MENGELAS DENGAN
PROSES LAS GAS METAL
LOG.OO05.017.01
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan
menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari
pelatih.
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
• Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain
yang berkaitan diantaranya :
2.1.1. Mengelas dengan proses las gas oksigen asetelin ( Las karbit )
Log.OO05.017.01
2.1.2. Menerapkan Prinsif – prinsif Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lingkungan kerja Log OO01.002.01
2.1.3. Menggambar dan membaca sketsa Log.OO09.001.01
2.1.4. Membaca gambar teknik OO09.002.01
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
BATASAN VARIABEL
Pekerjaan ini dilakukan terhadap berbagai jenis material untuk fabrikasi berat maupun ringan.
Pekerjaan dapat dilakukan sendiri atau dalam tim dengan menggunakan mutu standar,
keselamatan (safety) dan prosedur pekerjaan dan pengelasan, dan keahlian untuk
mempraktekkan berbagai kegiatan fabrikasi. Kualitas pengelasan diharuskan untuk memenuhi
Tujuan Umum atau yang sederajat. Material yang dilas umumnya berupa baja berkarbon rendah
dan baja tahan karat (stainless steel). Persiapan material meliputi pengesetan arus listrik
(ampere), hubungan ke tanah (ground), sirkuit tambahan, elektroda pengikis dengan berbagai
kondisi, dll. Tindakan perbaikan dengan menggunakan proses pemanasan dapat mencakup
peralatan oksigen-asetilen dan pengikis busur udara. Gerinda juga dapat digunakan. Dalam
proses pemanasan (termal), perkakas tangan dan/atau listrik dibutuhkan, sebaiknya lihat unit-
unit yang berhubungan Apabila pengelasan dilakukan pada posisi di atas kepala, Unit
LOG.OO05.018.01 (Mengelas tingkat lanjutan dengan proses las gas metal) sebaiknya dipilih
juga.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
Unit ini sebaiknya dinilai pada lokasi kerja, di luar lokasi kerja atau kombinasi keduanya.
Kompetensi dalam unit ini ditunjukkan oleh individu yang bekerja sendiri atau bekerja
dalam suatu tim/kelompok. Lingkungan penilaian tidak boleh merugikan peserta.
2. Kondisi Penilaian
Peserta akan disediakan seluruh perkakas, perlengkapan, material dan dokumentasi
yang diperlukan. Peserta diijinkan untuk mengacu pada dokumen-dokumen berikut:
2.1 Prosedur kerja yang relevan.
3. Aspek kritis
Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit-unit lain mengenai keselamatan (safety),
kualitas, komunikasi, penanganan material, pencatatan dan pelaporan yang berhubungan
dengan pengesetan peralatan pembanding pengukuran atau unit-unit lain yang
membutuhkan penerapan ketrampilan dan pengetahuan yang dicakup oleh unit ini.
Kompetensi dalam unit ini tidak dapat dinyatakan hingga semua unit yang diwajibkan
telah dipenuhi.
4. Catatan khusus
5. Pedoman penilai
5.1 Amati bahwa seluruh spesifikasi dan gambar yang berhubungan dikumpulkan
5.2 Pastikan bahwa Persyaratan pengelasan dapat diidentifikasi.
5.3 Amati bahwa material yang akan dilas disiapkan dengan menggunakan perkakas
dan teknik yang sesuai berdasarkan prosedur di tempat kerja
5.4 Pastikan bahwa Persyaratan penyiapan material dapat diidentifikasi.
5.5 Amati bahwa Material yang akan dilas dipasang, diletakkan dan dijepit sesuai
spesifikasi berdasarkan prosedur di tempat kerja.
5.6 Amati bahwa contoh-contoh peralatan pemegang/penjepit material dapat
ditunjukkan. Hubungan antara bagian yang akan dilas yang diperlukan dapat
diidentifikasi. Metoda penjepitan yang tepat untuk pengaplikasiannya dapat
diidentifikasi.
5.7 Pastikan bahwa penggunaan berbagai macam mesin las dapat ditunjukkan.
Penggunaan berbagai macam elektroda dapat ditunjukkan. Mesin las yang tepat
untuk suatu tugas yang diberikan dapat diidentifikasi. Elektroda yang tepat untuk
suatu tugas yang diberikan dapat diidentifikasi.. Persyaratan ventilasi/pengeluaran
udara yang tepat dapat diidentifikasi
5.8 Amati bahwa peralatan pengelasan dihubungkan dan diset dengan benar
berdasarkan prosedur keselamatan dan prosedur di tempat kerja.
5.9 Pastikan bahwa hubungan antara kekuatan arus listrik, elektroda dan ketebalan
material dapat ditunjukkan. Pengesetan yang tepat untuk suatu tugas yang
diberikan dan pemilihan peralatan/elektroda dapat diidentifikasi
5.10 Amati bahwa percobaan pengelasan dilakukan sesuai dengan prosedur di tempat
kerja. Percobaan pengelasan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi
berdasarkan prosedur di tempat kerja. Bilaman perlu, pengesetan disetel untuk
memastikan kesesuaian dengan spesifikasi
5.11 Pastikan bahwa spesifikasi pengelasan yang akan dicapai dapat diidentifikasi.
Tindakan yang diambil jika percobaan tidak memenuhi spesifikasi dapat
dijelaskan.
5.12 Pastikan bahwa metoda pencegahan distorsi pada material yang dilas dapat
ditunjukkan. Metoda pencegahan distorsi yang tepat untuk suatu tugas yang
diberikan dapat diidentifikasi
5.13 Amati bahwa metoda pencegahan distorsi yang tepat dilakukan dalam proses
pengelasan. Bilamana perlu, distorsi pada material yang dilas diperbaiki sesuai
dengan prosedur di tempat kerja.
5.14 Pastikan bahwa metoda perbaikan distorsi pada material yang dilas dan
aplikasinya dapat ditunjukkan
5.15 Amati bahwa Las dilakukan dengan benar pada posisi datar, horizontal dan
vertikal dan sesuai dengan spesifikasi yang sederajat berdasarkan prosedur di
tempat kerja.
5.16 Pastikan bahwa persyaratan pengelasan yang memenuhi 1554 GP atau yang
sederajat dapat diidentifikasi.
5.17 Amati bahwa bilaman perlu, teknik pencegahan distorsi yang tepat dilakukan
sesuai dengan prosedur di tempat kerja.
5.18 Amati bahwa sambungan dibersihkan dengan menggunakan perkakas dan teknik
yang tepat sesuai dengan prosedur di tempat kerja.
5.19 Pastikan bahwa metoda pembersihkan sambungan las dapat ditunjukkan.
5.20 Amati bahwa sambungan las diperiksa secara visual untuk melihat
kerusakan/cacat.
5.21 Pastikan bahwa cacat pengelasan yang umumnya dapat dilihat oleh mata dapat
diidentifikasi.
5.22 Amati bahwa bilamana perlu cacat pengelasan diidentifikasi.
5.23 Amati bahwa bila diperlukan, cacat pengelasan dihilangkan sesuai dengan
prosedur kerja setempat. Minimum kerugian kekuatan logam dihilangkan
bersama dengan cacat pengelasan.
5.24 Pastikan bahwa metoda penghilangan cacat pengelasan dan penerapannya
dapat ditunjukkan.
5.25 Amati bahwa catatan pengelasan diselesaikan dengan akurat sesuai dengan
prosedur operasi standar.
5.26 Pastikan bahwa catatan pengelasan yang dibuat dapat diidentifikasi. Frekuensi
detail pengelasan dicatat dapat diidentifikasi. Alasan pembuatan pencatatan
pengelasan dapat diberikan.
KOMPETENSI KUNCI
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
1. PERALATAN GMAW
Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan yang energinya diperoleh dari
busur listrik. Busur las terjadi diantara permukaan benda kerja dengan ujung kawat
elektroda yang keluar dari nozzle bersama-sama dengan gas pelindung.
GMAW biasanya dioperasikan secara semi otomatis, sehingga dengan pesatnya
perkembangan dunia kerja konstruksi yang membutuhkan pengelasan yang cepat dan
kualitas tinggi, maka proses GMAW sudah dijadikan alternatif proses pengelasan yang
banyak digunakan, mulai dengan pekerjaan konstruksi ringan sampai berat .
Untuk melaksanakan pekerjaan las ini diperlukan peralatan utama yang relatif lebih rumit
jika dibandingkan dengan peralatan Las Busur Manual ( MMAW ), di mana disamping
pembangkit tenaga dan kabel-kabel las juga diperlukan perangkat pengontrol kawat
elektroda, botol gas pelindung serta perangkat pengatur dan penyuplai gas pelindung.
Sedang alat-alat bantu serta keselamatan dan kesehatan kerja adalah relatif sama dengan
alat-alat bantu pada proses pengelasan dengan MMAW.
a. Peralatan Utama
Peralatan utama adalah peralatan yang berhubungnan langsung dengan proses
pengelasan, yakni minimum terdiri dari :
mesin las
unit pengontrol kawat elektroda ( wire feeder )
tang las beserta nozzle
kabel las dan kabel kontrol
botol gas pelindung
regulator gas pelindung
1. Mesin Las
Sistem pembangkit tenaga pada mesin GMAW pada prinsipnya adalah sama dengan
mesin MMAW yang dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik
(Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current
/ DC Welding Machine), namun sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan jenis bahan
yang dilas yang kebanyakan adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan
dengan GMAW adalah menggunakan mesin las DC.
Umumnya mesin las arus searah ( DC ) mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo
las ( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah dengan voltage yang konstan
(constant-voltage ).
Pemasangan kabel-kabel las ( pengkutuban ) pada mesin las arus searah dapat diatur
/dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah dengan cara :
• Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity / DCSP/DCEN)
• Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity / DCRP/DCEP)
b. Alat-alat Bantu
1. Sikat Baja
Untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh
oksidasi udara luar sehingga rigi-rigi las benar-
benar bebas dari terak, selain itu digunakan
untuk membersihkan bidang benda kerja
Sikat baja
sebelum dilas.
Tang pemotong
kawat
wire feeder
botol gas
pelindung
nozzle
mesin las
tang las
kabel las
& control
inlet guide
Outlet
guide
Roda penggerak
2. PENGOPERASIAN GMAW
a. Pengaturan Besar Arus dan Tegangan Pengelasan
Besarnya arus dan tegangan pengelasan adalah tergantung pada tebal bahan dan
diameter kawat elektroda serta posisi pengelasan atau berdasarkan WPS pekerjaan
tersebut.
Tabel berikut ini adalah ketentuan umum penyetelan/ pengaturan besaran arus dan
tegangan pengelasan berdasarkan diameter kawat elektroda :
Diameter Tegangan
Kawat Arus ( Amper ) (Volt) Tebal Bahan
0,6 mm 50 – 80 13 – 14 0,5 – 1,0 mm
0,8 mm 60 – 150 14 – 22 0,8 – 2,0 mm
0,9 mm 70 – 220 15 – 25 1,0 – 10 mm
1,0 mm 100 – 290 16 – 29 3,0 – 12 mm
1,2 mm 120 – 350 18 – 32 6,0 – 25 mm
1,6 mm 160 – 390 18 – 34 12,0 – 50 mm
b. Duty Cycle
Semua tipe mesin las diklasifikasikan/ diukur berdasarkan besarnya arus yang
dihasilkannya ( current output ) pada suatu besaran tegangan ( voltage ). Ukuran ini
ditetapkan oleh fabrik pembuatnya sesuai dengan standar yang berlaku pada negara
pembuat tersebut atau standar internasional, di mana standar tersebut menetapkan
kemampuan maksimum mesin las untuk beroperasi secara aman dalam batas waktu
tertentu.
Salah satu ukuran dari mesin las adalah persentase dari “duty cycle”.
Duty cycle adalah persentase penggunaan mesin las dalam periode 10 menit, di mana
suatu mesin las dapat beroperasi dalam besaran arus tertentu secara efisien dan aman
tanpa mengalami beban lebih ( overload ).
Sebagai contoh, jika suatu mesin las berkemampuan 300 Amper dengan duty cycle 60%,
maka artinya mesin las tersebut dapat dioperasikan secara aman pada arus 300 Amper
pengelasan selama 60% per 10 menit penggunaan ( 6/10 ).
Jika penggunaan mesin las tersebut dibawah 60% ( duty cycle diturunkan ), maka arus
maksimum yang diizinkan akan naik. Dengan demikian, jika misalnya ‘duty cycle’ nya
hanya 35% dan besar arusnya tetap 300 Amper, maka mesin las akan dapat
dioperasikan pada 375 Amper.
Hal tersebut berdasarkan perhitungan :
• Selisih : 60% - 35 % = 25 %
• Peningkatan : 25/60 x 300 = 125, sehingga 60% x 125 = 75 Amper.
• Arus maksimum yang diizinkan = 75 + 300 = 375 Amper.
c. Kawat Elektroda
GMAW adalah salah satu jenis proses las cair (fusion welding) yang banyak digunakan
pada pengerjaan konstruksi ringan sampai berat. Hasil maksimal akan dapat dicapai
apabila jenis kawat elektroda yang digunakan sama dengan jenis logam yang di las.
Jenis logam yang dapat di las menggunakan GMAW ada beberapa macam antara lain :
• Baja tegangan tinggi dan menengah
• Baja paduan rendah
• Baja tahan karat
• Aluminium
• Tembaga
• Tembaga paduan, dll
Bentuk kawat elektroda yang digunakan pada GMAW secara umum adalah solid wire:
dan flux cored wire , di mana penggunaan kedua tipe tersebut sangat tergantung
pada jenis pekerjaan.
Solid wire digunakan secara luas untuk mengelas konstruksi ringan sampai sedang
dan dioperasikan pada ruangan yang relatif tertutup, sehingga gas pelindungnya tidak
tertiup oleh angin. Sedang flux cored wire lebih banyak dipakai untuk pengelasan
konstruksi sedang sampai berat dan tempat pengelasannya memungkinkan lebih
terbuka (ada sedikit tiupan angin).
Untuk menjaga agar kawat elektroda tidak rusak atau berkarat, terutama dalam
penyimpanan, maka perlu dikemas.
Kemasan/ pengepakan yang banyak dijumpai dalam perdagangan adalah berupa
gulungan ( rol ) di mana berat gulungan kawat yang banyak digunakan adalah 15 kg,
17 kg dan 30 kg.
d. Gas Pelindung
Gas-gas pelindung untuk GMAW adalah pelindung untuk mempertahankan/ menjaga
stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi selama pengelasan,
terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah las.
Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah pengelasan
dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las tersebut.
Adapun penggunaan gas pelindung secara umum khususnya pada solid wire diatur
antara 14 – 18 l/menit ( disesuaikan dengan WPS ).
PERHATIAN !
Luka-luka akan menjadi lebih parah dengan
pemindahan ( pertolongan ) yang terburu-buru.
2. Sinar las
Dalam proses pengelasan timbul sinar yang membahayakan operator las dan pekerja
lain didaerah pengelasan.
Sinar yang membahayakan tersebut adalah :
Cahaya tampak
Sinar infra merah
Sinar ultra violet
a. Cahaya Tampak :
Benda kerja dan kawat elektroda yang mencair pada GMAW mengeluarkan cahaya
tampak Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diterusksn oleh lensa dan
kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat, maka mata akan segera
menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit, walaupun rasa lelah dan
sakit pada mata tersebut sifatnya hanya sementara.
b. Sinar Infra Merah :
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tidak segera
terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya, sebab tidak diketahui, tidak
terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan
terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan.
Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada cahaya tampak.
Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar
pada kulit berulang-ulang (mula-mula merah kemudian memar dan selanjutnya
terkelupas yang sangat ringan).
c. Sinar Ultra Violet
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh.
Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu , maka pada
mata terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai
12 jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya
rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
d. Luka Bakar
Luka bakar dapat terjadi karena :
Logam panas
Busur cahaya
Loncatan bunga api
Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya pencairan benda kerja
antara 12000C –15000C , sinar ultra violet dan infra merah; hal ini dapat
mengakibatkan luka bakar pada kulit.
Luka bakar pada kulit dapat menyebabkan kulit melepuh / terkelupas, dan dapat
menyebabkan kanker kulit.
Luka bakar pada mata mengakibatkan iritasi ( kepedihan, silau ) yang sangat fatal
menyebabkan katarak pada mata. Luka bakar yang diakibatkan oleh loncatan bunga
api adalah loncatan butiran logam cair yang ditimbulkan oleh cairan logam. Biarpun
bunga api itu kecil, tapi dapat melubangi kulit melalui pakaian kerja, lobang kancing
yang lepas atau pakaian kerja yang longgar.
Namun untuk keperluan sambungan sudut ( fillet ) yang tidak memerlukan kampuh
las dapat digunakan mesin potong pelat (guletin) berkemampuan besar, seperti
Hidrolic Shearing Machine.
Adapun pada sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti, karena tiap kampuh
las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak
memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja.
2. Las Catat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan las catat (tack weld) adalah
sebagai berikut :
• Bahan las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan karat.
• Pada sambungan sudut cukup di las catat pada kedua ujung sepanjang
penampang sambungan ( tebal bahan tersebut ).
Bila dilakukan pengelasan sambungan sudut ( T ) pada kedua sisi, maka
konstruksi sambungan harus 90° terhadap bidang datarnya. Bila hanya satu sisi
saja, maka sudut perakitannya adalah 3° - 5° menjauhi sisi tegak sambungan,
yakni untuk mengantisipasi tegangan penyusutan / distorsi setelah pengelasan.
3° - 5°
Las catat
90°
Sedang untuk panjang benda kerja dibawah atau sama dengan 150 mm dapat
dilas catat pada kedua ujung saja.
3° - 5°
1 3 2
c. Metode Pengelasan
1. Arah Pengelasan
Arah pengelasan yang dapat dilakukan pada las menggunakan GMAW ada dua, yaitu
arah maju dan arah mundur
Pengelasan arah maju adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang
tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kanan ke kiri.
Pengelasan arah mundur adalah apabila holder atau welding gun atau tang las
dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kiri ke kanan.
Flat/ horizontal/ OH
atau
Tegak
Tanpa diayun Setengah melingkar atau zig zag Menusuk ( segi tiga )
3. Sudut Pengelasan
Salah satu faktor yang ikut menentukan kualitas hasil pengelasan adalah sudut
pengelasan. Yang dimaksud dengan sudut pengelasan adalah sudut yang dibentuk
oleh permukaan bahan dengan tang las/ welding gun
Sudut pengelasan yang disarankan pada beberapa posisi adalah seperti berikut:
90°
1. Posisi Flat
70° - 85°
Jalur 1 Jalur
Jalur 3
70° - 85°
4. Posisi Tegak
45°
0 - 15°
BAB IV
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.