Pendahuluan
Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling terkait,baik secara substansial
maupun historis karna kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat,sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.Filsafat telah berhasil
mengubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandagan
mitosenteris menjadi logosentris.
Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain didunia beranggapan bahwa semua
kejadian di alam ini dipenggaruhi oleh para Dewa,karnanya para dewa harus di
hormati dan ditakuti sekaligus disembah,dengan filsafat pola pikir yang selalu
tergantung pada dewa diubah jadi pola pikir yang tergantung pada rasio.
Kejadian alam seperti Gerhanan tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang
tidur,tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari,bulan,bumi
berada pada garis yang sejajar,sehingga bayang-bayang bulan menimpa
sebagian permukaan bumi.
1
ilmu agar ilmu tidak jadi bumerang bagi kehidupan umat manusia. Disamping itu
tujuan dari filsafat ilmu adalah untuk mempertegas bahwa ilmu dan teknologi
adalah instrumen bukan tujuan.Dalam konteks demikian diperlukan suatu
pandangan yang komprehensif tentang ilmu dan nilai-nilai yang berkembang
ditengah masyarakat.Dalam masyarakat beragama,ilmu adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karna sumber ilmu yang hakiki adalah
dariTuhan,manusia hanya menemukan sumber ilmu yang kemudian merekayasa
untuk dijadikan sebagai instrumen kehidupan.Manusia adalah ciptaan tuhan
yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk yang lain karna
manusia diberikan daya berpikir,daya pikir inilah yang menemukan teori-teori
ilmiah dan teknologi.
Pada dasarnya,setiap ilmu memiliki dua macam ilmu yaitu objek material
dan objek formal.Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut
seperti pendekatan induktif dan deduktif.Filsafat sebagai proses berpikir yang
sistimatis dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal,objek material
filsafat adalah segala yang ada,segala yang ada mencakup yang tampak dan
yang tidak tampak.Ada yang tampak adalah dunia empiris,sedangkan yang tidak
tampak adalah alam metafisika, sedangkan objek formal filsafat adalah sudut
pandang yang menyeluruh,radikal dan rasional tentang segala yang ada.
Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karna ilmu hanya
terbatas pada persoalan yang empiris sedangkan filsafat mencakup yang empiris
dan non empiris.Secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karna awalnya
2
filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara
sistimatis,rasional dan logis,termasuk hal yang empiris.
d.Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda untuk melihat apa yang
anda katakan dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.
1.Pengertian Ilmu
6
bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak sedangkan kajian
filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin ilmu.
Filsafat membuat pertanyan lebih jauh dan lebih dalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehar-hari,sedangkan ilmu bersifat diskursif yaitu
menguraikan secara logis,yang dimuali dari tidak tahu menjadi tahu.
c.Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi
diperguruan tinggi,terutama untuk membedakan persoalan ilmiah dan
nonilmiah.
d.Mendorong pada calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
7
e.Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangaan.
Secara garis besar perkembangan sejarah filsafat dibagi dalam lima tahap antara
lain :
8
1.Filsafah Zaman Yunani Klasik
9
B.Filsafat Zaman Yunani
Filsafat zaman yunani ini diwakili oleh Plato dan Aristoteles.Pada zaman ini,
pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mulai berkembang,mereka tidak lagi
melihat keluar ( outside ),akan tetapi menilai melihat kedalam ( inside ),persoalan
tentang manusia mulai dipertanyakan,misalnya apa hakekat manusia ? Dari
mana manusia berasal ? Dari pertanyaan tersebut lahirlah suatu jawaban dari
plato bahwa hakekat manusia itu terdiri dari tubuh dan jiwa.Secara struktur, jiwa
lebih tinggi dari tubuh.Menurut Plato tubuh dari penjara jiwa, jiwa akan bebas
ketika ia lepas dari tubuhnya,begitu juga dengan Aristoteles mengatakan hakekat
manusia tidak terpisah antara tubuh dan jiwa.
10
filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus (1033-
1109) yaitu credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). filsafat ini jelas
berbeda dengan filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada
iman.
D.Filsafat Zaman Modern
Contoh :
11
Semua mahluk bernapas
Si budi adalah seorang mahluk
Jadi,si Budi juga bernapas
Pengetahuan berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai
kelemahan,maka munculah paham empirisme.Paham empirisme menggangap
bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung
dari pengalaman konkret,menurut paham ini gejala alam itu bersifat konkerit dan
dapat ditangkap dengan pancaindra manusia.
12
BAB 11
Dimensi Ontologis
1.fungsi ontologis
2.Problematik Ontologis
a.Monoisme adalah aliran ontologi yang beraggapan hakekat yang ada berasal
dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja atau tunggal.Haruslah satu
hakekat saja sebagai sumber yang asal,baik yang berupa materi maupun
yang berupa rohani,paham ini kemudian dibagi kedalam dua aliran
diantaranya :
Secara umum relepansi ontologis bagi ilmu adalah ontologi dapat dijadikan
dasar merumuskan hipotesis-hipotesis baru untuk memperbaharui asumsi-
asumsi dasar yang pernah digunakan.Ontologis juga sebagai sarana ilmiah
menemukan jalan untuk menagani suatu masalah secara ilmiah.Asumsi yang
selama ini tidak dipertanyakan oleh ilmu,ternyata masih dipertanyakan oleh
ontologi sehingga bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.Ontologis
bersikap kritis dan spekulatif dalam membahas realitas.Landasan ontologis
relevan bagi dunia keilmuan dewasa ini dengan memberikan landasan bagi
asumsi keilmuan dan membantu terciptanya komunikasi interdispliner atau
multidispliner,artinya ontologis membantu pemetaan kenyatan,batas-batas ilmu
dan kemungkinan kombinasi antara berbagai ilmu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dimensi ontologis merupakan bagian dari kajian ilmu
pengetahuan tentang eksistensi ilmu pengetahuan.Dengan demikian dimensi
15
ontologi memberikan dasar yang fundamental terhadap konsisten
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan.
Dimensi Epistemlogi
Pengetahuan adalah segala yang dapat diketahuai manusia hasil dari proses
tindakan manusia berpikir dengan melibatkan seluruh keyakinan berupa
kesadaran yang ingin diketahui.Dengan kata lain pengetahuan adalah hasil dari
proses mengenal karna adanya hubungan antara subjek yang sadar dengan
objek yang ingin diketahui.Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui
akal,indra,pengelihatan mempunyai metode sendiri dalam teori pengetahuan
diantaranya :
a.Metode Induktif
b. Metode Deduktif
16
Deduktif adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik
diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang khusus atau dengan
kata lain dari hal yang umum ke hal yang khusus.
c.Metode Positivisme
Metode ini berpangkal dari hal yang diketahui,yang faktual dan yang
positif,menyampaikan segala uraian /persoalan di luar yang ada sebagai
fakta.Apa yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dan
segala gejala.Degan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala saja.
d.Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan ada keterbatasan indra dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan,sehingga objek yang dihasilkan pun akan
berbeda-beda harus dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut
dengan intuisi.
1.Fungsi Epistemologi
Persoalan tentang apa yang seharusnya dan dapat diketahui telah lama
menjadi persoalan.Sebagai contoh pertentangan besar antara idealisme dengan
realisme.Idealisme meyakini bahwa pengetahuan yang siungguh-sungguh
adalah dunia ide dengan kata lain dunia riil.Sedangkan realisme memandang
bahwa dunia yang sesungguhnya dapat diketahui karna dapat diserap dengan
indera.Pengetahuan yang berdasarkan ide (idealisme) mengandung implikasi
pendekatan rasionalistis,sementara rasionalisme,menggunakan pendekatan
17
empiristik,lebih lanjut sifat metode idealise lebih menekankan aspek deduktif yag
terimplikasi dalam premis-premis.Sedangkan pengetahuan yang berdasarkan
empiris memandang pengetahuan dari sudut induktif,sehigga untuk mencapai
kebenaran pengetahuan didasarkan realitas konkrit yang persial.Fenomena
epistemologis tampak pada adanya ilmu pengetahuan yang lebih menekankan
aspek empirik,akibatnya apa yang bersipat pragmatis berguna atau dapat
dirasakan dampaknya secara fisik merupakan hal yang utama untuk
dikembangkan, kehidupan materialistis yang pragmatis menjadi model dalam
kehidupan sehari-hari.
Dimensi Aksiologi
1.Fungsi Aksiologi
2.permasalahan Aksiologi
Aktipitas kegiatan ilmu bukan merupakan hal yang sifatnya statis melainkan
bersipat dinamis.Ilmu harus bersipat dinamis agar dapat berkembang dan maju.
Banyak temuan baru berhasil dimunculkan dengan adanya riset-riset ilmiah
seperti,bayi tabung,inseminasi buatan,cloning,pembuatan jenis kelamin.
20
Contoh : persoalan bayi tabung, problem etis yang muncul didalamnya bagaiman
seandainya bibitnya bukan dari pasangan yang sah.
Tanpa kontrol dan dikendalikan oleh nilai-nilai etik pengembangan ilmu akan
mendistorsikan martabat manusia.Maka etika dipakai dalam dua bentuk
arti,pertama,Etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian
terhadap perbuatan-perbuatan manusia arti kedua adalah suatu predikat untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan manusia.
Ada dua pertanyaan yang mendasar tentang nilai yaitu apakah sesuatu itu
bernilai karna diinginkan oleh subjek atau apakah subjek menginginkanya karna
21
sesuatu hal itu sendiri mengandung nilai,kemudian pertanyaan itu dipertajam lagi
menjadi : Apakah kecenderungan,selera,kehendak akan menetukan nilai suatu
objek ? Apakah suatu objek tadi diperhatikan,diinginkan karna memang memiliki
nilai ? Praktik kehidupan sehari-hari menunjukan adanya kesulitan untuk
membedakan apakah nilai keindahan suatu karya lukisan itu karna seseorang
menyenagi atau lukisan itu sendiri memang bernilai.Contoh tersebut memberikan
pengertian bahwa nilai adalah objektif apabila nilai tidak tergantung pada subjek
atau kesadaran yang menilai,sebaliknya nilai adalah subjektif apabiala
eksistensinya,maknanya,validitasnya tergantung dari reaksi subjek yang
melakukan penelitian.
BAB III
22
Mengelementasikan tiga pilar Filsafat kebidang ilmu
promosi kesehatan kajian Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kesehatan
23
tersebut,sehingga seorang ilmuan berpikir secara logis yang rasional serta merta
mempertimbangkannya didalam penemuan-penemuan pengalaman secara
empiris,sehingga muncul sikap kritis, sistematis,heuristika,konsisten didalam
memutuskan suatu masalah yang ditempuh.Landasan ontologis ini sangat
bermanfaat bagi ilmuan yang memiliki cara pandang realitas,karna sebagai awal
dalam pengembangan ilmu yang mana harus berdasarkan atas landasan-
landasan filosofis yang di miliki oleh seorang ilmuan.
24
keselamatan orang lain,yang kemudian bisa terselesaikan dengan baik dan
tersepakati oleh masyarakat tersebut,memberikan berbagai macam penjelasan
yang sederhana dan dapat diterima sehingga tujuan ilmuan dapat untuk
meluruskan dan mempersatukan beragam pendapat tersebut yang kemudian
terjalin silatur rohim dan ketentraman antar kehidupan manusia.Terkait dengan
lemahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan,0leh sebab itu sebagai ilmuan
mendorong kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kesehatan yang mana
pada masa-masa ini banyak sekali penyakit yang timbul karna kurangnya
pengetahuan dalam bidang kesehatan.
26