Anda di halaman 1dari 7

PERANAN TEKNOLOGI MEKANISASI

DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR


UNTUK PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN
PETANI LAHAN KERING

Rudy Tjahjohutomo
Balai Besar Mekanisasi Pertanian

ABSTRAK

Air sebagai salah satu sumber daya utama pertanian terutama di lahan kering perlu
dikelola dan dimanfaatkan secara efisien dan bijaksana yang mengharuskan adanya keterlibatan
teknologi mekanisasi pertanian yang salah satu alternatifnya ialah pemanfaatan pompa air
bertenaga penggerak sumber daya air itu sendiri (water turbine pump). Pompa air turbin adalah
tipe pompa air yang merupakan reaksi turbin hidrolis (Kaplan Turbine) yang menggerakkan
pompa air sentrifugal. Turbin hidrolis atau turbin air merupakan komponen tenaga penggerak dan
pompa sentrifugal sebagai komponen yang digerakkan. Mesin ini tidak memerlukan bahan bakar
maupun daya listrik dan hanya bekerja dengan memanfaatkan energi air. Mesin pompa ini
memiliki konstruksi yang sederhana, reliabilitas dan kinerja yang tinggi, mudah dioperasikan
tanpa menimbulkan suara bising dan polusi, mudah dalam perawatan. Berdasarkan karakteristik
tersebut di atas maka penggunaan pompa air turbin ini tentunya sebagai upaya antisipasi atas
semakin mahal dan semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil

PENDAHULUAN

Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (PRPPK) telah digulirkan oleh
pemerintah pada tanggal 11 Juni 2005. Komoditi yang akan direvitalisasi adalah pertanian dalam
pengertian skala luas (food, fiber, estate-crops, forest). Seluruh kelompok komoditas pertanian
yang dijadikan obyek revitalisasi pada hakekatnya adalah sangat tergantung pada ketersediaan
air atau air merupakan faktor vital pendukung keberhasilan program. Apabila air merupakan
faktor vital keberhasilan program maka harus dipandang sebagai sumberdaya air (SDA).
Pendekatan pandang pemahaman air sebagai SDA dirasakan penting karena apabila bagian dari
RPPK adalah hutan maka air dalam hal ini mencakup pengertian sumber air dari suatu daerah
aliran sungai. Pemahaman air sebagai subsistem sumberdaya air sangat penting dilakukan
karena akan membicarakan salah satu bentuk pemanfaatannya yaitu sebagai komponen utama
pertanian. Tanpa pemahaman yang jelas tentang arti makna sumberdaya air maka implementasi
PRPPK akan mengalami hambatan bahkan memunculkan kondisi paradoksial. Kondisi
paradoksial akan terjadi karena adanya beberapa alasan, yaitu: (1) potensi air, semua yang
terkandung dalam air atau sumber air yang dapat memberikan manfaat bagi semua kehidupan.
Manfaat air/sumber air sebagai sumber kehidupan, energi, transportasi, kesehatan, estetika
menimbulkan kecenderungan kelangkaan air secara kuantitas dan kualitas akibat persaingan
pemanfaatan (pertanian dan non-pertanian) dan kerusakan SDA semakin meningkat; (2) dari
total 6,7 juta ha lahan irigasi di Indonesia + 23% dalam kondisi rusak (Air, 2002; Kompas, 2005);
(3) rata-rata tiap tahun terdapat luas tanam sekitar 4,5 juta ha ekivalen dengan kebutuhan air
38,91 milyar kubik air dan hanya tersedia 33,06 milyar air (Air, 2002); (4) sering terjadinya
anomali iklim akibat efek pemanasan global; (5) belum dipahaminya nilai air; (6) faktor politik (UU
Otonomi Daerah tahun 2004 dan UU Sumber Daya Air tahun 2004).

Deskripsi umum pompa air turbin


Pompa air turbin adalah tipe pompa air yang merupakan reaksi turbin hidrolis (Kaplan
Turbine) yang menggerakkan pompa air sentrifugal. Turbin hidrolis atau turbin air merupakan
komponen tenaga penggerak dan pompa sentrifugal sebagai komponen yang digerakkan. Mesin
ini tidak memerlukan bahan bakar maupun daya listrik dan hanya bekerja dengan memanfaatkan
energi air. Mesin pompa ini memiliki konstruksi yang sederhana, reliabilitas dan kinerja yang
tinggi, mudah dioperasikan tanpa menimbulkan suara bising dan polusi, mudah dalam
perawatan. Berdasarkan karakteristik tersebut di atas maka penggunaan pompa air turbin ini
tentunya merupakan upaya antisipasi atas semakin mahal dan semakin menipisnya cadangan
bahan bakar fosil.

Kisi-kisi masuknya air


yang menggerakkan Outlet Pompa
baling-baling turbin Rumah Pompa
Sentrifugal

Kisi-kisi masuknya memegang baling-


air yang dipompa baling sentrifugal
oleh baling2 dan turbin pada
sentrifugal satu sumbu.

Lubang draft tube Baling-baling Turbin


yang memperkuat
daya dorong air
untuk
menggerakkan
baling-baling turbin.

Gambar 1. Bentuk fisik Pompa air Turbin.

Energi Potensial Energi Kinetis Energi Mekanis

DAM Rumah Pompa Pompa Air Turbin

Diagram prinsip kerja pompa air turbin


Berdasarkan konversi energi, pompa air turbin merupakan alat yang mengkonversi energi
hidrolik atau energi air secara langsung menjadi energi mekanis seperti diilustrasikan pada
diagram kotak sebagai berikut :
Pompa air turbin yang mempunyai sumbu tunggal akan bekerja di bawah permukaan air
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. dimana unit pompa terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang
bergerak yaitu pada bagian bawah unit pompa adalah komponen rakitan turbin air tipe aksial
(proppeller) dan bagian atas adalah komponen rakitan pompa sentrifugal (impeller) yang
terpasang pada satu sumbu (shaft). Gambar potongan melintang pompa air turbin tersebut
menunjukkan komponen utama yang terdiri dari : a) Impeller; b) Volute casing; c) Runner; d)
Draft tube; dan e) Delivery pipe.
Pompa air turbin bekerja bermula dari sejumlah air pada ketinggian dan arus tertentu yang
diperlukan untuk kerja pompa. Aliran air dengan sejumlah energi tertentu melewati turbin air
sehingga mendorong baling baling turbin (runner) untuk berputar. Dengan berputarnya runner,
maka baling baling pompa sentrifugal (impeller) yang terpasang satu as dengan baling baling
turbin air juga berputar. Gaya putar runner yang ditimbulkan oleh air semakin besar dengan
adanya komponen tabung (draft tube). Berputarnya baling baling sentrifugal menimbulkan gaya
sentrifugal terhadap sejumlah air yang masuk ke komponen pompa sentrifugal, terlempar dan
terkumpul di dalam volute casing dan terdorong ke pipa penyalur dan kemudian dialirkan ke
lahan yang lebih tinggi melalui pipa pengeluaran (outlet) dengan aliran yang kontinyu dan
konstan.

Gambar

Drawn By : Rudy
Catatan Notasi :
H : net working head dari pompa air turbin (m)
Q : debit air yang mengalir pada turbine runner (lt/det)
n : kecepatan putar pompa air turbin (rpm)
N : daya keluaran turbin (kW)
q : debit air yang dipompa, discharge (lt/det)
h : tinggi pemompaan (m)
Eu : efisiensi pompa air turbin (%).

Prinsip instalasi pompa air turbin pada rumah pompa


Pompa air turbine dengan tipe dan karakteristik tertentu dipasang pada bangunan rumah
pompa (pump pit). Aliran air sungai dengan debit tertentu dialirkan ke dalam rumah pompa
dengan beberapa alternatif konstruksi bangunan air yaitu a) Diversion Dam Type, b) Diversion
Canal Type, c) Canal Drop Type, dan d) Tidal Sluice Type; yang pemilihannya didasarkan atas
beberapa pertimbangan utama seperti kondisi sungai, besarnya debit aliran air, pertimbangan
konstruksi dan ekonomi. Salah satu contoh konstruksi untuk mengarahkan aliran air sungai ke
rumah pompa ialah bangunan tipe dam (lihat gambar 3). Komponen konstruksi pendukung
lainnya selain dam ialah saluran pemasukan (inlet channels), tailrace, sluice gate, trashracks,
draft tube, dan discharge/outlet pipe.
Adapun cara pemasangan pompa air turbin di dalam rumah pompa terdapat beberapa tipe
sebagai berikut :
1. Instalasi Vertikal
Instalasi vertikal ialah tipe pemasangan pompa air turbin di rumah pompa dengan posisi
sumbu (shaft) pompa tegak lurus terhadap permukaan air di dalam rumah pompa.
Keunggulan dari tipe instalasi ini ialah mudah dalam membongkar dan merakit untuk
perawatan pompa. Beban terhadap bantalan as selama pompa beroperasi lebih seragam
dan seimbang serta ukuran drft tube relatif lebih pendek.
2. Instalasi Horisontal
Instalasi horisontal ialah tipe pemasangan pompa air turbin dengan posisi sumbu pompa
sejajar terhadap permukaan air di dalam rumah pompa. Keunggulan tipe pemasangan ini
ialah pekerjaan penggalian tanah saat membangun rumah pompa secara komparatif menjadi
berkurang sehingga pompa secara langsung dapat dipasang pada pintu kendali air atau
pada tinggi stasiun yang rendah (H’) dan pemasangan menjadi sederhana dan ekonomis.

INSTALASI POMPA AIR TURBIN

DAM

Rumah Sungai

Pintu Air
3.
4.
WTP
Gambar 3.
Pipa Penyalur
Diagram instalasi Pompa Air Turbine di dalam rumah pompa (pump pit) dimana
1. Instalasi Seri sejumlah aliran air sungai yang dibendung oleh dam diarahkan ke rumah pompa.
Instalasi pompa air turbin secara seri ialah tipe pemasangan antar dua atau lebih unit
pompa bersebelahan di dalam satu rumah pompa yang dicirikan oleh penyambungan antara 2
atau lebih unit pompa air dimana pipa pengeluaran (outlet) unit pompa yang yang pertama
dihubungkan dengan lubang masuknya (inlet) air yang dipompa (q) pada unit pompa berikutnya.
Tipe instalasi seri ini (lihat contoh pada gambar 4 dan 6) akan menjadikan total ketinggian
pemompaan dan laju masuknya air ke pompa meningkat dikalikan sesuai dengan jumlah pompa
yang dipasang dalam satu rumah pompa, sedangkan debit air pengeluaran pompa (discharge)
tetap konstan seperti debit pengeluaran satu unit pompa. Dengan demikian instalasi seri
dilakukan bila tinggi pemompaan tidak mencukupi seperti
Rumah Pompa Sungai
DAM yang dikehendaki dan tidak ada
alternatif model pompa lainnya yang bisa mencukupi ketinggian pemompaan. Instalasi seri
umumnya dilakukan dengan memasang 2 pompa telah mencukupi, namun demikian bila
ketinggian pemompaan belum juga terpenuhi dapat dipertimbangkan pemasangan lebih dari 2
unit pompa secara seri.
WTP 1

WTP 2

Pipa Penyalur
Gmbar 4. Instalasi pompa air turbin tipe seri.

2. Instalasi Paralel
Instalasi pompa air turbin secara paralel (gambar 5) ialah tipe pemasangan antar dua atau
lebih unit pompa turbin bersebelahan di dalam satu rumah pompa dimana outlet 2 atau lebih unit
pompa tersebut dihubungkan (bermuara) pada satu pipa pengeluaran yang berdiameter lebih
besar. Instalasi paralel ini perlu dipertimbangkan pemasangannya bila aliran air sebagai faktor
pembatas dimana debit yang dipompa tidak mencukupi sesuai yang dikehendaki bila dipompa
oleh satu unit pompa. Tinggi pemompaan pada instalasi paralel ini sama dengan tinggi
pemompaan oleh satu unit pompa, akan tetapi total debit air yang dipompa (inflow rate) dan debit
pengeluaran (discharge) menjadi lebih besar yaitu merupakan penjumlahan debit dari jumlah
pompa yang dipasang secara paralel.
Rumah Pompa DAM
Sungai

WTP 1

WTP 2

Pipa Penyalur
Gambar 5. Instalasi pompa air turbin tipe paralel.

KASUS INSTALASI POMPA AIR TURBIN DI KABUPATEN PURBALINGGA, JAWA TENGAH.

Pompa air turbin ini atas prakarsa Badan Pangan Sedunia (FAO) mengadopsi dari negara
RRC dan diuji cobakan di Indonesia dengan lokasi di Kabupaten Cirebon Jawa Barat dan
Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Di Kabupaten Cirebon instalasi pompa turbin dipasang
secara paralel sedangkan di Kabupaten Purbalingga dipasang secara seri. Perancangan
konstruksi dan pemasangan dilakukan sendiri oleh penulis dan petugas dari Dinas Pertanian
Jawa Barat dengan supervisi penuh dari tenaga ahli Departemen Irigasi Thailand-Kementrian
Irigasi Dan Kerjasama Kerajaan Thailand atas data dasar (iklim, curah hujan, debit air, peta
situasi dll.) yang disediakan oleh Direktorat Perluasan Areal – Direktorat Jenderal Pertanian
Tanaman Pangan pada waktu itu.
Khusus di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, pompa turbin dipasang di Desa
Talagening yang ditujukan untuk menaikkan air dari sungai dengan ketinggian mencapai 28
meter tegak lurus. Oleh karena itu pompa turbin yang dipasang dari model LW 40-4 yang terdiri
dari 2 unit yang dipasang secara seri. Pemasangan secara seri ini dimaksudkan agar tinggi
pemompaan dapat mencapai sekitar 28 meter dengan debit air sama dengan debit air yang
dikeluarkan oleh satu unit pompa. Gambar 7a~7e menggambarkan uji fungsional pompa air
turbin yang telah selesai dipasang.
Spesifikasi teknis pompa air turbin antara lain : diameter turbin 40 cm; ketinggian kerja
pompa (net working head) 3,5 meter; total ketinggian pemompaan 14 meter/unit pompa; putaran
as rata-rata 963 rpm dengan aliran kerja turbin 649 liter/detik yang menghasilkan debit pompa air
100,7 ltr/detik; daya keluaran turbin 17,2 kW; dengan diameter pipa pengeluaran (discharge) 8
inchi.

Tabel. Data Kinerja Pompa Air Turbin tipe LW 40-4 dan LW 40-6 hasil uji laboratorium pada
beberapa ketinggian kerja (working head: H).
Model LW 40-4 LW 40-6
H Q n N q h Eµ q h Eµ
(m) (lt/det) (rpm) (kW) (lt/det) (m) (%) (lt/det) (m) (%)
1 347 515 2,60 53,8 4 62 34,7 6 64
1,5 425 631 4,78 65,9 6 62 42,5 9 63
2 491 728 7,35 76,1 8 63 49,1 12 63
2,5 549 814 10,28 85,1 10 62 54,9 15 63
3 601 892 13,50 93,2 12 62 60,1 18 62
3,5 649 963 17,02 100,7 14 63 64,9 21 63
4 694 1.030 20,80 107,6 16 62 69,4 24 63
Catatan : LW 40 - 4

Head ratio (lift/head)


Runner diameter (cm)

Long Wave : merek dagang

PENUTUP

Air perlu dikelola dan dimanfaatkan secara efisien dan bijaksana sebagai salah satu
sumber daya utama pertanian terutama di lahan kering yang mengharuskan adanya keterlibatan
teknologi mekanisasi pertanian yang salah satu alternatifnya ialah pemanfaatan pompa air
bertenaga penggerak sumber daya air itu sendiri (water turbine pump). Mesin ini tidak
memerlukan bahan bakar maupun daya listrik dan hanya bekerja dengan memanfaatkan energi
air. Mesin pompa ini memiliki konstruksi yang sederhana, reliabilitas dan kinerja yang tinggi,
mudah dioperasikan tanpa menimbulkan suara bising dan polusi, mudah dalam perawatan.
Berdasarkan karakteristik tersebut di atas maka penggunaan pompa air turbin ini perlu
dipertimbangkan sebagai upaya antisipasi atas semakin mahal dan semakin menipisnya
cadangan bahan bakar fosil.
Satu kelemahan dalam mengintroduksikan pompa air turbin ini ialah memerlukan investasi
konstruksi pemasangan yang relatif besar. Namun demikian konstruksi dam dapat
memanfaatkan yang telah ada sehingga yang diperlukan ialah penambahan konstruksi rumah
pompa. Demikian pula perlu dilakukan kajian aspek finansial operasional pompa air turbin dan
kelayakan ekonomis disesuaikan dengan keunggulan karakteristik teknis dan kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Handaka, Prabowo A., Budiastuti, M.J.T. 2005. Masalah Dan Peluang Peran Sumberdaya Air
Sebagai Pendukung Revitalisasi Pertanian . Makalah Seminar. Makalah disampaikan
pada seminar BPTP Lampung, tanggal 19 – 20 September 2005. Balai Besar
Mekanisasi Pertanian. Serpong.

Vadanaphong, B. 1984. Water Turbine Pump Station Design Manual. Irrigation Regional Office II,
Ministry of Agriculture And Cooperatives, Royal Irrigation Department. Lampang
Thailand.

Anda mungkin juga menyukai