Oleh :
Asih Aprilya
Niken Adiba
Rizki
Karina P. Dewi
PEMBIMBING
Dr.Wisnu Wahjuni, Sp.KJ
Teori Sigmund Freud
• Model topografik dari pikiran (teori mengenai conscious
area, preconscious area, subconscious area)
• Etiologi
kondisi genetik (kromosom dan bawaan)
Gangguan pranatal
Gangguan perinatal
faktor sosiokultural.
• Epidemiologi
Prevalensi 1% dari populasi
Retardasi mental kira-kira 1,5 kali >> laki-laki
Insidensi tertinggi anak usia sekolah;
puncak usia 10-14 tahun.
• Diagnosis
Pedoman diagnostik untuk retardasi mental
PPDGJ III
RM ringan RM RM berat RM sangat
sedang berat
IQ 50-69 35-49 20-34 < 20
Etiologi <<< >> >> >>>>
organik
Perkem Terlambat Percakapan Percakapan •Mengerti
bangan sederhana sederhana perintah dasar
berbaha Mengajukan
sa permohonan
sederhana
Keadaan Autisme Autisme Ggn Epilepsi
penyerta Epilepsi Epilepsi motorik Hendaya optik
Ggn.tingkah Disabiltas yang dan auditorik
laku neurologis mencolok Autisme tidak
dan fisik kerusakan khas
SSP
Disabiltas
neurologis dan
fisik
Terapi
• Etiologi
– Gangguan serebelum
– Gangguan system limbic (amigdala dan hipokampus)
– Gangguan lobus parietalis
– Faktor genetik
– Autisme disebabkan gangguan neurobiologis
• Infeksi TORCH
• Gangguan oksigenasi (perdarahan ibu hamil)
• Intoksikasi saat kehamilan ibu.
Autisme masa kanak/infantil;
pedoman diagnosis
– PPDGJ III
• kegagalan sekolah
• hambatan fungsi sosial atau pekerjaan
Terapi
• Terapi keluarga : • Modifikasi prilaku:
– tetap sabar, telaten, dan – melatih mengurangi
menerima anak perilaku yang tidak
– melatih disiplin yang diinginkan
tetap – memunculkan perilaku
– melatih berkali-kali yang diinginkan
untuk kematangan
sosialisasi
– menyibukkan anak ke
hal-hal yang positif
• Farmakoterapi
– Stimulansia : methylphenidate (ritalm) untuk usia 6
tahun atau lebih
dosis : 2,5 – 25mg, 2x/hari
e.s. : nyeri kepala, nyeri lambung,
mual, insomnia, rebound
• Manfaat bermain :
- mampu menghilangkan berbagai batasan dan hambatan dalam diri.
- menghilangkan stress dan frustrasi.
- seseorang bisa belajar banyak dari bermain, misalnya belajar mengerti
dan menaati aturan yang disepakati, belajar menghargai orang lain, belajar
untuk berkompetisi secara sehat dan jujur, belajar untuk mengenal orang lain
dengan segala kepribadiannya, belajar menmecahkan suatu masalah baik
sendiri maupun secara bersama-sama, belajar mengenal dan memahami
nilai moral yang ada dalam permainan maupun interaksi selama permainan,
dan banyak hal lainnya.
• Bermain juga diperlukan dan sangat perlu
bagi orang dewasa.