Anda di halaman 1dari 15

BAB

I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

a) ALLAH SANG PENCIPTA.


Ayat: “Pada mulaya Allah menciptakan angit dan bumi (Nas: Kej 1:1)”
• Di dalam Alkitab Allah dinyatakan sebagai Oknum yang tak terbatas, kekal,
ada dengan sendirinya dan menjadi Awal segala sesuatu yang ada. Tidak
pernah Allah tidak ada. Sebagaimana ditegaskan oleh Musa, "Sebelum
gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari
selama-lamanya sampai selama- lamanya Engkaulah Allah" (Mazm 90:2).
Dengan kata lain, Allah sudah ada secara kekal dan tidak terbatas sebelum
menciptakan alam yang terbatas. Dia berada di atas, tidak bergantung pada
dan mendahului segala sesuatu yang tercipta di langit dan di bumi
(lihat . 1Tim 6:16) atau (1Tim 6:16) bd. Kol 1:16).
• Allah juga dinyatakan sebagai Oknum berkepribadian yang menciptakan
Adam dan Hawa "menurut ... rupa kita" (Kej 1:27; bd.
(lihat. Kej 1:26) atau ( Kej 1:26]
Karena Adam dan Hawa diciptakan menurut rupa Allah, mereka dapat
menanggapi dan bersekutu dengan Allah di dalam kasih dan secara pribadi.
• Allah juga dinyatakan sebagai Oknum moral yang menciptakan segala
sesuatu baik dan karena itu tanpa dosa. Setelah Allah selesai menciptakan
dan memperhatikan hasil karya-Nya, dilihat-Nya bahwa semuanya itu
"sangat baik" (Kej 1:31). Karena Adam dan Hawa diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah, mereka juga tanpa dosa
(lihat. Kej 1:26) atau (Kej 1:26]
Dosa memasuki kehidupan manusia ketika Hawa dicobai oleh si ular, Iblis (Kej
3:1-24; bd. Rom 5:12; Wahy 12:9).

1
b) KEGIATAN PENCIPTAAN.
1. Allah menciptakan segala sesuatu di "langit dan di bumi" (Kej 1:1; bd. Yes 40:28; 42:5;
45:18; Mr 13:19; Ef 3:9; Kol 1:16; Ibr 1:2; Wahy 10:6). Kata "menciptakan" (Ibr. _bara_)
dipakai khusus sebagai kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Ini berarti
bahwa pada saat tertentu, Allah mengadakan benda dan zat yang belum pernah ada
sebelumnya
(lihat . Kej 1:3) atau ( Kej 1:3]
2. Alkitab menggambarkan ciptaan sebagai tidak berbentuk, kosong, dan ditutupi
kegelapan (Kej 1:2). Ketika itu semesta alam dan bumi tidak memiliki bentuk teratur
seperti sekarang ini. Semuanya masih kosong, tanpa makhluk hidup dan tidak ada
terang. Setelah tahap permulaan ini, Allah menciptakan terang untuk menghalaukan
kegelapan (Kej 1:3-5), menata semesta alam ini (Kej 1:6-13) dan memenuhi bumi
dengan makhluk-makhluk hidup (Kej 1:20-28).
3. Metode yang dipergunakan Allah ketika menciptakan ialah kuasa Firman-Nya. Berkali-
kali dinyatakan, "Berfirmanlah Allah ..." (Kej 1:3,6,9,11,14,20,24,26). Dengan kata lain,
Allah bersabda hingga langit dan bumi ini menjadi ada; sebelum sabda kreatif Allah
diucapkan, semua itu tidak ada (bd. Mazm 33:6,9; 148:5; Yes 48:13; Rom 4:17; Ibr
11:3).
4. Seluruh Trinitas, dan bukan hanya Bapa berperan dalam penciptaan.
1. (a) Putra sendiri adalah Firman yang berkuasa yang dengannya Allah
menciptakan segala sesuatu. Dalam prolog Injil Yohanes, Kristus dinyatakan
sebagai Firman Allah yang kekal (Yoh 1:1). "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia
dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan" (Yoh 1:3). Demikian juga, Paulus menegaskan bahwa melalui Kristus
"telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan ...; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan
untuk Dia" (Kol 1:16). Akhirnya, penulis surat Ibrani dengan tegas sekali
menyatakan bahwa oleh Anak-Nya Allah menciptakan alam semesta (Ibr 1:2).
2. (b) Demikian pula, Roh Kudus mempunyai peranan aktif dalam karya
penciptaan. Dia digambarkan sebagai "melayang-layang" di atas ciptaan,
memelihara dan mempersiapkannya bagi kegiatan penciptaan Allah selanjutnya.
Kata Ibrani untuk Roh (_ruah_) juga dapat diterjemahkan sebagai "angin" dan
"nafas." Demikian, pemazmur mengakui peranan Roh ketika menyatakan, "Oleh
firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas (_ruah_) dari mulut-Nya segala
tentara-Nya" (Mazm 33:6). Roh Kudus juga terus terlibat dalam menopang
ciptaan (Ayub 33:4; Mazm 104:30).

2
B. MAKSUD DAN TUJUAN CIPTAAN.
Allah memiliki maksud-maksud tertentu untuk menciptakan dunia.
1. Allah menciptakan langit dan bumi sebagai ungkapan kemuliaan, kemegahan, dan
kuasa-Nya. Daud mengatakan, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala
memberitakan pekerjaan tangan-Nya" (Mazm 19:2; bd. Mazm 8:2). Dengan
memandang seluruh alam tercipta ini -- dari cakrawala mahaluas dari semesta tercipta
hingga keindahan dan tatanan alam -- kita mau tidak mau kagum akan kebesaran
Tuhan Allah, Pencipta kita.
2. Allah menciptakan langit dan bumi untuk menerima kembali kemuliaan dan hormat
yang layak diterima-Nya. Semua unsur alam -- mis. matahari dan bulan, pohon-pohon
di hutan, hujan dan salju, sungai dan anak sungai, bukit dan gunung, hewan dan
burung -- menyerukan pujian kepada Allah yang menciptakan mereka (Mazm 98:7-8;
148:1-10; Yes 55:12). Betapa Dia lebih menginginkan dan menantikan kemuliaan dan
pujian manusia!
3. Allah menciptakan bumi supaya menyediakan sebuah tempat di mana maksud dan
tujuan-Nya bagi umat manusia dapat digenapi.
1. (a) Allah menciptakan Adam dan Hawa menurut rupa-Nya sendiri supaya
manusia dapat mempunyai hubungan kasih pribadi secara abadi. Allah
menciptakan manusia sebagai makhluk tiga-unsur (tubuh, jiwa, roh), memiliki
pikiran, perasaan dan kehendak agar dapat menanggapi-Nya dengan leluasa
sebagai Tuhan dan menyembah serta melayani-Nya karena iman, kesetiaan,
dan rasa syukur.
2. (b) Allah demikian menginginkan hubungan yang intim ini dengan umat manusia
sehingga, ketika Iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk memberontak
dan tidak menaati perintah-Nya, Allah berjanji akan mengutus seorang
Juruselamat untuk menebus manusia dari dampak-dampak dosa
(lihat. Kej 3:15) atau ( Kej 3:15]
Dengan cara ini Allah bisa memiliki umat milik-Nya sendiri yang akan menikmati,
memuliakan dan hidup di dalam kebenaran dan kekudusan dengan Dia (Yes
60:21; 61:1-3; Ef 1:11-12; 1Pet 2:9).
3. (c) Puncak dari maksud Allah dalam ciptaan tercatat di dalam kitab Wahyu di
mana Yohanes melukiskan akhir sejarah dengan kata-kata ini, "Lihatlah, kemah
Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan
mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka"
(Wahy 21:3).

3
C. PENCIPTAAN DAN EVOLUSI.
Evolusi merupakan pandangan utama mengenai asal mula kehidupan dan alam
semesta yang diajarkan di kalangan ilmuwan dan pendidik di dunia dewasa ini. Orang
Kristen yang percaya Alkitab harus memperhatikan empat pertimbangan ini mengenai
evolusi.
1. 1) Evolusi merupakan rekayasa naturalistis untuk menerangkan asal mula dan
perkembangan alam semesta. Pandangan ini bertolak dari anggapan bahwa tidak
ada Pencipta ilahi dan berkepribadian yang menciptakan dan membentuk dunia;
sebagai gantinya, segala sesuatu dijadikan melalui serangkaian peristiwa
kebetulan selama berbiliun-biliun tahun. Penganut pandangan evolusi menuntut
bahwa hipotesis mereka didukung oleh data ilmiah.
2. 2) Ajaran evolusi tidak sungguh-sungguh ilmiah. Menurut metode ilmiah, semua
kesimpulan harus dilandaskan pada bukti yang tidak dapat disangkal, hasil
berbagai percobaan yang dapat diulangi di laboratorium. Tetapi, tidak ada dan tidak
akan pernah ada cara untuk membuat percobaan guna menguji dan mendukung
aneka teori tentang asal mula zat dari suatu permulaan yang bersifat "ledakan"
atau tentang perkembangan bertahap makhluk hidup dari bentuk paling sederhana
sampai kepada yang paling rumit. Oleh karena itu, evolusi merupakan hipotesis
tanpa "bukti" ilmiah; karena itu, untuk menerimanya seorang harus percaya pada
teori manusia. Sebaliknya, iman umat Allah adalah pada Tuhan dan penyataan
terilham dari-Nya, yang menyatakan bahwa Dialah yang membuat segala sesuatu
"terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat" (Ibr 11:3).
3. 3) Tidak dapat disangkal bahwa perubahan dan perkembangan berbagai jenis
makhluk hidup memang terjadi. Misalnya, ada beberapa jenis yang punah; pada
pihak lain, kita kadang-kadang melihat munculnya keturunan baru dari jenis
tertentu. Tetapi tidak ada bukti, bahkan dalam catatan geologis, yang mendukung
teori bahwa satu jenis makhluk hidup berkembang dari jenis lain. Sebaliknya, bukti
yang ada mendukung pernyataan Alkitab bahwa Allah menciptakan setiap makhluk
hidup sesuai dengan "jenis masing-masing" (Kej 1:21,24-25).
4. 4) Orang Kristen yang percaya Alkitab juga harus menolak teori yang bernama
evolusi teistik. Teori ini menerima kebanyakan unsur dari kesimpulan teori evolusi
naturalistis, hanya menambahkan bahwa Allah yang memulai proses evolusi. Teori
semacam itu menyangkal penyataan Alkitabiah yang menganggap bahwa Allah
berperanan aktif di dalam semua aspek penciptaan. Misalnya, setiap kata kerja
dalam Kejadian satu bersubyek Allah, kecuali Kej 1:12 (yang memenuhi perintah
Allah dalam ayat Kej 1:11) dan frasa yang muncul berkali-kali "jadilah petang dan
jadilah pagi." Allah bukan pengawas pasif dari suatu proses evolusi; Dia merupakan
Pencipta yang aktif dari segala sesuatu (bd. Kol 1:16).

4
BAB
II
ISI

Penyingkapan Nama Sang Pencipta; ALLAH, the Moon God & Atheis

Penyingkapan Nama Sang Pencipta


Eksposisi Keluaran 3:1-22

Pekerjaan Moshe (Musa) Sebelum Menerima Panggilan Kenabian (ay. 1)


“Penggembala ternak” (ro’e eth-tson). Kitab Kisah Para Rasul 7:22 memberikan
tambahan latar belakang Moshe yang tidak ditulis dalam Kitab Keluaran bahwa
Moshe adalah, “dan (Moshe) dididik dalam segala hikmat orang (Mitsrayim/Mesir),
dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.” Moshe bukan penggembala
ternak biasa. Dia orang yang memiliki pengetahuan dan kewibawaan.

1) PENGALAMAN PRIBADI MOSHE MELIHAT PENAMPAKKAN TENTANG TUHAN


(ay 2)

Moshe melihat semak menyala terbakar api namun tidak terbakar (belabbath esh).
Penampakan bukanlah pengalaman khayal, ilusi. Penampakkan adalah peristiwa
riil yang bersifat simbolik untuk menegaskan kehadiran TUHAN dan malaikat
bahkan roh-roh jahat sekalipun.

2) MOSHE MENERIMA PANGGILAN KENABIAN (ay 3-10)

Ketika Moshe memperhatikan semak yang menyala karena api, ada suara
memanggil nama-NYA dan dia menjawab “inilah aku!” (hinneni). Jawaban yang
sama ketika Avraham (Abraham) menerima ujian TUHAN (Kej. 22:1), menerima
panggilan malaikat (Kej. 22:11), ketika malaikat memperlihatkan diri pada Ya’aqov
(Yakub) (Kej. 31:11), ketika TUHAN memanggil Shemu’el (Samuel) (1Sam. 3:4),
ketika TUHAN memanggil Yesha’yahu (Yesaya) (Yes. 6:8).

5
Penegasan TUHAN kepada Moshe dalam panggilan dirinya, meliputi:
1. “AKU-lah TUHAN ayahmu” (Anokhi Elohe avikha)
2. “AKU sungguh-sungguh telah memperhatikan” (ra’o ra’ithi)
3. “AKU telah mendengar” (shama’ti)
4. “Untuk melepaskan mereka” (lehatstsilo)
5. “Untuk membawa mereka” (uleha’alotho),
6. “AKU akan mengutus, mengirim kamu” (we’eshlakhakha)

3) MOSHE RAGU DENGAN PANGGILAN TUHAN (ay 11)


“Siapakah saya?” (mi anokhi?) Moshe ragu-ragu terhadap dirinya sendiri.
Sekalipun dia memiliki latar belakang kependidikan yang cukup namun toh dia
tetap merasa kurang percaya diri untuk menghadapi Par’o (Firaun).

A. PENEGASAN SANG PENCIPTA (ay 12)

“AKU (AKAN) ADA besertamu” (ki-ehye ‘immakh). Kata EHYE adalah bentuk kata
kerja orang pertama tunggal dari kata HAYA yang artinya “ada,” “berada,”
“hadir.” Kata kerja EHYE muncul kembali dalam bentuk yang khas pada ayat 14.
Lembaga Alkitab Indonesia justru menerjemahkan dengan bentuk kalimat retoris
(tidak sesuai teks aslinya dalam bahasa Ibrani, karena tidak ada kata sandang
HA) "Bukankah AKU akan menyertai engkau?”

a) PERTANYAAN MOSHE MENGENAI NAMA SANG PENCIPTA (ay 13)


“Ma-Shemo?” dalam tata bahasa Ibrani, untuk menanyakaan sesuatu atau
seseorang, biasanya digunakan bentuk tanya “mi.” Namun, penggunaan kata
“ma”, bukan hanya bermaksud menanyakan nama secara literal namun
hakikat atau pribadi dibalik nama itu (J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini, Jilid I, Yayasan Bina Kasih OMF, 1994, hal 39)

b) PENEGASAN EKSISTENSINYA (ay 14)


“ehye asher ehye.” LAI menerjemahkan dengan “AKU ADALAH AKU.”
Terjemahan yang tidak tepat. Jika “Aku adalah Aku” seharusnya berbunyi
dalam naskah Ibrani sbb: “anokhi asher anoki.” Kata “EHYE” merupakan
bentuk kata kerja imperfek menyatakan sesuatu yang sedang berlangsung
atau belum selesai] dari akar kata “HAYA.”

6
G. Johanes Boterweck dan Helmer Ringren dalam Theological Dictionary of
The Old Testament menjelaskan, bahwa kata “haya” digunakan dalam
Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan opsi sbb: (1) “exist, be present”
(ada, hadir) (2) "come into being” (menjadi) (3) auxilaries verb (kata kerja
bantu) (Vol III, Grand Rapids Michigan, 1978, p.373).
DR. Harun Hadiwiyono dalam bukunya Iman Kristen, menyatakan bahwa kata
“ehye” bermakna “aku berada”. Namun, saya lebih cenderung
menerjemahkannya menjadi “AKU (AKAN) ADA.” DR. Harun Hadiwiyono
selanjutnya menegaskan implikasi sebutan “ehye” oleh Yang Maha Kuasa,
yaitu bahwasanya TUHAN bagi Musa dan Israel bukanlah TUHAN yang tidak
bergerak, bukan TUHAN yang mati melainkan TUHAN yang hidup dan penuh
dinamika (Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, 1988, hal 39).
Saya sependapat dengan beliau, bahwa makna dan implikasi penggunaan
kata kerja “EHYE” mengandung muatan teologis yang mendalam, bahwa
Elohim (TUHAN) yang mengutus Moshe adalah Elohim yang senantiasa
berkarya, menjadi dan tidak pernah berdiam diri.
Implikasi teologis bagi kita yang hidup ribuan tahun setelah Moshe, bahwa kita
bukan sedang menyembah “elohim” yang berwujud patung atau benda mati.
Bukan pula memuja kekuatan-kekuatan alam yang dipertuhan seperti angin
ribut, halilintar, dll. Banyak yang memahami ayat ini sebagai penolakan
TUHAN untuk menjawab pertanyaan Moshe, sehingga DIA memberikan teka-
teki dengan mengucapkan “ehye”, sebagaimana disitir oleh Stefan Leks,
“Maka jelaslah ungkapan Alkitabiah ini menegaskan akan adanya TUHAN,
tetapi sebenarnya tidak memberi jawaban siapakah nama TUHAN itu”
(Menuju Tanah Terjanji, Nusa Indah Ende Flores, 1978, hal 30)

c) PENEGASAN NAMANYA (ay 15)


“YHWH, Elohe avothekhem, Elohe Avraham, Elohey Yitskhaq w’Elohe
Ya’aqov.” Keluaran 3:14 menyingkapkan “sifat dan keberadaan” Sang
Pencipta, melalui bentuk kata kerja imperfek orang pertama tunggal, “ehye”.
Sementara Keluaran 3:15 menyingkapkan bahwa nama Elohim
(Sesembahan, Tuhan) dari Avraham, Yitskhaq (Ishak) dan Ya’aqov bernama
Yahweh. Nama yang memiliki akar kata “HAYA” yang diucapkan pada ayat 14
dalam bentuk imperfek orang pertama tunggal “EHYE.”
Nama ini bukan hasil penelitian Moshe atau penjelajahan Moshe dalam dunia
esoteris sehingga berhasil mendapatkan nama Sang Pencipta, melainkan
penyingkapan nama Sang Pencipta adalah INISIATIF Sang Pencipta sendiri,
untuk memperkenalkan jati diri-NYA pada Musa dan Yisra’el (Israel).

7
Berbeda dengan agama-agama yang menamakan berbagai gejala alam
(angin, hujan, badai, panas, dll) menjadi nama tuhan mereka, maka Yudaisme
dan Kekristenan (Mesianik) berangkat dari keyakinan bahwa Elohim telah
memperkenalkan nama pribadi-NYA, karena DIA berkehendak untuk dikenal
oleh umat-NYA.
Ze-shemi le‘olam. Frasa “ze-shemi le‘olam” [inilah nama-KU Yang Kekal],
menunjuk kepada nama “Yahweh”. Ada yang berpendapat, bahwa “Yahweh”
adalah kata kerja imperfek orang ketiga tunggal. Ini pendapat yang keliru.
Sekalipun akar kata “Yahweh” adalah “haya,” sehingga “Yahweh” bermakna
“DIA Ada”. Namun, bentuk kata kerja orang ketiga tunggal dari “haya” adalah
“yihye.” Adapun “Yahweh” adalah nama dari Sesembahan [Elohim] Avraham,
Yitskhaq dan Ya’aqov. Makna nama Yahweh sendiri adalah “yang senantiasa
ada, hadir, berbuat, berkarya, bertindak bagi umat-NYA.”

d) PENEGASAN KEBERPIHAKANNYA (ay 18)


“Elohe ha’ivriyyim.” TUHAN yang menyatakan diri-NYA pada Moshe,
mengidentifikasikan diri-NYA sebagai TUHAN atas leluhur Moshe, bangsa
Ibrani. Keberpihakan ini menimbulkan kecemburuan bagi bangsa-bangsa lain.
Penegasan ini bukan bermakna bahwa YAHWEH adalah “sejenis tuhan-tuhan
lokal” atau “tuhan kebangsaan” sebagaimana dianut bangsa-bangsa.
Sejatinya, TUHAN itu tidak memiliki warna kebangsaan, sebagaimana rasul
Paulus berkata, “atau adakah (TUHAN) hanya (TUHAN) orang Yahudi saja?
Bukankah DIA juga adalah (TUHAN) bangsa-bangsa lain? Ya, benar. IA juga
adalah (TUHAN) bangsa-bangsa lain! (Rm. 3:29). Penegasan ini hanya
hendak menunjukkan bahwa YAHWEH adalah TUHAN yang disembah leluhur
Moshe dan menjadi pelindung mereka, sekalipun DIA adalah TUHAN yang
berkuasa atas langit dan bumi.

Manusia di ciptakan secara "Dahsyat dan Ajaib" !

Author: BersamaDia | Posted at: 19.58 | Filed Under: Bukti Alkitab, Motivasi, Umum
Mazmur 139:4 mengatakan, “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena
kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya” (Mazmur 139:14). Konteks dari Mazmur 139:14 adalah sifat yang luar
biasa dari tubuh jasmani kita. Tubuh manusia adalah organisme yang paling
kompleks dan unik di dunia, dan kompleksitas dan keunikan itu berbicara banyak
mengenai otak dari Penciptanya. Setiap aspek dari tubuh, sampai ke bagian sel
mikroskopis yang paling kecil, mengungkapkan bahwa semuanya diciptakan secara
dahsyat dan ajaib.
8
Para insinyur mengerti bagaimana mendesain balok yang kuat namun ringan dengan
menempatkan materi yang kuat di bagian pinggir luar dari penampang dan
memenuhi bagian dalam dengan materi yang lebih ringan dan lemah. Hal ini
dilakukan karena tekanan yang paling besar terjadi pada bagian permukaan dari
struktur ketika menghadapi tekukan yang sering atau tekanan di badannya. Ketika
Anda memeriksa kamera SLR yang canggih dengan kemampuannya untuk
membiarkan banyak sedikitnya cahaya yang masuk sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya untuk fokus secara otomatis pada bidang yang luas, Anda
menemukan imitasi yang berulang-ulang dari cara bekerja salah satu bola mata kita.
Dan karena kita memiliki dua bola mata, kita juga memiliki persepsi kedalaman,
memberi seorang atlit kemampuan untuk melempar bola kepada penerimanya
dengan tepat, atau memampukan kita menilai berapa jauhnya mobil itu.

Otak manusia juga adalah organ yang luar biasa, dibuat dengan dahsyat dan ajaib.
Otak memiliki kemampuan untuk belajar, berfikir, dan mengendalikan begitu banyak
fungsi otomatis dari tubuh seperti misalnya denyut jantung, tekanan darah,
pernafasan, dan untuk mempertahankan keseimbangan untuk berjalan, berlari,
berdiri, duduk, sambil berkonsentrasi pada hal yang lain. Komputer mampu
mengalahkan otak manusia dalam hal kemampuan melakukan kalkulasi, namun
termasuk primitf dalam kinerja kebanyakan hal yang berhubungan dengan pikiran.
Otak juga memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyesuaikan diri. Ketika
orang memakai kacamata yang membuat dunia sepertinya jungkir balik, otak dengan
cepat menafsirkan ulang informasi yang diberikan untuk bisa melihat dunia sebagai
“sisi yang benar yang di atas.” Ketika mata orang ditutup untuk kurun waktu yang
lama, “pusat penglihatan” di otak mulai digunakan untuk fungsi lainnya. Ketika orang
pindah ke rumah yang terletak dekat rel kereta api, tidak lama kemudian suara
kereta api disaring keluar oleh otak, dan mereka tidak lagi sadar akan suara itu.

Saat bicara mengenai miniaturisasi, tubuh manusia juga diciptakan dengan dahsyat
dan ajaib. Misalnya, informasi yang dibutuhkan untuk mereplikasi seluruh tubuh
manusia, dengan segala detilnya, disimpan dalam untaian ganda DNA yang terdapat
pada inti dari setiap milyaran sel dalam tubuh manusia. Dan sistem informasi dan
kontrol yang diwakili oleh sistem syaraf begitu padatnya dibandingkan dengan kawat
dan kabel optik yang diciptakan oleh manusia. Setiap sel, dulunya disebut sebagai
sel “sederhana”, karena ukuran yang begitu kecil, adalah pabrik mungil yang belum
dapat dipahami secara penuh oleh manusia. Dengan bertambah tajamnya
mikroskop, mampu untuk memperbesar bidang yang makin kecil, pandangan yang
tidak terbatas mengenai sel manusia mulai diperhatikan.

Coba pertimbangkan sel tunggal yang sudah dibuahi. Dari satu sel itu, dalam
kandungan ibu, bertumbuhlah beraneka jaringan, organ, dan sistem dan semuanya
bekerja sama pada waktu yang tepat – luar biasa! Contohnya adalah lobang di sekat
antara dua bilik jantung dari bayi yang baru lahir yang tertutup pada waktu yang tepat
untuk memungkinkan oksigenasi darah dari paru-paru (tidak digunakan dalam
kandungan).
9
Lebih lanjut lagi, sistem kekebalan tubuh mampu untuk mengusir begitu banyak
musuh dan mampu memulihkan diri mulai dari perbaikan yang paling kecil (bahkan
sampai memperbaiki bagian DNA yang jelek) sampai pada perbaikan yang paling
besar (memulihkan kembali tulang dan sembuh dari kecelakaan-kecelakaan besar).
Ya, ada banyak penyakit yang akhirnya akan mengalahkan tubuh kita seiring dengan
menuanya kita karena kejatuhan manusia dalam dosa dan akibat kutukan, namun
kita tidak bisa membayangkan berapa kali sistem kekebalan kita telah
menyelamatkan kita dari kematian yang kalau tidak sudah akan terjadi dengan lebih
cepat.

Fungsi tubuh manusia juga luar biasa. Kontras antara mampu menangani barang-
barang besar dan berat, dan juga dapat secara hati-hati memainkan objek yang
halus tanpa memecahkannya juga luar biasa. Kita dapat menggunakan busur
menembakkan anak panah secara berulang-ulang mengenai sasaran yang jauh,
dengan cepat mengetik di keyboard komputer tanpa memikirkan tombol-tombolnya,
merangkak, berjalan, berlari, berputar, memanjat, berenang, jumpalitan dan jungkir
balik, dan melakukan tugas-tugas “sederhana” seperti melepaskan bola lampu,
menyikat gigi, dan mengikat tali sepatu, sekali lagi tanpa berpikir. Memang ini adalah
hal-hal “sederhana”, namun manusia masih harus mendesain dan memprogram
robot yang mampu melakukan tugas dan gerak yang begitu banyak macam.

Fungsi dari saluran pencernaan, hati dan organ-organ utama lainnya, tahan lamanya
jantung, pembentukan dan fungsi syaraf dan pembuluh darah, fungsi sistem limpa,
pembersihan darah melalui ginjal, kemampuan sistem reproduktif untuk menciptakan
sel yang mampu berpasangan dengan sel lain dari jenis kelamin yang berbeda dan
menghasilkan sel dengan jumlah kromosom yang dua kali lebih banyak,
kompleksitas telinga bagian dalam dan tengah, indera pengecap dan penciuman,
dan begitu banyak hal lainnya yang kita hanya mengerti sedikit sekali – masing-
masing adalah keajaiban dan melampaui kemampuan manusia untuk memahaminya
secara penuh.

Sungguhlah, kita diciptakan dengan dahsyat dan ajaib. Betapa kita bersyukur dapat
mengenal Allah yang telah menciptakan kita melalui AnakNya, Yesus Kristus, dan
untuk mengagumi bukan hanya pengetahuan-Nya, namun juga kasih-Nya (Mazmur
139:17-18, 23-24).
10
BAB

III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami paparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

di dalam Alkitab Allah dinyatakan sebagai Oknum yang tak terbatas, kekal, ada

dengan sendirinya dan menjadi Awal segala sesuatu yang ada. Tidak pernah Allah

tidak ada. Sebagaimana ditegaskan oleh Musa, "Sebelum gunung-gunung

dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai

selama- lamanya Engkaulah Allah" (Mazm 90:2). Dengan kata lain, Allah sudah ada

secara kekal dan tidak terbatas sebelum menciptakan alam yang terbatas. Dia

berada di atas, tidak bergantung pada dan mendahului segala sesuatu yang

tercipta di langit dan di bumi (lihat. 1Tim 6:16; atau (1Tim 6:16) bd. Kol 1:16).
11
DAFTAR PUSTAKA

• ALLAH, the Moon God:


http://www.biblebelievers.org.au/moongod.htm
• Allah - Wikipedia, the free encyclopedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Allah
• CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: Allah
http://www.newadvent.org/cathen/01316a.htm
• Who is Allah ?
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/tawheed/conceptofgod.html
• Kallahar's Place: Is Yahoo Banning Allah?
http://quickwired.com/stories/2005-Yahoo/yahoo.php
• 99 Names of ALLAH (Almighty
http://www.dawateislami.net/general/devotions/99names/index.htm
• The Most Beautiful Names of Allah
http://www.sufism.org/society/asma/index.html

• Bible Truths Revealed


http://www.bibletruthstoday.com/
12
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR . . . . . . . . xii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . xi
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . 1
a) ALLAH SANG PENCIPTA . . . . . 1
b) KEGIATAN PENCIPTAAN . . . . . 2

B. Maksud dan Ciptaan . . . . . . . 3


C. Peniptaan dan Evolusi . . . . . . 4

BAB II : ISI
A. Penyingkapan Nama Sang Pencipta ; ALLAH, the Moon God &Atheis
A.1 Pengalaman Pribadi Moshe Melihat Penampakan Tenteng TUHAN (ay 2)
A.2 Moshe Menerima Panggilan Kenabian (ay 3-10) . . 5
A.3 Moshe Ragu dengan Panggilan Tuhan . . . 6

B. PENEGASAN SANG PENCIPTA (ay 12) . . . . 6


B.1 Pernyataan Moshe Mengenai Nama Sang Pencipta . 6
B.2 Penegasan Ekaristinya (ay 14) . . . . 6
B.3 Penegasan Namanya (ay 15) . . . . . 7
B.4 Penegasan Keberpihaknya (ay 18) . . . . 8

MANUSIA di CIPTAKAN SECARA"DAHSYAT dan AJAIB" !


BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN . . . . . . . . 11

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . 12
xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Agama mengenai Allah Sang
Pencipta.
Makalah ini membahas tentang Allah menciptakan ”Langit dan bumi sebagai
ungkapan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberikan pekerjaan tangan-Nya”
(Mzm 19:2; bd. Mzm 8:2). Dan maksud dan tujuan penciptaan-Nya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima ksih kepada :

1. Ninik Wahyuningrum, selaku dosen pengampu mata kulia Agama yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan di dalam pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalahini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi


kami khususnya,dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
berbagai pihak angat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan karya makalah
kami.
xii

ALLAH SANG PENCIPTA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MONICA SILVIANA


NRP : 104830138
PRODI : NAUTIKA E
DOSEN PENGAMPU : NINIK
WAHYUNINGRUM, S.Th

SEKOLAH TINGGI MARITAN DAN TRANSPORT


”AMNI”
STIMART AMNI – SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai