Anda di halaman 1dari 15

Artike

ADAKAH
PACARAN
ISLAMI ???

ANEKA KARYA BAMBONG CITY EXSPRES

Oleh:
Muhammad Ibrahim, S.Th.I
29/12/2010
PENDAHULUAN

Bagaimana sebernya hukum berpacaran menurut Islam. sebenarnya sudah sangat jelas

sekali bahwa hukum berpacaran menurut Islam adalah haram (tidak boleh). Kebanyakan ulama

sepakat tentang keharamannya karena lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Dalil-

dalil yang mengharamkan pacaran banyak sekali, diantaranya adalah :

         


“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ : 32)

          
           
          
          
         
           
          
          
           
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur: 30-31).
“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan

melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah

mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang,

kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan,


maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”.

[HR. Al-Bukhoriy (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]

“Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita”. Seorang lelaki dari kalangan

Ashar berkata, “Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami?” Maka Rasulullah

-Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Mereka adalah kematian (kebinasaan)”. [HR.

Al-Bukhoriy (5232), Muslim (2172), dan At-Tirmidziy (1171)]

“Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan dengan

seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya”. [HR. At-Tirmidziy (2165), dan

Ahmad (114). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (6/215)]

“Andaikan kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan)

baginya dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya”. [HR. Ar-

Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (486, & 487)]

“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang

nampak di antaranya maupun yang tersembunyi.” [Al-An’aam:151]

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” [An-Nuur:30]

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” [An-Nuur:31]

Lalu jika pacaran itu haram, maka bagaimana caranya seorang muslin untuk mendapatkan

jodoh? Cara-caranya adalah sebagai berikut :

1. Melalui perantara. Upayakan memperluas pergaulan, tanya sana tanya sini, siapa

gerangan yang bisa membantu Anda untuk mencarikan jodoh. Cari perantara yang

reputasinya baik, seperti ustadz, guru, murobbi, dan orang-orang sholih lainnya. Jangan
malu untuk mempromosikan diri bahwa ananda sedang mencari jodoh (apalagi ananda

lelaki yang memang harus lebih agresif dalam mencari jodoh daripada perempuan).

Namun saya tidak menganjurkan ananda untuk mengikuti biro jodoh atau mengikuti

forum-forum gaul di internet, karena selain tidak selektif, juga belum tentu jujur apa yang

ditampilkan oleh biro/media tersebut.

2. Mencari sendiri tanpa melalui pacaran. Cara yang kedua ini mungkin sulit bagi sementara

orang. Bagaimana bisa mencari jodoh sendiri tanpa melalui pacaran? Bukankah pacaran

merupakan sarana untuk mengenal calon pasangan kita? Lalu dapatkah dijamin kita akan

cocok dengan pasangan kita jika tidak melalui pacaran? Jawabannya adalah : bisa!. Bisa

menikah tanpa pacaran dan bisa cocok sampai hayat di kandung badan. Nenek moyang

kita telah mempraktekkan hal tersebut sejak lama dan terbukti cocok. Bahkan sekarang

ini kita menyaksikan sendiri bahwa angkaperceraian semakin tinggi, justru ketika budaya

pacaran menjadi umum dalam masyarakat kita. Ternyata pacaran tidak menjamin

kecocokan dalam berumah tangga. Jadi, cocok atau tidaknya kita dengan pasangan bukan

karena pacaran, tetapi karena kesiapan untuk menerima pasangan kita apa adanya. Walau

tidak pacaran, tetapi hati dan mental kita lebih siap (ikhlas) untuk menerima kekurangan

dari pasangan, maka rumah tangga kita akan langgeng sampai akhir hayat. Sebaliknya,

walau pacaran bertahun-tahun tapi ternyata mental dan hati kita tidak siap menerima

kekurangan pasangan, maka pernikahan akan mudah bubar dalam waktu yang singkat.

Cara mencari sendiri tanpa pacaran adalah dengan cara ‘menembak’ (langsung

mengutarakan keinginan untuk menikahi orang yang kita taksir). Contohnya adalah

ketika Khadijah ra meminta Nabi Muhammad saw untuk menikahinya. Cara ini biasanya

didahului dengan mencari informasi tentang orang yang akan kita “tembak” tersebut.
Cara mencari informasinya bisa melalui teman akrabnya, gurunya, dan orang-orang

terdekat dengannya. Cara yang ditempuh harus smooth (halus), sehingga tidak terkesan

terlalu agresif. Lalu dilanjutkan dengan memberikan sinyal kepada orang yang kita taksir

tersebut apakah ia siap untuk kita ajak menikah. Kalau sinyalnya positif, maka kita bisa

menyampaikan hasrat kita kepadanya. Bisa melalui perantara atau bisa juga langsung

mengutarakan kepadanya. Kalau diterima alhamdulillah dan kalau pun ditolak jangan

sakit hati.

Baik cara pertama maupun kedua yang Anda lakukan, prinsipnya jangan pernah berputus

asa untuk mencari jodoh dengan cara-cara yang Islami. Sediakan juga waktu khusus untuk

mencari jodoh (mis: sepekan dua kali atau sebulan tiga kail) dengan cara silaturahim ke perantara

atau untuk mencari info orang yang kita “tembak”. Iringi upaya kita mencari jodoh dengan doa

dan sholat tahajud yang intens. Buktikan kepada Allah SWT bahwa Anda memang sungguh-

sungguh mencari jodoh. Insya Allah, jodoh itu akan datang kepada Anda.

          
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-
benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al 'Ankabuut : 69)

Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak-anak muda sekarang ini tidak ada dalam Islam.

Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa tunangan ini

adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai

dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa pertunangan keduanya boleh bertemu dan

berbincang-bincang di tempat yang aman, maksudnya ada orang ketiga meskipun tidak terlalu

dekat duduknya dengan mereka.

Kalau dilihat dari hukum Islam, pacaran yang dilakukan oleh anak-anak sekarang adalah

haram. Mengapa haram?


Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan dimana zina adalah termasuk dosa

besar, dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayat-Nya berbunyi

sebagaimana yang dikutip di awal tulisan ini. Ayat tersebut tidak mengatakan jangan berzina,

tetapi jangan mendekati zina, mengapa demikian ? Karena biasanya orang yang berzina itu tidak

langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti : saling memandang, berkenalan, bercumbu

kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu.

PENCEGAHAN

Dalam hukum Islam umumnya, manakala sesuatu itu diharamkan, maka segala sesuatu

yang berhubungan dengan yang diharamkan itu diharamkan juga. Misalnya minum arak, bukan

hanya minumnya yang diharamkan, tapi juga yang memproduksinya, yang menjualnya, yang

membelinya, yang duduk bersama orang yang minum tersebut juga diharamkan.

Demikian juga halnya dengan masalah zina. Oleh karena itu maka syariat Islam

memberikan tuntunan pencegahan dari perbuatan zina, karena Allah Maha Tahu tentang

kelemahan manusia.

Berikut ini adalah pencegahan agar kita tidak terjerumus ke dalam perzinahan :

1. Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahram untuk berdua-duaan. Nabi Saw

bersabda : “Apabila laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duaan, maka

yang ketiga adalah setan.” Setan juga pernah mengatakan kepada Nabi Musa AS bahwa

apabila laki dan perempuan berdua-duaan maka aku akan menjadi utusan keduanya untuk

menggoda mereka. Ini termasuk juga kakak ipar atau adik perempuan ipar.

2. Harus menjaga mata atau pandangan, sebab mata itu kuncinya hati. Dan pandangan itu

pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah
berfirman : “Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan

pandangan mereka (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka dan katakanlah

kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan

menjaga kehormatan mereka (An-Nur : 30-31).

3. Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat mereka, dan dilarang mereka untuk

memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya.

Dalam hadits dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang

mempertontonkan bentuk tubuhnya, memakai minyak wangi baunya semerbak, memakai

make up dan sebagainya, setiap langkahnya dikutuk oleh para malaikat, dan setiap laki-

laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti

perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apalagi masuk surga).

4. Dengan ancaman bagi yang berpacaran atau berbuat zina. Misalnya Nabi bersabda :

“lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang

bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). Dalam hadits yang lain :

“Barangsiapa yang minum (minuman keras) atau berzina, maka Allah akan melepas

imannya dalam hatinya, seperti seseorang melepaskan peci dari kepalanya (artinya kalau

yang sedang berzina itu meninggal ketika berzina, ia tidak sempat bertobat lagi, maka dia

meninggal sebagai orang kafir yang akan kekal di neraka).

Oleh karena itu Syekh Sharwi menggambarkan : seandainya ada seorang wanita cantik

yang sudah hampir telanjang di sebuah kamar, kemudian ditawarkan kepada seorang pemuda …

“Maukah kamu saya kasihkan perempuan itu untuk kamu semalam suntuk, tapi besok pagi saya

akan masukan kamu ke kamar yang sebelahnya, yang penuh dengan api, apakah mungkin anak
muda itu akan mau untuk menikmati tubuh wanita semalam suntuk kemudian digodok keesokan

harinya dalam api?

Nah ketika kita tergoda untuk berbuat zina atau minum, coba bayangkan kalau kita

meninggal ketika itu, bagaimana nasib kita? Tiada dosa yang lebih besar setelah syirik kepada

Allah daripada meneteskan air mani dalam suatu tempat (kehormatan) yang tidak halal baginya.

Neraka Jahannam mempunyai “Tujuh pintu gerbang” (QS. Al-Hijr : 44), dan pintu gerbang yang

paling panas, dahsyat, seram, keji, dan bau adalah diperuntukan bagi orang-orang yang suka

berzina setelah dia tahu bahwa zina itu haram.

Sebagaimana kita yakini sebagai seorang muslim bahwa segala sesuatu yang

diharamkan oleh Allah, mesti mempunyai dampak yang negatif di masyarakat. Kita lihat saja di

Amerika Serikat, bagaimana akibat karena adanya apa yang disebut dengan free sex, timbul

berbagai penyakit. Banyak anak-anak yang terlantar, anak yang tidak mengenal ayahnya,

sehingga timbul komplikasi jiwa dan sebagainya. Oleh karena itu, jalan keluar bagi para pemuda

yang tidak kuat menahannya adalah :

1. Menikah, supaya bisa menjaga mata dan kehormatan.

2. Kalau belum siap menikah, banyaklah berpuasa dan berolahraga.

3. Jauhkan mata dan telinga dari segala sesuatu yang akan membangkitkan syahwat.

4. Dekatkan diri dengan Allah, dengan banyak membaca Al-Qur’an dan merenungkan

artinya. Banyak berzikir, membaca shalawat, shalat berjamaah di Masjid, menghadiri

pengajian-pengajian dan berteman dengan orang-orang yang shaleh yang akan selalu

mengingatkan kita kepada jalan yang lurus.

5. Dan ingat bahwa Allah telah menjanjikan kepada para anak muda yang sabar menahan

pacaran dan zina yaitu dengan bidadari, yang kalau satu diantaranya menampakkan
wajahnya ke alam dunia ini, setiap laki-laki yang memandangnya pasti akan jatuh

pingsan karena kecantikannya. Coba anda bayangkan saja siapa menurut anda wanita

yang paling cantik di alam dunia ini, maka pastilah bidadari itu entah berapa juta kali

lebih cantik dari wanita yang anda bayangkan itu.

Bagaimana hukum pacaran dlm islam?

kalau menurut saya, hukum pacaran di dalam Islan itu kan dilarang, karena memang di

dalam Alquran sudah banyak ayat-ayat yang tidak boleh wanita dan laki-laki berdua-duaan di

tempat yang sepi, berpegangan tangan dengan yang bukan mahram dsb. tapi kenapa para remaja

zaman sekarang banyak sekali yang lupa dengan ayat-ayat itu, bahkan kita sudah tidak asing lagi

melihat para gadis zaman sekarang yang menikah karena sudah terlanjur melakukan hubungan

yang sangat dilarang dalam agama! tapi kenapa sampai sekarang banyak remaja yang

mengatakan kalau tidak pacaran gak gaul lah, cupu, dsb! coba fikirkan bila kalian yang cewek

bila diputuskan oleh cowok pasti kalian marah kan! dan kalian para cowok, sebejat-bejat kalian

tapi kalau kalian mau nikah pasti kalian cari cewek yang baik-baik kan? maka dari itu kita lebih

baik saling menjaga diri kita agar tidak terjerumus dengan para pencari cinta yang suka

ngegombal dengan kata-kata manisnya! lebih baik juga pacaran setelah nikah kan jelas

hukumnya tidak haram lagi karena sudah sah.

Islam sangat mengakui rasa cinta dalam diri manusia, karena, rasa cinta itu merupakan

fitrah manusia sebagaimana di sebutkan dalam ayat:

        


         
       
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali Imran ayat: 14).
Tetapi cinta dalam Islam bukanlah sekedar cinta yg cuma diucapkan atau digoreskan di

atas kertas surat cinta belaka atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya, kalau

itu cuma sekedar kegiatan kencan and bersenang-2 tanpa ikatan tanggung jawab, tanpa kepastian

kesetiaan, itu bukanlah cinta menurut pandangan Islam.

cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh

orang banyak. ucapan janji setia itu nggak ditujukan kepada pasangannya, melainkan kepada

ayah kandung wanita itu. ikatan inilah yang bisa memastikan apakah itu cowok betul-2 seorang

gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. penjajagan dalam pacaran itu nggak adil

dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya atas data yang diperlukann dalam sebuah

persiapan pernikahan, karena saat pacaran keduanya akan nunjukin penampilan terbaik sedang

hal-2 yang negatif disembunyiin semuanya. untuk tau hal-2 yang disembunyikan, maka ortu jadi

tokoh central yg nggak mungkin diremehkan. Maka dalam masalah ini, peran ortu atau pihak

keluarga jadi sangat penting, namun kenyataan yang terjadi sangat ironis ortu itu urusan

belakangan sampe ada pertanyaan "elu mu nikahin anaknya pa bapaknya?" malah repot kan?

yang jelas Allah sangat melarang mendekati zina sebagaimana yang telah di sebutkan di dalam

ayat (Al-Israa': 32).

Dalam Islam memang gak boleh pacaran itu karena untuk menghindarkan diri dari Zina

(liat aja remaja sekarang banyak yang pada ML sebelum nikah apa lagi pernah lebih dari sekedar

pengang tangan and ciuman parah pokoknya dan aku ikut prihatin).

Semoga paham karena kalau cinta sudah dibutakan oleh nafsu kita nggak bisa

menolaknya bahkan bisa tenggelam karena nikmat sesaat jika iman kita blum kuat. Sebisa
mungkin jaga kehormatan kalian dengan nyawa kalian kalau perlu, karena Allah Maha

Pengampun dan Maha Tahu Segalanya

Pacaran tidak boleh karena:

1. Pacaran itu mendekatkan pelakunya kepada zina (mulai zina mata, telinga, lisan, tangan,

kaki, hati).

2. Pacaran itu warisan dari Barat, maka kita tidak boleh mengikutinya.

3. Pacaran itu adalah kemaksiatan.

4. Pacaran itu banyak kebohongan.

Dan masih banyak lagi hal-hal yang melanggar syariat. Memang benar bahwa pacaran itu

mengantarkan kepada perzinahan. Awal pacaran tentu saling lihat dulu atau lirik-lirikan, nah ini

sudah masuk kepada zina mata. Kemudian, saling senyum, ini juga sudah masuk ke zina mata

babak kedua. Kemudian, saling kenalan, bisa jadi dengan salaman atau berjabat tangan, ini pun

termasuk zina tangan. Kemudian, bikin janji. Sudah itu, ketemuan, makan bareng, nonton, saling

curhat, dan seterusnya. Sulit sekali menemukan dalam pacaran ini bentuk ketaqwaan kepada

Allah atau bentuk semakin cintanya kita kepada Islam dan sunnah.

Pacaran…!!! Kenapa Nggak Boleh Sih…??? “Aih, Kenapa sih,…kok Islam melarang

pacaran?? Begitu keluhan fulanah.Buat Fulanah ia melihat ada sisi positif yang bisa diambil dari

pacaran ini. Pacaran atau menurutnya ‘penjajakan’ antara dua insan lain jenis sebelum menikah

sangat penting agar masing-masing fihak dapat mengetahui karakter satu sama lainnya (dan

biasanya untuk memahami karakter pasangannya ada yang bertahun-tahun berpacaran

lho!!).Fulanah menambahkan ,”Jadi dengan berpacaran kita akan lebih banyak belajar dan tahu,

tanpa pacaran ?? Ibarat membeli kucing dalam karung!! Enggak deh…!” kemudian ia
menambahkan “Bila suka dan serius bisa diteruskan ke pelaminan bila tidak ya,..cukup sampai

disini..bay-bay!!, Mudahkan?”…hmm…Fulanah tidakkah engkau melihat dampak buruk dari

berpacaran ini, ketika masing-masing fihak memutuskan berpisah??…Fulanah apakah engkau

yakin benar apabila “putus dari pacaran” hati ini tidak sakit? Benarkah hati ini bisa melupakan

bekas-bekas dari pacaran itu? Tidakkah hati ini kecewa, pedih, atau ikut menangis bersama

butiran air mata yang menetes?? Sulit dibayangkan!Karena memang begitulah yang kita lihat

sekarang banyak orang meneteskan air mata karena putus dari pacarnya.

Bila memang kita tanya semua wanita muslimah yang sedang beranjak dewasa, maka

akan melihat ‘pacaran’ ini dengan sejuta nilai positif. Jadi, jangan merasa aneh bila kita dapati

mereka merasa malu dengan kawannya karena belum punya pacar!!.

Berdasarkan fakta yang ada, bila anda mau menengok sekilas ke surat kabar, tetangga

sebelah atau lingkungan sekitar, siapa sebenarnya yang banyak menjadi korban ‘keganasan’ dari

pacaran ini? Wanita bukan??.. Bila anda setuju dengan saya, Alhamdulillah berarti hati anda

sedikit terbuka.Ya,… coba lihat akibat dari berpacaran ini. Awalnya memang hanya bertemu,

ngobrol bareng,bersenda gurau, ketawa ketiwi, lalu setelah itu?? tentu saja setan akan terus

berperan aktif dia baru akan meninggalkan keturunan Adam ini setelah terjerumus dalam dosa

atau maksiat. Pernahkah anda mendengar teman atau tetangga anda hamil di luar nikah? Banyak

klinik illegal untuk praktek aborsi penuh dengan kaum wanita yang ingin menggugurkan

kandungannya? Karena sang pacar lari langkah seribu atau tidak mau kedua orangtuanya tahu?

Atau pernahkah anda membaca berita ada seorang wanita belia yang nekat bunuh diri minum

racun karena baru saja di putuskan oleh kekasihnya?? Sadarkah kita, bahwa sebenarnya kaum

hawalah yang banyak dieksploitasi dari ‘ajang pacaran ini?


Sungguh, Islam telah memuliakan wanita dan menghormati kedudukan mereka. Tidak

percaya?? lihat hadits..

”janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan, melainkan

si perempuan itu bersama mahramnya” (HR.Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Islam melarang laki-laki untuk berduaan tanpa ada orang ketiga karena Islam tidak

menginginkan terjadinya pelecehan ‘seksual’ terhadap wanita. Sehingga jadilah mereka wanita-

wanita muslimah terhormat dan terjaga kesuciannya. Untuk kaum laki-laki pun Islam melarang

mereka menyentuh wanita yang bukan mahramnya.

“Sungguh bila kepala salah seorang ditusuk dengan besi panas lebih baik daripada

menyentuh wanita yang tidak halal baginya”(HR.Thabrani, dalam Mu’jamul Kabir).

jelas bukan mengapa Islam melarang pacaran??

Bila memang seorang laki-laki ingin serius menjalin hubungan dengan seorang wanita,

maka Islam telah menyediakan sarananya, yaitu menikah. Karena Islam Bukanlah agama yang

kaku, maka Islam menganjurkan kepada masing-masing pihak untuk saling berkenalan (ta’aruf).

Tentu saja tidak berduaan lho,..harus ada pihak ketiganya. Setelah itu? Ya,.selamat bertanya

tentang biografi calon pasangan anda, apabila kurang jelas, masih kurang yakin..Islam

menganjurkan mereka untuk shalat istikharah agar di berikan pilihan yang mantap yang nantinya

insya Allah akan berakibat baik bagi dunia dan akhirat kedua belah pihak. Setelah mantap dan

yakin akan pilihannya..kuatkan azzam (tekad), dan Bismillah…menikah..!!

Indah bukan ajaran Islam……..??


Seorang pemuda yang terlalu lama membujang, kadangkala merasa kesulitan untuk

mencari calon istri, keberanian untuk bertandang dan meminang seorang gadis menjadi gamang

karena terlalu banyak pertimbangan, akhirnya … pernikahan menjadi sekedar angan-angan

karena calon istri belum juga didapatkan. Sulitnya mencari calon istri, menurut anggapan para

bujangan, adalah anggapan yang keliru yang didasari oleh kegamangan diri yang selalu bimbang

dan rasa was-was. Jika perasaan takut itu masih ada didalam diri kita, akan tetapi keinginan

untuk mencari calon istri masih belum pudar dari hati kita, maka kita harus berusaha untuk

menguatkan keinginan tersebut, namun mencari istri dengan model “PACARAN” tetap tidak

diperbolehkan dan hukumnya haram.

Cinta yang dibungkus dengan pacaran, pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka,

bukan kasih sayang yang sesungguhnya, bukan rasa cinta yang sebenarnya, dan dia tidak akan

mengalami ketenangan karena dia berada dalam perbuatan dosa dan kungkungan nafsu, adapun

manisnya perbuatan dan indahnya perkataan dalam pacaran, pada dasarnya hanyalah rayuan-

rayuan belaka yang kosong dan hampa, yang mengandalkan permainkan kata-kata, untuk

itu..hati- hatilah…

Haramnya pacaran, penjelasannya bisa anda simak uraian dibawah ini.

Kebanyakan orang sebelum melangsungkan pernikahan biasanya ‘berpacaran’ terlebih

dahulu, hal ini biasanya dianggap sebagai masa perkenalan individu atau masa penjajagan atau

dianggap sebagai perwujudan rasa cinta kasih terhadap lawan jenisnya.

Dengan adanya anggapan seperti ini, maka akan melahirkan konsensus di masyarakat

bahwa masa pacaran adalah hal yang lumrah dan wajar, bahkan merupakan kebutuhan bagi

orang-orang yang hendak memasuki jenjang pernikahan. Anggapan seperti ini adalah anggapan

yang salah dan keliru. Dalam berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan dari berdua-duaan
antara dua insan yang berlainan jenis, terjadi pandang memandang dan terjadi sentuh menyentuh,

yang sudah jelas semuanya HARAM hukumnya menurut syari’at Islam. Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang wanita,

melainkan si wanita itu bersama mahramnya” [Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari 1862 dan

Muslim 4/104 atau 1341 dan lafadz ini dari riwayat Muslim dari shahabat Ibnu Abbas

Radhiyallahu ‘anhuma]

Jadi dalam Islam tidak ada kegiatan untuk berpacaran, dan pacaran hukumnya HARAM.

Contoh lain yang juga merupakan pelanggaran yaitu sangkaan sebagian orang yang menganggap

bahwa kalau sudah tunangan/khitbah, maka laki-laki dan perempuan tersebut boleh jalan berdua-

duaan, bergandengan tangan bahkan ada yang sampai bercumbu layaknya pasangan suami istri

yang sah. Anggapan ini adalah salah ! Dan perbuatan ini dosa besar !

PELUKLAH AGAMA ISLAM AGAR KITA SELAMAT DUNIA AKHERAT

————————————————————————

Refrensi..

http://www.antosalafy.wordpress.com

http://www.islam-download.net

http://antosalafy.wordpress.com/.

http://antosalafy.wordpress.com/2007/04/16/adakah-pacaran-dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai