PENDAHULUAN
1
Masalah dan kebutuhan yang timbul terkait manajemen aset dapat berupa inventarisasi
aset yang kurang terstruktur dan terstandarisasi, pelaporan berkala mengenai kondisi aset,
analisis data aset untuk kebutuhan pengambilan kebijakan oleh direksi, dan pengawasan
persebaran aset khususnya untuk instansi yang memiliki aset tersebar di beberapa wilayah.
Penulis sebagai mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan memilih
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS) sebagai tempat PKL. Hal ini dikarenakan kantor Bappenas merupakan
suatu Badan yang merencanakan pembangunan nasional yang memiliki aset negara dimana
jumlahnya cukup banyak, sehingga harus dikelola secara tertib Administrasi. Kementerian
PPN Bappenas telah di nilai oleh BPK sebagai Badan Wajar Tanpa Pengecualian. Tetapi ada
beberapa selisih nilai asset sehingga pemerintah menugaskan Bappenas untuk melakukan
pendataan aset ulang.
Kementerian PPN/Bappenas memiliki beberapa salah satunya Biro yaitu Biro Umum,
dimana didalam nya ada Bagian Penatausahaan Barang. Bagian PTU ini lah yang mengelola
Aset milik Bappenas Baik Barang persedian, Tanah dan Bangunan, Kendaraan Bermotor, dan
Barang Milik Negarea lainnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah bertujuan untuk menjamin terlaksananya tertib
administrasi dan tertib pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah. Peraturan Pemerintah
ini mencakup kegiatan di dalam perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Lingkup
pengelolaan barang milik negara/daerah tersebut merupakan siklus logistik yang lebih terinci
sebagai penjabaran dari siklus logistik yang antara lain didasarkan pada pertimbangan
perlunya penyesuaian terhadap siklus perbendaharaan.
Mengacu pada Peraturan Meneteri Perencanaan Pembangunan Naional/Kepala
Bappenas Nomor per.004/M.PPN/10/2008 tentang petunjuk pelaksanaan penatausahaan
baranga milik negara di Kementerian PPN/Bappenas dan Peraturan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor PER.005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
2
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bagian
Perlengkapan dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pendisitribusian,
penatausahaan barang persediaan dan barang milik negara di lingkungan Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
melaksanakan pengarsipan surat dan penggandaan, serta melakukan pelayanan pengiriman
dokumen dan surat kedinasan. Sesuai dengan peraturan menteri tersebut penulis ditempatkan
di bagian Perlengkapan untuk membantu dalam pengelolaan Aset milik Kementerian
PPN/Bappenas. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui teentang
pengelolaan BMN yang dilakukan oleh bagian perlengkapan Bappenas. Pengelolaan BMN
yang dikhususkan ke dalam pendataan BMN ini memiliki tujuan untuk mengetahui jumlah
asset yang dimiliki kementerian PPN/Bappenas dan mengetahui apakah BMN yang
sedah terdata dalam SIMAK-BMN sesuai dengan lapangan atau tidak. Oleh karena itu
penulis mengambil judul ”Pendataan Barang Milik Negara (BMN) di Kementerian
PPN/BAPPENAS”.
3
a. Inventarisasi asset
b. Optimalisasi Aset
c. Penilian Aset.
5. Mempelajari dan menemukan solusi dalam permasalahan yang terjadi terhadap
aset milik Bappenas di lapangan.
4
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan mulai tanggal 1 Oktober 2010 sampai
dengan 31 Desember 2010 pada Sub Bagian Perlengkapan. Kegiatan ini menitikberatkan pada
proses pendataan Barang Milik Negara.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional) yang terletak di Jl.Taman Suropati No.2 Jakarta 10310l (Lihat
gambar 2) adalah aparatur pembantu Presiden, maka Kementerian PPN/BAPPENAS adalah
satu-satunya badan perencanaan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan pembangunan di
seluruh Wilayah Republik Indonesia. Bappenas berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab pada Presiden. Kantor Menteri PPN dipimpin oleh seorang Menteri Negara yang
sekaligus menjadi sebagai Kepala Bappenas. Menteri PPN dalam melaksanakan tugas sehari-
hari dibantu oleh unit organisasi BAPPENAS.
7
2.1.1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi
Kementerian PPN/Bappenas mempunyai tugas membantu Presiden dalam
merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perencanaan pembangunan nasional.
Kementerian PPN/BAPPENAS memiliki beberapa fungsi
8
Dalam melaksanakan fungsinya Kementerian PPN/Bappenas mempunyai kewenangan
dalam Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro,
penetapan kebijakan sistem informasi nasional , pengaturan penerapan perjanjian atau
persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan tertentu di bidang perencanaan pembangunan nasional dan penilaian atas
pelaksanaannya, perumusan kebijakan perencanaan nasional secara makro dan memadukan
perencanaan lintas sumber-sumber pembiayaan pembangunan, pengalokasian dana yang
diperlukan di bidangnya.
9
7. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan kegiatan Kementerian PPN/Bappenas
dan dokumen kenegaraan lainnya yang ditugaskan kepada Kementerian
PPN/Bappenas.
8. Koordinasi penelitian kebijakan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi sesuai dengan bidangnya.
2. Pelaksanaan di bidang pengelolaan barang inventaris dan barang habis pakai, serta
persuratan dan penggandaan
3. Pelaksanaan di bidang pelayanan angkutan dan ekspedisi, urusan rumah tangga, ruang
rapat serta keamanan dan kebersihan
10
Biro Umum
Bagian
Bagian Bagian Bagian Urusan
Verifikasi
Perlengkapan Keuangan Dalam
Anggaran
2.1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Perlengkapan dan Tata Usaha
Berdasarkan peraturan No. PER. 005/M.PPN/10/2007, Biro Umum mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan umum, tata usaha, keuangan, serta urusan rumah tangga di
lingkungan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Bagian Perlengkapan dan Tata Usaha mempunyai tugas
melaksanakan pendisitribusian, pemeliharaan, dan penatausahaan barang persediaan dan
barang inventaris, serta melaksanakan pengarsipan surat dan penggandaan.
Dalam melaksanakan tugasnya bagian perlengkapan dan tata usaha menyelenggarakan
fungsi :
1. Pelaksanaan usulan pengadaan, pencatatan, pendistribusian,penatausahaan,
pemeliharaan fisik, dan pelaporan persediaan barang habis pakai dan barang inventaris;
2. Pelaksanaan persuratan, pengarsipan, dan penggandaan.
Dalam menjalankan tugas nya bagian perlengkapan memliki dua sub bagian yaitu :
1. Sub Bagian Perlengkapan
Tugas pokok dalam Sub Bagian Perlengkapan adalah mengatur pengadaan,
penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan Barang Milik Negara, (lihat gambar 6)
11
Gambar 6 Tugas Pokok Sub.Bag.Perlengkapan
Sumber : Olahan Penulis
12
2) Apabila barang tersebut sudah tidak berdaya guna perlu diusulkan penghapusan
barang sesuai dengan tata cara yang berlaku
d. Merencanakan/pengadaan kebutuhan Barang Milik Negara
1) Inventarisasi kebutuhan kantor
2) Mempersiapkan data/harga barang
3) Mempersiapkan rekanan
e. Melayani pengawasan dari BPK, BPKP
Bagian Urusan Dalam terdiri dari dua Sub.Bagian yaitu sub bagian Angkutan dan
ekspedisi dan sub bagian rumah tangga. Untuk mengetahui tugas pokok di tiap sub bagian bisa
di Lihat pada gambar 7
13
Gambar 7 Tugas pokok Sub.Bagian dalam Bagian Urusan Dalam
Sumber : Olahan Penulis
14
2.1.3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Verifikasi Anggaran
Berdasarkan peraturan No. PER. 005/M.PPN/10/2007 Bagian Verifikasi
Anggaran mempunyai tugas melaksanakan pengujian, penatausahaan, verifikasi, dan
pelaporan perintah pembayaran anggaran. Dalam melaksanakan tugas Bagian
Verifikasi Anggaran menyelenggarakan fungsi:
15
Gambar 8 Bagan Struktur Organisasi Kementerian PPN/Bappenas
Sumber : Dokumen Bappenas
16
Gambar 9 Bagan Struktur Organisasi Biro Umum
Sumber : Dokumen Bappenas Sumber : Dokumen Bappenas
17
Dalam Biro Umum jumlah pegawai mencapai 163 personil. Dari 163 personil tersebut
memiliki jenjang pendidikan yang berbeda mulai dari tingkat SD, SMP, SMU, D3, S2, dan
S2. (Lihat Tabel 1)
Jumlah Pendidikan
No Nama Bagian
Personil
SD SMP SMU D3 S1 S2
Bagian
1 Perlengkapan dan 30 1 22 1 5 1
Tata Usaha
Bagian Urusan
2 111 1 11 92 1 5 1
Dalam
3 Bagian Keuangan 12 4 6 2
Bagian Verifikasi
4 10 5 4 1
Anggaran
Dalam Biro Umum memiliki 4 (empat) kepala bagian dan 8 (delapan) kepala
Sub.Bagian. staf perencana 6 (enam), 51 (lima puluh satu) Staf TU, 10 (Sepuluh) Caraka, 42
(Empat puluh dua) Pramubakti, 11 (Sebelas) Keamanan, 31 (Tiga puluh satu) supir. (lihat
table 2)
Bagian
1 Perlengkapan 30 1 2 17 10
dan Tata Usaha
Bagian Urusan
2 111 1 2 1 24 42 11 30
Dalam
Bagian
3 12 1 2 4 5
Keuangan
Bagian
4 Verifikasi 10 1 2 1 5 1
Anggaran
Total 163 4 8 6 51 10 42 11 31
18
Tabel 2 Jumlah pegawai sesuai jabatan
Sumber : Dokumen Bappenas
19
Gambar 10 Diagram jumlah Pegawai menurut pendidikan
Sumber : Dokumen Bappenas
20
2.2 Landasan Teori
21
Gambar 12 Tingakatan Asas-asas yang diperhatikan dlm pengelolaan
BMN
Sumber : Olahan Penulis
22
5. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik
negara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
6. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah
harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam
rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik
negara/daerah serta penyusunan Neraca Pemerintah.
23
2.2.1 Penatausahaan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, penatausahaan BMN
diartikan sebagai sub kegiatan pengelolaan BMN yang meliputi kegiatan
pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN/D sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Peranan penatausahaan BMN dalam pengelolaan BMN menempati posisi
yang sangat strategis karena semua kebijakan lebih efektif jika didasarkan pada
data akurat yang diperoleh dari kegiatan penatausahaan BMN.
Penatausahaan barang milik Negara/daerah meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang milik Negara/daerah yang berada di bawah
penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna barang harus dibukukan melalui
proses pencatatan dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna oleh kuasa pengguna
barang, Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang dan Daftar Barang Milik
Negara/Daerah oleh pengelola barang. Di dalam proses inventarisasi, terdapat
beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu: pendataan, pencatatan, dan pelaporan
hasil pendataan barang milik negara/daerah merupakan bagian dari
penatausahaan. Hasil dari proses pembukuan dan inventarisasi diperlukan dalam
melaksanakan proses pelaporan barang milik negara/daerah yang dilakukan oleh
kuasa pengguna barang, pengguna barang, dan pengelola barang. Hasil
penatausahaan barang milik negara/daerah digunakan dalam rangka :
1. Penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah setiap
tahun
2. Perencanaan kebutuhan pengadaan dan
pemeliharaan barang milik Negara/daerah setiap tahun untuk digunakan
sebagai bahan penyusunan rencana anggaran;
3. Pengamanan administratif terhadap barang milik
Negara/daerah.
Penatauasahaan Barang Milik Negara
Penyusunan Perencanaan Pengamanan
neraca Kebutuhan administratif
Pemenrintah tiap Pengadaan dan
tahun pemeliharaan
24
Tabel Hasil Penatausahaan BMN
Sumber : Olahan Penulis
2.2.2 Inventarisasi
Dalam PP No.06 Th.2006 Pengguna barang melakukan inventarisasi
barang milik negara/daerah sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun. Kecuali
terhadap barang milik Negara/daerah yang berupa persediaan dan konstruksi
dalam pengerjaan, pengguna barang melakukan inventarisasi setiap tahun. Dalam
proses inventarisasi pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi
kepada pengelola barang paling lambat tiga bulan setelah selesai inventarisasi.
Pengelola barang melakukan inventarisasi barang milik negara/daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaan sekurang-kurangnya
sekali dalam lima tahun.
2.2.3 Pelaporan
Kuasa pengguna barang harus menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna
Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT)
untuk disampaikan kepada pengguna barang. Pengguna barang harus menyusun
Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna
Tahunan (LBPT) untuk disampaikan kepada pengelola barang. Selain itu,
pengelola barang harus menyusun Laporan Barang Milik Negara/Daerah
(LBMN/D) berupa tanah dan/atau bangunan semesteran dan tahunan. Pengelola
barang harus menghimpun Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan
Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Barang Milik
Negara/Daerah (LBMN/D) berupa tanah dan/atau bangunan. Pengelola barang
harus menyusun Laporan Barang Milik Negara/Daerah (LBMN/D) berdasarkan
hasil penghimpunan laporan.
25
dimulai dengan melaksanakan prosedur PKL di Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung.
Mahasiswa Perusahaan POLBAN
Pemberian
Menentukan Mata kuliah
Tempat PKL PKL
Mencatat Nomor
Surat
Membuat Surat
Tidak Ttd
Ketua
Jurusan
Ya
Bagian Sumber
Daya Manusia
Tidak
Supervis
or Bagian
Ya
Pelaksanaan PKL
Pembuatan laporan
PKL
Pengumpulan
Persetujuan laporan
PKL laporan PKL
26
Adapun penjelasan dari diagram alur prosedur Praktek kerja lapangan
adalah sebagai berikut :
1. Politeknik Negeri Bandung memberikan mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa.
2. Para mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan tempat Praktek
Kerja Lapangan, namun tetap harus sesuai dengan kompentensi yang
dimiliki
3. Setelah menemukan tempat Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa mencatat
nomor surat untuk pembuatan surat di bagian Administrasi.
4. Mahasiswa membuat surat permohonan Praktek Kerja Lapangan sesuai
dengan nomor surat yang telah didapat dari bagian Administrasi.
5. Mahasiswa meminta tanda tangan ketua jurusan untuk surat permohonan
Praktek Kerja Lapangan sebagai bentuk pengesahan. Apabila ketua
jurusan memberikan tanda tangan untuk surat permohonan PKL, maka
surat tersebut telah disetujui. Jika tidak mendapat persetujuan, maka
mahasiswa harus memperbaiki kembali surat tersebut.
6. Surat yang telah di setujui harus diberi cap oleh pihak jurusan.
7. Surat yang telah ditanda tangan oleh ketua jurusan dan yang telah dicap
dinyatakan sah oleh Politeknik Negeri Bandung.
8. Surat permohonan Praktek Kerja Lapangan diberikan kepada bagian
Bagian Kepegawaian Kementerian PPN/Bappenas.
9. Apabila surat disetujui, maka akan diproses lebih lanjut. Jika surat tersebut
tidak disetujui, maka mahasiswa harus memperbaiki kembali surat
permohonan PKL atau mencari tempat PKL lain.
10. Surat yang telah disetujui instansi, maka oleh bagian Kepegawaian akan
memberikan surat konfirmasi kepada Politeknik Negeri Bandung.
11. Politeknik Negeri Bandung khususnya pihak Program Studi Manajemen
Aset menerima surat konfirmasi dari perusahaan yang bersangkutan.
12. Mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
27
13. Mahasiswa menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan di perusahaan
14. Mahasiswa meminta persetujuan baik dari pihak perusahaan maupun
jurusan mengenai hasil laporan Praktek Kerja Lapangan.
15. Pihak jurusan menerima hasil laporan PKL mahasiswa yang telah
disetujui.
PPN/Bappenas
28
Surat-Surat Dinas/Nota-Nota dari Pimpinan/Unit kerja lainnya yang
meminta barang sebagian dapat dipenuhi dan yang tidak dapat dipenuhi akan
ditampung dalam perencanaan kebutuhan yang akan datang. Peneglola Membuat
buku catatan terhadap semua rekanan yang mengajukan perkenalan, mencatat
daftar harga Barang Milik Negara secara bulanan. Setiap pengadaan Barang Milik
Negara yang melalui anggaran rutin harus ada persetujuan lebih dahulu dari
Kepala Bagian Urusan Dalam atau Kepala Biro Umum sesuai dengan
wewenangnya. Apabila pengadaan barang nilainya dibawah 1 juta dapat
dilaksanakan oleh Kepala Bagian Urusan Dalam, tetapi jika mempunyai nilai
diatas 1 juta harus ada persetujuan dari Kepala Biro Umum. SPK ditanda tangani
oleh Kepala Bagian Urusan Dalam dan diketahui oleh Kepala Biro umum. Semua
kontrak-kontrak ditanda tangani oleh Kepala Biro Umum. Berita Acara Penelitian
harga ditanda tangani oleh Kepala Bagian Urusan Dalam. Berita Acara
Penyerahan Barang ditanda tangani oleh Kepala Gudang dan diketahui oleh
Kepala Bagian Urusan Dalam.
Setiap pengadaan Barang Milik Negara yang melalui anggaran proyek
harus ada Berita Acara Penyerahan ke Bagian Urusan Dalam atau ke Biro Umum.
Semua tagihan dari pihak ketiga yang menyangkut pembiayaan dari anggaran
rutin. Kuitansi-kuitansi penagihan tersebut harus diketahui dan ditanda tangani
oleh Kepala Bagian Urusan Dalam dan 1 copynya diteruskan ke pencatat
inventaris barang. Setiap tahun diadakan perencanaan kebutuhan tahunan Barang
Milik Negara sesuai dengan permintaan, struktur organisasi, jumlah pegawai, pola
kerja masing-masing unit kerja.
29
Pembina
Barang Milik
Negara
(PEBIN)
Penguasa
Unit Pelaksana Petugas
Barang Milik
Barang Verifikasi
Negara
30
6. Memantau pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN pada Unit Penguasa
Barang (UPB), Pembina Penguasa Barang Milik Negara (PPBI) dan
Penguasa Barang Inventaris (PBI) dilingkungan departemen/lembaga,
7. Melakukan pembinaan atas pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN
pada UPB, PPBI dan PBI dilingkungan departemen/lembaga,
8. Mengkoordinasikan pembuatan laporan BMN dan menyampaikan
laporan BMN triwulanan dan tahunan ke Menteri Keuangan cq. Badan
Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN).
31
Unit Pelaksana Barang
Unit Pelaksana Barang adalah Kepala Bagian Urusan Dalam/Pejabat yang
ditunjuk selaku pelaksana penanggungjawab mempunyai tugas melaksanakan
sistem Penatausahaan BMN untuk lingkup departemen/lembaga serta
membantu penanggungjawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan sistem
Penatausahaan BMN. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bagian
Urusan Dalam/Pejabat yang membidangi perlengkapan selaku pelaksana
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN
dilingkungan departemen/lembaga,
2. Menyusun dan menyiapkan DUP atau DUK untuk pelaksanaan sistem
Penatausahaan BMN dilingkungan departemen/lembaga,
3. Menyiapkan usulan organisasi dan uraian tugas bagi seluruh unit
organisasi Penatausahaan BMN,
4. Menyusun penyiapan para petugas pelaksana sistem Penatausahaan
BMN,
5. Memberikan petunjuk kepada unit organisasi Penatausahaan BMN
menyangkut hubungan kerja, personalia, biaya, peralatan dan
perlengkapan serta hal-hal administratif lainnya,
6. Memantau pelaksanaan sistem Penatausahaan BMN antara UPB, PPBI
dan PBI dilingkungan departemen/lembaga,
7. Meneliti dan menganalisis laporan BMN untuk didistribusikan
Petugas Verifikasi
Petugas Verifikasi Penatausahaan BMN pada tingkat PEBIN mempunyai
tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugas UPB untuk kantor yang bersangkutan,
2. Memutakhirkan Kartu Inventaris Barang (KIB) berdasarkan informasi
perubahan dari UPB,
32
3. Mengirimkan Laporan Mutasi Barang Triwulan (LMBT) dalam periode
triwulan ke Departemen Keuangan (cq. BAKUN) setelah ditandatangani
penanggungjawab PEBIN,
4. Mengirimkan Laporan Tahunan Pembina Barang Milik Negara (LT-
PEBIN) ke Departemen Keuangan (cq. BAKUN dan Direktorat Jenderal
Anggaran), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Satuan Pengawas Intern
Departemen/Lembaga terkait setelah ditandatangani penanggungjawab
PEBIN.
33
Berikut format kerja pendataan ruangan :
34
35
36
Hasil dari pendataan ruangan ini didapatkan jumlah ruangan sebanyak 699
ruang. Dari 699 ruang tersebut terdiri dari Gedung TS 1 62 Ruang, Gedung
Utama 61 ruang, Gedung Bru 100 ruang, Gedung sayap barat dan sayap timur 57
ruang, Gedung TS 2A 122 ruang, TS 2 18 ruang, Gedung Madiun 151 ruang,
Gedung SK 15 Ruang, Gedung OTO 28 ruang, Gedung Menara Nusa 71 ruang,
Proyek-Proyek milik Bappenas 7 ruang, dan Gudang di luar gedung 7 ruang.
JUMLAH
No NAMA GEDUNG
RUANGAN
1 Gedung TS 1 62
2 Gedung Utama 61
3 Gedung Baru 100
4 Gedung Sayap Barat 23
5 Gedung Sayap Timur 34
6 Gedung TS 2A 122
7 Gedung TS 2 18
8 Gedung Madiun 151
9 Gedung Sunda Kelapa 15
10 Gedung OTO 28
11 Gedung Menara Nusa 71
Proyek-Proyek
12 Bappenas' 7
13 Gudang Bappenas 7
Jumlah Ruangan 699
37
387 38 39 40 41 42 43 44 45 46
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
38