Anda di halaman 1dari 11

Jenis-jenis batuk

11.01.2010 · Posted in Penyakit Batuk


Menurut Hadiarto, pada intinya batuk terbagi dua; batuk kering dan batuk berlendir.
Membedakan keduanya penting mengingat masing-masing memerlukan penanganan yang
berbeda pula. Banyak orang mengira batuk lendir dan batuk kering sama saja.
Untuk batuk kering, ujar Hadiarto, obat yang diperlukan adalah yang disebut antitusif. Obat
ini berfungsi untuk menekan rangsangan batuk Sementara untuk batuk berlendir, harus
diberikan obat yang bisa merangsang pengeluaran lendir (ekspektoran).
“Tapi sering masyarakat menggunakan ini keliru. Batuk berlendir dikasih untuk menekan,
misalnya Kodein. Memang batuknya hilang atau jauh berkurang, tapi napas jadi sesak,” papar
anggota eksekutif Asia Pacific Society of Respirology ini.
Napas sesak tersebut, katanya, disebabkan lendir yang tidak bisa keluar akibat ditekannya
rangsangan batuk. Lendir yang tertahan mengganggu aliran udara pada saluran pernapasan.
Batuk kering biasanya dipicu rangsangan atau iritasi yang diakibatkan debu (kendati batuk
berdahak juga bisa karena iritasi, ini terjadi pada penderita alergi). Rangsangan/iritasi debu
ini bisa menimbulkan efek batuk yang berlainan pada setiap orang.
Pada orang biasa, ungkap Hadiarto, rangsangan tersebut hanya menimbulkan batuk satu-dua
kali. Tapi pada penderita alergi, rangsangan ini bisa menimbulkan refleks batuk yang
berkepanjangan.
Pada penderita alergi, jelasnya, rangsangan tersebut menimbulkan reaksi alergik. “Akhirnya
menjadi proses yang kemudian ujung-ujungnya adalah saluran pernapasan menjadi lebih
basah karena produksi lendirnya lebih banyak. Dan karena produksi lendirnya banyak, refleks
batuknya meningkat,” paparnya.
Obat batuk
Masih banyak masyarakat yang salah mengerti mengenai obat batuk. Obat batuk, ujar
Hadiarto, hanya bisa menghilangkan batuk yang diakibatkan oleh iritasi (debu). Bahkan tanpa
obat sekalipun batuk tersebut akan hilang dengan sendirinya. Sementara batuk yang
diakibatkan penyakit, tidak bisa hilang oleh obat batuk.
“Jadi kalau orang bilang obat batuk, terus terang saya nggak ngerti apa yang dimaksud
dengan obat batuk. Orang mengira obat batuk itu adalah obat yang bisa menghilangkan
batuk, karena itu mereka selalu mencoba minum obat-obat batuk yang dijual, dengan harapan
batuknya hilang. Tapi ‘kan kebanyakan tidak hilang, kalau itu batuknya karena penyakit,”
paparnya.
Menurut Hadiarto, yang penting diperhatikan sebelum mengonsumsi obat batuk adalah
mengenali apakah batuk yang diderita diakibatkan flu atau hal lain. “Sebenarnya orang kalau
tadinya sehat, lalu kena batuk, itu hampir dipastikan dia flu. Jadi dia nggak usah terlalu
khawatir karena saluran napasnya itu steril,” ujarnya.
Pada orang biasa, penyakit flu akan hilang dalam waktu sekitar seminggu. “Dia makan obat
batuk atau tidak, kira-kira satu mingguan dia akan baik. Jadi obat batuk dalam hal ini nggak
terlalu penting. Dia hanya untuk simtomatik (mengurangi gejala-gejala),” ujarnya.
Namun demikian jika batuk terus berlangsung kendati sudah menghabiskan satu botol obat
batuk, maka ada sesuatu yang tidak benar. Karenanya, ujar Hadirto, orang tersebut harus
memeriksakan diri ke dokter. “Saya tak jarang mendapat pasien, dia bilang ‘sudah habis
enam botol macam-macam merek, sama saja batuk terus.’ Itu sudah nggak bener,” paparnya.
Bagi penderita batuk yang diakibatkan alergi, kata Hadiarto, pemberian obat-obatan ada
gunanya. Ini mengingat obat batuk mengandung antihistamin yang menekan reaksi alergi.
Namun demikian, lanjutnya, antihistamin mempunyai efek samping membuat kantuk.
Hal lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah asma. Penyakit ini salah satu gejala
utamanya adalah batuk. “Orang mengira asma itu hanya kalau napasnya bunyi. Padahal
gejala yang pertama adalah batuk,” ujar Hadiarto. Yang paling penting, sambungnya, pasien
harus bertanya kepada dokter apakah dia menderita asma atau tidak, karena pengobatannya
berbeda.
Ketua Indonesian Pharmaceutical Watch (IPhW — Lembaga Pemerhati Masalah
Kefarmasian Indonesia) Drs Amir Hamzah Pane Apt MM meminta masyarakat berhati-hati
dalam melihat promosi obat batuk, terutama tujuan spesifik obat yang ditawarkan. “Jangan
menggeneralisasi obat batuk,” tegasnya.
Ia mengatakan masyarakat perlu memperhatikan dengan seksama kandungan obat batuk.
Obat batuk, sambungnya, terbagi tiga jenis: dekongestan, antitusif, dan ekspektoran.
“Masing-masing mempunyai target terapi yang spesifik,” ungkap staf ahli Komisi VII DPR
ini

MENU TOPIK

Pencegahan Penyakit

• Harpes
• Kanker Hati
• Stroke
• Demam
• Kulit
• Pencegahan Penyakit
• Penyakit Tulang
• Otak
• Lambung
Paru-paru

Oleh: AnneAhira.com Content Team

( 47 ) | Jumlah komentar: 68

SHARE : Facebook Twitter

Artikel Terkait

• Mata
• Tuberkulosis (tbc)
• Penyakit Kehamilan
• Lupus
Paru-paru adalah salah satu organ pada sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat
bertukarnya oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida di dalam darah.
Proses ini dinamakan sebagai respirasi dengan menggunakan bantuan haemoglobin sebagai
pengikat oksigen. Setelah O2 didalam darah diikat oleh hemoglobin, selanjutnya dialirkan ke
seluruh tubuh.
Hanya vertebrata atau makhluk bertulang belakang yang memiliki paru-paru sebagai alat
pernapasan. Tekstur paru-paru berongga dan memiliki banyak sekat.
Terletak di dalam rongga dada, dilindungi oleh tulang selangka dan diseliputi oleh kantung
dinding ganda (pleura) yang melekat pada permukaan luar paru-paru.
Manusia memiliki dua Paru-paru. Sebelah kiri terbagi oleh 2 bagian dan sebelah kanan
terbagi menjadi 3 bagian. Setiap satu bagian mengandung sekitar 1500 butir udara dan 300
juta alveolus dengan luas permukaannya sekitar 140 m2 bagi orang dewasa atau sepadan
dengan lapangan tenis.

Penyakit-penyakit yang berkenaan dengan paru-paru :


1. Asma (bengek)
Penjelasan dapat dilihat di item asma.
2. Batuk
Batuk merupakan salah satu gangguan pada tenggorokan, paru-paru, atau bronkus (saluran
pipa udara yang masuk ke paru-paru). Jenis batuk adalah: batuk kering dengan sedikit atau
tanpa dahak, batuk dengan sedikit atau banyak dahak, batuk dengan suara berdengih atau
melengking dan sukar bernapas, batuk tahunan atau menetap, dan batuk darah.

Pengobatan batuk:
1. Untuk mencairkan lendir maka minumlah cairan yang banyak. Bernapas
dalam uap air panas juga dapat membantu. Caranya dengan duduk pada
kursi dan taruh seember air mendidih di dekat kaki Anda. Kerudungilah
kepala Anda dengan sehelai kain sehingga menutupi ember untuk
menangkap uap panas yang mengepul naik. Hiruplah uap tersebut dalam-
dalam selama 15 menit.
2. Untuk segala macam batuk terutama batuk kering dapat diberikan sirup
batuk: 1 bagian madu + 1 bagian jeruk nipis + 1 bagian rum (minuman
keras dari tebu).
3. Untuk batuk kering yang parah dan mengganggu tidur, Anda dapat
mengonsumsi sirup yang mengandung codein atau campuran chloral
hydrate.
3. Bronkitis

Tanda-tanda :
• Batuk dengan lendir dan berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-
tahun.
• Sering terjadi pada orang berusia lanjut dan perokok berat.
• Menimbulkan efek emphysema, yaitu suatu penyakit paru-paru yang
sangat berat karena sukar bernapas terutama jika bekerja atau gerak
badan.
4. Pneumonia (radang paru-paru)
Merupakan infeksi paru-paru akut. Infeksi ini sering kali terjadi setelah penyakit pernapasan
lain seperti campak, batuk rejan, influenza, asma, peradangan saluran pernapasan (bronkitis)
atau penyakit lainnya.

Tanda-tanda:
• Pernapasan cepat (40 x per menit pada bayi), dangkal dan kadang-kadang
dengan suara berdengih.
• Batuk pada orang dewasa sering kali disertai lendir yang berwarna kuning
kehijauan atau sedikit berdarah. Sedangkan pada bayi tidak selalu disertai
batuk. Sakit pada dada
• Penderita tampak sakit berat.
Tindakan yang dilakukan:
• Perlu diberikan antibiotik bagi penderita pneunomia sesuai dengan
petunjuk dokter
• Berikan oksigen bila dibutuhkan
• Berikan aspirin atau acetaminophen untuk menurunkan panas tubuhnya
dan mengurangi rasa sakit
• Berikan cairan yang banyak agar dehidrasi bisa dihindari

Hari ini ane lagi batuk2 nih, jadi sekalian aja nyari artikel tentang batuk, ada di
bawah silahkan baca.
Jangan pernah menyepelekan batuk. Sebab, batuk merupakan pertanda, ada
yang tak beres dalam tubuh kita. Batuk? Ah, itu sih penyakit lumrah, tak usah
khawatir. Begitu anggapan sebagian masyarakat kita. Terlebih lagi, di negeri
tropis seperti Indonesia ini, pencetus batuk ada di mana-mana. Mulai dari udara
panas, debu yang beterbangan, asap kendaraan bermotor, asap rokok, sampai
cuaca lembab akibat hujan berkepanjangan.

Pada dasarnya, batuk diciptakan Tuhan sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Itu mekanisme
defensif dari seorang manusia. Dengan batuk, berarti kita tengah berupaya mengeluarkan
sesuatu yang berada dalam saluran napas. Mungkin Anda tak mengira, bahwa kecepatan
batuk bisa mencapai puluhan kilometer per jam. Dengan kecepatan seperti itu, batuk
merupakan mekanisme pertahanan yang bekerja dengan cepat sekali. Namun demikian, batuk
juga bisa merupakan suatu penyakit, atau lebih tepatnya manifestasi dari suatu penyakit.
Itu pula yang pernah dirasakan oleh Ian (10 tahun). Dulu, ketika umurnya masih empat tahun,
ia pernah menderita batuk berkepanjangan, terutama pada pagi hari. ''Macam-macam merek
obat batuk saya berikan. Tapi batuknya tak sembuh-sembuh juga, sampai hampir sebulan,''
kata Yati, sang ibu. Yati, ibu rumah tangga berusia 33 tahun, lalu membawa anaknya ke
dokter spesialis anak. Namun, seminggu meminum obat dari dokter itu, Ian masih batuk-
batuk juga. Akhirnya, Yati memutuskan membawa anaknya ke dokter spesialis paru di
sebuah rumah sakit besar di Jakarta. ''Waktu itu saya khawatir anak saya kena TB (dulu
dikenal dengan istilah TBC).''
Benarkah Ian kena TB? Foto rontgen menunjukkan, paru-paru Ian bersih. Ia tidak kena TB.
''Anak ibu ini asma,'' kata Yati menirukan perkataan dokter spesialis paru yang memeriksa
Ian. Benar saja, dengan obat asma yang diberikan sang dokter, tak sampai seminggu, Ian
tidak batuk-batuk lagi. Rupanya, batuk terus-menerus yang dialami Ian selama ini merupakan
gejala dari penyakit asma. Namun, bukan cuma asma yang ditandai oleh gejala batuk. Seperti
dijelaskan oleh Dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K) MARS, spesialis paru dari RSUP
Persahabatan, Jakarta, menjelaskan, ada sejumlah penyakit yang bisa ditandai oleh batuk
terus-menerus selama beberapa minggu. Selain asma, batuk bisa juga merupakan gejala
sinusitis, bronkhitis, TB, gangguan pada lambung (gastroesophageal reflux disease), dan
tumor.
Sulit bagi kita untuk mengetahui penyebab batuk dengan hanya mendengar suara batuk si
penderita. Menurut Tjandra, penyebab batuk biasanya bisa dideteksi dari gangguan tambahan
yang dialami. Misalnya, bila batuk disertai dengan sesak napas, maka kemungkinan batuk
tersebut disebabkan oleh penyakit asma. ''Namun, bila sebelumnya sehat wal afiat terus
mengalami batuk disertai pilek dan demam, penyebabnya adalah infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA),'' katanya.
Lain lagi bila batuk terus-menerus dan disertai benjolan di dada. Kemungkinan besar, batuk
ini dipicu oleh tumor. Karena itu, Tjandra mengingatkan, untuk tak menganggap remeh
masalah batuk. Selain bisa merupakan pertanda penyakit serius, batuk yang berlebihan dan
sangat keras, bisa pula memecahkan pembuluh di bagian mata, dan otot-otot menjadi
meregang. ''Kalau boleh saya menyarankan, bila batuk terus-menerus lebih dari satu minggu
harus segera diperiksa ke dokter.'' Bagi dokter yang juga menjabat direktur medik dan
keperawatan RS Persahabatan ini, tak ada istilah batuk biasa.
Semua batuk yang dialami orang adalah luar biasa. ''Ini menjadi semacam warning
(peringatan/pertanda) bahwa dalam tubuh kita ada sesuatu yang tak beres.'' Untuk mengetahui
penyakit penyebab batuk, dokter biasanya akan meminta penderita untuk menjalani rontgen.
Terkadang, dokter juga akan meminta pasien menjalani pemeriksaan dahak. Ini perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah batuk yang tak kunjung sembuh itu merupakan indikasi
TB atau bukan. Tak jarang pula, penderita batuk menjalani tes darah dan pemeriksaan fungsi
pernapasan. ''Dengan begitu akan terlihat penyakit apa yang menyebabkan orang tersebut
menderita batuk,'' kata Tjandra.
Obat batuk
Ada dua jenis batuk yang sering dialami. ''Ada batuk kering, dan batuk berlendir (batuk
produktif),'' kata dr Maydie Esfandiari SpP. Penderita batuk kering biasanya merasa sangat
terganggu dan sakit pada waktu batuk. Untuk mengatasi batuk jenis ini, penderita dianjurkan
untuk meminum obat batuk jenis antitusif. ''Obat batuk jenis ini bisa menghambat atau
menekan batuk,'' kata spesialis paru alumnus Fakultas Kedokteran UKI, Jakarta ini.
Sedangkan, untuk penderita batuk produktif, jenis obat yang perlu diberikan adalah jenis
ekspektoran. Obat batuk jenis ini bisa merangsang pengeluaran mukus (lendir) dan bahan
iritan lainnya dari saluran napas.
Tjandra menambahkan, obat batuk antitusif tidak dianjurkan untuk diminum oleh orang yang
batuknya berlendir. Alasannya, bila obat batuk antitusif diminum penderita batuk produktif,
akibatnya dahak akan makin sulit dikeluarkan. Ini karena obat batuk antitusif bersifat
menekan batuk. ''Begitu pula dengan batuk kering, tak bisa diberi ekspektoran. Sebab, batuk
kering tak mengeluarkan lendir,'' imbuhnya. Nah, agar tidak keliru, minumlah obat batuk
yang sesuai dengan jenis batuk yang diderita. Dengan meminum obat batuk yang tepat,
diharapkan gangguan batuk akan segera hilang. ''Kalau bisa sembuh dengan obat yang ada,
tak perlu ke dokter. Namun bila dalam satu hingga dua minggu tidak sembuh, segera periksa
ke dokter,'' imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut Tjandra, hal paling efektif dan perlu dilakukan untuk mengobati batuk
adalah menyembuhkan penyakit penyebabnya. Sebab, bila penyakit penyebabnya tidak
diobati, maka batuk akan terus terjadi. Hal serupa dikatakan pula oleh Maydie. Itu mengapa,
obat untuk penderita batuk, seringkali berbeda-beda tergantung penyebabnya. Batuk yang
disebabkan oleh asma misalnya, dapat diatasi dengan pemberian inhalasi beta agonis atau
steroid. ''Sedangkan batuk akibat peradangan dan peningkatan sekresi saluran napas dapat
diatasi dengan dekongestan dan antihistamin,'' jelas Maydie. Lain halnya pada penderita
batuk akibat pneumonia (radang paru) bakterial, dokter biasanya akan memberi antibiotik.
Selain mengunakan obat-obatan, fisioterapi juga memegang peranan penting dalam
menyembuhkan batuk. Untuk membantu anak-anak yang menderita batuk, penguapan dengan
air hangat sambil menepuk dada si anak ternyata mampu membantu melonggarkan saluran
napasnya.
Menjauhkan Diri dari Batuk
Batuk bukanlah gangguan sepele. Karena itu, alangkah baiknya jika batuk tak sampai menyerang
kita. Bagaimana caranya? Ikuti beberapa tips dari dokter Maydie Esfandiari SpP berikut ini.
* Berhentilah merokok.
* Banyak minum air putih. Anda dianjurkan untuk minum air putih, sedikitnya 10 gelas sehari.
* Kurangi mengonsumsi makanan yang bersifat 'panas' seperti goreng-gorengan dan sambal.
* Agar perjalanan udara di tenggorokan menjadi lancar dan lega, sesekali bernapas di uap air panas.
* Hindari menumpuk barang dan menggantung pakaian di dalam kamar. Kebiasaan buruk ini
membuat kamar dipenuhi debu dan menyesakkan.
* Bersihkan ruangan kamar minimal dua minggu sekali, sehingga debu tak memenuhi ruangan.
* Berolahraga secara teratur agar tubuh tetap prima.
( hri )

OBAT BATUK DAN PILEK


Baik batuk maupun pilek merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Batuk adalah suatu refleks
pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak, dan benda asing (misal kacang, dsb) dari
saluran nafas, sedangkan pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari
hidung yang disebut ingus.
Obat batuk dan pilek digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit sehingga disebut
simtomatik. Batuk dan pilek menyerang saluran pernapasan bagian atas dan seringkali
mengganggu aktivitas sehari-hari. Obat batuk dan pilek dapat digunakan bila dirasakan gejala
sudah mengganggu.
Obat Batuk
Batuk terdiri dari 2 jenis, yaitu batuk kering (non produktif) dan batuk berdahak (produktif).
Untuk mengobati batuk tergantung dari jenis batuk yang diderita.
Obat batuk dibagi menjadi:
1. Anti-tusif: dekstrometorfan dan difenhidramin
2. Ekspektoran: guaifenesin, gliseril guaikolat, ammonium klorida,
bromheksin dan succus liquiritiae
Antitusif digunakan untuk mengobati batuk kering, sedangkan ekspektoran untuk mengobati
batuk berdahak.
Antitusif bekerja dengan menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum
lanjutan (medulla), sedangkan ekspektoran bekerja dengan memperbanyak produksi dahak
encer yang menyebabkan kekentalannya mengurangi sehingga mempermudah
pengeluarannya dengan batuk.
Obat Pilek
Obat pilek dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Antihistamin: klorpeniramin, difenhidramin, feniramin dan tripolidin.
2. Dekongestan: pseudoefedrin, efedrin, fenilefrin dan fenilpropanolamin.
Pilek dapat juga disebabkan alergi. Antihistamin (AH1) berguna untuk pengobatan
simtomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan.
Penyakit alergi tipe eksudatif akut dapat diobati oleh AH1 tetapi efeknya hanya membatasi
dan menghambat efek histamin yang dilepaskan pada saat reaksi antigen-antibodi terjadi.
Dekongestan bekerja dengan menimbulkan venokonstriksi (penyempitan pembuluh vena)
dalam mukosa hidung sehingga mengurangi volume mukosa dan akhirnya dapat mengurangi
penyumbatan hidung.
Obat saluran nafas golongan dekongestan digunakan dengan tujuan untuk memperlancar
pernafasan di hidung. Bentuk sediaan yang tersedia bisa tablet lepas lambat, sirup dan drop,
balsam, inhaler, tetes hidung atau semprot hidung. Untuk semprot hidung baiknya konsultasi
dulu ke dokter.
Ketahui Penyebab Batuk dan Pilek
Sebelum memutuskan untuk mencari pengobatan, sebaiknya dicari dahulu penyebab pilek
dan batuk tersebut. Untuk pilek dan batuk yang disebabkan oleh alergi sebaiknya
menghindari zat penyebab alergi tersebut.
Dalam mencari tahu penyebab batuk dan pilek, anda bisa mencari pertolongan dokter. Untuk
mengobati batuk, penting untuk mengidentifikasi jenis batuk penderita apakah batuk kering
atau batuk berdahak.
Antihistamin memiliki efek samping dapat menimbulkan kantuk, sehingga penggunaannya
disesuaikan dengan aktivitas.
Untuk pemilihan obat saluran nafas yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan
konsultasi ke dokter.
sumber : http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?
id=190745&kat_id=123&kat_id1=&kat_id2=
http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_batuk_pilek.htm

Tags: sehat

Prev: Abu Bakar Ash Shiddiq


Next: Suami Sabar, Istri Carikan Istri Muda

informatika kedokteran, kesehatan masyarakat dan keseharian


• Blog
• About
• Download
• TEMANs
• Tanya Jawab
• SiteMap
• Arsip

« Asma Pada Kehamilan

Vitiligo »

Bronkitis Akut
Diterbitkan Maret 26, 2010 Artikel , Gaya Hidup , Health , Informasi , Kesehatan
64 Comments
Tag:Acute Bronchitis, Bronkitis, Penyakit, Penyakit Pernafasan

Kode ICD-10: J20 : Acute Bronchitis


Ketika seseorang menderita bronkitis, tak jarang masih menyisakan tanda
tanya walaupun sudah dijelaskan oleh dokter saat penderita bronkitis
berobat. Wajar, lantaran suara di masyarakat kadang lebih menakutkan
ketimbang penjelasan dokter. Berikut ini adalah pertanyaan yang sering
dilontarkan oleh penderita bronkitis. Dok, saya menderita bronkitis, apakah
berbahaya ? Apakah bronkitis bisa disembuhkan ? Berapa lama saya harus berobat untuk
bronkitis ? … dan pelbagai pertanyaan sejenisnya.
Penyakit apa sih Bronkitis itu ?
Bronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada selaput lendir (mukosa)
bronchus (saluran pernafasan dari trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru).
Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronchus membengkak (menebal) sehingga
saluran pernapasan relatif menyempit.
Bronkitis terbagi atas 2 jenis, yakni: bronkitis akut dan bronkitis kronis. Perlu diingat
bahwa istilah akut dan kronis adalah terminologi (istilah) berdasarkan durasi berlangsungnya
penyakit, bukan berat ringannya penyakit.
BRONKITIS AKUT
Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa
minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama
jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.
PENYEBAB
Penyebab tersering Bronkitis akut adalah virus, yakni virus influenza, Rhinovirus,
Adenivirus, dan lain-lain. Sebagian kecil disebabkan oleh bakteri (kuman), terutama
Mycoplasma pnemoniae, Clamydia pnemoniae, dan lain-lain.
TANDA TANDA
Keluhan yang kerap dialami penderita bronkitis akut, meliputi:
• Batuk (berdahak ataupun tidak berdahak).
• Demam (biasanya ringan), rasa berat dan tidak nyaman di dada.
• Sesak napas, rasa berat bernapas,
• Kadang batuk darah.
Pemeriksaan:
Pada pemeriksaan menggunakan stetoskop (auskultasi), terdengar ronki, wheezing dengan
berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik) dan krepitasi (suara kretek-kretek
dengan menggunakan stetoskop).
Biasanya para dokter menegakkan diagnosa berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan
fisik. Itu sudah cukup.
Adapun pemeriksaan dahak maupun rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain.
PENGOBATAN
Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan). Obat-
obat yang lazim digunakan, yakni:
• Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3
kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum
3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat
batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan
bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat
bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke
bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas,
penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan dan diperlukan feed
back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak, maka antitusif
dihentikan.
• Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah
dikeluarkan sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim
digunakan diantaranya: GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol,
dan lain-lain.
• Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya.,
digunakan jika penderita demam.
• Bronkodilator (melongarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin
sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada
penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas. Penderita
hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma,
tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis.
Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat
bronkodilator yang mungkin dialami oleh penderita, yakni: berdebar,
lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata mengalami efek samping
tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih
berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat
bronkodilator jenis lain.
• Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh
kuman berdasarkan pemeriksaan dokter.
Diskripsi Rontgen.
Penderita biasanya membaca hasil rontgen sebelum menyerahkannya ke dokter. Tak jarang
diskripsi hasil rontgen membuat penderita ketakutan. Untuk itu, andaikata ada kalimat yang
tidak jelas pada diskripsi hasil rontgen, seyogyanya menanyakannya kepada dokter.
… cuplikan diskripsi hasil rontgen …
Cor : bentuk dan besarnya dalam batas normal. Cor adalah nama lain dari jantung.
Pulmo : … nampak gambaran infiltrat … dan seterusnya … corakan ramai pada hemithorax
kanan dan kiri … dan seterusnya. Pulmo adalah jaringan paru.
Nah, “corakan ramai” inilah yang kerap menimbulkan tanda tanya
penderita, bahkan tak jarang penderita ketakutan, sampai-sampai ada yang
tidak bisa tidur, sebelum mendapatkan penjelasan dokter. Apa pasal ? Ya itu
tadi, ada yang menganggap kata “corakan” identik dengan krowok (bahasa
jawa: berlubang). Padahal sejatinya “corakan ramai” adalah terjemahan dari
“peningkatan bronchovascular pattern” yang artinya gambaran pembuluh
darah disekitar bronkus. Dalam keadaan normal, bronchovascular pattern
tidak melebihi setengah dari garis vertikal salah satu bagian paru-paru
(hemithorax). Pada keadaan tertentu, bronchovascular pattern meningkat melebihi setengah
garis vertikal salah satu bagian paru (paru kanan atau paru kiri), termasuk pada bronkitis.

Anda mungkin juga menyukai