Anda di halaman 1dari 26

BAB I

Pendahuluan

Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling terkait,baik secara substansial
maupun historis karna kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat,sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.Filsafat telah berhasil
mengubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandagan
mitosenteris menjadi logosentris.

Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain didunia beranggapan bahwa semua
kejadian di alam ini dipenggaruhi oleh para Dewa,karnanya para dewa harus di
hormati dan ditakuti sekaligus disembah,dengan filsafat pola pikir yang selalu
tergantung pada dewa diubah jadi pola pikir yang tergantung pada rasio.
Kejadian alam seperti Gerhanan tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang
tidur,tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari,bulan,bumi
berada pada garis yang sejajar,sehingga bayang-bayang bulan menimpa
sebagian permukaan bumi.

Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan


teori-teori Ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi,baik dialam jagat raya
(Makrokosmos) maupun alam manusia (Mikrokosmos) dari penelitian alam jagat
raya bermunculan ilmu Astronomi,Kosmologi,Fisika,kimia dan sebagainya
sedangkan dari manusia muncul ilmu Biologi,psikologi,Sosiologi,dst. Ilmu-Ilmu
tersebut kemudian kemudian lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil
dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya.

Pada perkembangan selanjutnya,ilmu terbagi dalam beberapa disiplin yang


membutuhkan pendekatan,sifat,objek,tujuan dan ukuran yang berbeda antara
ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya.Kemudian Ilmu dan Teknologi dalam
konteks itu kehilangan ruhnya yang fundamental karna ilmu kemudian
mengeliminir peran manusia dan manusia tanpa sadar menjadi budak ilmu dan
teknologi,karna itu filsafat ilmu berusaha mengembalikan ruh dan tujuan luhur

1
ilmu agar ilmu tidak jadi bumerang bagi kehidupan umat manusia. Disamping itu
tujuan dari filsafat ilmu adalah untuk mempertegas bahwa ilmu dan teknologi
adalah instrumen bukan tujuan.Dalam konteks demikian diperlukan suatu
pandangan yang komprehensif tentang ilmu dan nilai-nilai yang berkembang
ditengah masyarakat.Dalam masyarakat beragama,ilmu adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karna sumber ilmu yang hakiki adalah
dariTuhan,manusia hanya menemukan sumber ilmu yang kemudian merekayasa
untuk dijadikan sebagai instrumen kehidupan.Manusia adalah ciptaan tuhan
yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk yang lain karna
manusia diberikan daya berpikir,daya pikir inilah yang menemukan teori-teori
ilmiah dan teknologi.

Ruang Lingkup Filafat Ilmu

A.Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat

Pada dasarnya,setiap ilmu memiliki dua macam ilmu yaitu objek material
dan objek formal.Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut
seperti pendekatan induktif dan deduktif.Filsafat sebagai proses berpikir yang
sistimatis dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal,objek material
filsafat adalah segala yang ada,segala yang ada mencakup yang tampak dan
yang tidak tampak.Ada yang tampak adalah dunia empiris,sedangkan yang tidak
tampak adalah alam metafisika, sedangkan objek formal filsafat adalah sudut
pandang yang menyeluruh,radikal dan rasional tentang segala yang ada.

Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karna ilmu hanya
terbatas pada persoalan yang empiris sedangkan filsafat mencakup yang empiris
dan non empiris.Secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karna awalnya

2
filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara
sistimatis,rasional dan logis,termasuk hal yang empiris.

Will Durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan marinir yang merebut


pantai untuk pendaratan pasukan Infanteri.Pasukan infanteri ini adalah sebagai
pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu.Filsafat yang menyediakan tempat
berpijak bagi kegiatan ilmuan setelah itu ilmu berkembang sesuai dengan
spesialisasi masing-masing,sehingga ilmulah secara praktis yang membelah
gunung dan merambah hutan,Setelah itu filsafat kembali kelaut lepas untuk
berspekulasi dan melakukan eksplorisasi lebih jauh. Karna itu,filsafat oleh para
filosof disebut sebagai induk ilmu,sebab dari filsafatlah ilmu-ilmu modern dan
kontenporer berkembang,sehinga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus
buahnya,yaitu teknologi.

Dalam tarap peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan,tetapi sudah


menjadi sektoral,contoh filsapat agama,filsafat hukum,dan filsafat ilmua adalah
bagian dari perkembangan filasafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak
dalam satu bidang tertentu.Disisi lain perkembangan ilmu sangat cepat tidak
hanya membuat ilmu semakin jauh dari induknya,tetapi juga mendorong
munculnya arogansi dan bahkan kompartementalisasi yang tidak sehat antara
satu bidang ilmu dengan bidang yang lain.Tugas filsafat diantaranya adalah
menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai
kepentingan,dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat
relevan untuk dikaji dan didalami. Ilmu sebagi kajian filsafat sepatutnya mengikuti
alur filsafat yaitu objek material yang didekati melalui pendekatan radikal
,menyeluruh dan rasional.

B.Pengertian Filsafat Ilmu


3
Filsapat dalam bahasa inggris yaitu ”philosophy” adapun istilah filsafat
berasal dari bahasa yunani yaitu “philosophia” yang terdiri dari dua kata :
“philos” cinta atau “philia” persahabatan,ketertarikan kepada dan ” sophos”
Hikmah kebijakan pengalaman praktis,intelegensi. Jadi secara etimologi,filsafat
berarti cinta kebijakan dan kebenaran ( love of wisdom ).
Filsafat sebagai upaya terus menerus, proses mencari kebenaran melalui sikap
kritis,selalu bertanya.Filsafat sebagai disiplin ilmu objek materialnya : Segala
sesuatu yang ada,sedangkan objek formalnya : segala sesuatu dipertanyakan
sampai sudut yang paling dalam,paling mendasar sampai unsur yang hakiki.

Adapun beberapa pengertian pokok filsafat menurut kalangan filosof adalah

a.Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematis dan lengkap


tentang seluruh realitas.

b.Upaya untuk menentukan batas-batas,jangkauan pengetahuan mengenai


sumbernya,hakikatnya,keabsahannya dan nilainya .

c.Penyelidikan secara kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan


yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.

d.Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda untuk melihat apa yang
anda katakan dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.

e.Filsafat adalah usaha untuk memberikan pemahaman konsep alam semesta


dan tempat manusian berada.

f.Filsafat sebagai usaha sungguh-sungguh untuk mencapai pemahaman


menyeluruh tentang arti dan makna kehidupan yang berdasarkan hasil
macam-macam ilmu.

Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam baik dalam ungkapan


maupun titik tekanannya.Berikut ini beberapa definisi dari para filosof terkemuka
yang cukup reprensentatif,baik dari segi zaman maupun kualitas pemikiran
adalah sebagai berikut :
4
Pythagoras ( 572-497 SM ) adalah filosof yang pertama kali mengunakan
kata filsafat,dia mengungkapkan bahwa manusia dapat di bagi dalam tiga tipe
antara lain : Mereka yang mencintai kesenagan,mereka yang mencintai kegiatan
dan mereka yang mencintai kebijaksanan.

Plato ( 427-347 SM ) mengatakan bahwa objek filsafat adalah penemuan


kenyataan kebenaran absolut ( keduanya sama dalam pandanganya ) lewat
“dialektika ”.

Aristoteles ( 384-332 SM ) tokoh utama filosof klasik,mengatakan bahwa


filsafat menyelidiki sebab dan asas segala terdalam dari wujud karna itu ia
menamakan filsafat dengan “ teologi ” filsafat pertama.Arestoteles adalah
seorang filosof yunani kuno yang mengatakan bahwa filsafat memperhatikan
seluruh pengetahuan dan kadang-kadang disamakan dengan pengetahuan
tentang wujud ( ontologis ).

1.Pengertian Ilmu

Ilmu dalam bahasa inggris disebut “science”dalam bahasa latin “scientia”


( pengetahuan ) ”scire” ( mengetahui ).Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam
kamus bahasa indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu,yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan itu.

Ilmu adalah sebagai pengetahuan yang mempunyai ciri,tanda,syarat tertentu


yaitu sistematis,rasional,empiris,universal,objektif,dapat diukur,terbuka dan
kumulatif. Sedangkan pengetahuan adalah keseluruah pengetahuan yang belum
tersusun,baik mengenai metafisik maupun fisik. Setalah dipahami pengertian
filsafat,ilmu dan pengetahuan,maka dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu
merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu,sehingga filsafat
ilmu perlu menjawab persoalan-persoalan berikut :

1.pertanyaan landasan Ontologis: Objek apa yang harus ditelaah? Bagaimana


wujut yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana korelasi antara objek
5
dengan daya tangkap manusia ( seperti berpikir, merasa, dan mengindera )
yang menghasilkan ilmu?.

2.Pertanyaan landasan epistemologis: Bagaimana proses pengetahuan yang


masih berserakan dan tidak teratur itu menjadi ilmu? Bagaimana prosudur
dan mekanismenya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapat pengetahuan yang benar?.

3.pertanyaan landasan aksiologi: Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu


itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunana tersebut
dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek dan metode yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?.

2.Perbedaan dan Persamaan Filsafat dan Ilmu

Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :

a.Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya,menyelidiki objek


selengkap-lengkapnya sampai keakar-akarnya.

b.Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang


ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan
sebab-sebab.

c.Keduanya hendak memberikan sentesis yaitu suatu pandangan yang


bergandengan.

d.Keduanya mempunyai metode dan sistem

Perbedaan filsapat dan ilmu adalah sebagai berikut :

a.Objek material ( lapangan) filsafat bersifat universal yaitu segala sesuatu


yang ada ( realita ) sedangkan objek material ilmu ( pengetahuan ilmiah )
itu bersifat khusus dan empiris artinya ilmu hanya terfokus pada disiplin

6
bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak sedangkan kajian
filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin ilmu.

b.objek formal,filsafat bersifat nonfragmentataris karna mencari pengertian


dari segala sesuatu yang ada secara luas,mendalam dan mendasar.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif.Disamping itu
objek formal ilmu itu bersifat teknik,yang berarti bahwa cara ide-ide
manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan relita.

c.Filsafat dilaksanakan dalam suatu pengetahuan yang menonjolkan,daya


spekulasi,kritis dan pengawasan,sedangkan ilmu haruslah diadakan riset
lewat pendekata trial and error.Oleh karna itu,nilai ilmu terletak pada
kegunaan pragmatis,sedangkan kegunana filsafat timbul dari nilainya .

Filsafat membuat pertanyan lebih jauh dan lebih dalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehar-hari,sedangkan ilmu bersifat diskursif yaitu
menguraikan secara logis,yang dimuali dari tidak tahu menjadi tahu.

C.Tujuan Filsafat Ilmu

Adapun tujuan filsafat ilmu adalah sebagai berikut :

a.mendalami unsur-unsur pokok ilmu,sehigga secara menyeluruh kita dapat


memahami sumber hakekat dan tujuan ilmu.

b.Memahami sejarah pertumbuhan,perkembangan dan kemajuan ilmu


diberbagai bidang,sehigga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara hestoris.

c.Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi
diperguruan tinggi,terutama untuk membedakan persoalan ilmiah dan
nonilmiah.

d.Mendorong pada calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.

7
e.Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangaan.

Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu

A.Pendekatan Sejarah perkembangan Filsapat Ilmu

Dilihat dari pendekatan historis,Ilmu filsapat dipahami melalui sejarah


perkembagan pemikiran filsapat. Menurut catatan sejarah,filsafat barat bermula
di Yunani.Bangsa Yunani mulai mempergunakan akal ketika mempertanyakan
mitos yang berkembang di masyarakat sekitar aba ke VI SM.Perkembangan
pemikiran ini menandai usaha manusia untuk mempergunakan akal dalam
memahami segala sesuatu.Pemikiran Yunani sebagai embrio filsafat Barat
berkembang menjadi titik tolak pemikiran barat abat pertengahan,moderen dan
masa berikutnya.

Disamping menempatkan filsafat sebagai sumber pengetahuan barat juga


menjadikan agama sebagai pedoman hidup,meskipun memang harus diakui
bahwa hubungan filsafat dan agama mengalami pasang surut,pada abat
pertengahan misalnya dunia barat didominasi oleh dogmatisme gereja ( agama )
tetapi abat moderen seakan terjadi pembalasan terhadap agama.Peran agama
pada masa modern diganti Ilmu filsafat.Akibatnya dunia barat mengalami
kekeringan spritualisme,namun selanjutnya dunia barat kembali melirik kepada
peranan agama agar kehidupan mereka kembali memiliki makna.

Secara garis besar perkembangan sejarah filsafat dibagi dalam lima tahap antara
lain :

8
1.Filsafah Zaman Yunani Klasik

2.Filsafat Zaman Yunani

3.Filsafat Zaman Abad Pertengahan

4.Filsafat Zaman Modern

5.Filsafat zaman Kontemporer

A.Filsafat Zaman Yunani Klasik

Ciri-ciri pengetahuan zaman ini adalah sering kali berusaha menggunakan


akal untuk berpikir.Kegemaran Bangsa Yunani merantau secara tidak langsung
menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.

Menurut Barthelemy,kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani


sebelumnya tidak ada agama yang didasarkan pada kitab suci.Keadaan tersebut
jelas berbeda dengan Mesir,Persia,dan India, sedangkan Livingtone
berpendapat bahwa adanya kebebasan mereka dari agama dan politik secara
bersama.

Pada masa Yunani Klasik,pertanyaan–pertanyaan yang berkembang adalah


pertanyaan yang berhubungan alam semesta,ini berangkat dari kekaguman
manusia terhadap hal-hal yang ada disekitarnya .Sebagai contoh,ketika manusia
meliat sesuatu yang ada disekeliling mereka,muncul pertanyaan menggenai
segala sesuatu itu,Theles salah seorang filsuf yang hidup pada masa itu,
mendaapat kesimpulan bahwa penyebab pertama kehidupan adalah air karena
ia melihat adanya kehidupan ini karna ada air.

9
B.Filsafat Zaman Yunani

Filsafat zaman yunani ini diwakili oleh Plato dan Aristoteles.Pada zaman ini,
pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mulai berkembang,mereka tidak lagi
melihat keluar ( outside ),akan tetapi menilai melihat kedalam ( inside ),persoalan
tentang manusia mulai dipertanyakan,misalnya apa hakekat manusia ? Dari
mana manusia berasal ? Dari pertanyaan tersebut lahirlah suatu jawaban dari
plato bahwa hakekat manusia itu terdiri dari tubuh dan jiwa.Secara struktur, jiwa
lebih tinggi dari tubuh.Menurut Plato tubuh dari penjara jiwa, jiwa akan bebas
ketika ia lepas dari tubuhnya,begitu juga dengan Aristoteles mengatakan hakekat
manusia tidak terpisah antara tubuh dan jiwa.

C.Filsafat Zaman Pertengahan

Filsfat abad pertengahan lahirnya agama sebagai kekuatan baru,banyak


filsafat lahir dari latar belakang rohaniwan.Dengan lahirnya agama-agama
sebagai kekuatan baru,wahyu sebagai otoritas dalam menentukan kebenaran.
Sejak gereja (agama) mendominasi peranan akal (filsafat) menjadi sangat
kecil,karna gereja telah membelokan kreatifitas akal dan mengurangi
kemampuanya.Pada saat itu pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja
yang dikenal dengan “The Scholastics” sehingga periode ini disebut dengan
masa skolatik.Diantara filosof skolatik yang terkenal adalah Agustus (354-430),
menurutnya dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang
mengendalikanya yaitu Tuhan,kebenaran mutlak ada pada ajaran agama
.Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh
ALLAH dari yang tidak ada (creatio ex nihilo).Kehidupan yang terbaik adalah
kehidupan bertapa,dan yang terpenting adalah cinta kepada Tuhan.Ciri khas

10
filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus (1033-
1109) yaitu credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). filsafat ini jelas
berbeda dengan filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada
iman.
D.Filsafat Zaman Modern

Asal filsafat modern diawali dengan munculnya Renaissance sekitar abad XV


dan XVI M.Yang bermaksud melahirkan kembali kebudayaan klasik Yunani-
Romawi. Berangkat dari keinginaan lepas dari dongma-dogma, akhirnya muncul
semangat untuk kembali menggali kekayaan filsafat yunani klasik.Diantara filosof
masa Renaissance adalah Francis Bacon (1561-1626) ia berpendapat bahwa
filsafat harus dipisahkan dari teologi.Meskipun ia menyakini bahwa penalaran
dapat memujikan Tuhan,tetapi ia menggangap bahwa segala sesuatu yang
mencirikan lain dari teologi hanya dapat diketahui dengan wahyu,sedangkan
wahyu bergantung pada penalaran.
Puncak masa renaissance muncul pada era Rene Descartes (1956-1650) yang
dianggap sebagai bapak filsafat modern dan pelopor aliran Rasionalisme.
Ditengah pemikiran rasionalisme dan empirisme,dengan bertambah majunya
alam pikiran manusia dan makin berkembangnya cara–cara penyelidikan pada
zaman modern ini,manusia menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang
mitos.Menurut A.Comte,dalam perkembangan manusia sesudah tahap
mitos,manusia berkembang dalam tahap filsafat,rasio telah terbentuk tetapi
belum ditemukan metode berpikir secara objektif.Berkat pengamatan yang
sistimatis dan kritis,manusia berusaha mencari jawaban secara rasional.
Kaum rasionalis mengembangkan paham Rasionalisme,dalam menyusun
pengetahuan,kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif.Penalaran
deduktif adalah cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum
untuk menarik kesimpulan yang bersipat khusus.Penarikan kesimpulan dengan
pemikiran ini disebut Silogisme.

Contoh :

11
Semua mahluk bernapas
Si budi adalah seorang mahluk
Jadi,si Budi juga bernapas
Pengetahuan berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai
kelemahan,maka munculah paham empirisme.Paham empirisme menggangap
bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung
dari pengalaman konkret,menurut paham ini gejala alam itu bersifat konkerit dan
dapat ditangkap dengan pancaindra manusia.

E.Filsafat Zaman Kontemporer

Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari


peranan ilmu,bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu
sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan
ilmu.Kemajuan ilmu dan tehnologi dari masa ke masa adalah ibarat mata rantai
yang tidak terputus satu sama yamg lain.Oleh karna itu melihat perkembangan
ilmu zaman kontemporer tidak lain adalah mengamati pemamfaatan dan
pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya.Yang
dimaksud dengan zaman kontemporer adalah era tahun terakhir yang kita jalani
hingga saat sekarang ini.
Perkembangan ilmu di zaman ini berarti menggambarkan aplikasi ilmu dan
teknologi dalam berbagi sektor kehidupan manusia, inilah salah satu karakteristik
zaman kontemporer.Para pencinta ilmu dibidang mereka masing-masing
berusaha untuk menjadikan ilmu dan pengetahuan yang menjadi bidang merka
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi manusia dan kemanusia.

12
BAB 11

Dimensi Ontologis

Dalam persoalan Ontologis orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita


menerangkan hakekat dari segala yang ada ini,pertama kali orang dihadapkan
pada adanya dua macam kenyataan.Yang pertama adalah kenyataan yang
berupa materi (kebenaran) dan yang kedua adalah kenyataan yang berupa
rohani (kejiwaan).Adapun kata Ontologis itu berasal dari kata Yunani yaitu “Onta”
sesuatu yang ada,sedangkan “logos” logic/studi tentang ilmu,jadi Ontologis
adalah studi yang membahas tentang ilmu yang sungguh-sungguh ada. Secara
termenologis ontologis juga diartikan sebagai sifat dasar dari kenyataan yang
terdalam tentang hakekat yang ada,yang merupakan ultimate reality rasional dari
kenyataan.

Objek material ontologis adalah yang ada artinya segala-galanya yang


meliputi yang ada sebagai wujud kongkrit maupun abstrak,sedangkan objek
formalnya adalah memberikan dasar yang paling umum tiap masalah yang
menyangkut manusia,dunia dan tuhan.Titik tolak dan dasar ontologis adalah
refleksi terhadap kenyataan dalam aspek yang paling dekat yaitu manusia dan
tuhannya.Dengan demikian ontologis dapat diartikan sebagai suatu usaha
intelektual yang mendeskripsikan sifat-sifat umum dari kenyaaan,suatu usaha
untuk memperoleh kebenaran tentang kenyataan dalam aspek yang paling
umum sejauh hal itu dapat dicapai.

1.fungsi ontologis

Manfaat mempelajari ontologis adalah yang berfungsi sebagai refleksi kritis


atas objek atau bidang garapan,konsep-konsep,asumsi-asumsi atau postulat
ilmu.Ilmu memeiliki asumsi-asumsi,postulat yang tidak diragukan lagi
kebenarannya.Kemudian ontologis membantu ilmu untuk membantu menyusun
suatu pandangan dunia yang integral,konperehensif, dan koheren.
13
Ilmu dengan khas cirinya mengkaji hal-hal yang khusus,untuk mengkaji
sedalam–dalamnya yang pada akhirnya diharapkan memperoleh gambaran
tentang objek telahanya.Namun ilmuan tidak mampu mengintegrasikan
pengetahuannya tersebut dengan ilmu yang lain.Ontologis membantu ilmuan
menyusun pandagan dunia yang komperehensif.Kemudian Ontologis membantu
menyelesaikan atau memecahkan masalah yang tidak mampu dipecahkan oleh
ilmu-ilmu khusus,pembagian objek kajian ilmu satu dengan yang lainnya kadang
menimbulkan berbagi permasalahan dalam hal ini ontologis berfungsi membantu
memecahkan bata-batas kajian ilmu.

2.Problematik Ontologis

Pada dasarnya problem ontologis adalah problematik tentang ada atau


keberadaan.Berbagai masalah keberadaan tersebut antara lain masalah
kuantitas (jumlah) dan susunan dari keberadaan atau eksistensi kualitas (sifat)
dari keberadaan dan proses dari keberadaan/eksistensi.Berbagai jawaban atas
problematik ontologi diatas akhirnya melahirkan berbagai aliran,adapun aliran-
aliran ontologis adalah sebagai berikut :

a.Monoisme adalah aliran ontologi yang beraggapan hakekat yang ada berasal
dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja atau tunggal.Haruslah satu
hakekat saja sebagai sumber yang asal,baik yang berupa materi maupun
yang berupa rohani,paham ini kemudian dibagi kedalam dua aliran
diantaranya :

1. Materialisme,aliran ini mengangap bahwa sumber yang asal itu adalah


materi bukan rohani.Aliran ini juga sering disebut dengan Naturalisme,
menurutnya bahwa zat mati merupakan suatu kenyataan dan satu-satuya
fakta yang ada hanyalah materi.Jiwa atau roh tidak merupakan suatu
kenyataan yang berdiri sendiri dan proses gerakan kebenarannya dengan
salah satu cara tertentu.

2. Idealisme sebagai lawan materialisme,aliran idealisme dinamakan juga


dengan spritualisme.
14
Idealisme artinya serba cita-cita sedangkan spritualisme berarti serba roh
yaitu sesuatu yang tidak berbentuk.

b.Dualisme adalah aliran ontologi yang berpandangan bahwa hakekat yang


ada tersusun atas dua unsur utama.Aliran ini berpendapat bahwa benda
terdiri dari dua macam hakekat sebagai asal sumbernya yaitu hakekat materi
dan hakekat rohani,benda dan roh,jasat dan spirit.Materi bukan muncul dari
roh,dan roh bukan muncul dari benda,masing-masing berdiri sendiri.

c.Pluralisme adalah aliran ontologis yang berpandangan bahwa hakekat yang


ada itu jamak,kenyataan.Aliran ini berpandangan bertolak dari kedua aliran
tersebut,dikatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dalam banyak
unsur,lebih dari satu atau dua entitas.Tidak ada kebenaran yang mutlak,
yang berlaku umum yang bersifat tetap,yang berdiri sendiri,lepas dari akal
yang mengenal yang ada adalah kebenaran–kebenaran yaitu apa yang
benar dalam pengalaman-pengalaman yang khusus,yang setiap kali dapat
berubah oleh pengalaman berikutnya.

3.Landasan Ontologis bagi Dunia keilmuan

Secara umum relepansi ontologis bagi ilmu adalah ontologi dapat dijadikan
dasar merumuskan hipotesis-hipotesis baru untuk memperbaharui asumsi-
asumsi dasar yang pernah digunakan.Ontologis juga sebagai sarana ilmiah
menemukan jalan untuk menagani suatu masalah secara ilmiah.Asumsi yang
selama ini tidak dipertanyakan oleh ilmu,ternyata masih dipertanyakan oleh
ontologi sehingga bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.Ontologis
bersikap kritis dan spekulatif dalam membahas realitas.Landasan ontologis
relevan bagi dunia keilmuan dewasa ini dengan memberikan landasan bagi
asumsi keilmuan dan membantu terciptanya komunikasi interdispliner atau
multidispliner,artinya ontologis membantu pemetaan kenyatan,batas-batas ilmu
dan kemungkinan kombinasi antara berbagai ilmu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dimensi ontologis merupakan bagian dari kajian ilmu
pengetahuan tentang eksistensi ilmu pengetahuan.Dengan demikian dimensi

15
ontologi memberikan dasar yang fundamental terhadap konsisten
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan.

Dimensi Epistemlogi

Epistemologi berasal dari kata bahasa yunani “episteme“ yang artinya


pengetahuan dan “logos” yang artinya teori.Jadi epistemologi dapat diartikan
sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakekat dan lingkup
pengetahuan yang mempelajari asal mula,sumber,metode,dan sahehnya
pengetahuan atas dasar-dasar serta pertanggung jawaban atas pertanyaan
mengenai pengetahuan yang dimiliki.

Epistemologi membahas pernyataan seperti : bagaimana proses yang


memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan ? Bagaimana prosudurnya ?
dan Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan
yang benar ?.

Pengetahuan adalah segala yang dapat diketahuai manusia hasil dari proses
tindakan manusia berpikir dengan melibatkan seluruh keyakinan berupa
kesadaran yang ingin diketahui.Dengan kata lain pengetahuan adalah hasil dari
proses mengenal karna adanya hubungan antara subjek yang sadar dengan
objek yang ingin diketahui.Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui
akal,indra,pengelihatan mempunyai metode sendiri dalam teori pengetahuan
diantaranya :

a.Metode Induktif

Induksi adalah suatu metode yang menyimpulkan pernayataan-pernyataan


hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.

b. Metode Deduktif

16
Deduktif adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik
diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang khusus atau dengan
kata lain dari hal yang umum ke hal yang khusus.

c.Metode Positivisme

Metode ini berpangkal dari hal yang diketahui,yang faktual dan yang
positif,menyampaikan segala uraian /persoalan di luar yang ada sebagai
fakta.Apa yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dan
segala gejala.Degan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala saja.

d.Metode Kontemplatif

Metode ini mengatakan ada keterbatasan indra dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan,sehingga objek yang dihasilkan pun akan
berbeda-beda harus dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut
dengan intuisi.

1.Fungsi Epistemologi

Epistemologi menjadi dasar pijakan dalam memberikan legitimasi bagi suatu


ilmu pengetahuan untuk diakui sebagai disiplin ilmu atau keabsahan disiplin ilmu
tertentu.Dengan demikian epistemologi juga memberikan kerangkan acuan
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

2.Problematika dalam Epistemologi

Persoalan tentang apa yang seharusnya dan dapat diketahui telah lama
menjadi persoalan.Sebagai contoh pertentangan besar antara idealisme dengan
realisme.Idealisme meyakini bahwa pengetahuan yang siungguh-sungguh
adalah dunia ide dengan kata lain dunia riil.Sedangkan realisme memandang
bahwa dunia yang sesungguhnya dapat diketahui karna dapat diserap dengan
indera.Pengetahuan yang berdasarkan ide (idealisme) mengandung implikasi
pendekatan rasionalistis,sementara rasionalisme,menggunakan pendekatan
17
empiristik,lebih lanjut sifat metode idealise lebih menekankan aspek deduktif yag
terimplikasi dalam premis-premis.Sedangkan pengetahuan yang berdasarkan
empiris memandang pengetahuan dari sudut induktif,sehigga untuk mencapai
kebenaran pengetahuan didasarkan realitas konkrit yang persial.Fenomena
epistemologis tampak pada adanya ilmu pengetahuan yang lebih menekankan
aspek empirik,akibatnya apa yang bersipat pragmatis berguna atau dapat
dirasakan dampaknya secara fisik merupakan hal yang utama untuk
dikembangkan, kehidupan materialistis yang pragmatis menjadi model dalam
kehidupan sehari-hari.

3.Epistemiologi dan masalah aktual

Landasan epistemiologi ilmu adalah menyagkut cara berpikir keilmuan


berkenaan dengan kriteria apa agar sampai pada kebenaran ilmiah,dengan kata
lain yang dibicarakan dalam epistemiologi ilmu adalah suatu cara berpikir ilmiah.
Ilmu moderan tidak pernah lepas dari masyarakat karna kebangkitan dan
suksesnya,justru dalam rangka memecahkan problem-problem kemasyarakatan.
Salah satu implikasi dari perkembangan ilmu kemudian adalah terbentuknya cara
pikir ilmiah dalam masyarakt budaya barat.Hasil penting perkembangan ilmu
didunia barat menjadi penghantar terbentuknya kebudayaan modern dalam
proses mondernisasi/pembangunan nasional.Melihat keberhasilan modernisasi
itulah berbagai negeri bukan barat mengadopsi pembangunan nasional,disilah
akan dapat ditekankan relepanasi apakah yang dapat diambil dalam wacana
landasan epistemlogi ilmu bagi masalah aktual,salah satu diantaranya adalah
urgensi membudayakan cara berpikir ilmiah dalam masyarakat kebangsaan itu.
Hasil pembangunan dengan cara berpikir ilmiah sebagai sarana yang dirasakan
misalnya dalam bidang-bidang pertanian,pengobatan,keluarga berencana
,pariwisata.

Meskipun keberhasila tersebut sering disertai oleh partisipasi masyarakat,namun


tidaklah dibantah bahwa aspek mobilisasi masih jauh lebih kuat,lemahnya
partisipasi masyarakat tiadak lain disebabkan oleh kurang dan tiadak terbiasa
18
berpikir ilmiah. Tentu saja cara berpikir ilmiah bukanlah satu-atunya jalan dalam
memcahkan masalah kemasyarakatan.Dalam hal ini dilain pihak perlu diangkat
sekaligus cara berpikir ketimuran dalam memecahkan semesta persoalan,
misalnya tidak semata-mata rasional melainkan dengan mengedepankan cita
rasa religius-spritual yang selama ini menjadi kekuatan penting masyarakat
kebangsaan.Semengtara itu cara berpikir mitsi (jawa) perlu ditinggalkan
digantikan dengan cara berpikir ilmiah.

Dimensi Aksiologi

Aksiologi sebagai ilmu pengetahuan dengan strategi untuk mengantisipasi


perkembangan kehidupan manusia yang negatip sehingga ilmu pengetahuan
dan teknologi tetap berjalan dalam jalur kemanusiaan.Aksiologi berasal dari
bahasa yunani yaitu dari perkataan” axios” yang berari nilai,dan “logos” yang
berarti ilmu,jadi Aksiologi adalah teori tentang ilmu.Konsisten dengan asas moral
dalam pemilihan objek penilaian ilmiah,maka penggunaan pengetahuan ilmiah
mempunyai asas moral tertentu.Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan
dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusian,ilmu dapat dimanfaatkan sebagai
sarana dalam meningkatkan tarap hidup manusia dengan memperhatikan kodrat
manusia.

1.Fungsi Aksiologi

Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi


perkembangan kehidupan manusia yang negatif sehingga ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK ) tetap berjalan pada lajur kemanusiaan. Oleh karna itu daya
kerja aksiologi adalah :
a.Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan
kebenaran yang hakiki,maka perilaku keilmuan perlu dilakukan dengan
penuh kejujuran dan tidak berorientasi kepada kepentingan langsung.
b.Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis yang tidak
19
mengubah kodrat manusia,tidak merendahkan martabat mausia,tidak
mencampuri permaslahan kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersipat
dogmatik.
c.Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan
tarap hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta
keseimbangan,kelestarian alam lewat pemanfaantan ilmu dan temuan-
tamuan universal.

2.permasalahan Aksiologi

Persoalan nilai dianggap merupakan sesuatu yang sifatnya subjektif


emosional.Hal-hal yang sifatnya subjektif harus disingkirkan agar validitas
kebenaran yang objektif dapat dipertanggungjawabkan,sesuatu dikatakan benar
apabila dapat diukur,ditakar dan ditimbang.Pendapat aliran dualisme
mengatakan bahwa sebelum mengambil keputusan,apakah ilmu itu bebas nilai
atau terikat nilai,lebih dahulu ilmu harus didudukan kembali pada kedudukan ilmu
itu sendiri.Ilmu menurut aliran dualisme dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
apakah masuk dalam ilmu eksak atau masuk kedalam ilmu kerohanian.

Perkembangan ilmu yang terjadi di era kontemporer menunjukan adanya


spesialisasi-spesialisasi yang sempit,filsafat sebagai induk dari semua ilmu mlai
ditinggalkan satu persatu oleh anak-anaknya.Spesialisasi dari satu sisi
mempunyai aspek yang positif yaitu ilmuan akan dengan mudah memahami ilmu
yang ditekuninya secara lebih mendalam karna bidang yang ditekuninya sangat
terbatas.Akan tetapi spesialis yang terbatas ini mempunyai aspek negatif,
banyak masalah yang terjadi yang bersifat konfleks sehingga tidak dapat
dipecahkan hanya dari satu disiplin ilmu saja.

Aktipitas kegiatan ilmu bukan merupakan hal yang sifatnya statis melainkan
bersipat dinamis.Ilmu harus bersipat dinamis agar dapat berkembang dan maju.
Banyak temuan baru berhasil dimunculkan dengan adanya riset-riset ilmiah
seperti,bayi tabung,inseminasi buatan,cloning,pembuatan jenis kelamin.

20
Contoh : persoalan bayi tabung, problem etis yang muncul didalamnya bagaiman
seandainya bibitnya bukan dari pasangan yang sah.

Tanpa kontrol dan dikendalikan oleh nilai-nilai etik pengembangan ilmu akan
mendistorsikan martabat manusia.Maka etika dipakai dalam dua bentuk
arti,pertama,Etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian
terhadap perbuatan-perbuatan manusia arti kedua adalah suatu predikat untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan manusia.

Etika menilai perbutan manusia,maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa


objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia,dan dapat dikatakan
bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak
baik didalam suatu kondisi yang normatif,yaitu suatu kondisi yang melibatkan
norma-norma.Sedangkan estetika berkaitan dengan pengalaman keindahan
yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
Karna ilmu sudah berada di tengah-tengah masyarkat luas dan masyarakat akan
mengujinya.Oleh karna itu,tangung jawab lain yang berkaitan dengan penerapan
teknologi di Masyarakat yaitu menciptakan hal-hal positf.

Dibidang etika,tanggung jawab seorang ilmuan bukan memberi informasi


namun harus memberi contoh.Dia harus bersifat,objektif,terbuka,menerima
kritik,menerima pendapat orang lain,kukuh dalam pendirian yang di anggap
benar dan berni mengakui kesalahnya.Semua sifat ini merupakan implikasi etis
dari proses penemuan kebenaran secara ilmiah,ditengah situasi dimana nilai
mengalami kegoncangan,maka seorang ilmuan harus tampil kedepan karna
pengetahuan yang dimilikinya merupakan kekuatan yang memberikan
kebenaran,seorang ilmuan harus bersikap sebagai seorang pendidik dengan
memberikan contoh yang baik.Namun ada beberapa persoalan yang mendasar
di bidang Aksiologi muncul dalam kehidupan yaitu nilai subjektif dan nilai objektif.

Ada dua pertanyaan yang mendasar tentang nilai yaitu apakah sesuatu itu
bernilai karna diinginkan oleh subjek atau apakah subjek menginginkanya karna

21
sesuatu hal itu sendiri mengandung nilai,kemudian pertanyaan itu dipertajam lagi
menjadi : Apakah kecenderungan,selera,kehendak akan menetukan nilai suatu
objek ? Apakah suatu objek tadi diperhatikan,diinginkan karna memang memiliki
nilai ? Praktik kehidupan sehari-hari menunjukan adanya kesulitan untuk
membedakan apakah nilai keindahan suatu karya lukisan itu karna seseorang
menyenagi atau lukisan itu sendiri memang bernilai.Contoh tersebut memberikan
pengertian bahwa nilai adalah objektif apabila nilai tidak tergantung pada subjek
atau kesadaran yang menilai,sebaliknya nilai adalah subjektif apabiala
eksistensinya,maknanya,validitasnya tergantung dari reaksi subjek yang
melakukan penelitian.

Argumentasi yang diajukan oleh subjektivisme,apabila nilai itu objektif,maka


pendapat tiap-tiap individu pasti akan sampai pada satu kesepakatan tentang
nilai tersebut.Kehidupan sehari-hari menunjukan bukti yang tidak selalu
seragam,sebjektisme mengatakan bahwa perbedaan pendapat disebabkan oleh
adanya kenyataan bahwa setiap individu memiliki selera sendiri-sendiri.

BAB III

22
Mengelementasikan tiga pilar Filsafat kebidang ilmu
promosi kesehatan kajian Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kesehatan

Dari sudut pandang Ontologis.

Dalam pengembangan sumber daya manusia (sdm) kesehatan secara


ontologis tentu sekali harus memahami hakikat ilmu mengenai persoalan dasar
ilmu,sifat dasar,objek dan kedudukan ilmu dalam perspektif kepentingan
manusia,pandangan yang mendasar,luas,komprehensif tentang ilmu.Memiliki
keutuhan konsep,pegangan dan pondasi yang kokoh,dapat mengkonsepsikan
dan memposisikan ilmu dalam konteks penguatan eksistensi manusia.Oleh
sebab itu seseorang ilmuan yang profisional dalam mengembangkan ilmunya,
baik didalam pengembangan sumber daya manusia (sdm) kesehatan harus
memposiskan dirinya dari pandangan ontologis yang mana bahwa seorang
ilmuan memahami hakekat ilmunya itu sendiri guna mengenali lebih mendalam
tentang persoalan dasar-dasar ilmu, sehingga didalam penerapan atau
pengaplikasian didalam kehidupan sehari-hari ternilai,terjaga,kokoh serta
memiliki pandangan yang mendasar, luas,konperehensif,tentang ilmu yang
ditekuninya.

Seorang calon magister promosi kesehatan dalam kajian pengembangan


sumber daya manusia kesehatan harus mengetahui yang “ada” tentang ultimete
reality yang akan dipikirkan,dilakukan,kemudian menumbuh kembangkan sikap
kritis,sikap kepekaan,mampu berpikir secara detail,rasionalisme,empiris,sebagai
landasan dasar pegangan yang kuat agar tidak cepat berubah atau goyah dalam
pendiriannya sendiri.Kemudian seorang ilmuan pengembangan SDM kesehatan
mencari sumber-sumber permasalahan yang kiranya muncul/timbul baik
ditempat kerja maupun di masyarakat tempat tinggal yang kemudian berpikir
bagaimana agar suatu masalah tersebut bisa terselesikan dengan baik.Dengan
mempertimbangkan hal yang ada kemudian menjawab hal-hal yang nyata

23
tersebut,sehingga seorang ilmuan berpikir secara logis yang rasional serta merta
mempertimbangkannya didalam penemuan-penemuan pengalaman secara
empiris,sehingga muncul sikap kritis, sistematis,heuristika,konsisten didalam
memutuskan suatu masalah yang ditempuh.Landasan ontologis ini sangat
bermanfaat bagi ilmuan yang memiliki cara pandang realitas,karna sebagai awal
dalam pengembangan ilmu yang mana harus berdasarkan atas landasan-
landasan filosofis yang di miliki oleh seorang ilmuan.

Dari sudut pandang Epistemiologi

Dalam menyambut era globalisasi melinium ini ilmu pengetahuan harus


ditingkatkan sebagai tonggak dalam kehidupan terkait dengan pengembangan
sumber daya manusia yang begitu pesat,seorang calon magister promosi
kesehatan yang spesifik dalam bidang ilmu pengembangan sumber daya
manusia (sdm) kesehatan harus betul-betul memahami metode-metode,kaidah-
kaidah pengembangan ilmu dengan mencari cara yang tepat sehingga tidak
merugikan objektivitas ilmu dan kepentingan hidup manusia.Seorang ilmuan
yang bergelut dalam bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan
memiliki integritas yang tinggi didalam memunculkan ide-ide yang baru,bijaksana
yang logis,rasionalis dan diterima dimana tempat kerja dan tempat tinggal.

Kemudian mengembangkan sikap mental,kreatif,Inovatif,konstruktif dan kritis


dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari baik yang dihadapi individu maupun kelompok atau organisasi
khususnya dalam bidang SDM Kesehatan.Seorang ilmuan pengembangan
sumber daya manusia kesehatan Berusaha untuk menumbuh kembangkan
kesadaran masyarakat agar memiliki sikap yang sistematis didalam menghadapi
berbagai masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari,baik dalam niali-
nilai ilmu pengetahuan maupun pengembangan sumber daya manusia
kesehatan.Sebagai calon magister ilmuan pengembangan sumber daya manusia
(sdm) kesehatan berusaha untuk masuk terlibat dalam berbagai macam
permasalahan yang kiranya akan mengangu ketentraman dan mengancam akan

24
keselamatan orang lain,yang kemudian bisa terselesaikan dengan baik dan
tersepakati oleh masyarakat tersebut,memberikan berbagai macam penjelasan
yang sederhana dan dapat diterima sehingga tujuan ilmuan dapat untuk
meluruskan dan mempersatukan beragam pendapat tersebut yang kemudian
terjalin silatur rohim dan ketentraman antar kehidupan manusia.Terkait dengan
lemahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan,0leh sebab itu sebagai ilmuan
mendorong kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kesehatan yang mana
pada masa-masa ini banyak sekali penyakit yang timbul karna kurangnya
pengetahuan dalam bidang kesehatan.

Dari Sudut Pandang Aksiologi

Pada masa lalu ilmu pengetahuan menunjukkan keekaannya dari pada


kebinekaannya seperti dewasa sekarang ini.Munculnya spesialisasi semakin
mengakibatkan kebinekaan itu,spesialisasi itu penting untuk mengembangkan
ilmu itu sendiri demi kepentingan manusia,tetapi ilmu tidak seluruhnya diterapkan
bermanfaat bagi manusia bahkan sebaliknya mengancam manusia,kadang
dengan adanya spesialisasi mengakibatkan seseorang tidak mau bekerja sama
dengan orang lain karna mengganap ilmunya paling benar dan lebih penting
sehingga ia terasing dari peta ilmu pengetahuan.Oleh sebab itu Seorang calon
ilmun magister promosi kesehatan kajian pengembangan sumber daya manusia
kesehatan harus betul-betul membawa kaidah-kaidah moral ke ilmuannya baik
untuk diri sendiri,di tempat kerja maupun dikalangan kehidupan masyarakat.
Memiliki sikap kritis,profisional,sistematis dan bertanggung jawab sesuai dengan
aspek ilmu pengembangan SDM kesehatan dan berusaha untuk tidak
memisahkan diri dengan bidang ilmu yang lain.Seorang calon magister promosi
kesehatan harus betul-betul peka terhadap berbagai macam masalah yang
timbul,tidak cepat terbawa arus pada berbagai macam permasalahan–
permasalahan yang muncul sehingga menjadi bumerang bagi diri sendiri,yang
kemudian akan menjebak dan koorporasi finansial terhadap pengembangan ilmu
yang hanya bersifat fisik saja/kering akan spritualitas nilai-nilai etis keagamaan.
Menjaga dan memberikan arahan agar proses keilmuan dapat menemukan
25
kebenaran yang hakiki,maka perilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh
kejujuran dan tidak berorientasi pada kepentingan lansung.Kemudian dalam
objek penelahaan dapat dilakukan secara etis yang tidak mengubah kodrat
manusia,tidak merendahkan martabat manusia,tidak mencampuri permasalahan
kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dokmatif,arogansi kekuasaan
dan kepentinggan politik.

Kemudian seorang calon ilmuan magister promosi kesehatan berkewajiban


menerapkan kaidah–kaidah,metode-metode ilmu pengembangan sumber daya
manusia kesehatan agar tercipta masyarakat sehat,sesuai dengan norma-norma
yang religues yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kehidupan masyarakat maupun negara. Menerapkan serta mengembangkan dan
mengaplikasikan ilmunya ditempat kerja maupun dalam masyarakat agar
menjadi suri tauladan, kemudian memberikan inovasi,motivasi yang tinggi
sehingga tercipta kedisiplinan,kebersamaan dan persatuan didalam menerapkan
ilmu dibidang masing-masing kemudian menigkatkan moralitas dan kaidah-
kaidah agama dalam kehidupan sehari-hari sehingga dijadikan sebagai
barometer bagi rekan tempat kerja dan dalam kalangan masyarakat
kemudian,menigkatkan mutu kesehatan ditempat kerja maupun ditempat tinggal
sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit yang dilaksanakan melalui
penyuluhan-penyuluhan,kerja bakti solsial,bekerja sama dengan tenaga
kesehatan setempat.

26

Anda mungkin juga menyukai