Si
EKONOMI
INTERNASIONAL
Sejarah, Teori, Konsep dan
Permasalahan dalam Aplikasinya
Judul:Ekonomi Internasional
Sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan
dalam Aplikasinya
Penulis: Apridar, SE, M.Si
Cover: SMK Sura Menggala Putra
Editor: M. Muntasir Alwy, SIP, Hermandar
Puteh,SE, Dedet Fogerty, SIP, Pandu
Irawan
ISBN: 978-979-1372-04-6
Cetakan: Pertama, Desember 2007
Penerbit: All Rights Reserved
© 2007 Unimal Press
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe -
NAD
Setting, Layout, Cetak Offset:
Penerbit Unimal Press
Kantor Jakarta;
Jl. Garuda Blok CC No. 2
Perum Bojong Depok Baru II
Sukahati – Cibinong Bogor
Ekonomi Internasional
3
Pengantar Penerbit
Buku Ekonomi Internasional ini mencoba
menambah khazanah pemikiran tentang dunia
bisnis internasional dan perdagangan internasional
yang dibahas secara detail tetapi mudah dipahami
oleh kalangan civitas akademis, khususnya
mahasiswa fakultas ekonomi dan kalangan praktisi
ekonomi.
Berisikan beberapa penjelasan secara umum
dan gamblang tentang sejarah ekonomi
internasional, perusahaan multinasional dan
hubungannya dengan dunia ekonomi Islam, teori-
teori perdagangan internasional, nilai tukar (terms
of trade), neraca pembayaran (balance of payment),
peranannya dan blok-blok perdagangan serta
organisasi perdagangan dunia, yang mencakup
pemikiran globalisasi ekonomi serta pengaruhnya
terhadap ideologi ekonomi masa kini (kontemporer).
Yang tak kalah menariknya, adalah kesimpulan
(resume) dan refleksi teoritis akhir dari buku ini.
Semoga buku ini membuka wacana dan
perspektif baru bagi pemerhati studi ekonomi
internasional yang semakin digandrungi oleh
kalangan ekonom dan civitas akademis, baik
mahasiswa, sarjana dan praktisi ekonomi masa kini.
Penerbit
Ekonomi Internasional
4
Pengantar Penulis
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa
bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada
sudah cukup untuk membuat kita lebih mengerti
fenomena yang ada di dunia. Namun, sisi lain, ilmu
ekonomi mengalami perubahan besar dalam ide,
konsep, dan metodenya; walaupun menurut
pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan
tersebut malah merusak konsep yang benar
sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya
dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional
Chicago School, with its emphasis on economics
being an empirical science aimed at explaining real-
world phenomena, has insisted on the powerfulness
of price theory as the tool of analysis. On the other
hand, some economic theorists have formed the
view that a consistent economic theory may be
useful even if at present no real world economy
bears out its prediction.
Adam Smith, tokoh yang sering disebut sebagai
orang yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi
pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam
Ekonomi Internasional
6
Daftar Isi
Pengantar Penerbit..............................................3
Kata Pengantar Penulis.......................................4
Daftar Isi ..........................................................11
Daftar Tabel, Grafik, Bagan..............................18
BAGIAN SATU
Bab 1 SEJARAH EKONOMI INTERNASIONAL
................................................21
Sejarah Ekonomi Internasional (Jalur
Sutra)......................................21
Sejarah Ilmu Ekonomi........................22
Sejarah Merkantilisme.......................37
Sejarah Kapitalisme...........................38
Sejarah Liberalisme dan Pasar Bebas....
40
Sejarah Neo-Liberalisme....................41
Para Tokoh Neo-Liberalisme..............48
Monopoli, Oligopoli, Monopsoni,
Oligopsoni................................49..........
Bab 2 SEJARAH PERUSAHAAN MULTINASI-
ONAL........................................53
Sejarah VOC......................................53
Sejarah Perusahaan Britania Raya.........
69
Ekonomi Internasional
14
Perusahaan-Perusahaan Mutinasional
Eropa.......................................70
Perusahaan-Perusahaan Multinasional
Amerika
....................................................71
Perusahaan-Perusahaan Mutinasional
Asia..........................................72
Perusahaan-Perusahaan Mutinasional
Afrika.......................................77
BAGIAN DUA
Bab 4 GAMBARAN UMUM EKONOMI
INTER-NASIONAL.......................90
Pengertian Ekonomi Internasional ........
90
Variabel Ekonomi Internasional.........93
Model Ekonomi Internasional.............95
Perlunya Perdagangan antar Negara.....
98
Faktor Pendorong Perdagangan Inter-
nasional.............................................99
Pasar Bebas.....................................100
Ekspor sebagai Pendorong Aktivitas
Ekonomi Internasional.....................105
Ekonomi Internasional
15
BAGIAN TIGA
Bab 14 GLOBALISASI EKONOMI............294
Globalisasi.......................................294
Globalisasi Politik dan Pinjaman Luar
Negeri....................................................
........................................299
Globalisasi Ekonomi.........................301
Kemenangan Kapitalisme atas
Komunisme............................306
Kebangkitan Liberalisme.................306
Munculnya Neo-Liberalisme.............309
Perusahaan Multinasional................313
Anti-Globalisasi................................313
BAGIAN EMPAT
Bab 16 KESIMPULAN............................329
Refleksi Teoritis...............................329
Ekonomi Internasional
20
Lampiran-Lampiran...................................350
Lampiran 1 KOVENAN INTERNASIONAL
HAK-HAK EKONOMI........350
Lampiran 2 KOVENAN INTERNASIONAL
HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK
......................................365
Lampiran 3 RATIFIKASI KOVENAN IN-
TERNASIONAL................392
Bibliografi ........................................................408
Daftar Istilah Ekonomi Internasional............411
Riwayat Penulis................................................444
Ekonomi Internasional
21
Daftar Tabel,
Grafik, Bagan
Bagian Satu.
BAB 1
Sejarah Ekonomi
Internasional
Sejarah Ekonomi Internasional (Jalur Sutra)
Jalur Sutra adalah sebuah jalur berseri melalui
Asia Selatan yang dilalui oleh karavan dan kapal
laut, dan menghubungkan Chang'an, Tiongkok,
dengan Antiokia, Suriah, dan juga tempat lainnya.
Pengaruhnya menggaung hingga ke Korea dan
Jepang. Pertukaran ini sangat penting tak hanya
untuk pengembangan kebudayaan Tiongkok, India
dan Roma namun juga merupakan dasar dari dunia
modern. Istilah 'jalur sutra' pertama kali digunakan
oleh geografer Jerman Ferdinand von Richthofen
pada abad ke-19.
Jalur Sutra benua membagi menjadi jalur utara
dan selatan begitu dia meluas dari pusat
perdagangan Tiongkok Utara dan Tiongkok Selatan,
rute utara melewati Bulgar-Kypchak ke Eropa Timur
dan Semenanjung Crimea, dan dari sana menuju ke
Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia;
rute selatan melewati Turkestan-Khurasan menuju
Mesopotamia dan Anatolia, dan kemudian ke
Ekonomi Internasional
26
Sejarah Merkantilisme
Merkantilis periode awal menganggap bahwa
banyaknya jumlah emas dan perak yang dimiliki
merupakan ukuran kemakmuran suatu negara.
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang
menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara
hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal
yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan
bahwa besarnya volume perdagangan global
teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal
negara dapat digambarkan secara nyata dengan
jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas
maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh
negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya
dengan meningkatkan ekspor dan mencegah
(sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan
dengan negara lain akan selalu positif.
Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan
suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan
melakukan perlindungan terhadap
perekonomiannya, dengan mendorong eksport
Ekonomi Internasional
44
Sejarah Kapitalisme
Kapitalisme tidak memiliki suatu definisi
universal yang bisa diterima secara luas, namun
secara umum merujuk pada satu atau beberapa hal
berikut: (1) sebuah sistem yang mulai terinstitusi
di Eropa pada masa abad ke-16 hingga abad ke-19 -
yaitu di masa perkembangan perbankan komersial
Eropa, di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan
tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan
perdagangan benda milik pribadi, terutama barang
modal seperti tanah dan tenaga manusia, pada
sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, demi menghasilkan
keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh
negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada
hukum negara atau kepada pihak yang sudah
terikat kontrak yang telah disusun secara jelas
kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta
tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan
perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan
2
Jürg Niehans, A History of Economic Theory, pg. 6
Ekonomi Internasional
46
Sejarah Neo-Liberalisme
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai
paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi
ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak
campur tangan pemerintah dalam ekonomi
domestik. Paham ini memfokuskan pada metode
pasar bebas, pembatasan yang sedikit terhadap
perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi.Dalam
kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya
dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-
cara politis, menggunakan tekanan ekonomi,
diplomasi, dan/atau intervensi militer. Pembukaan
pasar merujuk pada perdagangan bebas.
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan
tekanan politik multilateral, melalui berbagai kartel
pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank
Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang
pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme
melalui ekonomi pasar bebas berhasil menekan
intervensi pemerintah (seperti paham
Keynesianisme), dan melangkah sukses dalam
pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Untuk
meningkatkan efisiensi korporasi, neoliberalisme
berusaha keras untuk menolak atau mengurangi
kebijakan hak-hak buruh seperti upah minimum, dan
hak-hak daya tawar kolektif lainnya.
Neoliberalisme bertolakbelakang dengan
sosialisme, proteksionisme, dan environmentalisme.
5
http://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme
Ekonomi Internasional
49
Ekonomi Internasional
61
BAB 2
Sejarah Perusahaan
Multinasional
Sejarah VOC
Kapitalisme, liberalisme dan kolonialisme
diaduk dalam satu bentuk ekspansi yang sangat
eksploitatif, yang salah satu contohnya adalah VOC
(Verenigde Oost-Indische Compagnie). Datangnya
orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da
Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil
berlayar dari Eropa ke India melalui Semenanjung
Harapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan
Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing
dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk
memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini
ditempuh melalui jalur darat yang sangat
berbahaya.
Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa
Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke
Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian
juga dengan bangsa Belanda. Misi dagang yang
Ekonomi Internasional
62
10
Laporan ini dikutip oleh Willard A. Hanna dari “De
Verovering der Banda-Eilanden,” Bijdragen van het Koninklijke
Institut voor de Taal-, Land-, en Volkenkunde van Nederlandsch-
Indie, Vol. II (1854), hlm. 173. Laporan ini semula beredar
secara anonim di Belanda, namun cendekiawan Belanda yang
terkenal, H.T. Colenbrander menghubungkan ini dengan salah
seorang perwira dari Gubernur Jenderal Coen, yaitu Nicholas
van Waert tersebut.
Ekonomi Internasional
74
13
"http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Brit
ani"
Ekonomi Internasional
81
14
Lihat, Nick Robins (ed), The world's first multinational:
New Statesman, 13 Desember 2004.
15
Richard J. Barnet dan Ronald E. Muller, Menjangkau Dunia:
Menguak Kekuasaan Perusahaan Multinasional, (Jakarta: LP3ES,
1984), h.8,20.
16
Ibid, h.36.
Ekonomi Internasional
82
17
Ibid, h.6.
18
Ketiga perusahaan otomotif terbesar di AS, yaitu: General
Motors, Ford dan Chrysler.
19
Op.cit, h.29.
Ekonomi Internasional
83
20
Jusuf Panglaykim, Bisnis Internasional dalam Lingkungan
yang sedang Berubah, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), h. 183.
Ekonomi Internasional
84
Diagram
Diagram Perdagangan Mitsui Group Trade - The
Keiretsu
Ekonomi Internasional
85
Diagram
Diagram Perdagangan Nissan Motor Co, Ltd.
21
Op.cit, Barnet dan Muller, h.98.
Ekonomi Internasional
89
Bagian Dua.
Bab 3
Sejarah Ekonomi
Internasional
di Dunia Islam
Ekonomi Internasional Arab (Sistem Mata-
Uang Dinar)
Dunia Islam mengenal dua jenis mata uang
utama, yaitu: pertama, mata uang dinar emas,
secara etimologi berasal dari kata denarius, dan
kedua, mata uang dirham perak yang secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani drachmos. Di
samping kedua mata uang tersebut terdapat jenis
pecahan yang dinamakan qitha dan mitsqal. Era
abad keempat hijriyah, dunia Islam mengalami krisis
mata uang emas dan perak, sebagai gantinya
dibuatlah mata uang dari bahan tembaga atau
campuran tembaga dan perak yang disebut fulus
yang berasal dari bahasa Latin follies, yaitu mata
uang tembaga tipis. Mata tersebut juga dikenal
dengan nama al-qarathis karena mirip dengan
lembaran kertas.
Ekonomi Internasional
90
22
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar,
(Yogyakarta: Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, 2004), h. 144-145.
Ekonomi Internasional
91
24
Ibid, 379, 385-386.
Ekonomi Internasional
93
26
Ibid, h. 55.
27
Op. cit, Heri Sudarsono, h. 87.
28
Hadi Susastro, Lingkungan Ekonomi Iternasional bagi
Indonesia dalam Tahun 1990-an, (Jakarta: CSIS, Jurnal Analisa
Tahun XVII No.4, April 1988), h.226.
Ekonomi Internasional
95
198 198
1985 tahun)
5 7
Indone 1, 3,7 35 35,5
sia 9
Malays -1, 4,7 88 15,5
ia 0
Philipin -3, 5,1 31 5,0
a 8
Singap -1, 8,6 281 8,0
ura 8
Thailan 4, 6,6 43 14,0
d 0
19 19 19 19 19 19 19 19
65 85 65 85 65 85 65 85
Korea 39 14 26 41 19 28 35 45
Selatan
Taiwan 28 7 30 51 22 41 44 43
Hongkong 2 1 40 31 24 2 58 68
4
RRC 39 33 38 47 30 3 23 20
7
Indonesia 56 24 13 36 8 14 31 41
Malaysia 28 21 25 35 9 19 47 44
Philipina 26 27 28 32 20 2 46 41
5
Singapura 3 1 24 37 15 2 73 62
4
Thailand 35 17 23 30 14 2 42 53
0
Sumber: World Bank, World Development Report 1987; dan
Statistical Abstract of National Income in Taiwan
Area, ROC, 1951-1984, untuk Taiwan.
Ekonomi Internasional
97
Bank Islam
Gagasan tentang bank yang menggunakan
sistem bagi hasil telah bergulir sejak lama,
sebagaimana dalam tulisan pemikir-pemikir muslim
berkaitan dengan bank syariah seperti Anwar
Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948), dan Mahmud
Ahmad (1952) dan ide-ide tentang bank syariah
selanjutnya diuraikan lebih terperinci oleh Maududi
(1961). Secara kolektif gagasan berdirinya bank
syariah di tingkat internasional, muncul dalam
konferensi negara-negara Islam sedunia, di Kuala
Lumpur, Malaysia pada tanggal 21-27 April 1969,
yang diikuti oleh 19 negara peserta. Konferensi
tersebut memutuskan beberapa hal, di antaranya
yaitu:29
• Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada
hukum untung dan rugi, jika tidak ia termasuk
riba dan riba itu sedikit atau banyak
hukumnya haram.
• Diusulkan agar dibentuk sebuah bank syariah
yang bersih dari sistem riba dalam waktu
secepat mungkin.
• Sementara sampai menunggu berdirinya bank
syariah, bank-bank yang menerapkan bunga
diperbolehkan beroperasi, namun jika kondisi
benar-benar dalam keadaan darurat.
Gagasan untuk mendirikan bank syariah sudah ada
sejak tahun 1970-an, sebagaimana dibicarakan
dalam sebuah seminar nasional Hubungan
Internasional Indonesia – Timur Tengah pada tahun
1974 dan 1976 yang diselenggarakan oleh Lembaga
29
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,
(Yogyakarta: Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, 2005), h. 28.
Ekonomi Internasional
98
30
Ibid, h. 39-40.
Ekonomi Internasional
99
31
Rodney Wilson, Bisnis Menurut Islam: Teori dan Praktek,
(Jakarta: PT Intermasa, 1988), h. 56.
Ekonomi Internasional
100
32
Ibid, h. 68.
Ekonomi Internasional
101
Bank esh
Islamic Bank Denmar 1983 5,0
International k
Islamic Banking System
International Holding Luxemb 1978 34,8
urg
Islamic Development Arab 1975 2000,0
Bank Saudi
Islamic International
Bank for Mesir 1981 1,8
Investment and
Development
Islamic International
Company for Mesir 1981 1,8
Real Estate
Development
Islamic Investment
Company Mesir 1982 …
of the Gulf
Islamic Investment Yordani 1981 11,1
House a
Jordan Islamic Bank for
Finance and Investment Yordani 1978 10,5
a
Kuwait Finance House Kuwait 1977 62,3
Kuwait Finance House Turki 1983 20,0
(Turkey)
Nasser Social Bank Mesir 1972 18,0
Qatar Islamic Bank Qatar 1983 54,9
Saudi-Philippine Islamic
Development Bank Arab 1982 5,0
Saudi
Tadamon Islamic Bank Sudan 1983 50,0
West Sudan Islamic Sudan 1984 …
Bank
Catatan:
• Kelompok Al Barka didirikan oleh Syeikh Saleh
Kamal.
Ekonomi Internasional
102
Ekonomi Internasional
105
Bab 4
Gambaran Umum
Ekonomi Internasional
Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi
yang membahas akibat saling ketergantungan
antara negara-negara di dunia, baik dari segi
perdagangan internasional maupun pasar kredit
internasional.34 Sumber energi Amerika Serikat,
misalnya, sangat bergantung pada produsen luar
negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir
setengah dari makanan yang di konsumsi oleh
penduduknya. Sebaliknya, negara-negara
berkembang sangat membutukan teknologi yang
dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara
industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan
internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip
keunggulan komparatif. Ekonomi internasional
membahas:
34
Dominick Salvatore, Ekonomi Internasional, Edisi Ketiga:
Seri Buku Sekaum, (Jakarta: Erlangga, 1994), h.1.
Ekonomi Internasional
106
35
Ibid, h.1-2.
Ekonomi Internasional
107
37
Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro.
Ekonomi Internasional
111
38
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/ wiki/ Perdagangan_
internasional"
Ekonomi Internasional
116
Pasar Bebas
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep
ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk
antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau
hambatan perdagangan lainnya.Perdagangan bebas
dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya
hambatan buatan (hambatan yang diterapkan
pemerintah) dalam perdagangan antar individual-
individual dan perusahaan-perusahaan yang berada
di negara yang berbeda. Perdagangan internasional
sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya
tambahan yang diterapkan pada barang ekspor
impor, dan juga regulasi non tarif pada barang
impor. Secara teori, semuha hambatan-hambatan
inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun
Ekonomi Internasional
118
BAB 5
Teori-Teori
Perdagangan
Internasional
Teori perdagangan internasional yang sampai
saat ini masih berkembang secara umumnya dapat
dibagi 3 bagian, yaitu; 1. Teori Klasik, 2. Teori
Modern dan 3. Teori Keunggulan Kompetitif Secara
Umum. Dan sebelumnya teori-teori tersebut ada,
sudah berkembang paham kaum merkantilisme
terutama di negara-negara Eropa pada abad enam
belas dan tujuh belas. Para penganjurnya antara
lain, Sir Josih Child, Thomas Mun, Jean Bodin.
Mereka beranggapan bahwa:
1. Logam Mulia (specie) adalah ukuran kemakmuran
suatu negara, semakin banyak memiliki logam
mulia maka negara tersebut semakin kaya.
Ekonomi Internasional
131
Tabel
Keuntungan Mutlak (jam kerja persatuan output).
Ang
Pakai g
Nega an u
DTD
ra (yard r
) (barr
el)
Portu 30 120 1 brl = 4
gis yard
Inggri 100 20 1 brl = 1/5
s yard
Contoh 2,
Tabel
Keuntungan Mutlak (output per jam kerja)
Nega Pup Jagu DTD
ra ng
Ameri 2 20 1 unit pupuk = 10
ka unit jagung
Kana 5 4 1 unit pupuk = 4/5
da unit jagung
41
Dr. Hamdy Hady, Ekonomi Internasional, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2001), hlm. 29.
Ekonomi Internasional
136
tenaga kerja/hari ra
Indonesia 12 3m 4 Kg =
Kg 1m
1 Kg =
¼m
China 4 8m ½ Kg =
Kg 1m
1 Kg =
2m
Keterangan: DTDN = Dasar Tukar
Dalam Negeri
42
Hamdy Hady, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan
Perdagangan Internasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia , 2001),
h.30.
Ekonomi Internasional
137
Grafik
Teori Absolute Advantage dari Adam Smith
Teh
5kg
3kg PPC-Indonesia
1 kg PCC China
0,5 kg
1 M sutra
Loses China
Tabel.
Data Perhitungan Cost Comperative (Labor
Efficiency).
Perhitungan Cost Comperative Advantage
(Labor Efficiency)
Perbandingan Cost 1 kg gula 1 m kain
Indonesia ¾ HK 4/5 HK
China
China 6/3 HK 5/4 HK
Indonesia
Tabel
Data Hipotesa Gain From Trade Berdasarkan Teori
Comperative Advantage dari David Ricardo.
Ekonomi Internasional
144
Tabel
Keuntungan Komperatif (output per jam kerja)
Negara Gandum Jagung DTD
Indonesia 10 20 1 unit
gandum= 2
ton jagung
Singapura 8 12 1 ton gandum
= 1,5 ton
jagung
44
Aliran Merkantilisme ialah kebijakan perdagangan
ditujukan pada peningkatan ekspor sebanyak-banyaknya dan
penekanan impor sekecil-kecilnya.
45
Liberalisme ialah setiap negara bebas untuk menetapkan
kebijakan perdagangnya sesuai dengan keunggulan komperatif
yang dimilikinya.
46
Aliran yang menutamakan perekonomian nasional
daripada perdagangan internasional, bahkan kalau perlu
dengan membatasi dan mengorbankannya.
Ekonomi Internasional
146
47
Asvi Warman Adam (et.al), Strategi Pemerintah Dan
Swasta Menghadapi AFTA, (Jakarta: LIPI), hlm. 40.
Ekonomi Internasional
147
Tabel
Ongkos komperatif
Input of Output
Negara
labor Mesin Pakaian
Amerika 1 hari 5 20
India 1 hari 1 10
a
India 1 hari $5 1 $5,00 10 $0,50
Gambar
Kurve PPC dengan ongkos tetap
Kain
B3
O A1 A2 A3 Mesin
48
Ibid, h.39.
Ekonomi Internasional
152
49
Ibid, h.58.
Ekonomi Internasional
154
FACTOR DAMAND
CONDITIONS CONDITIONS
RELATED &
SUPPORTING
INDUSTRY
2. Inflasi
Seorang Trader akan selalu memperhatikan
dengan seksama perkembangan tingkat inflasi.
Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi
inflasi adalah dengan melakukan kebijakan
menaikkan tingkat suku bunga . Kebijakan
Ekonomi Internasional
157
BAB 6
Kebijakan Ekonomi
& Perdagangan
Internasional
sertifikat ekspor.
5. Pembentukan asosiasi eksportir.
6. Pembentukan kelembagaan seperti bounded
warehouse (Kawasan Berikat Nusantara),
bounded island Batam, export processing
zone, dan lain-lain.
7. Larangan/pembatasan ekspor, misalnya
larangan ekspor CPO (Crude Palm Oil) oleh
Menperindag.
53
Ibid, h.65.
Ekonomi Internasional
165
Kerugiannya:
1) Pengenaan tarif dirasakan kurang/tidak adil
karena tidak membedakan harga/kualitas barang.
2) Hanya dapat digunakan sebagai alat kontrol
proteksi yang bersifat statis.
Tujuan dan Fungsi Tarif Bea Masuk
1. Menurut tujuannya, kebijakan tarif bea masuk
dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a. Tarif
Proteksi/ yaitu pengenaan tarif bea masuk
yang tinggi untuk mencegah/membatasi
impor barang tertentu. b. Tarif Revenue, yaitu
pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan
untuk meningkatkan penerimaan negara.
2. Berdasarkan tujuan tersebut maka fungsi tarif
bea masuk adalah sebagai berikut. a. Fungsi
mengatur (regulerend), yaitu untuk mengatur
perlindungan kepentingan ekonomi/industri
dalam negeri. b. Fungsi budgeter, yaitu
sebagai salah satu sumber penerimaan
negara. c. Fungsi demokrasi, yaitu penetapan
besarnya tarif bea masuk melalui persetujuan
DPR. d. Fungsi pemerataan, yaitu untuk
pemerataan distribusi pendapatan nasional,
misalnya dengan pengenaan tarif bea masuk
yang tinggi untuk barang mewah.
2. Tarif Nominal dan Tarif Proteksi Efektif
a. Tarif Nominal
Tarif nominal adalah besarnya prosentase tarif suatu
barang tertentu yang tercantum dalam Buku Tarif
Bea Masuk Indonesia (BTBMI). Buku Tarif Bea Masuk
Indonesia yang digunakan saat ini adalah buku tarif
berdasarkan ketentuan harmonized system atau HS
Ekonomi Internasional
168
c. Government participation
1) Kebijakan pengadaan pemerintah.
2) Subsidi dan insentif ekspor.
3) CountervaQmg duties.
4) Domestic assistance pro-ams.
5) Trade-diverting.
d. Import charges
1) Import-deposits
2) Supplementary duties
3) Variable lasses
2. Sistem Kuota dan Efek-Efek Kuota
Kuota adalah pembatasam fisik secara
kuantitatif yang dilakukanataspemasukan barang
(kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota
ekspor) dari/ke suatu negara untuk melindungi
kepentingan industri dan konsumen. Menurut
ketentuan GATT/WTO, sistem kuota mi hanya -dapat
digunakan dalam hal sebagai berikut:
a. Untuk melindungi hasil pertanian.
b. Untuk menjaga keseimbangan balance of
payment.
c. Untuk melindungi kepentingan ekonomi
nasional.
3. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk
ineiiberi&an perlindungan atau bantuan kepada
industri dalam negeri dalam bentuk keringanan
pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi
harga, dan lain-lain yang bertujuan sebagai berifait.
a. Menambah produksi dalam negeri. b.
Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri-c.
MenJual dengan harga yang lebih murah daripada
produk impor.
Ekonomi Internasional
171
54
Ibid, h.62.
Ekonomi Internasional
172
55
Ibid, h.94.
Ekonomi Internasional
173
56
Diperoleh dari "http:// id.wikipedia.org/ wiki/ Hambatan_
perdagangan"
Ekonomi Internasional
176
57
Heinz Lempert, Ekonomi Pasar Sosial: Tatanan Ekonomi
dan Sosial Republik Federasi Jerman, (Jakarta: PUSPA SWARA,
1994), h. 142.
58
Martani Huseini, Menata Ulang Strategi Pemasaran
Internasional Indonesia, (Jakarta: Lspeu Indonesia, Jurnal
Reformasi Ekonomi Vol.1, No.1, Januari-Maret 2000), h.21.
Ekonomi Internasional
179
59
Didik J. Rachbini, Masalah dan Kecenderungan Kebijakan
Ekonomi Indonesia, (Jakarta: LSPEU Indonesia, Jurnal Reformasi
Ekonomi Vol.5, No.1, Januari-Juli 2004), h.74-75.
Ekonomi Internasional
180
Bab 7
Perhitungan
Nilai Tukar
(Terms of Trade)
Term of trade60 adalah besaran statistik
yang mencerminkan daya tukar suatu barang
lain antar dua negara baik dalam bentuk harga
maupun velome. Ada juga yang mendifinisikan
sebagai elastisitas suatu barang dengan barang
lainnya. Difinisi lain, Term of Trade atau TOT
adalah perbandingan kuantitatif (jumlah atau
nilai) antara ekspor dan impor yang
mencerminkan perkembangan posisi
perdagangan suatu negara untuk periode waktu
tertentu.61
60
Syamsurijal Tan, Essensi Ekonomi Internasional, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1988), h. 58.
61
Dr. Hamdy Hady, Ekonomi Internasional: Teori dan
Kebijakan Perdagangan Internasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
Ekonomi Internasional
181
Pxi ….1
N = Pm1
N = Px X 100
Pm
Contoh:
N -1950 = 100 (tahun dasar) Px 1990 = 95 (angka
indeks) Pm 1990 = 110 (angka indeks) Berdasarkan
data di atas maka dapat dihitung:
N-1990= ^XIQO= 86,36%,
Berarti untuk periode 1950 / 90 harga atau nilai
ekspor (Px) turun sebanyak 13,64 % dibandingkan
nilai impornya (Pm).
l=NxQx=Px X Qx
Px
Konsep income TOT ini lebih penting bagi
negara yang sedang berkembang (NSB), karena
mencerminkan kemampuan NSB untuk mengimpor
barang-barang modal pembangunan dari hasil
ekspornya.
Contoh:
Qx 1990 = 120
Px 1990 = 95
Pm 1990 = 110
1 =
Pm X Qx =
95 X 120 =
103,63
Pm 110
Qx0
Contoh:
Bila Qx1 = 150 dan Qm1 = 125, maka kita dapat
hitung
S = Px .Qx = N . Qx …..5
Pm
Konsep ini sering disebut dengan
“elastisitas Income”.
D = Px . Zx …..4
Pm Zm
Zm = Produktifitas barang-barang impor
D = Double Factorial Term of Trade
Px = Rata-rata indeks harga barang impor dan ekspor
Pm
Keterangan
a. Sumbu X menunjukkan eksporfood oleh USA atau
impor food olehUK.
b. Sumbu Y menunjukkan ekspor cloth oleh UK atau
impor cloth oleh USA.
62
Dr.Hamday Hady, loc.cit, 78.
Ekonomi Internasional
187
Ekonomi Internasional
189
BAB 8
Neraca Pembayaran
(Balance of Payment)
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment)
merupakan dokumen sistematis dari semua
transaksi ekonomi antara penduduk satu negara
dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun. Penduduk di sini
adalah individu, badan hukum dan pemerintah.
Individu dimaksudkan orang yang bertepat tinggal
dan mempunyai mata pencaharian di negara
tersebut. Wisatawan, mahasiswa yang belajar di luar
negeri, korp diplomatik adalah penduduk dari
negara yang diwakilinya (negara asalnya), demikian
pula dengan badan hukum merupakan penduduk
dari negara yang memberi izin usaha badan hukum
tersebut, cabang-cabangnya yang ada diluar negeri
dianggap penduduk luar negeri. Pemerintah jelas
penduduk negara yang diwakilinya, misalnya; para
duta besar, para atase, dan sebagainya.
Ekonomi Internasional
190
Cadangan Devisa
Ekonomi Internasional
193
Neraca Perdagangan
Total transaksi perdagangan (ekspor + impor)
Indonesia dengan negara-negara UNCTAD pada
tahun 2003 tercatat sebesar US$ 88.949.114.544
yang terdiri dari nilai ekspor sebesar US$
57.546.700.928 dan nilai impor sebesar US$
31.402.413.616. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun
( 1999 s/d 2003 ) nilai perdagangan Indonesia
63
Boediono, Ekonomi Internasional: Seri Sinopsis Pengantar
Ilmu Ekonomi No.3, (Yogyakarta: BPFE, 1993), h.94,100-101.
Ekonomi Internasional
194
Tabel
Neraca Perdagangan (Ekspor-Impor) Indonesia dengan
Negara-negara Anggota UNCTAD
Surplus/D
N Tah Ekspor Impor
efisit
o. un (US$) (US$)
(US$)
1 199 45.499.33 22.965.53 22.533.794
9 2.930 8.224 .706
2 200 58.094.43 31.860.27 26.234.160
0 2.065 1.264 .801
3 200 52.732.24 29.596.01 23.136.232
1 4.771 2.206 .565
4 200 53.750.30 29.976.10 23.774.202
2 4.708 1.869 .839
5 200 57.546.70 31.402.41 26.144.287
3 0.928 3.616 .312
Tabel
Nilai Ekspor Indonesia kenegara-negara UNCTAD
N Tah Nilai Volume
o. un (US$) (kg)
1 199 45.499.33 210.639.35
9 2.930 7.023
2 200 58.094.43 201.446.25
0 2.065 9.010
3 200 52.732.24 245.949.18
1 4.771 0.119
4 200 53.750.30 198.178.94
2 4.708 6.681
5 200 57.546.70 247.373.30
Ekonomi Internasional
197
3 0.928 7.831
Tabel
Nilai Impor Indonesia kenegara-negara UNCTAD
N Tah Nilai Volume
o. un (US$) (kg)
1 199 22.965.53 61.433.998
9 8.224 .035
2 200 31.860.27 66.189.032
0 1.264 .205
3 200 29.596.01 64.470.548
1 2.206 .725
4 200 29.976.10 71.544.462
2 1.869 .023
5 200 31.402.41 68.589.957
3 3.616 .297
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi selama satu
tahun.64 Konsep pendapatan nasional pertama kali
dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris [1],
yang berusaha menaksir pendapatan nasional
Inggris pada tahun 1665.65 Dalam perhitungannya,
ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup
(konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat
tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi
modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi
modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur
dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut
64
Diperolehdari"http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasio
na"
65
Sukwiaty, Sudirman Jamal,dan Slamet Sukamto, Ekonomi
Kelas 2 SMA, (Bandung: Yudhistira 2004.)
Ekonomi Internasional
199
Ekonomi Internasional
205
Bab 9
Neraca
Transaksi Berjalan
Neraca Transaksi Berjalan (Neraca
Perdagangan dan Jasa)
Pada posisi BOP (Balance of Payment) yang
ideal untuk suatu negara adalah bila berada pada
posisi surplus atau equailibrium yang nilai valasnya
relatif tinggi, sedangkan posisi yang dianggap
kurang baik dan selalu diusahakan untuk perbaikan
melalui mekanisme adjustment BOP adalah posisi
BOP yang defesit dan nilai valas yang relatif rendah.
Mekanisme adjusment atau penyesuaian BOP
yang defisit dapat dilakukan melalui beberapa cara
yang secara teoritis akan tergantung pada sistem
kurs valas yang digunakan oleh masing-masing
negara.
Dengan sistem kurs tetap, nilai suatu mata
uang ditentuakan berdasarkan goal exchange
standard sesuai dengan Bretton Wood System.
Dalam hal ini, mekanisme adjusmant posisi BOP
Ekonomi Internasional
206
66
Hamdy Hady, op.cit. hlm. 90-93.
Ekonomi Internasional
207
Gambar
Mekanisme Adjusment BOP dengan sistem kurs
tetap
Harga DN turun
Px turun Money Supply
turun
Pm naik
Kebijakan Devaluasi
Pada umumnya kebijakan devaluasi relatif lebih
banyak digunakan oleh negara-negara sedang
berkembang dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari IMF. Salah satu contohnya adalah
devaluasi yang dilakukan oleh pemerintah indonesia
sebanyak empat kali yang dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel
Tingkat Devaluasi Rupiah terhadap USD
Tgl/Ta Kurs Kurs Tk.
hun Lama Baru Devaluas
i
23/8- Rp.378/US Rp.415/US 10%
1971 D D
15/11- Rp.415/US Rp.625/US 50%
1978 D D
30/3- Rp.720,50/ Rp.970/US 35%
Ekonomi Internasional
211
1983 USD D
12/9- Rp.1.134/U Rp.1.644/ 45%
1986 SD USD
2. Hipotesa II (Ed + Es = 1)
Misalkan di Indonesia diketahui data dan informasi
perdagangan dan keuangan internasional sebagai
berikut.
Kurs USD 1 = Rp.1000,-
Elastisitas permintaan barang ekspor = Ed = ¾
Elastisitas permintaan barang impor = Es = ¼.
Ed + Es = ¾ + ¼ = 1.
Ed + Es = ½ + ¼ = ¾ < 1.
% dPx
Ed + Es = 2 + 0 = 2 > 1.
Ekonomi Internasional
218
% dP (Rp) % dQ Hasil
Ekspor Tetap +40% Penerimaan +
Impor + 20% Tetap 40%
Posisi BOT Perbaikan +
20%
2. Hipotetis II (Ed + Es = 1)
Ed + Es = ¾ + ¼ = 1.
% dP (Rp) % dQ Hasil
Ekspor Tetap +15% Penerimaan +
impor + 20% -5% 15%
Pengelauaran+
5%
Posisi BOT Perbaikan 0%
% dP (Rp) % dQ Hasil
Ekspor Tetap +10% Penerimaan +
impor + 20% -5% 10%
Pengelauaran+
5%
Posisi BOT Perbaikan 5%
69
Ibid.
Ekonomi Internasional
219
Grafik
Efektisifitas Devaluasi
Grafik A
Rp D S
P1
Po
O F G
Grafik B
Rp D S
E1
Eo
O M N
Keterangan:
Posisi defisit pada grafik A dan Grafik B adalah
sama, yakitu sebesar FG = MN. Pada grafik A di
mana kurva demand dan supply bersifat elastis,
ternyata posisi defisit sebesar FG dapat ditutup
dengan devaluasi sebesar POP1. Pada grafik B di
mana kurva demand dan supply inelastis, ternyata
posisi defisit sebesar M dapat ditutup dengan
devaluasi sebesar EoE1.
Sebagaimana kesimpulan dari kedua grafik di
atas dapat dikemukankan catatan berikut:
Ekonomi Internasional
220
Grafik
Efek Kurva J dari Devaluasi
(+)
Current
Account
Surplus
T3
Current
Account Time
Defisit
T11 T2 T1 = Posisi defisit
1 T2 = Posisi defisit berkurang
T3 = Posisi Surplus
Keterangan:
1. Kebijakan devaluasi biasanya dalam jangka pendek
justru akan lebih
memperberat defisit current account.
2. Hal ini dapat terjadi karena perubahan kuantitas ekspor
dan impor sebagai akibat perubahan harga yang
disebabkan oleh devaluasi memerlukan waktu untuk
penyesuaian.
3. Biasanya dalam waktu singkat justru penerimaan devisa
ekspor relatif akan lebih cepat menurun karena adanya
penyesuaian-penyusuaian harga barang ekspor di dalam
negeri sehingga ekspor menjadi tertunda dan diperlukan
kontrak baru, sedangkan pengeluaran devisa untuk
impor menurun lebih lambat karena harga barang impor
di luar negeri dalam valas tidak akan berubah.
4. Biasanya setelah periode tertentu (satu hingga tiga
bulan penyesuaian harga ekspor dan impor), kurva J
Ekonomi Internasional
221
71
Komoditi pertanian merupakan komoditi yang banyak
terpengaruh krisis ekonomi seperti karet alam, kayu tropis, dan
padi. Indonesia, Thailand, Malaysia merupakan negara penghasil
dan eksportir sebagian besar komoditi tersebut. Sebagai contoh
adalah meningkatnya ekspor beras Thailand sekitar 100 persen
dalam bulan Januari 1998 dibanding bulan yang sama pada
tahun 1997 sebagai akibat dari menurunnya harga beras ekspor
sekitar 18 persen. Peningkatan ekspor beras Thailand ini
mungkin akan mengurangi peluang pasar ekspor Pakistan dan
India.
Ekonomi Internasional
224
Mesin
M-A X–B
JKT N.Y
USD 110.000.00
E F
(Kurs beli USD (Kurs Jual Bank) Bursa/Pasar
Bank) USD Rp.8000 Valas
0,000125/r Bank USD
BI BANK
p BNI (BS) BCA
RP RP
(Kurs beli Bank)
USD
H 0,0001428/rp G
USD 110.000.00
M–C X–D
N.Y JKT
Garmen
Keterangan:
M – A = Importir mesin di jakarta.
X – B = Eksportir mesin di New York.
M – C = Importir garmen di New York
X – D = Eksportir garmen di Jakarta
B.I = Bank Indonesia.
B.S = Bank Sentral
EFGH = Bursa/Pasar valas.
pemerintah
Eksportir Importir
RP/$
RP/$
SS
1.1
1.100
00
900
900
ED
ED
0 A B
0 A B
72
Syamsurizal Tan, loc.cit. hlm. 72.
Ekonomi Internasional
228
Ekonomi Internasional
229
Bab 10
Liberalisasi
Perdagangan dan
Faktor-Faktor Produksi
Konsep perdagangan dunia Internasional
secara umum dibangun berdasarkan pemikiran
keunggulan komparatif dan daya saing yang
berbeda antara negara. Jika negara-negara di dunia
Internasional dapat berproduksi dan berdagang
dengan mengacu pada ketentuan nialai keunggulan
komparatif dan persaingan, maka diyakini akan
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
sumberdaya yang langka sehingga bisa
mewujudkan tercapainya tingkat kesejahteraan
dunia yang lebih baik.
Keunggulan komparatif merupakan konsep
yang telah berusia 250 tahun dan tidak tergoyahkan
hingga saat ini. Bagaimana kita bisa
memperlihatkan bahwa konsep keunggulan
kooperatif dalam hubungan internasional akan
Ekonomi Internasional
230
Faktor-faktor Produksi
Untuk keperluan diskusi di bidang perdagangan
internasional, perhatian sebahagian besar
dicurahkan kepada proporsi faktor-faktor produksi
dari negara-negara yang belum berkembang dan
negara-negara yang telah maju. Bila kita mengambil
3 faktor produksi:75 tanah, tenaga kerja, dan modal;
hanya dua ukuran untuk masing-masing yaitu relatif
berlimpah-limpah atau murah dan relatif jarang atau
mahal maka akan kita peroleh suatu sistem tujuh
kelompok seperti yang terlihat pada tabel 21.1
dibawah ini. Suatu negara dapat digolongkan dalam
salah satu kelompok tersebut.
Tabel
Harga-Harga Relatif dari Faktor-Faktor Produksi
No. Tenaga Kerja Tanah Modal
1. Murah Mahal Mahal
2. Murah Mahal Murah
3. Mahal Murah Mahal
4. Mahal Murah Murah
5. Murah Murah Mahal
6. Mahal Mahal Murah
7. Murah Murah Murah
8. Mahal Mahal Mahal
75
Charles P. Kindleberger, Ekonomi Internasional (ter.J.
Bunardhi, Drs.Ec),(Jakarta: Aksara Baru, 1986), hlm.52-54.
Ekonomi Internasional
235
ICORtl-t2 = PMTDB
PDBt2 – PDBtl – 1
78
Ibid, hlm. 34.
Ekonomi Internasional
238
1. Tenaga Kerja
Menurut Chenery dan Syrquin,79 proses
pembangunan ekonomi biasanya tidak hanya
ditandai dengan terjadinya perubahan atau
pergeseran pada struktur permintaan dan
penawaran barang atau jasa yang diproduksi,
namun juga ditandai oleh terjadinya perubahan
struktur penduduk dan ketenagakerjaan. Tingkat
pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk yang
menjadi tanggungang penduduk usia kerja
(dependency ratio) sangat tinggi di
Indonesia.Indikator yang digunakan untuk
menghitung tingkatan partisipasi angkatan kerja
adalah rasio antara junlah angkatan kerja dengan
penduduk usia kerja, atau secara lebih formal TPAK
(Tingkatan Partisipasi Angkatan Kerja) dapat
dirumuskan sebagai:
5. Bangunan
6. Perdagangan besar, eceran dan rumah makan
7. Angkutan, pergudangan dan komunikasi
8. Keuangan, asuransi, usaha persewaan
bangunan, tanah dan jasa perusahaan.
9. Jasa kemasyarakatan
10. Lainnya
2. Modal
Pada umumnya, yang dimaksud dengan modal
adalah barang-barang atau peralatan yang dapat
Ekonomi Internasional
242
3. Teknologi
Kemajuan teknologi bisa dianalogikan dalam
analisis faktor-faktor produksi yang tersedian (factor
endowmwnt), dimana kita bisa menempatkan
teknologi sebagai salah satu faktor produksi juga.
Namun, kita akan membahas faktor teknologi dalam
bagian tersendiri, yaitu sebagai:
1. Teknologi adalah faktor produksi yang
bersifat unik, dikarenakan biasanya
mempengaruhi hampir seluruh faktor
produksi yang lain, baik terhadap
kuantitas maupun kualitasnya. Kemajuan
teknologi bisa meningkatkan kuantitas
sumber alam yang tersedia dengan
kemungkinannya penemuan-penemuan
sumber baru. Kemajuan teknologi juga
meningkatkan kualitas tenaga kerja
ataupun barang modal dengan
meningkatnya produktifitasnya.
Ekonomi Internasional
245
Tabel
Pertambahan Penduduk di Negara-negara
underdeveloped
Persentase
Persentase
Jumlah tingkat
tingkat
pendudu pertambahan
Negara pertambahan
k 1949 (x taip tahun yang
taip tahun
I juta) diduga (1940-
(1940-1960)
1950-1960)
Amerika 158 1.89 2.25
Serikat
Afrika, 178 1.20 1.25
kecuali
Mesir
Asia 436 1.02 1.50
Tenggara1
)
Timur 94 1.25 1.50
Tenggah
(termasuk
Mesir)
Timur 661 0,48 0,75
Jauh2
(kecuali
Jepang)
80
Measures for the Economic Development of
Underdeveloped Countries, U.N., 1951, II, B. 2, hlm. 45.
Ekonomi Internasional
248
Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep
ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk
antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau
hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan
bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya
hambatan buatan (hambatan yang diterapkan
pemerintah) dalam perdagangan antar individual-
individual dan perusahaan-perusahaan yang berada
di negara yang berbeda.
Perdagangan internasional sering dibatasi oleh
berbagai pajak negara, biaya tambahan yang
diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga
regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori,
semua hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh
perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya,
perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung
oleh penganut perdagangan bebas ini justru
sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada
terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian
tersebut sering dikritik karena melindungi
kepentingan perusahaan-perusahaan besar.
Pasar bebas ini dipelopori oleh kaum
liberalisme, dimana mereka memiliki sebuah
ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
Ekonomi Internasional
249
PDB PDB
2005 2005
(PPP) (PPP)
Pe Pe
Negara Dunia juta Negara Dunia juta
r. r.
dolar AS dolar AS
63.419.7 63.419.7
38 38
Amerika 12.332.29
1 91 Uruguay 32.885
Serikat 6
2 Uni Eropa 12.329.11 92 El Salvador 31.171
Ekonomi Internasional
250
0
Republik
3 Rakyat 8.091.851 93 Luxemburg 30.674
Tiongkok
4 Jepang 4.009.327 94 Kamboja 30.579
5 India 3.602.894 95 Latvia 30.227
6 Jerman 2.498.471 96 Paraguay 29.014
7 Britania Raya 1.825.837 97 Pantai Gading 28.460
8 Perancis 1.811.561 98 Zimbabwe 28.304
9 Italia 1.694.706 99 Tanzania 27.006
10
10 Rusia 1.585.478 Yordania 26.741
0
10
11 Brasil 1.552.542 Mozambik 25.974
1
10
12 Kanada 1.111.846 Bolivia 25.892
2
10 Guinea
13 Korea Selatan 1.099.066 25.439
3 Ekuatorial
10
14 Meksiko 1.064.889 Lebanon 23.638
4
10
15 Spanyol 1.026.340 Qatar 23.584
5
10 Bosnia-
16 Indonesia 863.654 22.840
6 Herzegovina
10
17 Australia 638.713 Panama 22.706
7
Taiwan
10
18 (Republik 629.858 Estonia 22.239
8
China)
10
19 Turki 570.748 Honduras 20.549
9
11
20 Iran 560.348 Senegal 20.482
0
11
21 Thailand 559.489 Yaman 19.324
1
11
22 Afrika Selatan 532.011 Guinea 18.945
2
11
23 Argentina 516.951 Albania 18.933
3
11 Trinidad dan
24 Polandia 512.890 17.966
4 Tobago
Ekonomi Internasional
251
11
25 Belanda 498.703 Botswana 17.207
5
11
26 Filipina 409.445 Burkina Faso 16.916
6
11
27 Pakistan 392.526 Siprus 16.745
7
11
28 Ukraina 339.676 Madagaskar 16.323
8
11
29 Arab Saudi 337.268 Mauritius 16.054
9
12
30 Kolombia 336.808 Nikaragua 16.052
0
12 Republik
31 Belgia 324.299 15.996
1 Makedonia
12
32 Bangladesh 303.655 Bahrain 15.796
2
12
33 Mesir 302.803 Georgia 15.522
3
12
34 Malaysia 289.606 Chad 14.756
4
12
35 Swedia 267.427 Papua Nugini 14.343
5
12
36 Austria 267.053 Namibia 14.198
6
12
37 Swiss 241.265 Haiti 14.118
7
12
38 Yunani 236.311 Mali 13.532
8
12
39 Aljazair 232.692 Armenia 13.432
9
13
40 Vietnam 231.644 Rwanda 12.620
0
13
41 Hong Kong 226.766 Jamaika 12.141
1
13
42 Portugal 203.947 Laos 12.101
2
13
43 Ceko 198.976 Niger 11.260
3
13
44 Norwegia 193.660 Kirgizia 10.626
4
13
45 Denmark 187.721 Zambia 10.568
5
Ekonomi Internasional
252
13
46 Chili 186.733 Islandia 10,548
6
13
47 Romania 183.162 Gabon 9.514
7
13
48 Nigeria 173.704 Brunei 9.009
8
13
49 Irlandia 164.190 Togo 8.945
9
14
50 Peru 164.110 Tajikistan 8.711
0
14
51 Hungaria 162.289 Benin 8.534
1
14
52 Finlandia 161.099 Moldova 8.157
2
14
53 Israel 154.174 Malta 7.909
3
14
54 Venezuela 153.331 Malawi 7.507
4
14
55 Maroko 138.006 Mauritania 6.876
5
14
56 Singapura 124.001 Bahama 6.085
6
14
57 Kazakstan 123.992 Swaziland 5.646
7
Uni Emirat 14
58 111.027 Burundi 5.642
Arab 8
14
59 Selandia Baru 101.582 Fiji 5.368
9
15
60 Slowakia 87.129 Mongolia 5.230
0
15
61 Sudan 85.461 Lesotho 5.113
1
15
62 Sri Lanka 85.155 Sierra Leone 4.910
2
15 Republik Afrika
63 Tunisia 83.353 4.773
3 Tengah
15
64 Myanmar 78.564 Barbados 4.735
4
Ekonomi Internasional
253
15
65 Suriah 72.174 Republik Kongo 4.621
5
15
66 Bulgaria 71.381 Eritrea 4.250
6
15 Antilles
67 Belarus 70.524 4.175
7 Belanda
15
68 Libya 65.647 Guyana 3.541
8
15
69 Afganistan 63.857 Gambia 3.017
9
Republik 16
70 63.594 Tanjung Verde 2.992
Dominika 0
16
71 Ethiopia 62.744 Bhutan 2.913
1
16
72 Ekuador 56.779 Suriname 2.812
2
16
73 Guatemala 56.736 Maladewa 2.557
3
16
74 Kroasia 55.638 Belize 2.046
4
16
75 Ghana 54.330 Djibouti 1.686
5
16
76 Lithuania 49.106 Guinea-Bissau 1.182
6
16
77 Uganda 48.620 Samoa 1.172
7
16
78 Uzbekistan 48.137 Komoro 1.114
8
16
79 Kuwait 44.675 Seychelles 1.017
9
17
80 Kosta Rika 44.579 Saint Lucia 985
0
17 Kepulauan
81 Angola 43.599 925
1 Solomon
Serbia- 17
82 43.462 Grenada 883
Montenegro 2
17 Antigua dan
83 Slovenia 43.260 835
3 Barbuda
Ekonomi Internasional
254
17
84 Kamerun 40.744 Tonga 785
4
Republik
17 Saint Vincent
85 Demokratik 40.585 751
5 dan Grenadines
Kongo
17
86 Nepal 39.815 Vanuatu 741
6
17 Saint Kitts dan
87 Oman 39.559 626
7 Nevis
17
88 Turkmenistan 39.458 Dominika 448
8
17 São Tomé dan
89 Azerbaijan 37.841 268
9 Príncipe
18
90 Kenya 37.065 Kiribati 243
0
Sumber: Dana Moneter Internasional, World Economic Outlook
Database, April 2005
Ekonomi Internasional
255
Bab 11
Peranan
Perdagangan
Internasional dalam
Pertumbuhan
Ekonomi
1. Spesialisasi
Kita telah melihat bahwa perdagangan
internasional mendorong masing-masing negara ke
arah spesialisasi dalam produksi barang di mana
negara tersebut memiliki keunggulan komparatif
yang penuh , sedangkan dalam kasus increasing-
cost terjadi spesialisasi yang tidak penuh. Yang
perlu diingat adalah bahwa spesialisasi itu sendiri
tidak membawa manfaat kepada masyarakat
82
Dr. Boediono, Ekonomi Internasional, (Yogyakarta: BPFE-
UGM, 1993), hlm. 138.
83
Ibid.
Ekonomi Internasional
259
Tabel
Effek Terhadap Perdagangan Luar Negeri dari
Berbagai Faktor Yang merupakan Syarat Bagi
Perkembangan Ekonomi Nasional
Fakto
r Strukt Transfor
Prod ur masih Kapas
Tahap Perub
uksi Sosial (Kapasit itas
Perkemb Modal ahan
Sumb (Tena as untuk Produ
angan Tehnik
er2 ga realokasi ksi
(Tana Kerja) )
h)
1 2 3 4 5 6
Tetap Statis Id=s Statis Tidak ada : Kecil
(kedua- elastisitas
Stagnasi 2nya penawaran a
(a) rendah) rendah: t of t
X=M untung-
(kedua- untungan
2nya
rendah
Revolusi Ekspans Permulaa Id=S Perubaha Perluasan Perluasa
Komersial i n (kedua-2 n besar. elastisitas n
(b) (karena mobilitas nya X. tetapi rendah didalam
memas sosial- rendah) Mc(effe negeri;
uki money X=M k produksi
pasar) one (kedua- demonstr untuk
X economi 2nya) asi) pasardun
ia
Pertumbuhan Penemu Perkemba id. Id Perubaha Mobilitas Integrasi
ekonomi an dan ngan >S n tehnik sumber-2 pasar
(take-off) perubah golongan Mp . M (imitasi) X M dalam
© an pengusah >S Mp Pendapatan negeri
tehnik aan S. Pinjama meningkatan dan
memper pendapat n dari M pasar
luas an Mc luar dunia
sumber- negeri XM
sumber Pertumb
X uhan M
competin
g industri
M
Kedewasaan Penemu Pendapat S > id Penemua Elastisitas
(d) an baru an tinggi X > M n barang- tinggi, Diferensi
X S Pinjama barang pendapatan asi hasil
Kegugu n X M menaikkan produksi
san X Luar Cara-cara permintaan X M
M negeri baru jasa-jasa M
X untuk mutlak M
produksi relatif
barang-
barang
lama X
M
Kegugur Pembagia Id > S Kelambat Elastisitas Kapasita
Kemunduran an n secara M>X an dalam turun, alokasi s
(e) X M adil S Aktiva pengubah di bawah titik produksi
Ekonomi Internasional
261
Mobilitas diluar an tehnik, optimum t of menurun
sosial negeri tiruan di t karena
berkuran habis luar pasar-
g, effek dipergun negeri pasar
demonstr akan X, berkuran
asi C tiruan g dengan
penemua adanya
n baru di perlindun
luar gan
negeri (proteksi)
M .
Tabel
Hutang Resmi pada Luar Negeri di 86 Negara
Berkembang
Ekonomi Internasional
262
Sumber Sumber
Resmi Swasta
Jumlah
(milyar (milyar
Kelompok Negara
US$) US$)
19 19 197 197 197 197
76 74 6 4 6 4
OPEC 4 18 3 11 1 7
Negara yang 22 66 13 33 9 33
berpendapatan
menengah/ tinggi
Negara yang 10 22 9 20 1 2
berpendapatan rendah
Jumlah 36 10 25 64 11 42
6
Sumber: World Bank, World Debi Table, vol.I (31 Oktober 1976),
EC-167/76, hlm. 31.
85
Tujuan umum komoditi primer adalah untuk menstabilkan
dan memperbesar penghasilan para eksportir komoditi primer,
yang akan menguntungkan negara-negara dunia ketiga, karena
mereka semua mempunyai surplus exspor netto untuk komoditi
primer. Harga-harga yang stabil dan pasaran yang bertambah
besar akan memungkinkan mereka untuk memperbesar
persediaan, meningkatkan penghasilan ekspor mereka, dan
dengan demihian meningkatkan kemampuan impor mereka.
Ekonomi Internasional
266
86
Kaitan indeks harga komoditi dengan indeks harga barang
jadi untuk menghindarkan diri dari merosotnya daya beli
pendapatan ekspor komoditi primer sebagai akibat
meningkatnya harga barang jadi.
Ekonomi Internasional
267
87
seperti Kebijaksanaan pertanian dari Pasar Bersama Eropa,
sampai meliputi seluruh dunia dan suatu jumlah komoditi yang
jauh lebih besar.
Ekonomi Internasional
268
88
Sangat diperlukan pembaharuan sistem moneter
internasional tidak perlu meliputi pembagian likuiditas dan
kredit internasional yang lebih merata. Negara-negara dunia
Ekonomi Internasional
270
Ekonomi Internasional
272
Bab 12
Blok Perdagangan
N N Negar
Negara
o 0 a
1 Brunei 6 Malaysi
Darusslam a
2 Myanmar 7 Filipina
3 Kamboja 8 Singap
ora
4 Indonesia 9 Thailan
d
5 Laos 1 Vietna
0 m
N Negara N Negara
o o
1 Australia 1 Malaysia
0
2 Brunai 1 Meksiko
1
3 Kanada 1 Selandia
2 Baru
4 Cile 1 Papua
3 Nugini
5 Cina 1 Filipina
4
6 Hong 1 Singapura
Kong 5
7 Indonesia 1 Taiwan
6
8 Jepang 1 Thailand
7
Ekonomi Internasional
276
9 Korea 1 Amerika
Selatan 8 Serikat
Gambar
Skema Mekanisme Pengaruh Liberalisasi
Perdagangan dan Investasi terhadap Pembangunan/
Pertumbuhan Ekonomi dalam Kerangka AFTA dan
APEC
Liberalisasi Perdagangan
Persaingan Meningkat
Rentabilitas Meningkat
Peningkatan Employment
Ekonomi Internasional
279
BAB 13
Organisasi
Perdagangan Dunia
Organisasi internasional adalah suatu bentuk
dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit
fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai
persetujuan yg juga merupakan isi dari perjanjian
atau charter. PBB juga merupakan organisasi
internasional yg memiliki tujuan utama dalam
perjanjian Atlantic Charter.
90
Heinz Lampert, Ekonomi Pasar Sosial, (Jakarta: PT Puspa
Swara, 1994), h.143.
Ekonomi Internasional
283
91
Karti Sutjiati, S.IP dan Dalyono, SE., Asia-Europe Meeting
(ASEM); Bureau of International Cooperation, (Jakarta:
Departemen Keuangan RI, 2002.)
Ekonomi Internasional
307
92
Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat Chairman’s
Statement AFMM 1.
Ekonomi Internasional
314
93
Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat Chairman’s
Statement AFMM 2.
Ekonomi Internasional
317
94
Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat Chairman’s
Statement AFMM 3.
Ekonomi Internasional
320
95
Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat Chairman’s
Statement AFMM 4.
Ekonomi Internasional
322
96
Imran Rosjadi SE, Asian Development Bank, 2000
Ekonomi Internasional
323
krisis hal ini tidak ada. Dengan adanya front end fee,
jumlah pinjamn yang diterima tidak sebesar total
pinjaman yang disepakati.
Perubahan ini terutama disebabkan oleh:
1. Perkembangan pasar kredit internasional dan
terbatasnya dana murah ADB yang tersedia.
Bantuan ADB hanya diprioritaskan kepada
negara-negara anggota baru ADB yang
digolongkan sebagai negara peminjam
(borrowing members) yang benar-benar
sangat membutuhkan dana tersebut untuk
memulihkan kembali perekonomian di
negaranya.
2. Sementara itu, seiring dengan keadaan
ekonomi Indonesia yang dianggap semakin
baik telah menimbulkan perubahan sikap
negara atau badan pemberi bantuan
termasuk ADB terhadap Indonesia dianggap
tidak layak lagi untuk memperoleh bantuan
ADB dengan persyaratan lunak. Hal inilah
yang mendorong Pemerintah Indonesia untuk
menempuh kebijaksanaan dan strategi
penerimaan bantuan ADB dengan sangat hati-
hati.
97
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Dunia"
Ekonomi Internasional
331
Catatan:
• Kelompok I: diperkirakan akumulasi besar dalam
cadangan devisa, karena hanya sebagian kecil
Ekonomi Internasional
334
98
Nanang Zainal Arifin SE, Organisasi dan Operasional IDB.
Ekonomi Internasional
335
101
www.lukita@bappenas.go.id
102
Ibid.
Ekonomi Internasional
343
lebih lanjut.
1
Ekonomi Internasional
344
Bagian Tiga.
Bab 14
Globalisasi Ekonomi
Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu
negara menjadi bias. Dalam banyak hal, globalisasi
mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi, dan istilah ini sering
dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan
istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran negara atau batas-batas
negara.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi belum
Ekonomi Internasional
345
Globalisasi Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu
proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana
Ekonomi Internasional
353
Munculnya Liberalisme
Bagi kaum liberal, pada awalnya kapitalisme
dianggap menyimbolkan kemajuan pesat eksistensi
masyarakat berdasarkan seluruh capaian yg telah
berhasil diraih. Bagi mereka, masyarakat pra-
103
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi"
Ekonomi Internasional
359
dinamis.
Sejak masa kehancuran Wall Street (dikenal
dengan masa Depresi Hebat atau Great Depression)
hingga awal 1970-an, wacana negeri industri maju
masih 'dikuasai' wacana politik sosial demokrat
dengan argumen kesejahteraan. Kaum elit politik
dan pengusaha memegang teguh pemahaman
bahwa salah satu bagian penting dari tugas
pemerintah adalah menjamin kesejahteraan warga
negara dari bayi sampai meninggal dunia. Rakyat
berhak mendapat tempat tinggal layak,
mendapatkan pendidikan, mendapatkan
pengobatan, dan berhak mendapatkan fasilitas-
fasilitas sosial lainnya.
Dalam sebuah konferensi moneter dan
keuangan internasional yang diselenggarakan oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Bretton Woods
pada 1944, setelah Perang Dunia II. Konferensi yang
dikenal sebagai konferensi Bretton Woods ini
bertujuan mencari solusi untuk mencegah
terulangnya depresi ekonomi di masa sesudah
perang. Negara-negara anggota PBB lebih condong
pada konsep negara kesejahteraan sebagaimana
digagas oleh John Maynard Keynes. Dalam konsep
negara kesejahteraan, peranan negara dalam
bidang ekonomi tidak dibatasi hanya sebagai
pembuat peraturan, tetapi diperluas sehingga
meliputi pula kewenangan untuk melakukan
intervensi fiskal, khususnya untuk menggerakkan
sektor riil dan menciptakan lapangan kerja. Pada
kondisi dan suasana seperti ini, tulisan Hayek pada
tahun 1944, The Road Of Serdom, yg menolak pasal-
pasal tentang kesejahteraan dinilai janggal. Tulisan
Hayek ini menghubungkan antara pasal-pasal
kesejahteraan dan kekalahan liberal, kekalahan
Ekonomi Internasional
361
Kebangkitan Neo-Liberalisme
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai
paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi
ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak
campur tangan pemerintah dalam ekonomi
domestik. Paham ini memfokuskan pada metode
pasar bebas, pembatasan yang sedikit terhadap
perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi. Dalam
kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya
dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-
cara politis, menggunakan tekanan ekonomi,
diplomasi, dan/atau intervensi militer. Pembukaan
pasar merujuk pada perdagangan bebas.
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan
tekanan politik multilateral, melalui berbagai kartel
pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank
Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang
pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme
melalui ekonomi pasar bebas berhasil menekan
intervensi pemerintah (seperti paham
Keynesianisme), dan melangkah sukses dalam
pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Untuk
meningkatkan efisiensi korporasi, neoliberalisme
berusaha keras untuk menolak atau mengurangi
104
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme"
105
William Ebenstein dan Edwin Fogelman, Isme-Isme
Dewasa Ini, (Jakarta: Erlangga, 1987), h.190.
Ekonomi Internasional
362
Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional atau PMN adalah
perusahaan yang berusaha di banyak negara;
perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan
106
Diperoleh dari
"http://id.wikipedia.org/wiki/Neoliberalisme"
Ekonomi Internasional
366
Anti-Globalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum
digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-
orang dan kelompok yang menentang perjanjian
dagang global dan lembaga-lembaga yang
mengatur perdagangan antar negara seperti
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).108
"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang
107
Diperoleh dari "http:/ /id.wikipedia.org /wiki/ Perusahaan_
multinasional"
108
Diperoleh dari
"http://id.wikipedia.org/wiki/Antiglobalisasi"
Ekonomi Internasional
367
Ekonomi Internasional
370
BAB 15
Ekonomi
Tinjauan Ekonomi Islam
Liberalisme
Asas Filosofi Ilahiyah Materialisme
Asas Kepentingan Kolektivisme Individualisme
Sistem Perbankan Syariah Konvensional
Tabel
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia, 1997 - 1998
Kelompok Negara 1997 1998
Output Dunia 4,1 3,1
Kelompok Negara Maju 3,0 2,4
Amerika Serikat 3,8 2,9
Jepang 0,9 0,0
Jerman 2,2 2,5
Perancis 2,4 2,9
Itali 1,5 2,3
Inggeris 3,3 2,3
Kanada 3,8 3,2
Kelompok Negara Berkembang (Asia) 6,7 4,4
Bangladesh 5,5 5,2
Ekonomi Internasional
383
Ekonomi Internasional
384
Bagian Empat.
Bab 16
Kesimpulan
Refleksi Teoritis
Berbicara mengenai ekonomi Internasional,
kita tidak lepas dari ekonomi globalisasi yang sangat
dipengaruhi oleh iklim ekonomi dan politik. Dua
mata ratai yang sangat berhubungan erat dalam
satu kesatuan integral dalam menciptakan satu
kebijakan ekonomi secara keseluruhan.
Dalam usaha mencari suatu kerangka bagi
hubungan politik dan ekonomi internasional yang
dapat tahan lama, maka dua dimensi yang kait-
mengait tersebut dapat diambil sebagai asumsi
dasar, yaitu:112
112
Catatan di bawah ini dijadikan sebagai dasar untuk
diskusi pada seminar di adakan di Centre d’Etude de Politique
Etrangere/CSIS di Paris pada tanggal 16 November 1976.
Perhatian lebih banyak ditujukan kepada kekuatan-kekuatan
dan arah perkembangan yang mendasarinya daripada masalah-
masalah khusus yang menjadi seperangkat pokok acara yang
standar pada konprensi-konprensi internasional mengenai
Ekonomi Internasional
385
114
Ada keharusan akan suatu jalan keluar social dari
perangkap kemiskinan absolute.
Ekonomi Internasional
387
115
Gunnar Myrdal, Environment and Economic Growth
(Lingkungan dan Perkembangan Ekonomi), Commemorative
Lecture, Internasional Conference on Environment ( pada
ceramah untuk memperingati Konferensi Internasional tentang
Lingkungan), diselenggarakan oleh Nihon Keizai Shimbun,
Tokyo, 26-28 Mei 1976.
Ekonomi Internasional
388
116
Hollis Chenery dan Moises Syrquin, Patterns of
Development 1930-1970 (Pola Pembangunan 1950-1970),
dengan dibantu oleh Hazel Ellington, sebuah penerbitan
penelitian Bank Dunia, Oxford University Press, 1975, hlm. 6-10.
Ekonomi Internasional
389
117
Kemiskinan absolute adalah usaha untuk memenuhi
kebutuhan dasar minimum rakyat banyak, yaitu pangan,
sandang, tempat pemukiman, kesehatan dan pendidikan, dalam
kurun waktu 15 tahun, di Negara-negara berkembang yang
dikaruniai sumber-sumber daya dan dalam kurun waktu satu
generasi (25 tahun) di Negara-negara miskin tanpa sumber-
sumber daya.
Ekonomi Internasional
390
118
Redistribution with Growth, suatu studi bersama oleh The
World Bank’s Development Center dan the Institute of
Development Studies di Universitas Sussex, Oxford University
Press, 1974, hlm. 6-10.
Ekonomi Internasional
391
119
yaitu pengetahuan ilmiah, tekhnik dan social yang baru
untuk kelangsungan hidup manusia, dengan harapan dalam
keadaan yang lebih baik.
Ekonomi Internasional
394
124
Sebegitu jauh bahasa pembicaraan utamanya adalah
komoditi primer yang sesungguhnya merupakan sumber
penghasil devisa utama dari setiap Negara Dunia Ketiga.
Persyaratan untuk pengalihan teknologi, peluang untuk
memasuki pasaran Negara-negara Barat, dan tersedianya
keuangan internasional juga dimasukkan dalam agenda
perundingan.
Ekonomi Internasional
399
Prospek Perubahan
Sasaran utama bagaimana menciptakan prospek
perubahan baru yang lebih menjamin dan
berkembangnya perekonomian dunia menjadi sehat
dan baik. Survai singkat mengenai masalah-masalah
yang dibahas menunjukkan betapa kecilnya
kemungkinan untuk mencapai kemajuan yang
berarti apalagi persetujuan yang cepat mengenai
Ekonomi Internasional
404
Ekonomi Internasional
409
Lampiran 1
Kovenan Internasional
Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
MUKADIMAH
BAGIAN I
Pasal 1
1. Semua bangsa mempunyai hak untuk menentukan
nasib sendiri. Berdasarkan hak tersebut mereka dapat
secara bebas menentukan status politik mereka dan
secara bebas mengejar kemajuan ekonomi, sosial dan
budaya mereka.
2. Semua bangsa, uuntuk tujuan-tujuan mereka sendiri,
dapat secara bebas mengelola kekayaan dan sumber
daya alam mereka tanpa mengurangi kewajiban-
kewajiban yang timbul dari kerjasama ekonomi
internasional berdasarkan asas saling menguntungkan
dan hukum internasional. Dalam hal apapun tidak
dibenarkan untuk merampas hak-hak suatu bangsa
atas sumber-sumber penghidupannya sendiri.
3. Negara Pihak dalam Kovenan ini, termasuk mereka
yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Wilayah Tanpa Pemerintahan dan Wilayah Perwalian,
harus memajukan perwujudan hak untuk menentukan
nasib sendiri, dan harus menghormati hak tersebut
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
BAGIAN II
Ekonomi Internasional
411
Pasal 2
1. Setiap Negara Pihak pada Kovenan ini, berjanji untuk
mengambil langkah-langkah, baik secara individual
maupun melalui bantuan dan kerjasama internasional,
khususnya dibidang ekonomi dan teknis sepanjang
tersedia sumber dayanya, untuk secara progresif
mencapai perwujudan penuh dari hak-hak yang diakui
oleh Kovenan ini dengan cara-cara yang sesuai,
termasuk denagn pengambilan langkah-langkah
legislatif.
2. Negara Pihak pada kovenan ini berjanji untuk
menjamin bahwa hak-hak yang diatur dalam Kovenan
ini akan dilaksanakan tanpa diskriminasi apapun
sepertii ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
agama, politik atau pendapat lainnya, asal-usul
kebangsaan atau sosial, kekayaan, kelahiran atau
status lainnya.
3. Negara-negara berkembang, dengan memperhatikan
hak asasi manusia dan perekonomian nasionalnya,
dapat menentukan sampai seberapa jauh mereka
dapat menjamin hak-hak ekonomi yang diakui dalam
Kovenan ini kepada warga negara asing.
Pasal 3
Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk menjamin
hak yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk
menikmati semua hak-hak ekonomi, sosial dan budaya
yang tercantum dalam Kovenan ini.
Pasal 4
Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui bahwa dalam
hal pemenuhan hak-hak yang dijamin oleh Negara sesuai
dengan Kovenan ini, Negara hanya dapat mengenakan
pembatasan hak-hak tersebut sesuai dengan ketentuan
hukum, sepanjang hal ini sesuai dengan sifat hak-hak
tersebut, dan semata-mata dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Ekonomi Internasional
412
Pasal 5
1. Tidak ada satu hal pun dalam Kovenan ini yang dapat
ditafsirkan sebagai memberikan hak kepada suatu
Negara, perorangan atau kelompok, untuk terlibat
dalam suatu kegiatan atau melaksanakan tindakan
apapun, yang bertujuan untuk menghancurkan hak-
hak dan kebebasan-kebebasan yang diakui dalam
Kovenan ini, atau untuk membatasi hak-hak tersebut
dalam tingkat yang lebih besar daripada yang
diperbolehkan dalam Kovenan ini.
2. Tidak satupun pembatasan atau pengurangan hak
asasi manusia yang mendasar yang diakui atau
berada di negara manapun berdasarkan kekuatan
hukum, konvensi, peraturan atau kebiasaan, akan
dapat diterima, dengan alasan bahwa Kovenan ini
tidak mengakui hak-hak tersebut, atauu mengakuinya
pada tingkat yang lebih rendah.
BAGIAN III
Pasal 6
1. Negara Pihak dari Kovenan ini mengakui hak atas
pekerjaan, termasuk hak semua orang atas
kesempatan untuk mencari nafkah melalui pekerjaan
yang dipilih atau diterimanya secara bebas, dan akan
mengambil langkah-langkah yang memadai guna
melindungi hak ini.
2. Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara
Pihak pada Kovenan ini untuk mencapai perwujudan
hak ini sepenuhnya, harus meliputi juga bimbingan
teknis dan kejuruan serrta program-program
pelatihan, kebijakan, dan teknik-teknik untuk
mencapai perkembangan ekonomi, sosial dan budaya
yang mantap serta lapangan kerja yang penuh dan
produktif, dengan kondisi-kondisi yang menjamin
kebebasan politik dan ekonomi yang mendasar bagi
perorangan.
Ekonomi Internasional
413
Pasal 7
Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap
orang untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan
menguntungkan, dan khususnya menjamin:
(a) Bayaran yang memberikan semua pekerja, sekurang-
kurangnya :
1. Upah yang adil dan imbalan yang sesuai dengan
pekerjaan yang senilai tanpa pembedaan dalam
bentuk apapun, khususnya bagi perempuan yang
harus dijamin kondisi kerja yang tidak lebih rendah
daripada yang dinikmati laki-laki dengan upah yang
sama untuk pekerjaan yang sama.
2. Kehidupan yang layak bagi mereka dan keluarga
mereka, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kovenan
ini;
(b) Kondisi kerja yang aman dan sehat;
(c) Kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk
dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi, tanpa
didasari pertimbangan apapun selain senioritas dan
kemampuan.
(d) Istirahat, liburan dan pembatasan jam kerja yang
wajar, dan liburan berkala dengan gaji maupun
imbalan-imbalan lain pada hari libur umum.
Pasal 8
1. Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk
menjamin:
a) Hak setiap orang untuk membentuk serikat
pekerja dan bergabung dalam serikat pekerja
pilihannya sendiri, berdasarkan peraturan
organisasi yang bersangkutan, demi memajukan
dan melindungi kepentingan ekonomi dan
sosialnya. Pembatasan dalam pelaksanaan hak ini
tidak diperbolehkan kecuali yang ditentukan
hukum, dan yang diperlukan dalam suatu
masyarakat demokratis demi kepentingan
keamanan nasional atau ketertiban umum, atau
Ekonomi Internasional
414
Pasal 9
Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap
orang atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial.
Pasal 10
Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui bahwa:
Ekonomi Internasional
415
Pasal 11
1. Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak
setiap orang atas standar kehidupan yang layak
baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang
dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup
terus menerus. Negara Pihak akan mengambil
langkah-langkah yang memadai untuk menjamin
perwujudan hak ini dengan mengakui arti penting
kerjasama internasional yang berdasarkan
kesepakatan sukarela.
2. Negara Pihak pada Kovenan ini, dengan mengakui hak
mendasar dari setiap orang untuk bebas dari
kelaparan, baik secara individual maupun melalui
kerjasama internasional, harus mengambil langkah-
langkah termasuk program-program khusus yang
diperlukan untuk;
a) Meningkatkan cara-cara produksi, konservasi
dan distribusi pangan, dengan sepenuhnya
memanfaatkan pengetahuan teknik dan ilmu
pengetahuan, melalui penyebarluasan
pengetahuan tentang asas-asas ilmu gizi, dan
dengan mengembangkan atau memperbaiki
sistem pertanian sedemikian rupa, sehingga
mencapai suatu perkembangan dan pemanfaatan
sumber daya alam yang efisien;
b) Memastikan distribusi pasokan pangan dunia yang
adil yang sesuai kebutuhan, dengan
memperhitungkan masalah-masalah Negara-
negara pengimpor dan pengekspor pangan.
Pasal 12
1. Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak
setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang
dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental.
2. Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara
Pihak pada Kovenan ini guna mencapai perwujudan
Ekonomi Internasional
417
Pasal 13
1. Negara-negara Pihak pada Kovenan ini mengakui
hak setiap orang atas pendidikan. Mereka menyetujui
bahwa pendidikan harus diarahkan pada
perkembangan kepribadian manusia seutuhnya dan
kesadaran akan harga dirinya, dan memperkuat
penghormatan atas hak-hak asasi dan kebebasan
manusia yang mendasar. Mereka selanjutnya setuju
bahwa pendidikan harus memungkinkan semua orang
untuk berpartisipasi secara efektif dalam suatu
masyarakat yang bebas, meningkatkan rasa
pengertian, toleransi serta persahabatan antar semua
bangsa dan semua kelompok, ras, etnis atau agama,
dan lebih memajukan kegiatan-kegiatan Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk memelihara perdamaian.
2. Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui bahwa
untuk mengupayakan hak tersebut secara penuh:
a) Pendidikan dasar harus diwajibkan dan
tersedia secara cuma-cuma bagi semua orang;
b) Pendidikan lanjutan dalam berbagai
bentuknya, termasuk pendidikan teknik dan
kejuruan tingkat lanjutan pada umumnya, harus
tersedia dan terbuka bagi semua orang dengan
Ekonomi Internasional
418
Pasal 14
Setiap Negara Pihak pada Kovenan ini yang pada saat
menjadi Pihak belum mampu menyelenggarakan wajib
belajar tingkat dasar secara cuma-cuma di wilayah
perkotaan atau wilayah lain di bawah yurisdiksinya, harus
berusaha dalam jangka waktu dua tahun, untuk
menyusun dan menetapkan rencana kegiatan rinci untuk
diterapkan secara progresif, dan dalam beberapa tahun
yang layak harus melaksanakan prinsip wajib belajar
dengan cuma-cuma bagi semua orang, yang harus
dimasukkan dalam rencana kegiatan tersebut.
Pasal 15
1. Negara-negara Pihak pada Kovenan ini mengakui
hak setiap orang:
a) Untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya;
b) Untuk menikmati manfaat dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan penerapannya;
c) Untuk memperoleh manfaat dari perlindungan
atas kepentingan moral dan material yang timbul
dari karya ilmiah, sastra atau seni yang telah
diciptakannya.
2. Langkah-langkah yang harus diambil oleh Negara
Pihak pada Kovenan ini untuk mencapai perwujudan
sepenuhnya dari hak ini, harus meliputi pula langkah-
langkah yang diperlukan guna melestarikan,
mengembangkan dan menyebarkan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.
3. Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk
menghormati kebebasan yang mutlak diperlukan
untuk penelitian ilmiah dan kegiatan yang kreatif.
4. Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui manfaat
yang akan diperoleh dari pemajuan dan
pengembangan hubungan dan kerjasama
internasional di bidang ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
Ekonomi Internasional
420
BAGIAN IV
Pasal 16
1. Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji, sesuai
dengan bagian dari Kovenan ini, untuk menyampaikan
laporan mengenai langkah-langkah yang telah
diambil, dan kemajuan yang telah dicapai dalam
pematuhan hak-hak yang diakui dalam Kovenan ini.
a) Semua laporan harus disampaikan pada Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan
menyampaikan salinan kepada Dewan Ekonomi
dan Sosial, untuk dipertimbangkan sesuai
ketentuan Kovenan ini;
b) Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa
juga harus menyampaikan salinan laporan atau
bagian laporan yang relevan dari Negara-negara
Pihak kovenan ini yang juga adalah anggota dari
Badan Khusus, kepada Badan-Badan Khusus
tersebut sepanjang laporan-laporan tersebut atau
bagian darinya berhubungan dengan masalah-
masalah yang menjadi kewenangan dari Badan
Khusus tersebut sesuai dengan instrumen
konstitusinya.
Pasal 17
1. Negara Pihak pada Kovenan ini harus memberikan
laporan mereka secara bertahap, sesuai dengan
program yang ditetapkan oleh Dewan Ekonomi dan
Sosial dalam jangka waktu satu tahun sejak Kovenan
ini mulai berlaku, setelah berkonsultasi dengan
Negara Pihak dan Badan Khusus yang bersangkutan.
2. Laporan demikian dapat menunjukkan faktor-faktor
dan kesulitan-kesulitan yang mempengaruhi tingkat
pemenuhan kewajiban-kewajiban dalam Kovenan ini.
3. Apabila sebelumnya telah diberikan informasi yang
relevan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa atau
pada suatu Badan Khusus oleh Negara Pihak pada
Kovenan ini, maka informasi tersebut tidak lagi perrlu
Ekonomi Internasional
421
Pasal 18
Sesuai dengan tanggung jawabnya menurut Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa di bidang hak-hak asasi dan
kebebasan manusia yang mendasar, Dewan Ekonomi dan
Sosial bersama-sama dengan Badan-badan Khusus dapat
menyusun laporan tentang kemajuan yang dicapai dalam
mematuhi ketentuan-ketentuan dalam Kovenan ini dalam
hal-hal yang termasuk dalam ruang lingkup kegiatan
mereka. Laporan-laporan ini dapat mencakup hal-hal
khusus dari keputusan dan rekomendasi terhadap
penerapan tersebut yang telah disetujui oleh organ-organ
yang berwenang.
Pasal 19
Dewan Ekonomi dan Sosial dapat menyampaikan pada
Komisi Hak Asasi Manusia, laporan-laporan mengenai hak
asasi manusia yang disampaikan oleh Negara-negara
Pihak sesuai dengan Pasal 16 dan 17, dan laporan-
laporan mengenai hak asasi manusia yang disampaikan
oleh Badan-Badan Khusus sesuai dengan Pasal 18, untuk
dipelajari dan diberikan rekomendasi umum, atau
sekedar untuk informasi belaka.
Pasal 20
Negara Pihak pada Kovenan ini dan Badan-badan Khusus
yang terkait, dapat menyampaikan tanggapan-tanggapan
kepada Dewan Ekonomi dan Sosial tentang rekomendasi
sesuai dengan Pasal 19, atau mengenai rujukan terhadap
rekomendasi umum tersebut, dalam setiap laporan
Komisi Hak Asasi Manusia atau dokumen yang dirujuk di
dalamnya.
Pasal 21
Dewan Ekonomi dan Sosial dari waktu ke waktu dapat
menyampaikan kepada Majelis Umum Perserikatan
Ekonomi Internasional
422
Pasal 22
Dewan Ekonomi dan Sosial dapat meminta perhatian
badan-bandan Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya,
badan perlengkapan dan Badan-badan Khusus yang
bersangkutan untuk memberikan bantuan teknis, tentang
hal-hal yang timbul dari laporan-laporan yang diatur
dalam bagian ini, yang dapat membantu badan-badan
tersebut dalam memutuskan kelayakan langkah-langkah
internasional yang dapat mendukung penerapan Kovenan
ini secara bertahap dan efektif, sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.
Pasal 23
Negara Pihak pada Kovenan ini setuju bahwa tindakan
internasional untuk pemenuhan hak-hak yang diakui
dalam Kovenan ini mencakup metode-metode seperti
penandatanganan konvensi, penetapan rekomendasi,
pemberian bantuan teknis serta penyelenggaraan
pertemuan-pertemuan regional dan pertemuan teknis
untuk keperluan konsultasi dan pengkajian, yang
dilakukan bersama dengan Pemerintah-pemerintah yang
bersangkutan.
Pasal 24
Tidak ada satu hal pun ketentuan dalam Kovenan ini
dapat ditafsirkan sedemikian rupa sehingga mengurangi
ketentuan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan konstitusi dari Badan-badan Khusus yang
menetapkan atas tanggung jawab masing-masing badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Badan Khususnya,
berkenaan dengan masalah-masalah yang diatur dalam
Kovenan ini.
Ekonomi Internasional
423
Pasal 25
Tidak ada satu hal pun dalam Kovenan ini yang dapat
ditafsirkan sehingga mengurang hak-hak yang melekat
dari semua bangsa untuk menikmati dan memanfaatkan
kekayaan dan sumber daya alam mereka secara bebas
dan penuh.
BAGIAN V
Pasal 26
1. Kovenan ini terbuka untuk ditandatangani oleh
setiap Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
atau anggota dari Badan-badan Khususnya, oleh
Negara Pihak pada Statuta Mahkamah Internasional
dan oleh Negara lainnya yang telah diundang oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
menjadi Pihak pada Kovenan ini.
2. Kovenan ini harus diratifikasi. Semua instrumen
ratifikasi harus diserahkan pada Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk disimpan.
3. Kovenan ini terbuka untuk diaksesi oleh Negara
dengan merujuk pada ayat 1 Pasal ini.
4. Aksesi akan berlaku denagn diserahkannya instrumen
aksesi pada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-
Bangsa untuk disimpan.
5. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa harus
memberitahukan kepada semua Negara yang telah
menandatangani Kovenan ini atau yang telah
melakukan aksesi, mengenai penyimpanan setiap
instrumen ratifikasi atau aksesi.
Pasal 27
1. Kovenan ini mulai berlaku tiga bulan setelah
tanggal diserahkannya instrumen ratifikasi atau
instrumen aksesi yang ketiga puluh lima untuk
Ekonomi Internasional
424
Pasal 28
Ketentuan-ketentuan dalam Kovenan ini berlaku bagi
semua bagian dari Negara-negara federal tanpa
pembatasan atau pengecualian.
Pasal 29
1. Negara Pihak pada Kovenan ini dapat
mengusulkan perubahan dan menyampaikannya pada
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sekretaris Jenderal harus memberitahukan setiap
usulan perubahan tersebut kepada semua negara
Pihak, dengan permintaan untuk memberitahukan
padanya apakah mereka setuju diadakan Konferensi
Negara-negara Pihak untuk membahas dan
melakukan pemungutan suara terhadap usulan
tersebut. Dalam hal sekurang-kurangnya sepertiga
dari Negara Pihak menyetujui diadakannya konferensi,
Sekretaris Jenderal akan menyelenggarakan
konferensi dibawah naungan Perserikatan Bangsa-
Bangsa. Perubahan yang ditetapkan oleh mayoritas
Negara Pihak yang hadir dan yang memberikan suara
pada konferensi, harus disampaikan pada Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendapat
persetujuan.
2. Perubahan-perubahan mulai berlaku apabila disetujui
oleh Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan
diterima oleh dua pertiga mayoritas Negara-negara
Pihak Kovenan ini sesuai dengan prosedur konstitusi
masing-masing.
Ekonomi Internasional
425
Pasal 30
Tanpa mengindahkan pemberitahuan yang dibuat
menurut Pasal 26 ayat 5, Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa harus menyampaikan semua Negara
yang dimaksud dalam ayat 1 dari Pasal tersebut hal-hal
sebagai berikut;
a) Penandatangan, ratifikasi dan aksesi sesuai
dengan Pasal 26;
b) Tanggal mulai berlakunya Kovenan ini sesuai dengan
Pasal 27, dan tanggal mulai berlakunya perubahan-
perubahan sesuai dengan Pasal 29.
Pasal 31
1. Teks Kovenan ini yang dibuat dalam bahasa Cina,
Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol, mempunyai
kekuatan yang sama, akan disimpan pada arsip
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
2. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa harus
menyampaikan salinan resmi dari Kovenan ini pada
semua Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26.
Ekonomi Internasional
426
Lampiran 2
Kovenan Internasional
Hak-Hak Sipil dan Politik
Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)
Tertanggal 16 Desember 1966, Terbuka untuk
penandatangan, Ratifikasi dan Aksesi
MUKADIMAH
Negara-negara Pihak pada Kovenan ini,
BAGIAN I
Pasal 1
1. Semua bangsa berhak untuk menentukan nasib
sendiri. Berdasarkan hak tersebut mereka bebas
untuk menentukan status politik mereka dan bebas
untuk mengejar kemajuan ekonomi, sosial dan budaya
mereka.
2. Semua bangsa, untuk tujuan-tujuan mereka
sendiri, dapat mengelola kekayaan dan sumber daya
alam mereka tanpa mengurangi kewajiban-kewajiban
yang timbul dari kerjasama ekonomi internasional,
berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan
hukum internasional. Dalam hal apapun tidak
dibenarkan untuk merampas hak-hak suatu bangsa
atas sumber-sumber penghidupannya sendiri.
3. Negara Pihak pada Kovenan ini, termasuk mereka
yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Wilayah Tanpa Pemerintahan Sendiri dan Wilayah
Perwalian, harus memajukan perwujudan hak untuk
menentukan nasib sendiri, dan harus menghormati
hak tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
BAGIAN II
Pasal 2
1. Setiap Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji
untuk menghormati dan menjamin hak-hak yang
Ekonomi Internasional
428
Pasal 3
Negara Pihak Kovenan ini berjanji untuk menjamin hak-
hak yang sederajat dari laki-laki dan perempuan untuk
Ekonomi Internasional
429
Pasal 4
1. Dalam keadaan darurat yang mengancam
kehidupan bangsa dan keberadaannya, yang telah
diumumkan secara resmi, Negara-negara Pihak
Kovenan ini dapat mengambil langkah-langkah yang
mengurangi2 kewajiban-kewajiban mereka
berdasarkan Kovenan ini, sejauh memang sangat
diperlukan dalam situasi darurat tersebut, sepanjang
langkah-langkah tersebut tidak bertentangan dengan
kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan hukum
internasional dan tidak mengandung diskriminasi
semata-mata berdasarkan atas ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama atau asal-usul sosial.
2. Pengurangan kewajiban atas pasal-pasal 6, 7, 8 (ayat
1 dan 2), 11, 15, 16 dan 18 sama sekali tidak dapat
dibenarkan berdasarkan ketentuan ini.
3. Setiap Negara Pihak Kovenan ini yang menggunakan
hak untuk melakukan pengurangan tersebut harus
segera memberitahukannya kepada Negara-negara
Pihak lainnya melalui perantaraan Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengenai ketentuan-
ketentuan yang dikuranginya, dan mengenai alasan-
alasan pemberlakuannya. Pemberitahuan lebih lanjut,
harus dilakukan melalui perantara yang sama pada
saat berakhirnya pengurangan tersebut.
Pasal 5
1. Tidak satupun dalam Kovenan ini yang dapat
ditafsirkan sebagai memberi hak pada suatu Negara,
kelompok atau perorangan untuk melakukan kegiatan
yang ditujukan untuk menghancurkan hak-hak dan
kebebasan-kebebasan yang diakui dalam Kovenan ini,
Ekonomi Internasional
430
BAGIAN III
Pasal 6
1. Setiap manusia berhak atas hak untuk hidup yang
melekat pada dirinya. Hak ini wajib dilindungi oleh
hukum. Tidak seorang pun dapat dirampas hak
hidupnya secara sewenang-wenang.
2. Di negara-negara yang belum menghapuskan
hukuman mati, putusan hukuman mati hanya dapat
dijatuhkan terhadap beberapa kejahatan yang paling
serius sesuai dengan hukum yang berlaku pada saat
dilakukannya kejahatan tersebut, dan tidak
bertentangan dengan ketentuan Kovenan dan
Konvensi tentang Pencegahan dan Hukum Kejahatan
Genosida. Hukuman ini hanya dapat dilaksanakan
atas dasar keputusan akhir yang dijatuhkan oleh
suatu pengadilan yang berwenang.
3. Apabila suatu perampasan kehidupan merupakan
kejahatan Genosida, harus difahami, bahwa tidak satu
pun dalam Pasal ini yang memberikan kewenangan
pada Negara yang menjadi Pihak dalam Kovenan ini,
untuk mengurangi kewajiban apapun yang telah
dibebankan oleh ketentuan dalam Konvensi tentang
Pencegahan dan Hukuman bagi Kejahatan Genosida.
4. Setiap orang yang telah dijatuhi hukum mati berhak
untuk memohon pengampunan atau penggantian
hukuman. Amnesti, pengampunan atau penggantian
hukuman mati dapat diberikan dalam semua kasus.
Ekonomi Internasional
431
Pasal 7
Tidak seorang pun yang dapat dikenakan penyiksaan
atau perlakuan atau hukuman lain yang keji, tidak
manusiawi atau merendahkan martabat. Pada khususnya,
tidak seorang pun dapat dijadikan obyek eksperimen
medis atau ilmiah tanpa persetujuan yang diberikan
secara bebas.
Pasal 8
1. Tidak seorang pun dapat diperbudak; perbudakan
dan perdagangan budak dalam segala bentuknya
harus dilarang;
2. Tidak seorang pun dapat diperhambakan.
3. (a) Tidak seorang pun dapat diwajibkan untuk
melakukan kerja paksa atau kerja wajib;
(b) Ayat 3 (a) tidak boleh menghalangi pelaksanaan
kerja paksa sebagai akibat hukuman yang
dijatuhkan suatu pengadilan yang berwenang, di
negara-negara di mana hukuman dengan kerja
paksa dapat dijatuhkan sebagai hukuman
terhadap kejahatan;
(c) Bagi keperluan ayat ini, pengertian "kerja paksa
atau kerja wajib" tidak boleh mencakup:
i) Setiap pekerjaan atau jasa yang tidak
disebutkan dalam sub ayat (b), yang
biasanya diwajibkan pada orang yang
ditahan atas perrintah yang sah dari
pengadilan, atau pada orang yang tengah
Ekonomi Internasional
432
Pasal 9
1. Setiap orang berhak atas kebebasan dan
keamanan pribadi. Tidak seorang pun dapat ditangkap
atau ditahan secara sewenang-wenang. Tidak seorang
pun dapat dirampas kebebasannya kecuali
berdasarkan alasan-alasan yang sah, sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan oleh hukum.
2. Setiap orang yang ditangkap wajib diberitahu pada
saat penangkapannya dan harus sesegera mungkin
diberitahu mengenai tuduhan yang dikenakan
terhadapnya.
3. Setiap orang yang ditahan atau ditahan berdasarkan
tuduhan pidana, wajib segera dihadapkan ke depan
pengadilan atau pejabat lain yang diberi kewenangan
oleh hukum untuk menjalankan kekuasaan peradilan,
dan berhak untuk diadili dalam jangka waktu yang
wajar, atau dibebaskan. Bukan merupakan suatu
ketentuan umum, bahwa orang yang menunggu
diadili harus ditahan, tetapi pembebasan dapat
diberikan atas dasar jaminan untuk hadir pada waktu
sidang, pada setiap tahap pengadilan dan pada
pelaksanaan putusan, apabila diputuskan demikian.
Ekonomi Internasional
433
Pasal 10
1. Setiap orang yang dirampas kebebasannya wajib
diperlakukan secara manusiawi dan dengan
menghormati martabat yang melekat pada diri
manusia.
2. Tersangka, kecuali dalam keadaan-keadaan yang
sangat khusus, harus dipisahkan dari orang yang
telah dipidana, dan diperlakukan secara berbeda
sesuai dengan statusnya sebagai orang yang belum
dipidana;
3. Terdakwa di bawah umur harus dipisahkan dari orang
dewasa dan secepat mungkin segera dihadapkan ke
sidang pengadilan.
4. Sistem pemasyarakatan harus memiliki tujuan utama
memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dalam
memperlakukan narapidana. Terpidana di bawah
umur harus dipisahkan dari orang dewasa dan
diperlakukan sesuai dengan usia dan status hukum
mereka.
Pasal 11
Tidak seorang pun dapat dipenjara semata-mata atas
dasar ketidakmampuannya untuk memenuhi suatu
kewajiban yang muncul dari perjanjian.
Pasal 12
Ekonomi Internasional
434
Pasal 13
Seorang asing yang secara sah berada dalam wilayah
suatu negara Pihak dalam Kovenan ini, hanya dapat diusir
dari wilayah tersebut sebagai akibat keputusan yang
diambil berdasarkan hukum, dan kecuali ada alasan-
alasan kuat mengenai keamanan nasional, harus
diberikan kesempatan untuk mengajukan alasan untuk
menolak pengusiran tersebut, dan berhak meminta agar
kasusnya ditinjau kembali dan diwakili untuk tujuan ini
oleh badan yang berwenang atau orang atau orang-orang
yang secara khusus ditunjuk oleh badan yang berwenang.
Pasal 14
1. Semua orang mempunyai kedudukan yang sama
di hadapan pengadilan dan badan peradilan. Dalam
menentukan tuduhan pidana terhadapnya, atau
dalam menentukan segala hak dan kewajibannya
dalam suatu gugatan, setiap orang berhak atas
pemeriksaan yang adil da terbuka untuk umum, oleh
suatu badan peradilan yang berwenang, bebas dan
tidak berpihak dan dibentuk menurut hukum. Media
dan masyarakat dapat dilarang untuk mengikuti
Ekonomi Internasional
435
Pasal 15
Ekonomi Internasional
437
Pasal 16
Setiap orang berhak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum di mana pun ia berada.
Pasal 17
1. Tidak boleh seorang pun yang dapat secara
sewenang-wenang atau secara tidak sah dicampuri
masalah-masalah pribadinya, keluarganya, rumah
atau hubungan surat-menyuratnya, atau secara tidak
sah diserang kehormatan dan nama baiknya.
2. Setiap orang berhak atas perlindungan hukum
terhadap campur tangan atau serangan seperti
tersebut di atas.
Pasal 18
1. Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir,
keyakinan dan beragama. Hak ini mencakup
kebebasan untuk menetapkan agama atau
kepercayaan atas pilihannya sendiri, dan kebebasan,
Ekonomi Internasional
438
Pasal 19
1. Setiap orang berhak untuk berpendapat tanpa
campur tangan.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan untuk
menyatakan pendapat; hak ini termasuk kebebasan
untuk mencari, menerima dan memberikan informasi
dan pemikiran apapun, terlepas dari pembatasan-
pembatasan secara lisan, tertulis, atau dalam bentuk
cetakan, karya seni atau melalui media lain sesuai
dengan pilihannya.
3. Pelaksanaan hak-hak yang diicantumkan dalam ayat 2
pasal ini menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab
khusus. Oleh karenanya dapat dikenai pembatasan
tertentu, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan seesuai
dengan hukum dan sepanjang diperlukan untuk:
Ekonomi Internasional
439
Pasal 20
1. Segala propaganda untuk perang harus
dilarang oleh hukum
2. Segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas
dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan
hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan
atau kekerasan harus dilarang oleh hukum.
Pasal 21
Hak untuk berkumpul secara damai harus diakui. Tidak
ada pembatasan yang dapat dikenakan terhadap
pelaksanaan hak ini kecuali yang ditentukan sesuai
dengan hukum, dan yang diperlukan dalam suatu
masyarakat demokratis untuk kepentingan keamanan
nasional dan keselamatan publik, atau ketertiban umum,
perlindungan terhadap kesehatan atau moral umum, atau
perlindungan atas hak-hak dan kebebasan-kebebasan
orang lain.
Ekonomi Internasional
440
Pasal 22
1. Setiap orang berhak atas kebebebasan untuk
berserikat dengan orang lain, termasuk hak untuk
membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja
untuk melindungi kepentingannya.
2. Tidak diperkenankan untuk membatasi pelaksanaan
hak ini, kecuali yang telah diatur oleh hukum, dan
yang diperlukan dalam masyarakat demokratis untuk
kepentingan keamanan nasional dan keselamatan
publik, ketertiban umum, perlindungan kesehatan dan
moral umum, atau perlindungan atas hak dan
kebebasan dari orang lain. Pasal ini tidak boleh
mencegah diberikannya pembatasan yang sah bagi
anggota angkatan bersenjata dan kepolisian dalam
melaksanakan hak ini.
3. Tidak ada satu hal pun dalam Pasal ini yang
memberikan kewenangan kepada Negara Pihak
Konvensi Organisasi Buruh Internasional tahun 1948
tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan atas
Hak Berserikat untuk mengambil tindakan legislatif
atau menerapkan hukum sedemikian rupa, sehingga
dapat mengurangi jaminan-jaminan yang diberikan
dalam Konvensi tersebut.
Pasal 23
1. Keluarga adalah kesatuan kelompok masyarakat
yang alamiah serta mendasar dan berhak dilindung
oleh masyarakat dan Negara.
2. Hak laki-laki dan perempuan dalam usia perkawinan
untuk menikah dan membentuk keluarga harus
diakui.
3. Tidak ada satu pun perkawinan yang dapat dilakukan
tanpa persetujuan yang bebas dan penuh dari para
pihak yang hendak menikah.
4. Negara Pihak dalam Kovenan ini harus mengambil
langkah-langkah yang memadai untuk menjamin
persamaan hak dan tanggung jawab pasangan suami
istri tentang perkawinan, Dalam halnya berakhirnya
Ekonomi Internasional
441
Pasal 24
1. Setiap anak berhak untuk mendapat hak atas
langkah-langkah perlindungan karena statusnya
sebagai anak di bawah umur, terhadap keluarga,
masyarakat dan Negara tanpa diskriminasi
berdasarkan ras, warna, jenis kelamin, bahasa,
agama, asal-usul kebangsaan atau sosial, kekayaan
atau kelahiran.
2. Setiap anak harus didaftarkan segera setelah
kelahirannya dan harus memperoleh suatu nama.
3. Setiap anak berhak untuk memperoleh
kewarganegaraan.
Pasal 25
Setiap warga negara harus mempunyai hak dan
kesempatan, tanpa pembedaan apapun sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 2 dan tanpa pembatasan
yang tidak layak, untuk:
a) Ikut serta dalam pelaksanaan urusan
pemerintahan, baik secara langsung ataupun melalui
wakil-wakil yang dipilih secara bebas;
b) Memilih dan dipilih pada pemilihan umum berkala
yang murni, dan dengan hak pilih yang universal dan
sama, serta dilakukan melalui pemungutan suara
secara rahasia untuk menjamin kebebasan
menyatakan keinginan dari para pemilih;
c) Memperoleh akses pada pelayanan umum di
negaranya atas dasar persamaan dalam arti umum.
Pasal 26
Semua orang berkedudukan sama di hadapan hukum dan
berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa
diskriminasi apapun. Dalam hal ini hukum harus melarang
diskriminasi apapun, dan menjamin perlindungan yang
sama dan efektif bagi semua orang terhadap diskriminasi
atas dasar apapun seperti ras, warna, jenis kelamin,
bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal-usul
Ekonomi Internasional
443
Pasal 27
Di negara-negara yang memiliki kelompok minoritas
berdasarkan suku bangsa, agama atau bahasa, orang-
orang yang tergolong dalam kelompok minoritas tersebut
tidak boleh diingkari haknya dalam masyarakat, bersama-
sama anggota kelompoknya yang lain, untuk menikmati
budaya mereka sendiri, untuk menjalankan dan
mengamalkan agamanya sendiri, atau menggunakan
bahasa mereka sendiri.
BAGIAN IV
Pasal 28
1. Harus dibentuk Komite Hak Asasi Manusia (dalam
Kovenan ini selanjutnya akan disebut sebagai
Komite). Komite harus terdiri dari delapan belas
anggota dan bertugas melaksanakan fungsi-fungsi
yang diatur di bawah ini.
2. Komite terdiri dari warga negara dari Negara Pihak
dalam Kovenan ini yang harus bermoral tinggi dan
diakui keahliannya di bidang hak-hak asasi manusia,
dengan mempertimbangkan manfaat dari
keikutsertaan sejumlah orang yang berpengalaman di
bidang hukum.
3. Para anggota Komite harus dipilih dan bertugas dalam
kapasitas pribadi mereka.
Pasal 29
1. Anggota Komite harus dipilih dengan pemungutan
suara secara rahasia dari daftar orang-orang yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Pasal
28, dan dicalonkan untuk tujuan itu oleh Negara Pihak
dalam Kovenan ini.
Ekonomi Internasional
444
Pasal 30
1. Pemilihan pertama akan diselenggarakan paling
lambat dari enam bulan setelah tanggal berlakunya
Kovenan ini.
2. Sekurang-kurangnya empat bulan sebelum tanggal
setiap pemilihan Komite, selain dari pemilihan untuk
mengisi kekosongan jabatan telah dinyatakan sesuai
dengan Pasal 34, Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa akan mengirimkan undangan tertulis
kepada Negara-negara Pihak dalam Kovenan ini untuk
menyampaikan calon mereka bagi Komite, dalam
waktu tiga bulan.
3. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan
menyiapkan daftar nama semua orang yang
dicalonkan berdasarkan abjad, dengan menyebutkan
Negara Pihak yang mencalonkan mereka, dan
menyampaikan daftar tersebut pada Negara-negara
Pihak dalam Kovenan ini, tidak kurang dari satu bulan
sebelum tanggal pemilihan.
4. Pemilihan anggota Komite harus diselenggarakan
pada sidang Negara-negara Pihak dalam Kovenan ini
yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa di Markas Besar dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Pada persidangan tersebut, yang
setidaknya dihadiri oleh dua pertiga Negara-Negara
yang menjadi Pihak dalam Kovenan untuk mencapai
kuorum, orang yang dipilih untuk menjadi anggota
Komite haruslah calon-calon yang memperoleh suara
terbanyak dan merupakan mayoritas mutlak dari
wakil-wakil Negara Pihak yang hadir dan memberikan
suara.
Ekonomi Internasional
445
Pasal 31
1. Komite tidak boleh beranggotakan lebih dari satu
warga negara dari Negara yang sama.
2. Dalam pemilihan Komite, harus dipertimbangkan
pembagian geografis yang merata dalam
keanggotannya dan perwakilan dari berbagai bentuk
kebudayaan dan sistem-sistem hukum yang utama.
Pasal 32
1. Anggota Komite akan dipilih untuk masa jabatan
empat tahun. Mereka dapat dipilih kembali apabila
dicalonkan lagi. Namun demikian, masa jabatan
untuk sembilan anggota-anggota yang segera
setelah pemilihan pertama, nama-nama
kesembilan anggota ini akan dipilih melalui undian
oleh Ketua persidangan sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 30, ayat 4.
2. Pemilihan pada akhir masa jabatan akan
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal
sebelumnya dalam bagian ini dari Kovenan ini.
Pasal 33
1. Apabila berdasarkan pendapat bulat dari para
anggota seorang anggota Komite telah berhenti
melaksanakan fungsi-fungsinya berdasarkan suatu
sebab yang lain daripada ketidakhadiran yang bersifat
sementara, Ketua Komite akan memberitahukannya
pada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa,
yang kemudian akan menyatakan bahwa jabatan
anggota tersebut kosong.
2. Dalam hal seorang anggota Komite meninggal dunia
atau mengundurkan diri, maka Ketua harus segera
memberitahukannya kepada Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang kemudian harus
menyatakan bahwa jabatan tersebut kosong sejak
tanggal meninggalnya atau pada tanggal
pengunduran diri berlaku efektif.
Ekonomi Internasional
446
Pasal 34
1. Apabila suatu kekosongan jabatan telah diyatakan
sesuai dengan Pasal 33, dan apabila masa jabatan
anggota yang digantikan tidak akan berakhir dalam
jangka waktu enam bulan sejak dinyatakan
kekosongan tersebut, Sekretaris Jendral Perserikatan
Bangsa-Bangsa harus memberitahukannya kepada
setiap Negara pihak dalam Kovenan ini yang dalam
jangka waktu dua bulan dapat menyampaikan calon
sesuai dengan Pasal 29 untuk mengisi kekosongan
tersebut.
2. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan
menyiapkan daftar menurut abjad yang memuat
nama orang-orang yang dicalonkan dan akan
menyampaikannya kepada Negara Pihak dalam
Kovenan ini. Pemilihan untuk mengisi kekosongan
akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan terkait
dalam bagian ini dari Kovenan ini.
3. Seorang anggota Komite yang telah dipilih untuk
mengisi kekosongan yang telah dinyatakan sesuai
dengan Pasal 33 akan menduduki jabatan itu selama
sisa masa jabatan anggota yang telah mengosongkan
kursi pada Komite sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal tersebut.
Pasal 35
Para anggota Komite, dengan persetujuan Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menerima honorarium
dari sumber-sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diputuskan
oleh Majelis Umum, dengan mempertimbangkan
pentingnya tanggung jawab Komite.
Pasal 36
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan
menyediakan staf dan fasilitas yang dibutuhkan agar
Komite dapat melaksanakan fungsinya secara efektif.
Ekonomi Internasional
447
Pasal 37
1. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa
akan menyelenggarakan persidangan pertama Komite
di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa.
2. Setelah persidangan pertama, Komite akan
mengadakan pertemuan pada waktu-waktu yang
ditentukan dalam peraturan tata kerjanya.
3. Komite umumnya akan mengadakan pertemuan di
Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa atau di
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.
Pasal 38
Setiap anggota Komite sebelum memulai tugasnya harus
membuat pernyataan dalam Komite terbuka bahwa ia
akan melaksanakan tugasnya tanpa memihak dan
dengan seksama.
Pasal 39
1. Komite akan memilih pejabat-pejabatnya untuk
masa jabatan dua tahun. Mereka dapat dipilih
kembali.
2. Komite akan membuat peraturan tata kerjanya
sendiri, akan tetapi peraturan itu harus menetapkan
antara lain bahwa:
a. Dua belas anggotanya merupakan kuorum;
b. Keputusan-keputusan Komite harus dibuat
berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang
hadir.
Pasal 40
1. Negara-negara Pihak dalam Kovenan ini berjanji
untuk menyampaikan laporan tentang langkah-
langkah yang telah mereka ambil dalam
memberlakukan hak-hak yang diakui dalam Kovenan
ini dan mengenai perkembangan yang telah dicapai
dalam pemenuhan hak-hak tersebut :
Ekonomi Internasional
448
Pasal 41
1. Suatu Negara Pihak dalam Kovenan ini, sewaktu-
waktu dapat menyatakan, berdasarkan pasal ini,
bahwa ia mengakui kewenangan Komite untuk
menerima dan membahas komunikasi yang
berhubungan dengan tuntutan suatu Negara Pihak
yang menyatakan bahwa Negara Pihak lainnya tidak
memenuhi kewajibannya berdasarkan Kovenan ini.
Ekonomi Internasional
449
Pasal 42
1. (a) Apabila suatu masalah yang telah diajukan
kepada Komite sesuai dengan Pasal 41 tidak
mencapai penyelesaian yang memuaskan
Negara-negara Pihak yang berkepentingan,
Komite dengan persetujuan terlebih dahulu dari
Negara-negara Pihak yang berkepentingan,
dapat membentuk Komisi Konsil