Dalam menetaskan telur ayam buras dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
menggunakan induk ayam atau menggunakian mesin tetas, tergantung dari
system pemeliharaan. Bila pemeliharaan hanya sebagai sambilan dengan cara
ektensif (tradisional), maka penetasan menggunakan induk atau secara alami
sudah cukup. Pemeliharaan sengan cara ekstensif biasanya dengan jumlah yang
sedikit yaitu 10 ekor dengan rasio bentina dewasa 9 ekor dengan pejantan 1
ekor. Tetapi pada pemeliharaan semi intensif maupun intensif (komersil)
penetasan menggunakan induk atau secara alami kurang tepat karena akan rugi
waktu maupun biaya, Hal ini disebabkan pada waktu ayam mengeram sampai
anak ayam disapih memerlukan waktu sekitar 3 bulan, sedangkan saat
mengeram sampai anak disapih induk ayam tidak berproduksi / tidak
mengasilkan telur tetas. Kegiatan ini berlangsung 3 kali dalam setahun, sehingga
akan banyak waktu yang hilang untuk menghasilkan telur. Dengan
menghilangkan sifat mengeram pada induk ayam maka akan dapat
meningkatkan produksi telur, karena waktu yang digunakan untuk mengeram
dan mengasuh induk dapat digunakan untuk berproduksi atau menghasilkan
telur. Dengan demikian telur tetas yang dihasilkan lebih banyak dan telur yang
dapat ditetaskan akan lebih banyak dengan menetaskan menggunakan mesin
tetas. Diharapkian dengan penggunaan mesin tetas akan memudahkan peternak
memperbesar usahanya.
Mesin Tetas merupakan sebuah kotak atau peti yang dibuat sebagai sarana
untuk pengeraman telur, dimanma panas yang timbul dapat tersimpan didalam
mesin tetas. Temperatur dalam mesin tetas dapat diatur dan dipertahankan
sesuai dengan kebutuhan selama proses penetasan. Dengan demikian mesin
tetas berfungsi sebagai induk buatan untuk mengerami telur sampai menetas.
Dengan mesin tetas jumlah telur yang dierami dapat berjumlah banyak sesuai
kebutuhan, untuk mesin tetas jenis kabinet bisa menampung telur untuk dierami
750 butir, sedangkan mesin tetas diperusahaan breeder bisa mencapai ribuan
dalam satu periode penetasan.
Mesin tetas pada prinsip kerjanya adalah memanfaatkan panas yang diperoleh
darei berbagai sumber untuk menghangatkan telur sehingga telur tetas menetas.
1
Tipe Mesin tetas
1. Mesin Tetas tipe basah
Mesin tetas tipe basah adalah mesin tetas yang dilengkapi dengan bak air
dalam mesin tetas dengan tujuan untuk menghasilkan kelembaban yang
sesuai dan dibutuhkan oleh telur yang ditetaskan.
2. Mesin tetas tipe kering
Mesin tetas kering adalah mesin tetas yang tidak dilengkapi bak air untuk
mebuat kelembaban di dalam ruangan mesin tetas, mesin tetas tipe ini
kurang diminati karena tidak ada kelembaban didalam ruangan yang
mengakibatkan berkurangnya daya tetas.
3. Macam Sistim panas yang dihasilkan :
- Sistim udara panas ( hot air incubator )
- Sistem air panas ( hot water Incubator )
- Sistem pemanas listrik
- Lampu minyak tanah
- Kombinasi
2
4. Ventilasi mesin tetas pada
§ hari pertama ventilasi ditutup sampai hari ke 3.
§ hari keempat ventilasi dibuka ¼ bagian untuk pertukaran udara
§ hari ke 6 ventilasi dibuka setengah bagian
§ hari ke 9 ventilasi dibuka sepenuhnya sampai hari terahir proses
penetasan
3
Gambar 2 : Kerangka pandang Depan
4
Gambar 5 : Pemasangan dinding belakang
7. Setelah siap, pasangkan potongan triplek tadi pada samping kanan dan
kiri kotak penetasan. Isilah ruangan antara dinding dengan serbuk kayu
atau sekam padi atau kapuk.
5
diberi lubang fentilasi dengan diameter 5 Cm. Lubang ventilasi perlu
dilengkapi dengan penutup yang dapat dibuka tutup.
10. Pintu bisa dibuat dari papan atau triplek rangkap 2. Lengkapi pintu ini
dengan kaca dengan tujuan untuk dapat melihat telur maupun termometer
pemantau suhu ruangan tanpa harus membuka pintu. Ukuran kaca 24 Cm
x 10 Cm.
11. ooo
6
C. Membuat pemanas mesin tetas
1. Pemanas minyak tanah
Pipa pemanas yaitu pipa yang menghantarkan panas dari lampu teplok ke
dalam ruangan penetasan telur.
a. Bahan dan Alat :
- Seng
- Solder / patri
- Gunting seng
- Lampu teplok
b. Pembuatannya yaitu :
- Potonglah seng talang ukuran 85 cm x 17 cm sebanyak 2 lembar
dan ukuran 15 cm x 17 cm sebanyak 2 lembar.
- Bentuklah potongan lembaran seng menjadi pipa, bagian
sambungan di patri atau disolder sampai rapat jangan sampai ada
kebocoran.
7
Gambar 12 : Pemasangan pipa pemanas
2. Pemanas listrik
Sumber pemanas dengan listrik bisa digunakan lampu pijar (bohlam) atau
kawat kumparan pijar yang dipasang diatas ruangan mesin tetas.
Penggunaan listrik ini diperlukan pemutus arus otomatis (Termoregulator)
yang akan memutus arus listrik jika temperature ruangan penetasan
melewati batas yang telah ditentukan
a. Bahan dan alat :
- Kabel listrik
- Dudukan lampu
- Steker (colokan)
- Swit pemutus arus otomatis (termoregulator)
- Isolatif
- Obeng
- Tang
b. Pembuatan
- Pasanglah dudukan lampu pada atap bagian dalam kotak mesin
tetas dengan cara dibaud dengan mor.
- Sambungkan kabel dengan dudukan lampu (+) dan (-)
8
- Kabel dari lampu dihubungkan dengan Termoregulator
- Ujung kabel yang lain melalui lobang dikeluarkan untuk dipasang
dengan steker (colokan)
- Semua sambungan kabel atau kabel yang terkelupas diisolasi
untuk menhidari arus pendek / korsleting.
- Hubungkan kabel mesin tetas dengan stop kontak
- Setinglah termoregulator pada suhu yang dikehendaki yaitu antar
102oF – 104oF
9
Gambar 16. Mesin tetas listrik
Keterangan :
- Tumpukasn atas mesin tetas listrik kapasitas 100 butir telur
- Bawah mesin tetas listrik kapasitas 500 butir telur
10