Anda di halaman 1dari 6

Sajak Untuk Ibu

Siapalah daku tanpa dirimu


Walaupun kau sering memarahiku
Daku tidak pernah kecewa
Kata-katamu bak mutiara
Kerana ku tahu disebalik kekatamu itu
Terselindung secebis kasih seorang Ibu terhadap anaknya...
ku pasti setiap nasihat itu adalah untuk
kebaikan diriku...
Mengajarku erti sebuah kehidupan

Ibu….
Daku telah banyak berdosa kepadamu
Dapatkah daku membalas jasa baktimu
Yang laksana pepasir di pantai
Yang telah menyabung nyawa demi melahirkan diriku
Yang tidak jemu-jemu mendengar tangisanku semasa kecil
Dan menatap wajahku yang hina ini...

Sempena Hari Ibu


Daku berdoa ke atas kesejahteraan dirimu
Agar dipanjangkan umur dan sentiasa bahagia
Disamping keluarga tercinta...

Aku Masih Ingat

Aku masih ingat


dan akan terus ingat
sehingga akhir hayat
dulu engkau banyak menderita

aku masih ingat


dulu engkau banyak menangis
aku masih ingat
dulu engkau banyak berkorban
apa saja

aku masih ingat


dulu engkau berbalut ketabahan
membesarkan aku mengenal kemanusiaan
aku masih ingat
dulu engkau berlantaikan semangat
mengasuh aku menjadi insan beriman

aku masih ingat


dulu engkau berdinding kegigihan
mendidik aku menjadi anak soleh

aku masih ingat


dulu engkau merumahkan setia
memelihara aku dengan kasih sayang
menjadi manusia berguna

aku masih ingat….


aku masih ingat….
tak kan mudah aku lupa
karena jasamu tak terbalas semuanya
karena tak terenang sepenuhnya
di laut budimu

ibu……..!!!!
aku masih ingat
mengucapkan terima kasih
dan akan terus ingat melafazkannya
sehingga akhir hayat
aku masih ingat
segala yang murni itu…
~Sepriadi~

Lihat juga Riwayat Seorang Ibu.

Technorati Tags: azhad, sajak, puisi, ibu, hari ibu


GURU

Guru.....
Jasamu amat berharga
Mendidik kami
Menjadi insan yang berguna
Buat menyambung warisan pada hari muka.

Guru....
Begitu tabah dan sabar
Engkau mencurahkan baktimu
Kepada kami yang tidak pernah kenal ilmu
Menjadi insan yang berilmu.

Guru.....
Hasil penat lelahmu kini terbukti
Dan kini kami di menara gading
Ingin kami ucapkan kepadamu.........
Terima kasih yang tidak terhingga.

IBUKU

Engkau  tidak pernah jemu


Membelai,mengasuh dan melayaniku
Dengan penuh kasih sayang
Bagai 'menatang minyak yang penuh'.

Dari kecil hingga kini


Masih terbayang dalam ingatan
Betapa besarnya pengorbanan yang kau berikan
Tanpa berharap sebarang balasan.

Kini,
Tiba masa untuk aku membelamu
Akan ku curahkan bakti
Walaupun... ku sedar pengorbananku
Tidaklah sebesar mana
Namun.... aku akan memastikan
Bahawa engkau akan
Mengukirkan senyuman.

TANAH PUSAKA

Di tanah pusaka ini


Bumi menjadi gembur
Pohon-pohon segar menghijau
Di sini terpahat tugu keazaman
Berdiri anak bangsa berikrar
Belajar mengenal erti dewasa
Menjadi manusia berdarah satria.

Di tanah pusaka ini


Biar aku hanya tinggal nama
Namun perjuangan tetap bersama
Meniti hari esok
Aku sanggup berbuat apa
Asalkan kau hidup selamanya.

Di tanah ini
Tempat tumpah darahku
Aku bersumpah dengan janji setia
Tanah pusaka hutan belantara
Kini penuh rumah
Penjaga amanah harta warisan
Serta maruah bangsa dan agama.

PERJALANANKU

Aku ikuti.....
Jalan terbentang di mukaku
Walau bengkok berliku-liku
Walau berduri dan tajam batu
Walau bersimpang bercabang-cabang
Tidak aku undur berpatah balik
Kerana..........
Ada ayah dan ibu
Juga teman dan guru
Menunjuk arah dan tuju
Menanam semangat terus maju.

Begitulah perjalananku
Mengasah otak mencanai budi
Mengumpul ilmu penyuluh hidup
Memperkuat kubu benteng diri
Menghambat harapan mengejar cita
Demi diri,keluarga dan bangsa.

TERIMA KASIH TEMAN

Teman....
Harap kau terima bahasaku yang biasa
Tiada berbunga namun begitu
Izinkan aku menghiburkan jiwamu
Dengan akta-kata yang sederhana
Aku bukannya sasterawan negara
Aku hanya manusia biasa.

Teman.......
Biarpun engkau jauh dari mataku
Namun...kenangan bersamamu
Masih tetap dalam ingatan
Tidak terlintas akan terjadi
Bertemu kita berpisah jua akhirnya

Teman...
Hari-hari ku rasa bagai mimpi
Seolah engkau sentiasa di sisi....

BONDA TERSAYANG

Termanggu aku di jendela


Sayup mata di pusaka bonda
Padinya kian membunting
Menunggu masa untuk dilerai

Bonda....
Kau mengakhiri usia di baruh
Yang cuma sekangkang kera
Berkematu kakainya
Mengharungi lumpur likat
Demi sesuap nasi

Bonda......
Dirimu wanita gigih dan tabah
Keringat membahang
Namun tiada disesali
Nasibnya malang

Bonda....
Tiada lagi usapanmu
Hanya tinggal kenangan
Batu-batu nisan
Dimakammu yang kian
Dimamah usia

 SAHABAT

Aku masih di sini


Bersama persahabatan kita
Tidakkan mudah terlerai
Tidakkan mudah hilang di ingatan

Bukan hanya semalam


Tidak cuma kelmarin
Telah bertahun kita bersama
Saling mengenali
Mencipta aneka cerita
Suka duka,sedih genbira
Mengeratkan ikatan mesra
Suci sejati

Kita berpisah
Bukan kerana suka
Kita berpisah
Atas nama keperluan
Demi aku dan engkau
Menuju maju jaya
Masing-masing yakin
Hanya sementara
Diizin Tuhan bersua kita kembali
Andai sebaliknya
Itu juga takdir
Cuma berdoa
Agar dipertemukan semula
Suatu hari nanti

Anda mungkin juga menyukai