Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Trakoma adalah suatu penyakit yang terkenal di dunia sejak dahulu. Mengenai 1/6
dari penduduk di dunia. Penyakit ini dapat mengenai segala umur tapi lebih
banyak ditemukan pada orang muda dan anak-anak. Daerah yang banyak terkena
adalah di semenanjung Balkan. Ras yang banyak terkena ditemukan pada ras
Yahudi, penduduk asli Australia dan Indian Amerika atau daerah dengan higiene
Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan sekret
penderita trakoma atau melalui alat- alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk,
alat-alat kecantikan dan lain-lain. Penularan terjadi terutama antara anak-anak dan
konjungtiva tarsal. Scarring pada konjungtiva tarsal atas, pada sebagian individu,
menimbulkan antra lain abrasi kornea, ulkus kornea dan opasifikasi, dan akhirnya
kebutaan.
1
II. ISI
A. Definisi
B. Etiologi
Masing- masing serotipe ditemukan di tempat dan komunitas yang berbeda beda.
folikular kronis yang secara klinis sulit dibedakan dengan trakoma, termasuk
genital ini tidak memiliki siklus transmisi yang stabil dalam komunitas. Karena
itu, tidak terlibat dalam penyebab kebutaan karena trakoma (Solomon et al, 2004).
C. Patofisiologi
dengan plasma sel dan makrofag dalam folikel. Gambaran tipe folikel dengan
pusat germinal dangan pulau- pulau proliferasi sel B yang dikelilingi sebukan sel
konjungtiva, hilangnya sel goblet, dan pergantian jaringan normal, longgar dan
2
stroma vaskular subepitel dengan jaringan ikat kolagen tipe IV dan V (Solomon et
al, 2004).
Secara klinis, trakoma dapat dibagi menjadi fase akut dan fase kronis , tetapi
tanda akut dan kronis dapat muncul dalam waktu yang bersamaan dalam satu
individu. Derajat keparahan dari infeksi mata oleh Chlamydia trachomatis dapat
iritasi, mata merah, dan discharge mukopurulen. Keterlibatan kornea pada proses
inflamasi akut dapat menimbulkan nyeri dan fotofobia. Secara umum, gejala lebih
Tanda awal infeksi yang kurang spesifik adalah vasodilatasi dari pembuluh darah
limbus. Folikel adalah adalah limfoid germinal dan ditemukan dibawah lapisan
epitel. Folikel terlihat sebagai massa abu-abu atau creamy dengan diameter 0,2-
3,0 mm. Tidaklah normal bila ditemukan satu atau dua folikel pada mata yang
sehat, tertama di canthi lateral atau medial. Karena lapisan superfisial dari stroma
konjungtiva memiliki sedikit jaringan limfoid sampai kurang lebih 3 bulan setelah
lahir, neonatus tidak mampu menahan respon folijular terhadap infeksi mata oleh
Chlamydia. Papil juga dapat terlihat pada fase ini :pada kasus ringan terlihat titik-
titik merah kecil dengan mata telanjang. Dengan bantuan slit lamp, papil terlihat
3
diasosiasikan dengan penebalan konjungtiva, pertambahan vaskularisasi
pembuluh tarsal, dan kadang kadang edema palpebra. Bila kornea terlibat pada
dan tanda kornea lain adalah tanda dari fase aktif, namun pannus dapat bertahan
konjungtiva fornces, konjungtiva bulbi dan daerah atas kornea dapat terkena. Di
daerah endemis trakoma, sikatrik pada daerah tarsal karena episode infeksi
atas, nampak seperti plester putih dengan latar konjungtiva yang eritematous. Di
Bila scar pada konjungtiva tarsal cukup banyak berkumpul, menyebabkan kelopak
mata atas menekuk ke dalam dan menyebabkan bulu mata mengenai bola mata,
hal ini disebut trikiasis. Ketika semua bagian kelopak mengarah ke dalam disebut
Selain nyeri, trikiasis juga mencederai kornea, sebagai efek abrasi kornea dapat
terjadi infeksi sekunder oleh jamur atau bakteri. Karena sikatrik bersifat opak
maka penglihatan dapat terganggu bila mengenai daerah sentral kornea (Solomon
et al, 2004)
4
E. Grading Trakoma
papilar yang
menonjol
Stadium IIB Dengan hipertrofi Aktivitas kuat dengan folikel matur
menonjol hebat
Stadium III Trakoma sikatrik Parut pada konjungtiva tarsal atas,
deviasi
(Ilyas, S, 2007)
5
2. Trakoma Inflamasi berat (TI)
vaskular tarsal.
tarsal.
4. Trikiasis (TT)
6
• Ditandai dengan adanya bulu mata yang mengarah ke bola mata.
F. Diagnosa
1. Riwayat Penyakit
Trakoma aktif biasanya ditemukan pada anak anak, dan penduduk pada daerah
menyentuh bola mata, ada atau tidaknya abrasi kornea, dan ada tidaknya
blefarospasme.
2. Pemeriksaan Klinis
7
Pemeriksaan mata untuk tanda-tanda klinis dari trakoma meliputi pemeriksaan
yang teliti terhadap bulu mata, kornea dan limbus, kemudian eversi palpebra atas,
dan inspeksi konjungtiva tarsal. Binocular Loupes (x2,5) dan pencahayaan yang
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Diagnosis Banding
Trakoma Konjungtivitis folikularis Vernal
katarrh
Gambaran (Dini) papula kecil Penonjolan merah muda Nodul lebar
Lesi atau bercak merah pucat tersusun teratur datar dalam
bertaburandengan seperti deretan beads susunan
bintik-bintik cobblestone
kuning pada pada
konjungtiva tarsal konjungtiva
tarsal atas dan
(Lanjut) Granula
bawah,
dan parut dan parut
diselimuti
terutama pada
lapisan susu
konjungtiva tarsal
atas
Ukuran Lesi Penonjolan besar, Penonjolan kecil, terutama Penonjolan
dan Lokasi lesi konjuntiva konjungtiva tarsal bawah besar, tarsus,
Lesi tarsal atas dan dan forniks bawah tarsus limbus dan
teristimewa lipatan tidak terlibat forniks dapat
retrotarsal kornea- terlibat
pannus, bawah
infiltrasi abu-abu
dan pembuluh
tarsus terlibat
Tipe sekresi Kotoran air Mukoid aatu purulen Bergetah,
berbusa atau frothy bertali, seperti
pada stadium susu
lanjut
Pulasan Kerokan epitel dari Kerokan tidak karakteristik Eosinofil
konjungtiva dan (Koch-Weeks, Morax karakteristik
8
kornea Axenfeld, dan konstan
memperlihatkan mikrokokus,pneumokokus) pada sekresi
eksfoliasi,
proliferasi dan
inklusi selular
Penyulit atau Kornea; Panus, Ulkus kornea, Blefaritis Infiltrasi
sekuela kekeruhan Ektropion kornea
kornea,xerosis, Pseudoptosis
Kornea-
Konjungtiva:
Simblefaron,
Palpebra;
Entropion, trikiasis
(Ilyas, S, 2007)
4. Penegakkan Diagnosa
a. Gejala Klinik :
2) Folikel di konjungtiva forniks superior dan limbus kornea 1/3 bagian atas
Diagnosa trakoma juga dapat ditegakkan bila terdapat satu gejala klinis yang khas
c. Biakan kerokan konjungtiva dalam yolk sac, menghasilkan badan inklusi dan
9
1) Tes fiksasi komplemen, untuk menunjukkan adanya antibodi terhadap
G. Penatalaksanaan
1. Terapi antibiotik
azitromisin.
10
• Azitromisin memiliki efikasi yang tinggi dan kejadian efek samping yang
dikemukakan.
• Azitromisin : dewasa 1gr per oral sehari; anak anak 20 mg/kgBB per oral
sehari
dengan unit ribosom 30S dan 50S. Gunakan bila azitromisin tidak ada.
2. Tindakan bedah
3. Kebersihan wajah
11
• Untuk mensukseskannya, pendidikan dan penyuluhan kesehatan harus
cukup sulit.
H. Kriteria Kesembuhan
1) Folikel (-)
4) Hiperemia (-)
12
III. PENUTUP
Kesimpulan :
3. Diagnosa trakoma ditegakkan bila terdapat 2 dari gejala klinik yang khas,
1gejala klinik dengan kerokan konjungtiva yang positif atau dengan tes
serologis.
penularan trakoma
13
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. 2007. Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-4. Jakarta: Balai Penerbit
14