Anda di halaman 1dari 4

HUKUM PACARAN

dalil dari al Qur’an dan Sunnah, dan penjelasan ulama:

“Yakni yang namanya zina itu tidak hanya diistilahkan dengan apa yang diperbuat oleh
kemaluan, bahkan memandang apa yang haram dipandang dan selainnya juga diistilahkan
zina.” (Fathul Bari, 11/28 oleh Ibnu Hajar Al Asqolany)

‫ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن‬ ِ ‫ َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬. َ‫ك أَ ْز َكى لَهُ ْم إِ َّن هللاَ خَ بِي ٌر بِ َما يَصْ نَعُون‬
َ ِ‫ار ِه ْم َويَحْ فَظُوا فُرُو َجهُ ْم َذل‬
ِ ‫ص‬َ ‫قُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ يَ ُغضُّ وا ِم ْن أَ ْب‬
ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬
َ ‫ظنَ فُر‬
‫ُوجه َُّن‬ ِ ‫ْص‬ َ ‫أَب‬

“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka


menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang
demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka
menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…’.” (An-Nur:
30-31)

Saya katakan: Apakah 2 orang yg berpacaran (islami) masih terjaga kemaluannya? Apa yg
mereka rasakan dgn kemaluannya ketika mereka berbincang akrab??

َ َ‫ت بَ ْع ِدي فِ ْتنَةً ِه َي أ‬


ِ ‫ضرُّ َعلَى الرِّ َج‬
‫ال ِمنَ النِّ َسا ِء‬ ُ ‫َما تَ َر ْك‬

“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada
fitnahnya wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 6880)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

‫الَ يَ ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل بِا ْم َرأَ ٍة ِإالَّ َم َع ِذي َمحْ َر ٍم‬

“Sekali-kali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita
itu bersama mahramnya.” (HR. Al-Bukhari no. 1862 dan Muslim no. 3259)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

ُ‫الَ يَ ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل بِا ْم َرأَ ٍة إِالَّ َكانَ ثَالِثَهُ َما ال َّش ْيطَان‬

“Tidaklah sekali-kali seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita melainkan yang
ketiganya adalah setan.” (HR. At-Tirmidzi no. 1171, dishahihkan Asy-Syaikh Al- Albani
rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai memperingatkan:

ُ ْ‫ ْال َح ْم ُو ْال َمو‬:‫ال‬


‫ت‬ َ َ‫ أَفَ َرأَيْتَ ْال َح ْم َو؟ ق‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫ فَقَا َل َر ُج ٌل ِمنَ ْاألَ ْن‬.‫إِيَّا ُك ْم َوال ُّد ُخوْ َل َعلَى النِّ َسا ِء‬

“Hati-hati kalian masuk ke tempat para wanita!” Berkatalah seseorang dari kalangan Anshar,
“Wahai Rasulullah! Apa pendapat anda dengan ipar?” Beliau menjawab, “Ipar adalah maut.”
(HR. Al-Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 5638)

Saya katakan: Ini ipar lho padahal…


dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu hwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah berkata
pada seseorang yang akan menikahi wanita : ‘Apakah engkau telah melihatnya ? dia berkata :
“Belum”. Beliau bersabda :’Maka pergilah, lalu lihatlah padanya. ”

Saya katakan: Raslulullah dalam riwayat itu bertanya: Apakah kamu sudah melihatnya? Ini
berarti kebiasaan syar’i pada orang yg blm menikah adalah belum saling mengenal atau
minimal blm saling mengenal betul, lalu bagaimana halnya dengan pacaran islami ala aktivis
dakwah??? Tentu mereka sudah sangat mengenal, tidak cuma wajahnya tapi juga sifat2nya

“Pasti akan ada dari ummatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutra, khomer
(minuman keras), dan alat-alat musik!.” (H.R. Bukhari.)

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang jelek” (Al Qur’an Surat Al Isra 32)

Saya katakan: Secara asal dari kaidah ushul fiqh, kalimat larangan dalam Qur’an dan Sunnah
menyatakan haramnya sesuatu yg dilarang, maka mendekati zina itu haram…

“Maka janganlah kalian tunduk (lemah) dalam pembicaraan sehingga menimbulkan


keinginan pada orang-orang yang dihatinya ada penyakit…” Q.S. Al Ahzab 32.

“Kalau kamu meminta kepada mereka sesuatu kebutuhan, mintalah dari balik hijab (tabir),
yang demikian lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” Q.S. Al Ahzab 53.

Saya katakan: Bagaimana halnya dgn berbincang secara langsung???

“Janganlah sekali-kali seorang (diantara kalian) berduaan dengan wanita, kecuali dengan
mahramnya (H.R Bukhari dan Muslim).

“Janganlah sekali-kali kalian masuk ke (tempat) wanita.” Maka berkatalah seorang dari
kalangan Anshor : Bagaimana pendapatmu kalau wanita tersebut adalah ipar (saudara istri)?
Maka Beliau Shalallahu alaihi wassalam. menjawab : “Ipar adalah maut.” (H. R. Bukhari dan
Muslim.)

Dari Abi Hurairah Radiyallahu anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wassalam. bahwa Beliau
bersabda: “Telah ditulis atas anak adam nasibnya (bagiannya) dari zina, maka dia pasti
menemuinya, zina kedua matanya adalah memandang, zina kakinya adalah melangkah, zina
hatinya adalah berharap dan berangan-angan, dan dibenarkan yang demikian oleh farjinya
atau didustakan,” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau:

َ َ‫ت بَ ْع ِدي فِ ْتنَةً ِه َي أ‬


ِ ‫ضرُّ َعلَى الرِّ َج‬
‫ال ِمنَ النِّ َسا ِء‬ ُ ‫َما تَ َر ْك‬

“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada
fitnahnya wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 6880)

‫ ْنظُرْ اِلَ ْيهَا فَاِنَّهُ اَحْ ٰرى اَ ْن ي ُْؤ ِد َم بَ ْينَ ُك َما‬.


“Lihatlah dulu wanita itu, sebab akan lebih menjamin kelanggengan kalian berdua.” An-
Nasa’i (2/73), At-Tirmidzi (1/202), Ad-Darimi (2/134), Ibnu Majah (1866), Ath-Thahawi
(2/8), Ibnu Al-Jarud di dalam Al-Muntaqa (hal. 313), Ad-Daruquthni (hal.395), Al-Baihaqi
(7/84), Imam Ahmad (4/144-245/246) dan Ibnu Asakir (17/44/2),

Saya katakan: Ini berarti sebelum menikah dan maminang antara kedua belah pihak tidak
saling mengenal apalagi pacaran.

Rasulllah bersabda
ُ‫س َر ُج ٍل بِ ِم ْخيَ ِط ِم ْن َح ِد ْي ٍ•د خَ ْي ٌر لَهُ ِم ْن أَ ََْ•ْن يَ ُمسَّ ا ْم َرأَةً الَ ت َِحلُّ لَه‬ ْ ْ ‫ألَ ْن ي‬
ِ ‫ُط ِعنَ فِي َرأ‬

“Seseorang ditusuk kepalanya dengan jarum besi lebih baik daripada menyentuh wanita yang
tidak halal baginya.” (diriwayatkan oleh Ar-Ruyani di dalam kitab Musnad-nya (227/2))

Hadits itu juga diriwayatkan secara mursal. dari hadits Abdullah bin Abi Zakaria Al-Khaza’i.
Dia menuturkan: “Rasulullah r bersabda:
َ ‫ُص ال َّر ُج ُل‬َ ‫ َ ِوالَ ْن يَ ْبر‬،ُ‫ض َع ا ْم َراَةٌ يَ َدهَا ع َٰلى َر ْأ ِس ِه الَتَ ِحلُّ لَه‬
َ َ‫َظ ِم َر ْأ ِس ِه خَ ْي ٌر لَهُ ِم ْن اَ ْن ت‬
ْ ‫الَ ْنيَ ْق َر َع ال َّر ُج ُل قَرْ عًا ي ُْخلِصُ اِ ٰلى ع‬
ُ‫اع ِد ِه الَت َِحلُّ لَه‬
ِ ‫َظ ِم َس‬ ٰ
ْ ‫ص ْالبَ َرصُ اِلى ع‬ ٰ
َ ِ‫بَ َرصًا َحتّى ي ُْخل‬

“Sungguh, jika seseorang dipukul sampai menembus tulang kepalanya adalah lebih baik
daripada kepalanya disentuh oleh tangan seorang wanita yang tidak halal baginya. Dan
sungguh, seandainya seseorang menderita lepra yang parah hingga menembus tulang
lengannya adalah juga lebih baik baginya, daripada ia membiarkan seorang wanita
meletakkan langannya ke alas lengannya, padahal wanita itu tidak halal baginya. ”
(diriwayatkan Abu Na’im di dalam kitabnya Ath-Thib (2/33-34))

Saya katakan: Ini peringatan keras dari Rasul

“Suatu ketika Rasulullah r duduk bersama para sahabat, lalu beliau masuk dan keluar dalam
keadaan sehabis mandi. Kami pun bertanya: Wahai Rasul, adakah sesuatu? Beliau menjawab:
“Tentu, ada seorang wanita melewatiku, …”
Lalu beliau bersabda:
“Sesungguhmya seorang wanita menghadap dengan bentuk syaitan dan mundur dengan
bentuk syaitan pula. Jika ada di antara kalian melihat seorang wanita, lalu merasa bergairah.
maka datangilah istrinya (salurkan kepadanya). Sebab hal itu dapat menolak penyakit yang
ada dalam hatinya. ” (Muslim (6/129-130). Abu Dawud (2151). Al-Baihaqi (7/90) dan Imam
Ahmad (3/330. 341. 348. 395))

Saya katakan: Lihatlah.. pemisalan bahaya fitnah wanita bagi laki2 sampai diibaratkan
bahaya syaithon. Lalu apakah masih aman untuk berbincang-bincang dgn wanita??

Juga sabda Nabi Ig kepada Ali, “Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan pertamamu
dengan pandangan berikutnya. Sesungguh-nya hak kamu adalah pandangan pertama itu saja.
Pandangan kedua dan seterusnya sudah bukan hakmu.” (Abu Dawud (1:335), At-Tirmidzi
(IV:14))

Dari Jarir bin Abdullah, katanya, “Saya pernah bertanya kepada Rasulullah tentang
pandangan sekilas. Beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku. ” (oleh
Muslim (Vl:182), Abu Dawud (1:335), At-Tirmidzi (IV:14), Ad-Darimi (ll:278), dll)
Saya katakan: Ini pandangan seklilas. Bagamaimana dgn pandangn terus-menerus???
Jawablah kalian para pengekor nafsu..

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ْ‫ فَالَ بَأ‬،‫طبَةَ ا ْم َرأَ ٍة‬


‫س أَ ْن يَ ْنظُ َر إِلَ ْيهَا‬ ْ ‫ئ ِخ‬ ِ ‫في قَ ْل‬
ٍ ‫ب ا ْم ِر‬ ِ ُ‫إِ َذا أَ ْلقَى هللا‬

“Apabila Allah melemparkan di hati seorang lelaki (niat) untuk meminang seorang wanita
maka tidak apa-apa baginya melihat wanita tersebut.” (HR. Ibnu Majah no. 1864,
dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Ibni Majah dan Ash-Shahihah
no. 98)

Saya katakan: Kata rasulullah “tidak apa-apa” dalam matan hadits ini, berarti untuk selain itu,
yakni (dgn sengaja) memandangi wajah wanita adalah terlarang.

Dari Asma’ binti Abu Bakar, katanya,


“Kami biasa menutup wajah kami dari pandangan laki-laki dan se-belum itu kami juga biasa
menyisir rambut ketika
ihram.”(Al-Hakim (1:545).)

Bersabda juga: “Saya khawatir melihat seorang pemuda dan seorang pemudi kalau-kalau
keduanya digoda oleh setan.”

Kalo ini dalil dari hawa nafsu (syahwat):

Mmmmmm… menurut hawa nafsu saya pacaran itu boleh asal Islami, Ni dalil2nya …..
(bla3…sambil nunjukkin dalil yang samar-samar, trus nglolah-olah kata, biar pembaca
manthuk-manthuk, oiya..ya..)

Pakde… campur-baur (ikhthilath) aja nggak boleh apalagi pacaran…

Rasulullah bersabda:
َ َ‫ َك ْيفَ يَا َرصُوْ َل هللاِ َوقَ ْد بَ ْينَ هللاُ فِيهَا َمابَ ْينَ ؟ ق‬: ‫ﺉ – يَ ْع ِن ْا ِال ْسالَ َم – َك َمايَ ْكفَأ ُ ْا ِالنَا َء – يَ ْع ِن ْال َخ ْم َر – فَقِ ْي َل‬
‫ال‬ ِ ‫اِنَّا َ َّو َل َمايُ ْك‬
ُ ‫ف‬
َّ َ
‫ يُ َس ُّموْ نَهَا بِ َغي ِْر ا ْس َمهَا‬: ‫لى هللاُ َعل ْي ِه َو َسل َم‬
ٰ ‫ص‬َ ِ‫ َرصُوْ ُل هللا‬.

“Mula-mula yang menyimpangkan Islam (dari tujuan mereka) adalah minuman yang
dipaksakan. Kemudian ada yang bertanya. “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasul?”
Beliau menjawab, “Mereka memberi nama yang tidak sebenarnya.” (HR. Ad-Darimi (2/114))

Apa beda pihak yag menentang pacaran dan yg membolehkannya??


Bedanya adalah kalau yg menentang melihat dalil dulu baru menetapkan hukum. Kalau yg
membolehkan, menetapkan hukum dulu (yg sesuai hawa nafsu), baru cari dalilnya untuk di
pas-paskan. Kalau ada hadits yg bertentangan dgn pendapatnya, diselewengkan maknanya
agar sesuai…

Anda mungkin juga menyukai