Anda di halaman 1dari 30

Pusdiklat Pegawai Depdiknas

KONFLIK
Sebagai suatu pertarungan, suatu
benturan, suatu pergulatan, suatu
pertentangan, opini-opini, atau tujuan-
tujuan, pergulatan mental dan
penderitaan batin.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Penyebab terjadinya konflik:


1. Adanya persaingan/pertentangan
antara pihak-pihak yang tidak cocok
satu sama lain.
2. Keadaan/perilaku yang
bertentangan.
3. Perselisihan antara kebutuhan,
Manfaat Konflik:
dorongan, keinginan atau tuntutan
1. Motivasi meningkat.
yang bertentangan.
2. Identifikasi masalah/pemecahan
meningkat.
3. Ikatan kelompok lebih erat.
4. Penyesuaian diri pada kenyataan.
5. Pengetahuan/keterampilan meningkat.
6. Kreativitas meningkat.
7. Membantu upaya mencapai tujuan.
8. Mendorong pertumbuhan.
Dampak buruk konflik: Pusdiklat Pegawai Depdiknas

1. Produktivitas menurun.
2. Kepercayaan merosot.
3. Pembentukkan kelompok.
4. Informasi dirahasiakan dan arus
komunikasi kurang.
5. Timbul masalah moral.
6. Waktu terbuang sia-sia.
7. Proses pengambilan keputusan tertunda.
Anggapan salah mengenai konflik:
1. Konflik bila dibiarkan akan teratasinya
dengan sendirinya.
2. Konfrontasi dengan sebuah persoalan
atau dengan seseorang adalah hal yang
tidak menyenangkan.
3. Konflim dalam sekolah menandakan
pemimpinnya tidak bisa memimpin.
4. Konflik diantara staf menandakan mereka
tidak peduli pada sekolahan.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

1. Konflik diri.
Jenis konflik 2. Konflik antar
3. individu.
Konflik dalam
kelompok.

Konflik ada 3 tahap:


1. Persoalan dan perselisihan kecil
sehari-hari.
2. Tantangan yang lebih besar.
3. Pertarungan terbuka.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Gejala-gejala konflik dalam organisasi:


Organisasi (sekolah) harus mendorong
terciptanya suasana saling
mempercayai dan komunikasi terbuka
dimana opini-opini bisa diutarakan
secara jujur dan masalah-masalah bisa
diperdebatkan secara terbuka.
Banyak konflik disekolah dimulai dari
ruang dewan guru lalu merambat ke
staf.
Apabila konflik tersebut dipertajam
akan memperkeruh situasi keruh di
sekolah
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Tanda-tanda konflik di sekolah:


1. Tangan kanan tidak tahu apa yang
dilakukan oleh tangan kiri.
2. Komunikasi semakin mengambil bentuk
penulisan memo dan e-mail.
3. Lebih banyak orang bekerja dibalik pintu
tertutup.
4. Rapat-rapat yang tidak memperoleh hasil
apa-apa.
5. Bahasa “mereka dan kita”.
6. Friksi dan permusuhan antar pribadi.
7. Nada suara tinggi dan air mata.
8. Terbentuknya kelompok-kelompok.
9. Rehat makan siang berkepanjangan dan
jadwal tidak terjaga.
10.Aksi bolos dan tidak masuk kerja dengan
alasan sakit.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Kiat dalam menjalankan kerjasama:


1. Tetapkan definisi, masalah dengan jelas.
2. Cari titik-titik temu.
3. Hargai semua pandangan walaupun
lemah.
4. Tunjukkan anda mengenali banyak
kepentingan.
5. Hargai semua orang dengan kata-kata
dan sikap sopan.
6. Kumpulkan usul-usul penyelesaian.
7. Jauhi sikap “apa untungnya bagi saya”
dan ambil sikap “apa manfaatnya bagi
kita semua”.
8. Fokus pada manfaat.
9. Sediakan waktu untuk evaluasi dan
membuat keputusan
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Hambatan pada penyelesaian konflik:


1. Mengesampingkan seluruh persoalan
ketika satu kesalahan sudah ditemukan.
2. Menyalahkan pembawa pesan, bukan
mengevaluasi isi pesan.
3. Argumen tidak lengkap.
4. Terlalu cepat memberi respon.
5. Menyimak untuk menangkap nada setuju,
bukannya untuk memahami/mengerti.
6. Pikiran melayang kesana-kesini, tidak
konsentrasi.
7. Ingin menang.
8. “Pokoknya saya………”
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Gaya manajemen konflik:


1. Kolaborasi (kerjasama):
Gaya menangani konflik sama-sama
menang.
2. Mengikuti kemauan orang lain:
Gaya ini menilai orang lain lebih tinggi
dan menilai rendah diri sendiri.
3. Mendominasi (menonjolkan kemauan
sendiri):
Menekankan kepentingan diri sendiri.
4. Menghindari:
Gaya ini tidak memberikan nilai yang
tinggi pada dirinya.
5. Kompromi:
Berorientasi jalan tengah.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Gaya manajemen konflik:


tinggi

Mengikuti
Kolaborasi
orang lain

kemauan
Peduli

orang lain
KOMPROMI

Menghindari Mendominas
i
tinggi
renda Mementingkan diri sendiri
h
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Cara menyelesaikan suatu persoalan:


1. Tularkan antusiasme dan harapan
anda.
2. Bantu mereka melepaskan diri dari
persoalan.
3. Manfaatkan rasa kejujurannya.
4. Batasi jumlah persoalan yang harus
dihadapi orang ini.
5. Tetapkan batas waktu.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Gaya manajemen yang membangun:


1. Memelihara hubungan yang positif
selama konflik.
2. Mendorong semua orang
berpartisipasi.
3. Mendengar secara aktif.
4. Sediakan waktu untuk meninjau
ulang.
5. Bedakan fakta dari pendapat.
6. Fokus pada masalah bukan pada
orang.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Memimpin dengan kekuatan:


Pimpinan yang kuat adalah pimpinan
yang memiliki filsafat manajemen
yang kokoh dan tidak merasa
terancam buta ada pemikiran-
1. Gaya manajemen
pemikiran pasif gaya pasif
lain yang menyaingi.
lebih efektif untuk mengatasi konflik
yang ringan.
2. Gaya manajemen agresif dan
manipulatif: Sering mencerminkan
perasaan tidak percaya diri.
Gaya ini tidak efektif karena
keduanya melunturkan kepercayaan
orang lain dan menempatkan
kepentingan pribadi di atas
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Kiat menghadapi karyawan yang agresif


dan marah:
1. Ingat tanggung jawab harus selalu dibagi.
2. Selalu dorong semua pihak agar mau
saling menyimak.
3. Perhatikan kalau ada pihak yang terlalu
mementingkan diri sendiri.
4. Jabatan atau kedudukan dalam sekolah
memberi hak untuk mengendalikan SDM
yang ada di sekolah.
5. Amarah bagi sebagian besar orang yang
agresif tidak berumur panjang.
6. Hadapi konflik segera.
7. Beri kesempatan kepada staf untuk
berbicara.
8. Jika amarah diungkapkan dalam rapat
staf, tanyakan pada staf yang marah
apakah dia ingin membahas persoalan
Peranan komunikasi dalam konflik:
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

1. Komunikasi antar individu tidak lancar 


Adanya perbedaan antara pesan yang
disampaikan dan pesan yang diterima
akan menimbulkan masalah komunikasi
ketika konflik berlangsung.
2. Model konfrontasi yang membangun.
Ada 4 langkah
a. Gunakan alat komunikasi
pernyataan untuk
yang diawali
membahas suatu persoalan
dengan “saya” tanpa
untuk menjelaskan
menimbulkan rasa reaksi
secara spesifik terancam
andapada
pada
berbagai pihak:
persoalan bersangkutan.
b. Jelaskan secara spesifik penyimpangan
perilaku yang ingin dihentikan.
c. Jelaskan penyebab reaksi anda.
d. Jelaskan secara spesifik perilaku yang
anda inginkan.
Peranan komunikasi dalam konflik:
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

3. Cara membela diri dari serangan


kata-kata:
a. Tunggu beberapa detik sebelum
memberi respon.
b. Berbicaralah perlahan-lahan dengan
suara lunak.
c. Berhenti sebentar jika anda merasa
mulai marah.
d. Tunjukkan bahwa keluhan dan
perasaan itu penting.
e. Tunjukkan padanya bahwa ia
dihargai.
f. Bantu mereka melihat peluang dan
pilihan.
g. Gunakan kata-kata dan bahasa
tubuh yang sopan.
Emosi dalam Konflik. Pusdiklat Pegawai Depdiknas

1. Larangan yang perlu dipatuhi selama


konflik berlangsung:
a. Jangan turut campur dalam
pertarungan kekuasaan.
b. Jangan memisahkan diri dari konflik.
c. Jangan biarkan konflik menentukan
langkah anda.
d. Jangan
2. Tahap memperburuk
respon emosi. keadaan.
a. Jangan
e. Khawatir.
terkecoh oleh proyeksi
b. (pelepasan
Menerima. emosi).
c. Mawas diri.
d. Pertimbangan.
3. Refleksiologi emosi  gerakan menjauhi
kerjasama yang timbul secara tidak sadar
bila suhu konflik meningkat dan
Reflesiologi
a. Menuduh. emosi ditandai oleh 4 unsur:
b. Merahasiakan.
c. Menekan perasaan.
d. amarah
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Tim Intervensi:
Tim yang mempunyai wibawa dan
mampu memecahkan semua
persoalan secara adil.
Memilih Tim Intervensi:
Terdiri dari semua pihak yang terlibat
turut dalam proses memilih tim
intervensi dengan prosedur sbb:
1. Tentukan jumlah anggota tim
intervensi yang diperlukan.
2. Buat daftar nama calon anggota.
3. Bagikan informasi riwayat setiap
calon anggota pada pihak yang
bertikai.
4. Adakan pertemuan dengan wakil
kedua belah pihak.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Panduan untuk Tim Intervensi:


1. Batasi sikap permusuhan.
2. Libatkan diri.
3. Tunjuk seorang notulis.
4. Singkat dalam penjelasan.
5. Hindari kerahasiaan.
6. Jangan menjadi dewa penolong.
7. Mulai dengan proses pertanggungjawaban.
8. Jernihkan segera desas-desus atau tuduhan.
Langkah proses Intervensi:
1. Susun peraturan dasar.
2. Kumpulkan data.
3. Ramuskan dan rumuskan kembali
persoalan.
4. Kumpulkan alternatif pemecahan.
5. Cari kesepakatan dan sebarkan hasil
kesepakatan itu.
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Beberapa ide untuk merumuskan


rencana tambahan:
1. Identifikasi anggota dari kedua belah
pihak yang tidak terpengaruh oleh
konflik.
2. Identifikasi orang yang paling
dirugikan dan yakinkan sampai mau
bekerjasama untuk mencapai hasil.
3. Cari jalan untuk menciptakan
kerjasama tim dan bekerja untuk
mencapai tujuan jangka pendek
sekolah.
4. Identifikasi pihak yang bertikai yang
bertahan dalam konflik tahap 3 dan
beri tugas-tugas jangka pendek
Pusdiklat Pegawai Depdiknas

Kiat menenangkan stakeholder yang


marah:
1. Bukan persoalan pribadi.
2. Tetap tenang.
3. Buyarkan amarah stakeholder.
4. Bersikap simpatik.
5. Dengarkan dengan penuh perhatian.
6. Jangan mengumbar janji yang tidak
dapat dipenuhi.
7. Selidiki masalahnya.
8. Tanyakan keinginan stakeholder,
bagaimana cara masalah itu
diselesaikan.
9. Utamakan apa yang dapat dilakukan
tanpa meminta persetujuan atasan.

Anda mungkin juga menyukai