MODULASI FREKUENSI
2.1 Tujuan
2.2 Peralatan
1. Modul TPS-3421
2. Power supply
3. Oscilloscope
4. Frecuency counter
5. Audio signal generator
6. Kabel penghubung
71
Fase dari sebuah sinusoidal dapat didefinisikan seperti argumen dari fungsi
sinosuidal. Jadi jika fungsinya adalah A sin ω t, maka fase ϕ menjadi :
ϕ = ω t.........................................................................................................
dϕ
dt = ω ........................................................................................................
A sin ( ω t + β sin
ω m t)..............................................................................
dϕ
ωi = dt = ω +
ω m β cos ω m t...........................................................
Δω = ω m . β ............................................................................................
71
Jika sinyal pemodulasi berhubungan dengan m. . β cos
ω m t, maka
pengaruhnya pada gelombang tak termodulasi disebut dengan modulasi frekuensi
Dimana wc, kp, θ0 adalah konstan. Karena phase berhubungan secara linear
terhadap f(t), tipe modulasi seperti ini disebut Phase Modulation (PM). Frekuensi
sesaat dari sinyal PM ini adalah:
wt = wc + kf f(t)......................................................................................................
71
fFM (t) = A cos [wct + kf ∫ f(τ) d τ ].......................................................................
wt = wc + kf f(t)......................................................................................................
wt = wc + a kf cos wm t.............................................................................................
Δw = a kf............................................................................................................................................................................................
wt = wc + Δw cos wm t.............................................................................................
Bandwidth dari sinyal fFM(t) tergantung dari nilai β. Untuk nilai β yang
sangat kecil maka hanya konstanta 1 dan orde pertama yang signifikan
(mempunyai nilai berarti). Sinyal akan terdiri dari sinyal carrier dan sepasang
71
sideband yang berjarak wm dari carrier sehingga bandwidth menjadi 2wm.
bandwidth sebesar ini adalah relative lebih sempit disbanding bandwidth FM
secara umum, sehingga disebut Narrowband FM (NBFM). NBFM memiliki sifat
linear yang mirip dengan sinyal AM. Nilai β<0,2 adalah syarat cukup memenuhi
criteria di atas, tapi nilai β=0,5 masih bisa digunakan. Untuk nilai β yang lebih
besar, modulasi ini disebut dengan Wideband FM (WBFM).
β orde
5,0 -0.18 -0,33 0,05 0,36 0,39 0,26 0,13 0,05 0,02 0,01
5,5 0 -0,34 -0,12 0,26 0,40 0,32 0,19 0,09 0,03 0,01
71
(β) memberikan amplitudo untuk gelombang carrier. J1(β) memberikan
amplitudo untuk sideband pertama, J2(β) memberikan amplitudo untuk sideband
kedua,dst. Dari tabel tersebut terlihat bahwa beberapa amplitudo menjadi
negative, tapi hal ini tidak perlu ditunjukkan dalam penggambaran spectrum, yang
diperlihatkan hanya modulusnya saja. Dalam beberapa nilai indeks modulasi,
amplitudo sinyal carrier menjadi nol. Kondisi ini berarti bahwa tidak ada
komponen carrier dalam spectrum.
Modulator FM
AM Out
scope
VCO
High
FM 1
Vvar
Low
71
Gambar 2.1 Skema hubungan output dari Vvar ke input modulator FM1
Vi 0,56 V 1V 2V 3V 4V 5V
71
b. Tabel 2.3 Perubahan frekuensi terhadap tegangan
No 1 2 3 4 5 6
Vi 0,56 V 1V 2V 3V 4V 5V
Parameter sinyal
fc = 780,65459 kHz
71
VP-P = 4,617 V
Parameter sinyal
fc = 28,859887 kHz
VP-P = 4,968 V
71
Gambar 2.4 Output Vvar ke input modulator FM1 (tegangan medium)
Parameter sinyal
fc = 643,10005 kHz
VP-P = 4,989 V
71
Gambar 2.5 Output Vvar ke input modulator FM1 (tegangan minimum)
Parameter sinyal
fc = 981,15547 kHz
VP-P = 3,473 V
71
2.5.3. Output FM1 pada saat tegangan Vi = 0.56V sd 5V
Parameter sinyal
fc = 985,30542 kHz
VP-P = 3,524 V
71
Gambar 2.7 Perubahan frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 1)
Parameter sinyal
fc = 946,97893 kHz
VP-P = 3,661 V
71
Gambar 2.8 Perubahan frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 2)
Parameter sinyal
fc = 869,38717 kHz
VP-P = 4,101 V
71
Gambar 2.9 Perubahan frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 3)
Parameter sinyal
fc = 787,78330 kHz
VP-P = 4,540 V
71
Gambar 2.10 Perubahan frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 4)
Parameter sinyal
fc = 705,25815 kHz
VP-P = 4,842 V
71
Gambar 2.11 Perubahan frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 5)
Parameter sinyal
fc = 619,2089 kHz
VP-P = 5,010 V
71
2.5.4. Output FM2 pada saat Vvar maksimum sampai dengan minimum
Parameter sinyal
fc = 669,53820 kHz
VP-P = 4,885 V
71
Gambar 2.13 Output Vvar ke input modulator FM2 (tegangan medium)
Parameter sinyal
fc = 713,54920 kHz
VP-P = 4,795
71
Gambar 2.14 Output Vvar ke input modulator FM2 (tegangan minimum)
Parameter sinyal
fc = 814,01863 kHz
VP-P = 4,379 V
71
2.5.5. Output FM2 pada saat Vi = 0.56 V sd 5V
Parameter sinyal
fc = 811,71184 kHz
VP-P = 4,403 V
71
Gambar 2.16 Perubahan frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 1)
Parameter sinyal
fc = 807,18291 kHz
VP-P = 4,448 V
71
Gambar 2.17 Perubahan frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 2)
Parameter sinyal
fc = 792,51929 kHz
VP-P = 4,500 V
71
Gambar 2.18 Perubahan frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 3)
Parameter sinyal
fc = 777,08586 kHz
VP-P = 4,561 V
71
Gambar 2.19 Perubahan frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 4)
Parameter sinyal
fc = 786,24583 kHz
VP-P = 4,613 V
71
Gambar 2.20 Perubahan frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 5)
Parameter sinyal
fc = 753,85042 kHz
VP-P = 4,664 V
71
2.5.6. Sinyal Informasi 100 KHz
Parameter sinyal
fc = 101,06681 kHz
VP-P = 1,895 V
71
2.5.7 Sinyal Carrier 800 KHz
Parameter sinyal
fc = 780,65459 kHz
VP-P = 4,617 V
71
2.5.8 Sinyal Termodulasi FM dengan perubahan amplitudo Sinyal informasi
Parameter sinyal
fc = 529,9453 kHz
VP-P = 5,099 V
71
Gambar 2.24 Sinyal termodulasi FM (amplitudo medium)
Parameter sinyal
fc = 377,4363 kHz
VP-P = 5,1115 V
71
Gambar 2.25 Sinyal termodulasi FM (amplitudo maksimum)
Parameter sinyal
fc = 613,7108 kHz
VP-P = 5,221 V
71
2.6 Analisis Hasil Percobaan dan Jawaban Pertanyaan
2.6.1.
Dari Gambar 2.26 diatas dapat dilihat bentuk sinyal carrier yang akan
membantu terjadinya proses modulasi yaitu menumpangkan sinyal
informasi pada sinyal carrier tersebut.
Parameter sinyal:
fc = 780,65459 kHz
VP-P = 4,617 V
71
2.6.2.
71
Dari Gambar 2.26 hingga Gambar 2.28 menunjukkan hubungan antara
output dari Vvar ke input modulator FM1 masing-masing dengan tegangan
maksimum dan tegangan minimum. Berdasarkan parameter kedua gambar
tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan maka
frekuensi yang dihasilkan semakin kecil sedangkan amplitudonya besar.
Begitu juga sebaliknya, jika tegangannya diperkecil maka frekuensinya
akan bertambah besar namun amplitudo yang dihasilkan menjadi kecil.
fc = 28,859887 kHz
VP-P = 4,968 V
Nilai frekuensi, tegangan peak to peak dan amplitudo Sinyal output dari Vvar ke
input modulator FM1 (tegangan minimum)
fc = 981,15547 kHz
VP-P = 3,473 V
71
a. Nilai frekuensi, tegangan peak to peak dan amplitudo Sinyal
Perubahan frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 0.56)
fc = 985,30542 kHz
VP-P = 3,524 V
f = 946,97893 kHz
VP-P = 3,661 V
VP-P = 4.101 V
VP-P = 4,540 V
71
d. Nilai frekuensi, tegangan peak to peak dan amplitudo Sinyal
Perubahan frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 4)
f = 705,25815 kHz
VP-P = 4,842 V
VP-P = 5,010 V
2.6.4 Gambar 2.12 hingga gambar 2.14 menunjukkan hubungan output dari
Vvar ke input modulator FM2 dengan tegangan maksimum dan minimum.
Frekuensi yang dihasilkan oleh sinyal yang diberi tegangan minimum
adalah lebih besar, namun amplitudonya lebih kecil daripada sinyal yang
diberikan tegangan maksimum. Jadi, tegangan yang diberikan berbanding
lurus dengan amplitudo yang dihasilkan oleh sinyal tersebut.
f = 669,53820 kHz
VP-P = 4,885 V
71
b. Nilai frekuensi, tegangan peak to peak dan amplitudo Sinyal output
dari Vvar ke input modulator FM2 (tegangan minimum)
f = 814,01863 kHz
VP-P = 4,379 V
2.6.5 Gambar 2.16 hingga gambar 2.21 menunjukkan perubahan frekuensi FM2
terhadap tegangan yang diberikan yaitu dari 0 hingga 5 V. Perubahan yang
terjadi hampir sama seperti analisa no.2. smakin tinggi tegangan yang
diberikan pada sinyal tersebut maka frekuensinya akan semakin kecil dan
amplitudonya semakin basar. Hanya saja pada FM2 selisih frekuensi
maupun amplitudo yang dihasilkan oleh sinyal tersebut sangat kecil. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya resistor yang berfungsi sebagai peredam.
VP-P = 4,403 V
VP-P = 4,48 V
71
c. Nilai frekuensi, tegangan peak to peak dan amplitudo Sinyal
Perubahan frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 2)
f = 792,51929 kHz
VP-P = 4,500 V
VP-P = 4,561 V
VP-P = 4,613 V
VP-P = 4,664 V
71
2.6.6 Gambar 2.23 menunjukkan bentuk sinyal informasi dengan frekuensi 100
KHz. Dari gambar tersebut dapat dilihat bentuk sinyalnya, yaitu jika
amplitudonya maksimum maka akan terbentuk rapatan dan renggangan,
sedangkan bila amplitudonya minimum maka sinyal yang terbentuk
hampir sama dengan sinyal carrier. Adapun nilai frekuensi, tegangan peak
to peak dan amplitudo sinyal informasi 100 KHz adalah
f = 101,06681 kHz
Vp-p = 1,895 V
2.6.7 Gambar 2.21 dan Gambar 2.22 menunjukkan bentuk sinyal termodulasi
FM dengan amplitudo maksimum dan minimum. Dari kedua gambar
tersebut jelas dapat dilihat perbedaan bentuk sinyalnya, yaitu jika
amplitudonya maksimum maka akan terbentuk rapatan dan renggangan,
sedangkan bila amplitudonya minimum maka sinyal yang terbentuk
hampir sama dengan sinyal carrier.
a. Nilai frekuensi, tegangan peak to peak dan amplitudo Sinyal
termodulasi FM (amplitudo minimum) adalah
f = 529,9453 kHz
Vp-p = 5,009 V.
71
2.6.8 Sinyal Termodulasi FM dengan perubahan amplitudo Sinyal informasi
VP-P = 5,221 V
1. Pada langkah 13, amati dan catat perubahan pada oscilloscope. Apa
pengaruh peningkatan level tersebut?
Jawaban :
No. 1 2 3 4 5 6
Vi 0,56 1 2 3 4 5
(Volt)
71
1200
1000
800
Frekuensi (kHz)
600
400
200
0
0,56 1 2 3 4 5
Tegangan (V)
Berdasarkan grafik di atas maka dapat dilihat bahwa frekuensi suatu sinyal
berbanding terbalik dengan tegangan. Bila tegangan diperbesar maka
frekuensi yang dihasilkan menjadi semakin kecil.
No 1 2 3 4 5 6
.
Vi 0 1 2 3 4 5
71
820
810
800
790
Frekuensi (kHz)
780
770
760
750
740
730
720
0,56 1 2 3 4 5
Tegangan (V)
Berdasarkan grafik di atas maka dapat dilihat bahwa frekuensi suatu sinyal
berbanding terbalik dengan tegangan yang diberikan. Bila tegangan diperbesar
maka frekuensi yang dihasilkan menjadi semakin kecil. Perbedaan grafik tabel 1
dan tabel 2 terletak pada perbedaan selisih frekuensi yang dihasilkan. Pada tabel 1
selisihnya cukup jelas tetapi pada tabel 2 selisihnya tidak terlalu jauh atau kecil.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya resistor pada FM2 yang berfungsi sebagai
peredam.
71
2.7 Kesimpulan
1. Berdasarkan percobaan di atas maka dapat dilihat bahwa bila suatu sinyal
informasi diberikan tegangan maka akan berpengaruh pula terhadap frekuensi
yang dihasilkan. Frekuensi yang dihasilkan akan berbanding terbalik dengan
tegangan yang diberikan. Sedangkan semakin tinggi tegangan yang diberikan
maka amplitudonya akan semakin besar.
3. Dari Grafik Tabel 2 dapat dilihat selisih frekuensi yang dihasilkan sangat kecil.
Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya resistor di FM2 yang berfungsi sebagai
peredam. Amplitudo juga berpengaruh terhadap bentuk sinyal termodulasi FM.
Bila amplitudonya maksimum maka akan terbentuk rapatan dan renggangan,
sebaliknya bila amplitudonya minimum maka sinyal yang terbentuk tidak akan
berupa rapatan dan renggangan tetapi hampir sama dengan bentuk sinyal carrier.
71