi Pengawasan dalam Lesson study. Makalah


dalam International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1
Agustus.

Liliasari. 2008. Teacher Professional Development through Chemistry


Education Lesson study at Tanjungsari. Makalah dalam International
Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.

Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional


Change. Philadelphia: Research For better School .Inc.

Lewis, C. Perry, R. Dan Murata, A., 2006. How Should Research Contribute to
Instructional Improvement?: The Case of Lesson study. Educational
Researcher, 35(3):3-14.

Noor, Idris, HM. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum
Bahasa Inggris. Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, Depdiknas
(Online):

Robinson, Naomi. 2006. Lesson study: An example of its adaptation to Israeli


middle school teachers. (Online), (stwww.weizmann.ac.il/G-
math/ICMI/ Robinson_proposal.doc, diakses 25 September 2006).
Richards, J.C., Platt, J. and Platt, H. 1992. Longman Dictionary of Language
Teaching and Applied Linguistics. Longman.
Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Piloting
Activities under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan
Pembelajarannya & Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6
September.

Saito, E., Harun, I.,dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di


Indonesia: Studi Kasus dari IMSTEP. Jurnal Mimbar Pendidikan, 3
(24):24-32.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM/IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA SD 27
IDENTIFIKASI MASALAH

Saito, E., Sumar, H., Harun, Ibrohim, Kuboki, I., dan Tachibana, H. 2006.
Development of school based in-service teacher training under the
Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project.
Improving Schools, 9(1): 47-59.

Stepanek, J. 2003. Researchers Every Classroom. Northwest Teacher: 4(3): 2-5

Sulasmi, E.S., dan Rahayu, S. 2006. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Piloting dan Lesson study dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah
Menengah Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan, dan Penerapan MIPA, Yoyakarta. 1 Agustus.

Sumarna. 2006. Implementasi Lesson study Berbasis Sekolah untuk


Meningkatkan Kemampuan Guru Biologi Melakukan Pembelajaran
Inovatif. Booklet Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan
Penerapan MIPA. Yoyakarta, 1 Agustus.

Walker, J.S. 2005. UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online),
www.uwec.edu/walkerjs/Lesson_Study/Statement_of_Purpose.pdf.,
diakses 26 Oktober 2006.

26 BBM/LESSON STUDY/09/KKG/MGMP

Anda mungkin juga menyukai