Anda di halaman 1dari 5

NATURAL SELECTION

HIDE AND SEEK

A. OBJECTIVE
To konow the influence of natural selection with the life directness of living things.
B. TOOLS AND MATERIALS
1. Any kind of seeds such as green peal, soya bean, rice and corn (@ 20 seeds).
2. 1 piece of newspaper.
3. Stopwatch.

C. PROCEDURES
1. Put the paper as a layer.
2. Spread the seeds randomly over the paper.
3. One of member of the group put the seeds one by one in 30 seconds
4. Use index and middle finger to take the seed, one by one.
5. Write the kind and amount of seed which cat get in 30 seconds into table.
6. Repeat the activity above with other member of the group.

D. DATA OF EXPERIMENT
Kind of Amount Amount Amount (3)
seeds (1) (2)
Green peal 3 2 4
Soya bean 7 3 7
Rice seed 1 3 4
Corn 1 3 1

E. ANALYSIS AND DISCUSSION


Percobaan ini berjudul hide and seek dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
seleksi alam terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup. Seleksi alam adalah proses di alam.
Misalnya perubahan lingkungan. Persaingan antarorganisme. dan proses makan dimakan. yang
dapat memilih organisme yang dapat bertahan hidup atau tidak dapat bertahan hidup di alam.
Pengertian dan arti definisi seleksi alam adalah seleksi yang terjadi pada individu-individu yang
hidup di alam, sehingga individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut
akan terus hidup dan beranak pinak, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam
lingkungan sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu.
Dalam percobaan ini, kita, praktikan dianalogkan sebagai burung pemakan biji. Terdapat
berbagai macam biji di atas sebuah kertas. Biji yang digunakan ada empat macam, yaitu: kacang
hijau, kedelai. Beras, dan jagung. Kertas yang digunakan adalah kertas koran.
Praktikan mengambil biji dengan jari telunjuk dan jari tengah. Kedua jari ini dianalogikan
sebagai apruh burung pemakan biji. Setelah semua anggota kelopok mengambil biji, masing-
masing selama 30 detik, diperoleh rata-rata hasil sebagai berikut, kacang hijau sejumlah 3,
kedelai 5,6, beras 2,6, dan terakhir jagung 1,6. Dari percobaan ini diketahu bahwa ternyata biji
yang paling banyak diambil adalah kedelai dan yang paling sedikit adalah jagung.
Jika hasil ini dibandingkan dengan kehidupan nyata, burung pemakan biji paling banyak
akan memilih biji jagung sebagai makanannya. Hal ini dikarenakan biji jagung mempunyai
warna yang lebih menarik dan mencolok daripada yang lain. Jenis biji yang akan dipilih oleh
burung umumnya yang berwarna mencolok dan juga besar. Namun, Hewan, terutama burung
akan lebih memilih makanan berwarna mencolok sebagai makanannya daripada yang besar. Jadi
seharusnya yang paling banyak diambil oleh praktikan adalah jagung dan setelah itu dapat juga
kedelai karena bentuknya paling besar. Namun ternyata yang paling sedikit diambil adalah
jagung. Kejadian ini dapat dikarenakan beberapa alasan dan alasan-alasan tersebut sebenarnya
juga dapat diperbaiki dengan berbagai cara.
Alasan yang pertama adalah praktikan sebagai manusia sulit memposisikan diri sebgai
burung pemakan biji. Subjektivitas praktikan saat mengambil biji sangat besar. Burung
mempunyai naluri untuk makan saat mengambil biji. Alasan kedua, praktikan sebagai manusia
tidak berpikir seperti burung dalam mengambil biji. Praktikan mengambil biji yang mereka
senangi. Kesukaan adalah suatu hal yang subjektif yang tidak dapat disamakan antar manusia.
Ketiga, burung mengambil makan setelah terbang ke beberapa tempat, merasa lelah dan lapar.
Sebelum praktikan mengambil biji, praktikan dapat berlari atau berjalan terlebih dahulu.
Selanjutnya, mata burung yang hanya dapat melihat kesamping sangat berbeda dengan
manusia yang melihat ke depan. Perbedaan ini dpat diminimalisir degan memberi batas anatara
mata kanan dan kiri dengan kertas sehingga dapat membuat praktikan tidak hanya melihat ke
depan. Praktikan juga terkadang membuka jari terlalu lebar saat mengambil biji padahal paruh
burung hanya dapat membuka beberapa sentimeter. Membukanya jari telunjuk dan jari tengah
seharusnya dibatasi hanya beberapa sentimeter. Kemudian lagi, alas yang berupa koran yang
bergambar dan tidak polos, tidak sesuai dengan tempat biji sebenarnya (tanah) yang polos. Alas
yang dipakai akan lebih baik jika polos. Setelah dihitung, ternyata jumlah biji yang diberikan
tidak sama untuk setiap biji. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil percobaan. Biji juga
seharusnya disebar secara merata dan bukannya acak.
Dengan meminimalisir sifat praktikan sebagai mausia dan membuat praktikan semirip
mungkin dengan burung pemakan biji, hasil praktikum akan dapat menggambarkan keadaan
yang sebenarnya dari burung pemakan biji.
Percobaan ini merupakan salah satu contoh seleksi alam, bahwa biji yang wrananya
mencoloklah yang akan dipilih oleh burung pemakan biji. Seperti halnya ketika burng memberi
makan anaknya yang baru menetas. Induk burung akan terlebih dulu memberi makan pada anak
burung yang warna paruh dan kepalanya paling mencolok sehingga diantara semua anak burung
tersebut, yag akan lebih bertahan hidup adalah anak burung yang paruhnya mencolok tersebut.
Brung yang warnanya biasa saja atau hampir sama dengan sarangnya, kemungkinan untuk
bertahan hidupnya lebih kecil. Disinilah seleksi alam bekerja.
Teori seleksi alam bersndar pada tiga prinsip utama, yaitu:
 Setiap generasi dihasilkan anak yang luar biasa berlebih jumlahnya.
 Terdapat variasi yang dapat diwariskan pada populasi anak yang terlalu besar itu.
 Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang
teradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungannyalah yang akan berhasil dan
menghasilkan keturunan yang akan mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut.
Banyak contoh tentang seleksi alam di hidup kita. Di Kepulauan Galapagos misalnya,
terdapat contoh adanya seleksi alam. Kaktus yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura
tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang hidup di pulau yang dihuni kura-
kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras
dan kaku. Organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu bertahan hidup.
Sebaliknya, organisme yang tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah. Contoh organisme
yang punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha menjelaskan
punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena jutaan tahun
yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang
mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu tersebut menghalangi sinar
matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya, banyak
tumbuhan mati. Dinosaurus yang herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati. Dinosaurus
pemakan daging yang tidak mendapat mangsa akhirnya.
Contoh lainnya adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupu-kupu biston
betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersayap gelap. Awal
mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupu-kupu yang bersayap
cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori
pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu
yang bersayap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu-kupu bersayap gelap
meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.

F. CONCLUSION
Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut akan terus hidup
dan beranak pinak, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungan
sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu.

G. REFERENCES
Fried,Goerge.2005. Schaun’s outline of teori dan soal-soal biologi. Jakarta: Erlangga
http://organisasi.org/teori_evolusi_charles_darwin_tentang_seleksi_alam_dari_inggris_dgn_buk
u_on_the_origin_of_species_by_means_of_natural_selections
http://www.crayonpedia.org/mw/Kelangsungan_Hidup_Makhluk_Hidup_Melalui_Adaptasi,_Sel
eksi_Alam_Dan_Perkembangbiakan_9.1
REPORT OF SCIENCE 3 PRACTICE

NATURAL SELECTION
“HIDE AND SEEK”

Lecture: Asri Widowati, M.Pd.

By:
Tri Rumiyarti NIM. 08312241009
Winarto NIM. 08312241016
Yanarti NIM. 08312241026
Amini Setyaningsih NIM. 08312241038

PROGRAM STUDY OF SCIENCE EDUCATION


FACULTY OF MATHEMATICS AND SCIENCES
STATE UNIVERSITY OF YOGYAKARTA
2011

Anda mungkin juga menyukai