Anda di halaman 1dari 2

PEMELAJARAN KUMPULAN STRUKTUR SEDIMEN

disarikan dari
Collinson, JD dan DB Thompson. 1982. Sedimentary Structures. London: Allen & Unwin. Hlm 175-
188.

TINJAUAN UMUM
Sebagaimana telah diketahui bersama, struktur sedimen memiliki kaitan yang erat
dengan proses-proses erosi, pengendapan, dan pasca-pengendapan. Meskipun
penafsiran setiap individu struktur dalam kaitannya dengan proses-proses tersebut
penting artinya, namun hal yang lebih penting lagi adalah penafsiran berbagai struktur
itu dalam konteks lingkungan pengendapan.
Dalam rangka menafsirkan lingkungan pengendapan suatu batuan, kita perlu
melakukan hal-hal berikut:
1. Menentukan hubungan ruang antar berbagai struktur yang ada.
2. Mengaitkan penyebaran ruang dan waktu dari berbagai struktur tersebut dengan
proses-proses yang bekerja pada berbagai lingkungan pengendapan resen.
3. Memanfaatkan data arus purba untuk menguji dan mempertajam hipotesis
mengenai lingkungan pengendapan serta untuk memperkirakan posisi geografis
dimana lingkungan itu berada. Dengan demikian, kita akan dapat mengetahui
paleogeografi.
Jadi, kita perlu mencatat dan menampilkan data struktur sedimen, data arus purba,
serta data posisi struktur itu dalam penampang terukur sedemikian rupa sehingga kita
akan dapat menafsirkan lingkungan pengendapan.

PENGUMPULAN DAN PENAMPILAN DATA


Data Pengarahan
Dari pengetahuan mengenai berbagai jenis struktur kita seharusnya sudah dapat
mengetahui cara untuk memperoleh data pengarahan dari suatu jenis struktur sedimen
tertentu. Untuk sedimen resen dan sedimen purba yang tidak atau hanya sedikit
mengalami pemiringan tektonik, data yang ada dapat dikumpulkan dan digunakan
secara langsung. Kita tidak perlu terlalu terobsesi oleh faktor ketelitian; kesalahan ± 10o
masih bisa diterima. Untuk batuan-batuan yang telah mengalami pemiringan tektonik
cukup besar, kita perlu melakukan reorientasi data dengan cara “mengembalikan”
bidang-bidang perlapisan ke posisi horizontal. Prosedur sederhana untuk reorientasi ini,
dengan menggunakan stereogram, akan dijelaskan pada Lampiran A.
Setelah data-data pengukuran arus purba direstorasi terhadap kedudukan asalnya,
maka tahap selanjutnya adalah menampilkan data tersebut dalam bentuk gambar.
Pemilihan bentuk gambar biasanya tergantung pada jumlah dan variasi data yang ada.
Penggabungan data subah barang tentu akan menyebabkan hilangnya sejumlah
informasi, terutama informasi mengenai perubahan-perubahan arah arus (baik secara
vertikal maupun lateral). Walaud emikian, penggabungan data merupakan cara yang
berguna untuk memperoleh gambaran umum mengenai arah arus purba, meskipun hal
ini tidak banyak memberikan informasi mengenai lingkungan pengendapan.
Jika datanya sedikit dan berasal dari beberapa jenis struktur sedimen, akan lebih
baik apabila setiap individu data pengukuran tersebut dirajahkan sebagai garis-garis
radial dalam diagram lingkaran (circular diagram) (gambar 1). Jika datanya berupa data
jurus dan kemiringan lapisan silang-siur, maka data tersebut dapat ditampilkan sebagai
kumpulan titik-titik kutub dari bidang tersebut.
Jika datanya banyak, sebaiknya ditampilkan dalam bentuk diagram mawar (rose
diagram) (gambar 2). Interval kelas untuk diagram tersebut dapat dibuat sesuai dengan
kehendak kita. Walau demikian, pada umumnya ahli sedimentologi menggunakan
interval 10o, 15o, 20o, dan 30o, tergantung pada volume data. Jika datanya banyak,
sebaiknya kita menggunakan kelas-kelas interval yang kecil sedemikian rupa sehingga
detil-detil variasi perbedaan arah arus purba menjadi lebih tampak.
Pengukuran Data pada Lingkungan Sedimen Masa Kini
Keseluruhan tipe dan metoda pengamatan untuk memperoleh data dapat diterapkan
pada bidang-bidang ssedimen masa kini. Cobalah untuk mengunjungi suatu dataran
pasut, gisik, atau dasar sungai yang tersingkap, kemudian lakukan pencatatan yang
sistematis terhadap struktur sedimen yang ada di tempat itu. Dalam beberap kasus,

Anda mungkin juga menyukai