Anda di halaman 1dari 7

Ayat-ayat Kesabaran Dalam Surah 'Ali

Imran
16 Februari 2010 Diposkan oleh Jundullah Abdurrahman Askarillah di 15.19

Surah Ali Imran adalah surah ketiga di dalam al-Qur’an. Dan di dalam
surah ini, terdapat satu ayat yang semoga bisa menjadi pemacu kita
dalam mengarungi kehidupan.

Berjihad dan bersabar


ôQr& ÷Läêö7Å¡ym br& (#qè=äzô‰s? sp¨Yyfø9$# $
£Js9ur ÉOn=÷ètƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#r߉yg»y_ öNä3ZÏB
zNn=÷ètƒur tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÍËÈ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal
belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan
belum nyata orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali Imran: 142)
Sahabat…
Sebenarnya ayat di atas ini memiliki kesamaan dengan ayat
yang ada di surah al-Baqarah ayat 214 yang tadi kita telah bahas
sebelumnya. Namun, ayat ini berbeda karena dalam ayat ini terdapat
kata “berjihad”
Ya, sebagai seorang muslim sudah semestinya kita bersabar atas
cobaan yang telah Allah perintahkan kepada kita. Namun, dalam ayat
ini Allah juga mengingatkan kita tentang kesabaran atas satu hal, yaitu
berjihad di jalan Allah.
Menurut beberapa ahli tafsir, berjihad dapat diartikan sebagai:

a. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang Islam.


b. Memerangi hawa nafsu.
c. Mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat
Islam.
d. Memberantas kejahatan dan menegakkan kebenaran.

Sahabat…
Lihatlah! Allah telah menyuruh kita untuk bersabar dalam
berjihad. Tetapi sadarkah anda? Bahwa sebenarnya banyak manusia
yang lalai akan kewajiban yang satu ini. Banyak manusia yang enggan
untuk melakukannya. Bahkan sekarang tidak jarang ada orang yang
menyebutkan bahwa jihad adalah radikalisme Islam dan bukti akan
kebiadaban Islam. Subhanallah...
“diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah
sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal
ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah: 216)
Sementara itu, jihad adalah amalan yang besar pahalanya dan
memiliki banyak keutamaan.
“dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang
sebenar-benarnya...” (Q.S. al-Hajj: 78)
“Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi ditanya, 'Amal
apakah yang lebih utama?' Beliau bersabda, 'Iman kepada Allah dan
Rasul-Nya.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Berjuang di
jalan Allah.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Haji yang
mabrur.'" (H.R. Bukhari)

“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallam bersabda: "Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad
dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu
cabang kemunafikan." (H.R. Muttafaq ‘alaih)
Mengapa Allah memerintahkan kita untuk sabar dalam berjihad?
Karena sejatinya jihad itu adalah sebuah jalan yang penuh dengan
rintangan. Jihad itu adalah perkara yang tidak mudah untuk
dilaksanakan. Banyak orang yang berjihad tetapi ternyata menyerah di
tengah jalan karena tidak sanggup untuk melaksanakannya. Banyak
juga orang yang berjihad tetapi setengah-setengah. Banyak juga orang
yang berjihad bukan karena Allah, tetapi mereka berjihad karena
hanya ingin memuaskan hawa nafsu mereka. Tidak sedikit orang
berjihad hanya karena nafsu mereka yang menggebu-gebu tetapi
mereka mengesampingkan tujuan jihad sebelumnya. Dan hadits ini
dapat membuat kita menyadari hal itu.
“Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy'ari Shallallahu
'alaihi wa sallam , katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan
menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan
kesombongan - ada yang artinya kebencian - ada pula yang berperang
dengan tujuan pameran - menunjukkan pada orang-orang lain kerana
ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam
jihad fi-sabilillah? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
"Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah -
Agama Islam - itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah."
(H.R. Muttafaq 'alaih)
Ya, surah ‘Ali Imran mengingatkan kita untuk selalu bersabar
dalam berjihad. Karena jihad penuh dengan rintangan. Jika kita tidak
mampu untuk bersabar, maka jihad kita tidak akan sempurna. Karena
tidak ada jihad jika tidak ada kesabaran.
Bayangkanlah oleh anda, proses jihad yang begitu sukar
ditempuh. Bisakah anda bayangkan tentang kesulitan dalam berjihad?
Jihad yang pertama adalah jihad berperang di jalan Allah demi Islam
dan kaum muslimin. Hal ini sudah pasti sangatlah sulit. Karena
berperang itu harus siap fisik dan mental, belum lagi lawan yang harus
dihadapi, belum lagi meluruskan niat untuk berjihad, belum lagi
kondisi perang yang begitu menyulitkan, tentulah hal ini
membutuhkan sebuah kesabaran yang besar.
Dan jihad kedua adalah melawan hawa nafsu. Hal ini merupakan
hal yang sangat sulit dilakukan karena pada dasarnya, hawa nafsu
adalah hal yang sangat sulit untuk dikuasai. Tidak sedikit orang yang
jatuh ke dalam lubang kehinaan dunia dan akhirat karena mereka
menuruti perintah hawa nafsu mereka sendiri. Orang yang dapat
menaklukkan hawa nafsu mereka sendiri adalah orang yang memiliki
ilmu agama yang banyak dan luas pengetahuannya, orang yang dapat
menaklukkan hawa nafsunya adalah orang yang kuat imannya dan
terus istiqamah dalam ketaqwaannya kepada Allah. Bisakah anda
membayangkan kesulitannya? Maka dari itu kita diperintahkan untuk
bersabar dalam berjihad.
Jihad yang ketiga adalah mendermakan harta kita untuk
kebaikan Islam dan kaum muslimin. Tentu hal ini juga sulit. Karena
dalam hal ini kita harus mengikhlaskan hati kita, melapangkan hati
kita, dan meluruskan niat. Kita juga harus kuat di bidang finansial dan
kuat juga keimanan kita. Cukup sulit bukan? Maka dari itu kita
diperintahkan bersabar.

Jihad yang keempat adalah memberantas kejahatan/kemunkaran


dan menegakkan kebenaran. Hal ini juga sangat sulit dilakukan,
mengingat diperlukan iman yang kuat dan kemampuan yang
mendalam dan ilmu yang luas. Apakah hal ini mudah, mengingat sulit
dan banyaknya rintangan? Tentu saja sulit. Maka dari itu kita
diperintahkan untuk bersabar dalam berjihad.
Selain jihad, Allah juga kembali memperingatkan kita untuk selalu
tetap bersabar jika kita ingin masuk surga. Karena masuk surga itu
sesungguhnya tidak gampang. Begitu banyak godaan dan ujian yang
harus kita lalui untuk sampai ke surga. Karena itu, jika kita mengaku
sebagai seorang muslim, maka bersabarlah! Dan terlebih lagi,
bersabar dan berjihadlah!
Ujian itu pasti datang!
žcâqn=ö7çFs9 þ’Îû öNà6Ï9ºuqøBr& öNà6Å¡àÿRr&ur *
ÆãèyJó¡tFs9ur z`ÏB z`ƒÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# `ÏB
öNà6Î=ö6s% z`ÏBur šúïÏ%©!$# (#þqä.uŽõ°r& ”]Œr&
#ZŽ�ÏWx. 4 bÎ)ur (#rçŽÉ9óÁs? (#qà)Gs?ur ¨bÎ*sù š�Ï9ºsŒ
ô`ÏB ÏQ÷“tã Í‘qãBW{$# ÇÊÑÏÈ
“kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan
dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang
yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut
diutamakan.” (Q.S. Ali Imran: 186)
Dengan ayat ini, kita sudah semestinya sadar. Bahwa sebagai
orang yang beriman, maka kita pasti diuji. Ya, orang yang beriman
tentu tidak akan langsung begitu saja mendapatkan atau menunjukkan
keimanannya jika dirinya belum diuji.
Di ayat ini, Allah meneguhkan setiap hati insan yang beriman
dan mengalami cobaan, berupa ujian terhadap harta kita dan terhadap
diri kita sendiri. Dan ujian itu tentu saja sangat berat. Sementara itu
ada juga cobaan yang berupa cemoohan dari kaum kuffar dan orang-
orang musyrik. Di ayat ini dijelaskan secara gambling tentang bentuk
ujian yang saat ini sedang ‘booming’ di dunia, yaitu pelecehan Islam.
Saat ini, Islam menjadi sasaran empuk bagi penghujatan dan
penghinaan dari kaum kuffar. Islam disebut sebagai teroris, Islam
disebut sebagai agama yang barbar, Islam disebut sebagai agama
kebrutalan. Masya Allah! Subhanallah!
Begitu pula tentang cercaan kaum munafiqun yang selalu
melecehkan orang-orang yang beriman. Berjanggut disebut teroris,
celana yang di atas mata kaki disebut pakaian teroris, dll.
Dalam menyikapi hal ini, kita harus bersabar. Sebagaimana
disebutkan oleh Allah di akhir surat,
“…jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang
demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan”
Kita harus bersabar dalam menghadapi cemoohan dari orang-
orang yang kurang berilmu, yang selalu mencemooh kita dengan kata-
kata yang mengiris hati. Kita harus tetap bertakwa. Jangan sampai
cemoohan yang keluar dari mulut kita menjadi penghalang bagi kita
dalam melaksanakan kebaikan. Jangan sampai cemoohan itu membuat
langkah kita terhenti. Hiraukanlah cemoohan itu layaknya pepatah
yang mengatakan, “anjing menggonggong, kafilah berlalu”. Ya,
cemoohan dan kata-kata yang buruk itu keluar bagaikan gonggongan
anjing. Dan kita, sebagai kafilah menuju surga sudah semestinya
menghiraukannya. Paling tidak, jika bisa cemoohan itu bisa dijadikan
sebagai alat introspeksi diri, sebagai alat pemeriksa diri. Sudah
benarkah diri kita? Mengapa mereka mencemooh kita? Apakah
memang mereka yang kurang ilmu atau memang kita yang sudah
salah. Yang penting, jangan jadikan cemoohan itu sebagai batu
halangan, tapi jadikanlah cemoohan itu sebagai batu loncatan untuk
meraih kebaikan yang hakiki.
Wallahu a'lam

Anda mungkin juga menyukai