Anda di halaman 1dari 3

Agar Selalu Shalat 5 Waktu

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ustadz yang saya hormati, saya laki-laki usia hampir 37 tahun, istri 1 & anak 2. Saya sampai hari
ini, susah sekali menjalankan sholat 5 waktu, paling-paling hanya waktu Mahrib saja, kadang
juga tidak sholat sama sekali, tapi kalau Jum'atan pasti selalu saya laksanakan.

Latar belakang pendidikan agama terutama baca-tulis al-Quran tidak bisa sama sekali, tapi kalau
pengetahuan tentang ke-Islaman saya cukup lumayan (kata istri). Istri saya pandai membaca al-
Quran, karena kesibukan kerja dan ngurus anak tidak sempat ngajari saya baca huruf Arab. Latar
belakang keluarga saya tentang agama Islam kurang kuat, 50% saudara kandung saya Nasrani,
tapi Ibu-Bapak Muslim.

Keinginan saya untuk rajin sholat selalu ada, tetapi kenapa tidak bisa saya laksanakan, padahal
kesempatan waktu sangat banyak, memang istri kurang banyak mendorong dengan kuat
(kadang-kadang saja). Untuk itu saya mohon nasihat Ustadz agar saya bisa rajin sholat 5 waktu
dan tepat waktu.

Terima kasih

Singomenggolo
Jakarta

Jawaban:

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Bismillah, Washshalatu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du

Masalah anda yang rajin shalat dan rajin pula meninggalkannya, memang perlu diperhatikan
secara seksama. Sebab bila tidak, akan menjadi sebuah gaya hidup yang keliru. Apalagi bila anda
katakan sudah punya anak 2 orang. Bagaimana nanti anak anda akan rajin shalat kalau melihat
ayahnya sering shalat tapi sering juga mangkir..?

Untuk membedahnya, paling tidak ada 5 sisi permasalahan yang perlu anda perhatikan baik-baik.

1. Masalah Persepsi

Tindakan seseorang biasanya sangat dipengaruhi oleh persepsi yang ada di dalam kepalanya.
Kalau persepsi anda tentang shalat adalah sebuah ibadah yang bisa dilakukan dan boleh juga
ditinggalkan, maka apa yang anda lakukan pastilah tidak akan jauh-jauh dari persepsi anda itu.

Masalahnya, sesungguhnya ibadah shalat itu adalah kewajiban mutlak yang harus dilakukan oleh
setiap orang yang mengaku muslim. Bahkan para ulama mengatakan bahwa batasan seseorang
itu menjadi muslim atau tidak adalah masalah shalatnya itu.
Juga ada hadits yang menyebutkan bahwa yang pertama kali akan dihisab nanti dari seorang
hamba Allah adalah masalah shalatnya. Bila shalatnya itu baik, maka amal-amal yang lainnya
akan cenderung ikut baik. Sebaliknya bila shalatnya itu rusak, maka amal-amal lainnya pun akan
ikut cenderung rusak juga.

Maka kalau anda masih mempunyai persepsi bahwa shalat itu boleh ditinggalkan, perbaikilah
persepsi anda yang salah itu dan ganti dengan persepsi yang benar. Jangan-jangan kemangkiran
anda dari shalat karena anda berpersepsi bahwa sholat itu boleh ditinggalkan, meski berdosa tapi
tidak bejendol.

2. Masalah Kebiasaan

Ada juga orang yang tidak shalat bukan karena salah presepsi. Artinya dia tahu shalat itu wajib
dan bila ditinggalkan dosa dan akan dibakar di neraka. Masalahnya adalah orang itu tidak pernah
terbiasa untuk menjalankan shalat dengan genap. Dan ketidak-biasaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengkristal menjadi sebuah habbit / kebiasaan.

Di dalam Al-Quran, orang seperti ini dikatakan lalai dari shalatnya dan termasuk orang yang
celaka juga.

Maka sejak kecil seharusnya setiap orang sudah dibiasakan untuk melakukan shalat. Bahkan
sejak belum baligh pun anak-anak sudah diperintahkan untuk shalat. Tujuh tahun adalah usia
untuk secara tegas memerintahkannya shalat. Sepuluh tahun adalah usia dimana orang tua boleh
memukul anak yang tidak mau shalat. Dan begitu baligh, maka perintah sholat menjadi lebih
serius lagi. Semua ini merupakan pembiasaan yang harus ditumbuhkan sejak kecil.

Kalau anda tidak sempat mengalami hal itu, maka anda harus mulai saat ini melakukan
pembiasaan itu.

3. Masalah Pergaulan

Seseorang yang dahulu rajin shalat bisa saja menjadi jarang-jarang shalat karena masalah
pergaulan. Bila gaulnya dengan orang-orang yang shalatnya jarang-jarang, maka kemungkinan
besar dirinya akan terkena imbas negatif. Paling tidak, pergaulan itu akan membuatnya tidak
disiplin dan tidak ada yang mengingatkan atau membawanya kepada suasana untuk shalat.

Kalau anda punya teman pergaulan yang demikian, mulailah membuat jarak dan perlahan-lahan
tinggalkan bergaul dengan mereka. Sebab tidak ada untungnya buat anda. Sebaliknya,
bertemanlah dengan orang-orang shalih yang selalu mengerjakan shalat. Anda akan menikmati
betapa indahnya hidup ini bila kita selalu shalat.

4. Masalah Tekad

Tekad di dalam dada yang kurang kuat sering kali bisa dikalahkan dengan mudah oleh berbagai
halangan. Entah itu karena dalam perjalanan, entah karena lagi sibuk, entah juga karena halangan
lainnya.

Namun bila dalam diri seserang sudah tertanam tekad untuk shalat, apapun halangannya tidak
akan ditinggalkan shalatnya itu. Meski dia harus kehilangan kesempatan jadi presiden sekalipun.
Sebab apa yang ada di dalam dada sudah membuatnya merasa harus segera melakukan shalat,
apapun kondisinya.

5. Masalah Do’a

Bila semua masalah itu sudah anda atasi dan anda perhatikan dengan baik, tinggal anda minta
kepada Allah agar selalu diberikan kesempatan shalat dengan baik dan sempurna. Sebab shalat
itu merupakan kesempatan yang Allah berikan, tidak ada yang bisa menghalangi orang yang mau
shalat. Dan tidak ada orang yang bisa memaksa orang lain untuk shalat. Allah sajalah yang pada
akhirnya menggerakkan hati seseorang untuk mau shalat atau tidak. Semua upaya itu pada
akhirnya akan sangat tergantung dari Allah juga.

Maka mintalah kepada Allah agar anda bisa selalu beristiqamah dalam menjalankan shalat yang
merupakan wahana komunikasi antara langit dengan bumi.

Wallahu a'lam bishshawab Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Ahmad Sarwat, Lc.

Anda mungkin juga menyukai