Anda di halaman 1dari 5

Lapisan ozon di atas antartika (kutub selatan) berlubang setiap kali datang

musim semi (Agustus-Oktober) dengan konsentrasi ozon mencapai di bawah


220 Dobson Unit (DU) dari konsentrasi rata-rata 300 DU.

"Jika lubang ini setiap tahun semakin besar akan mengakibatkan semakin
terbukanya radiasi matahari mencapai bumi yang akan berbahaya bagi
kehidupan. Penipisan ozon di lapisan stratosfer, disebabkan bahan-bahan
perusak ozon (BPO) yang dikandung pada barang-barang yang biasa
digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kulkas, AC, gas
pendorong (spray), pembersih dan plastik foam serta bahan pemadam
kebakaran.

BPO adalah bahan kimia yang mengandung beberapa kombinasi unsur kimia klorin, florin atau bromin
misalnya yang dikenal sebagai Chloro Fluoro Carbon (CFC). CFC, ketika sudah lepas ke atmosfer
bersifat sangat stabil dan bisa berada di lapisan stratosfer hingga ratusan tahun dan mampu merusak 100
ribu molekul ozon. Padahal ozon (O3) di stratosfer rata-rata hanya tiga molekul setiap 10 juta molekul
udara dengan tebal lapisan hanya 0,3 cm.

Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara
periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan
ozon) ini, terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal
kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca
menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun.
Penerbangan-penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.

Kondisi ozon yang ada di Indonesia yang menunjukkan nilai antara 240 DU
(satuan Dobson) hingga 277 DU atau belum dalam taraf berbahaya. Di
belahan utara katulistiwa Indonesia jumlah total ozon maksimal terdeteksi
terjadi pada September-Oktober dan minimal terjadi pada Januari-Februari,
sedangkan daerah yang berada tepat di katulistiwa maksimal terjadi pada
September-Oktober dan minimal pada Februari. Di belahan selatan
katulistiwa seperti di Jawa jumlah ozon maksimal terjadi pada September-
Oktober dan minimal terjadi pada Juni.

Ozon terbentuk dan terurai di daerah ekuator di mana terdapat hutan tropis yang luas dan secara alami
terus naik ke lapisan di atasnya serta mendistribusikannya ke daerah lintang yang lebih tinggi dan
terakumulasi di daerah kutub.

Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia
yang meningkatkan kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat
ozon global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan
dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.

Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer
sebelum dihapuskan.

Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Di
atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon.
Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga
berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon.

Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh
Antartika pada musim semi. Pembentukan 'lubang' tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke
keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.

Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada
bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh
Antartika.

Kemerosotan ozon global

Pengukuran latar dan satelit menunjukkan pengurangan signifikan terhadap jumlah kolom ozon pada
musim dingin dan panas bagi kedua hemisfer utara dan selatan pada garis lintang tengah dan tinggi.
Didapati aliran ke bawah ini pada tahun 1980 agak besar bila dibandingkan dengan tahun 1970. Tiada
statistik aliran signifikan dapat ditentukan bagi kawasan tropika semasa tahun 1980. Dengan kemajuan
komputer model bagi pemusnahan stratosfer ozon dapat menjelaskan pemerhatian aliran jumlah ozon di
ketinggian pertengahan pada musim panas, tetapi hanya sebagian darinya pada musin sejuk. Ini bermakna
pada masa depan perubahan global ozon belum bisa diramalkan lagi.

Satelit

Penggunaan satelit mengelilingi kutub seperti Satelit NASA Nimbus7 yang membawa peralatan "Total
Ozone Mapping Spectrometer" (TOMS) telah merevolusikan pemantauan ozon sejak 20 tahun yang lalu.
Kedudukan yang baik di atas cakrawala dan kemampuan setiap satelit untuk perjalanan mendatar seluruh
dunia, menyediakan liputan yang lebih baik dari stasiun darat. Ini sangat tinggi nilainya untuk
menentukan aliran global. Ketepatan sensor satelit menggunakan prinsip yang sama dengan
spektrofotometer Dobson.

Spektrofotometer Dobson

Spektrofotometer pertama diciptakan pada tahun 1920 oleh Gordon Dobson untuk mengukur jumlah
ozon. Kini terdapat kurang lebih 80 jenis alat ini untuk digunakan di seluruh dunia dalam mengukur
jumlah ozon. Spektrofotometer Dobson mengukur ozon dengan membandingkan jumlah penyinaran pada
jarak dua UV. Satu jarak gelombang terlacak kuat dengan ozon manakala yang satu lagi tidak. Perbedaan
antara jumlah dua sinar secara langsung berhubungan dengan jumlah ozon.
Ozon sonde

Ozon sonde adalah sel elektrokimia dan penghantar radio yang dilekatkan kepada balon yang berisi gas
hidrogen yang dapat mencapai ketinggian kira-kira 35 km. Udara dimasukkan ke dalam sel kecil dengan
pompa. Pelarut dalam sel bercampur dengan ozon, menghasilkan arus eletrik yang berkadar sama dengan
jumlah ozon. Isyarat dari sel diubah atas kode dan diantarkan melalui radio kepada penerima stasiun. Dari
pelepasan balon hingga kegagalan, lazimnya kira-kira 35 km, sonde ini menyediakan taburan menegak
ozon.

Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang
mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan
cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :

1. AC
2. kulkas
3. bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk
pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum
4. pembuatan busa
5. bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik

Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum
dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam
stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan
membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan
menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar
UV memasuki bumi.

Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu
seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan
September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.

Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-
ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah
terjadi di seluruh Antartika.

1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas permintaan
“United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global
dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam
jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data
Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.

1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon;
1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan
ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. 1990
Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang
Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush.
1991 Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and Space
Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini
mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai
ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas. 1995,
lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil
bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan
lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.

1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara
bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.
Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila
dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC.

Memang timbulnya penipisan lapisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC oleh
negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan kembali kondisi
ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik negara maju maupun negara
berkembang yang saat ini masih menginginkan penggunaan zat kimia buatan manusia tersebut
dalam industrinya perlu melakukan tindakan yang diperlukan.

Tindakan yang dapat kita lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai
mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung
zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV ini. Untuk itu, diperlukan
upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan
lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon,
memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon. Bila
tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan
menyebabkan lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya

UPAYA INDONESIA

Indonesia telah menjadi negara yang turut menandatangani Konvensi Vienna


maupun Protokol Montreal sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No 23
Tahun 1992. Berdasarkan Keputusan Presiden itu, Indonesia juga punya
kewajiban untuk melaksanakan program perlindungan lapisan ozon (BPO)
secara bertahap.

Secara nasional Indonesia telah menetapkan komitmen untuk menghapus


penggunaan BPO (Bahan Perusak Lapisan Ozon) pada akhir tahun 2007,
termasuk menghapus penggunaan freon dalam alat pendingin pada tahun
2007. Untuk mencapai target penghapusan CFC pada tahun 2007, Indonesia
telah menyelenggarakan beberapa program. Dana untuk program
penghapusan CFC diperoleh dalam bentuk hibah dari Dana Multilateral
Montreal Protocol (MLF), di mana UNDP menjadi salah satu lembaga
pelaksana. Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29
proyek investasi tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri
di sektor pendinginan.
Pekerjaan di kedua sektor ini telah membantu mengurangi produksi CFC Indonesia sebanyak 498 ton
metrik dan 117 ton metrik di masing-masing sektor.

Memang timbulnya penipisan lapisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC oleh negara-negara
maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan kembali kondisi ozon ini diperlukan kerja
sama yang baik dari semua pihak. Baik negara maju maupun negara berkembang yang saat ini masih
menginginkan penggunaan zat kimia buatan manusia tersebut dalam industrinya perlu melakukan
tindakan yang diperlukan. Tindakan yang dapat kita lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon,
misalnya mulai mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung
zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV ini. Untuk itu, diperlukan upaya
meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan ozon,
pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk,
dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon. Bila tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin
meningkat dan mungkin saja akan menyebabkan lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk
aslinya.

Source :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ozon

http://id.answers.yahoo.com/

http://rivkitic.blogspot.com/2009/12/lapisan-ozon-di-antartika-berlubang.html

http://kapanlagi.com

Anda mungkin juga menyukai