Anda di halaman 1dari 35

KPDM

PSIKIATRI ANAK & REMAJA

Oleh :
Asih Aprilya
Niken Adiba
Rizki
Karina P. Dewi

PEMBIMBING
Dr.Wisnu Wahjuni, Sp.KJ
Teori Sigmund Freud
• Model topografik dari pikiran (teori mengenai conscious
area, preconscious area, subconscious area)

• Teori struktural dari pikiran (teori mengenai Id, Ego,


Superego)

• Teori mengenai Stadium Perkembangan Psikoseksual) :


fase oral (dari lahir-2 tahun), fase anal (2-4 tahun), fase
odipal, fase falik (3-akhir tahun ke-5), fase genital (6
tahun).
Jean Piaget
Empat tahap perkembangan kognitif :
1. Sensori Motor (lahir - 2 tahun)
2. Pra Operasi (2 – 7 tahun)
3. Operasi Konkrit (7 – 11 tahun)
4. Operasi Formal (11 tahun – akhir masa
remaja)
Erik Erikson
Perkembangan ego bersifat seumur hidup :
• Trust vs mistrust (lahir - 1 tahun)
• Autonomy vs shame/doubt (1 - 3 tahun)
• Initiative vs guilty (3 - 5 tahun)
• Industry vs Inferiority (6 - 11 tahun)
• Identity vs Role confusion (11 tahun - akhir
masa remaja)
• Intimacy vs Isolation (21 - 40 tahun)
• Generativity vs Stagnation (40 - 65 tahun)
• Integrity vs Despair(diatas usia 65 tahun)
Penilaian, Pemeriksaan,
dan Uji Psikologik
Pasien anak dan remaja tidak jarang sukar memulai autoanamnesa
 heteroanamnesa terhadap orang tua, lingkungan, maupun
pihak sekolah merupakan perhatian pertama,  autoanamnesa
akan lebih mudah dilakukan.

Heteroanamnesa diperlukan untuk mendapatkan data mengenai:


• Faktor keturunan
• Riwayat kehamilan, persalinan dan pasca persalinan
• Penyakit-penyakit yang diderita waktu masa perkembangan
• Keterlambatan-keterlambatan perkembangan, baik
fisik maupun mental
• Kebiasaan-kebiasaan yang tidak wajar waktu masa
perkembangan
• Faktor-faktor stres, baik di dalam keluarga,
lingkungan, maupun di sekolah
• Kebiasaan-kebiasaan keluarga, khususnya orang
tua dalam mengasuh anak
• Gangguan-gangguan yang nampak sampai kini.
Observasi  perlu untuk mengumpulkan data

• Penampilan fisik, serta gangguan-gangguannya


• Tingkah laku perilaku motorik pasien
• Emosi dan afek
• Hubungan orang tua dengan pasien
• Bicara dan bahasa pasien

Uji psikologik perlu untuk pasien anak dan remaja  untuk


menentukan:
• Multiple intelegensia pasien
• Pola kepribadian pasien
• Bakat dan minat
• Apakah ada kecenderungan gangguan organik
Macam Gangguan Jiwa pada Anak
1. Gangguan intelektual: 4. Gangguan fisik :
Retardasi mental - Gangguan makan
2. Gangguan tingkah laku yang - Gangguan gerak stereotipik
nyata : - Gangguan lainnya dengan
- Gangguan pemusatan manifestasi fisik
perhatian
5. Gangguan perkembangan :
- Gangguan tingkah laku
- Gangguan perkembangan
3. Gangguan emosi :
pervasif
- Gangguan cemas pada anak
masa kanak atau remaja - Gangguan perkembangan
- Gangguan lainnya dalam masa khusus
bayi, anak, atau remaja
Dalam PPDGJ-III  gangguan jiwa yang khas
berkaitan dengan psikiatri anak dan remaja,
yaitu:

• F70 s.d. F79 : retardasi mental


• F80 s.d. F89 : gangguan perkembangan
psikologik
• F90 s.d. F98 : gangguan perilaku dan
emosional dengan onset biasanya pada anak
dan remaja.
Status Psikiatri Anak dan Remaja
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan status mental
 Penampilan fisik
 hub dengan orang tua
 Reaksi terhadap perpisahan/reuni
 Orientasi tempat, ruang dan waktu
 Pencapaian kemampuan bicara dan bahasa yang bermakna
 Mood dan afek
 Proses dan isi pikiran yang adekuat / realistis
 Perilaku motorik yang produktif dan bertujuan
 Kognisi
 Daya ingat
 Pertimbangan dan tilikan
• Pemeriksaan Neuropsikiatri
• Formulasi dan ringkasan
• Diagnosis
• Anjuran dan Rencana Terapi
Retardasi mental
• Definisi
suatu sindroma tingkah laku yang ditandai dengan penurunan
fungsi intelektual umum di bawah rata-rata secara bermakna
yang menyebabkan hendaya terhadap keterampilan perilaku
adaptif dan onsetnya selama masa perkembangan (<18 tahun)

• Etiologi
 kondisi genetik (kromosom dan bawaan)
 Gangguan pranatal
 Gangguan perinatal
 faktor sosiokultural.
• Epidemiologi
Prevalensi 1% dari populasi
Retardasi mental kira-kira 1,5 kali >> laki-laki
Insidensi tertinggi  anak usia sekolah;
puncak usia 10-14 tahun.

• Diagnosis
Pedoman diagnostik untuk retardasi mental
 PPDGJ III
RM ringan RM RM berat RM sangat
sedang berat
IQ 50-69 35-49 20-34 < 20
Etiologi <<< >> >> >>>>
organik
Perkem Terlambat Percakapan Percakapan •Mengerti
bangan sederhana sederhana perintah dasar
berbaha Mengajukan
sa permohonan
sederhana
Keadaan Autisme Autisme Ggn Epilepsi
penyerta Epilepsi Epilepsi motorik Hendaya optik
Ggn.tingkah Disabiltas yang dan auditorik
laku neurologis mencolok Autisme tidak
dan fisik kerusakan khas
SSP
Disabiltas
neurologis dan
fisik
Terapi

• Pencegahan primer : usaha untuk menghilangkan atau


mengurangi faktor atau kondisi yang dapat
menimbulkan gangguan yang berkaitan dengan
retardasi mental

• Pencegahan sekunder : early diagnose and early


treatment

• Pencegahan tersier : mencegah bertambah buruknya


keadaan atau gejala
Autisme
• Definisi
gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh kelainan
dan/atau hendaya perkembangan yang muncul pada usia kurang dari 3
tahun, ditandai adanya gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi,
dan perilaku serta minat yang terbatas dan diulang-ulang.

• Etiologi
– Gangguan serebelum
– Gangguan system limbic (amigdala dan hipokampus)
– Gangguan lobus parietalis
– Faktor genetik
– Autisme disebabkan gangguan neurobiologis
• Infeksi TORCH
• Gangguan oksigenasi (perdarahan ibu hamil)
• Intoksikasi saat kehamilan ibu.
Autisme masa kanak/infantil;
pedoman diagnosis
– PPDGJ III

• Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai kelainan dan


atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3
tahun
• Tidak jelas ada periode perkembangan normal sebelumnya
• Selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang
timbal-balik
• Terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi
• Pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang dan
stereotipik.
Keberhasilan terapi Terapi
dipengaruhi oleh : • Medikamentosa
– Risperidone
• Berat-ringannya • Terapi wicara
gejala • Terapi okupasi
• Umur • Terapi prilaku
• Kecerdasan • Pendidikan khusus
• Bicara dan berbahasa dengan sistem 1 guru
• Terapi yang intensif 1 anak
dan terpadu
Attention Deficit and Hyperactive Disorder
• Definisi
kelainan tingkah laku • Gangguan harus ada
dengan gx utama sedikitnya 6 bulan
kurang kemampuan • hendaya akademis
memusatkan perhatian dan fungsi sosial.
dan impulsivitas yang • diawali pada usia <
tidak sesuai dengan 7 tahun / sebelum
taraf perkembangan. masa sekolah
• Etiologi
– kerusakan otak
– faktor genetik

• Terdapat 3 tipe ADHD, yaitu:


– Predominan tipe inatentif
– Predominan tipe hiperaktif-impulsif
– Tipe kombinasi
Diagnosis

Diagnosis ADHD menurut DSM IV adalah:


• Terdapat salah satu dari gejala (1) atau (2), yaitu:
– Inatensi (terdapat 6 gejala atau lebih dengan lama 6 bulan atau
lebih)
– Hiperaktivitas-impulsivitas (terdapat 6 gejala atau lebih dengan
lama 6 bulanatau lebih):
• Onset terjadi pada usia anak kurang dari usia 7 tahun
• Gejala tampak pada lebih dari 2 situasi, yaitu sekolah
atau pekerjaan dan rumah.
• Adanya gangguan dalam fungsi social, akademik, atau
pekerjaan
• Gejala tidak terjadi akibat gangguan mental lainnya.
Komplikasi

• kegagalan sekolah
• hambatan fungsi sosial atau pekerjaan
Terapi
• Terapi keluarga : • Modifikasi prilaku:
– tetap sabar, telaten, dan – melatih mengurangi
menerima anak perilaku yang tidak
– melatih disiplin yang diinginkan
tetap – memunculkan perilaku
– melatih berkali-kali yang diinginkan
untuk kematangan
sosialisasi
– menyibukkan anak ke
hal-hal yang positif
• Farmakoterapi
– Stimulansia : methylphenidate (ritalm) untuk usia 6
tahun atau lebih
dosis : 2,5 – 25mg, 2x/hari
e.s. : nyeri kepala, nyeri lambung,
mual, insomnia, rebound

– Antidepresan : imipramine (tofranil)


dosis : 1 – 2 mg/kgBB/hari
Penganiayaan anak dan remaja
• Definisi :
Pencederaan fisik atau psikologis pada anak dibawah usia 18 tahun akibat
penelantaran yang biasanya dilakukan oleh orang tua, pengasuh atau
oleh saudaranya.

• Gejala dan Tanda :


– Penganiyaan Fisik : Luka memar, fraktur, dislokasi, luka bakar,
malnutrisi, dll. Rekayasa orang tua atau pengasuh terhadap riwayat
penyakitnya. Gejala menghilang jika orang tua atau pengasuh tidak
ada.

– Penganiayaan Seksual : sulit didiagnosa karena keterangan yang tidak


benar. Dapat berkembang seperti gangguan stress pasca trauma,
gangguan tidur.

– Penganiayaan Emosional : Insiden meningkat pada orang tua yang


mengalami gangguan mental. Gambaran khas : kegagalan tumbuh
kembang.
Penatalaksanaan :
• Laporkan pada Badan Perlindungan Anak
• Pemeriksaan fisik yang cermat untuk menemukan bukti
penganiayaan (jangan paksa anak untuk mengikuti
pemeriksaan, tetapi ajaklah bermain)
• Catat dan lengkapi pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
• Penganiayaan seksual, singkirkan kemungkinan PMS.
• Temukan dan atasi gangguan psikiatrik yang lain.
• Jika bahaya pulang ke rumah, pisahkan dan lindungi anak
tersebut.
• Tanyakan riwayat penganiayaan orang tua atau pengasuh dan
penggunaan obat atau zat.
• Tidak perlu medikasi psikotropik.
• Wawancara yang sesuai.
• Rujuk ke fasilitas psikiatrik
Play Therapy

Analogi dari terapi wicara

Bermain adalah bahasa anak

Mainan dan sarana aktivitas bermain = kata-kata pada terapi


wicara.

Anak disediakan permainan yang memungkinkan mereka untuk


mengungkapkan sesuatu melalui permainan di saat mereka
mengalami kesulitan mengatakan dengan kata-kata.

Media : boneka, orang-orangan, cat warna/spidol/crayon/pensil


warna, atau mainan lain
Beberapa permasalahan yang dapat
dipecahkan adalah: depresi, kemarahan,
ADHD, autisme, kecemasan/ketakutan,
masalah kekerasan, stres pasca trauma/PTSD,
kepercayaan diri yang rendah, kemampuan
sosial yang rendah, impulsivitas, kesulitan
belajar, masalah perceraian, kemampuan
memecahkan suatu masalah, penanganan
trauma, dan banyak lagi.
Kapan seorang anak memerlukan terapi
permainan?

• Seluruh anak-anak yang dianggap memiliki “


gangguan tingkah laku” dari waktu ke waktu
dapat dilakukan penilaian untuk melihat
kemungkinan menjalani terapi permainan.
Indikator bahwa anak itu mungkin
memerlukan bimbingan :

• Apabila seorang anak menampakkan perasaan


tertekan dalam jangka waktu yang lama
• Memiliki masalah yang intens atau sering dengan
berbagai macam jenis masalah
• Menampakkan gejala depresi atau kemarahan yang
semakin sering bila di kelas, di sekolah dan semakin
memburuk
• Terapi permainan membuahkan hasil karena dengan
bermain  sarana untuk komunikasi antara anak dan
terapis.

• Media permainan  mengorek perasaan dan emosi


anak.

• Di saat terapis berperan sebagai tokoh protagonis


dalam permainan drama yang dibuat oleh anak 
anak akan merasa dukungan terhadapnya meningkat,
dan kebutuhan anak, perasaan ketakutan, pengalaman
traumatis dan lain sebagainya akan semakin muncul
dalam diri anak di dalam drama tersebut.
• Melalui observasi yang mendalam terhadap
beberapa sesi permainan akan dapat digambarkan
hipotesis mengenai dasar dari permasalahan tingkah
laku anak dan emosinya.

• Penilaian ini memerlukan kolaborasi dengan orang


tua anak.

• Begitu masalah yang mendasari telah ditemukan 


terapis dapat memberikan sugesti/saran bagi orang
tua anak mengenai permasalahan dan menentukan
kebutuhan psikologi anak.
• Bermain = salah satu aktivitas di dunia yang paling
menyenangkan.

• Bermain = upaya manusia untuk mengeluarkan ekspresi


dalam dirinya, dengan cara membuat dirinya senang dan
nyaman.
• Bermain lebih sering dijumpai pada anak-anak.

• Anak-anak mengenal dunia dengan bermain, anak-anak


belajar dengan bermain, dan anak-anak bersosialisasi
dengan bermain.

• Bagi anak-anak, bermain berarti mengakomodasikan dirinya


keluar, ke lingkungan sekitarnya, ke teman-temannya, ke
benda-benda di sekelilingnya, juga ke aturan-aturan yang
terkadang ada dalam permainan.
• Inti dari bermain suatu permainan adalah fun. Tanpa itu bermain menjadi
kehilangan makna.

• Manfaat bermain :
- mampu menghilangkan berbagai batasan dan hambatan dalam diri.
- menghilangkan stress dan frustrasi.
- seseorang bisa belajar banyak dari bermain, misalnya belajar mengerti
dan menaati aturan yang disepakati, belajar menghargai orang lain, belajar
untuk berkompetisi secara sehat dan jujur, belajar untuk mengenal orang lain
dengan segala kepribadiannya, belajar menmecahkan suatu masalah baik
sendiri maupun secara bersama-sama, belajar mengenal dan memahami
nilai moral yang ada dalam permainan maupun interaksi selama permainan,
dan banyak hal lainnya.
• Bermain juga diperlukan dan sangat perlu
bagi orang dewasa.

• Orang dewasa yang bermain suatu


permainan (komputer, olahraga, puzzle, dll)
adalah orang dewasa yang tahu kemana akan
menyenangkan dirinya dalam cara yang
positif dan membangun.

Anda mungkin juga menyukai