Anda di halaman 1dari 6

BAB V

ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

A. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Pembiayaan pembangunan dapat diperoleh dari berbagai sumber,


diantaranya melalui konstribusi Pemerintah, swasta dan masyarakat antara
lain: APBN, APBD, Pinjaman Dana Luar Negeri (Loan), investasi swasta
dan masyarakat.

Pembiayaan oleh Pemerintah Daerah bersumber dari:


1. Pendapatan Asli Daerah,
2. Dana Alokasi Umum (DAU),
3. Dana Alokasi Khusus (DAK),
4. Bagian Pinjaman Daerah, dan
5. Bagian lain-lain penerimaan yang sah.

Permasalahan dibidang Keuangan Daerah adalah:


1. Masih terbatasnya sumber pembiayaan pembangunan;
2. Masih terbatasnya kemampuan manajerial pembiayaan untuk
pembangunan sosial ekonomi, yang memadai dan merata di seluruh
lapisan masyarakat;
3. Perlunya upaya untuk mendapatkan sumber-sumber pembiayaan baru.

Melalui berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk


mewujudkan kesinambungan fiskal (fiscal sustainability), maka
pembiayaan pembangunan yang berasal dari alokasi Pemerintah dalam
bentuk DAU dan DAK mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Dari sisi penerimaan, sektor pajak masih merupakan sektor yang


dapat diandalkan menjadi sumber peningkatan penerimaan. Perbaikan
sistem perpajakan perlu perhatian yang serius disamping upaya
memperbaiki sistem pengawasan dan pengendalian pemungutan pajak.

Kebijakan untuk meningkatkan penerimaan lainnya yang sah dapat


dilakukan melalui upaya kerja sama dengan berbagai pelaku ekonomi
swasta untuk meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan daerah.
Peluang ini dapat diperoleh melalui peningkatan alokasi dana Community
Development dari perusahaan swasta yang berlokasi di daerah. Selain itu
peningkatan kinerja dan daya saing BUMD diharapkan mampu
meningkatkan PAD dalam jumlah yang nyata.

Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan Kas Daerah dalam


periode Tahun Anggaran tertentu yang menjadi hak Daerah. Struktur
Pendapatan Daerah dirinci menurut Kelompok, Jenis, Obyek dan Rincian
Obyek Pendapatan dengan uraian sebagai berikut:

rpjm-2006-2010: bab-v-arah kebijakan keuangan daerah 38


1. Kelompok Pendapatan terdiri atas: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah.
2. Setiap kelompok Pendapatan dirinci lebih lanjut menurut jenis
pendapatan.
3. Setiap jenis pendapatan dirinci lebih lanjut menurut Obyek
Pendapatan.
4. Setiap objek pendapatan dirinci lebih lanjut menurut rincian objek
pendapatan.

Kebijakan Pendapatan Daerah diarahkan untuk :

1. Meningkatkan pendapatan daerah dari komponen-komponen


penerimaan.
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan memanfaatkan
peluang dan potensi dengan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi baik
pajak dan retribusi daerah.
3. Pendataan secara cermat subyek dan obyek pajak dan retribusi
daerah dengan tetap berpegang kepada prinsip yang berkeadilan dan
tidak memberatkan masyarakat.
4. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait untuk intensifikasi
penarikan restribusi daerah
5. Membangun sumber-sumber pendapatan baru
6. Meningkatkan jumlah, ketepatan dan kelancaran realisasi Dana
Perimbangan

B. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Belanja Daerah adalah semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode


Tahun Anggaran tertentu yang menjadi beban Daerah. Belanja Daerah
Kabupaten Asahan terdiri dari belanja aparatur dan belanja publik. Belanja
aparatur dan belanja publik selanjutnya secara lebih rinci terdiri atas:

1. Belanja Aparatur
a. Belanja Administrasi Umum
b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan
c. Belanja Modal

2. Belanja Publik
a. Belanja Operasional dan Pemeliharaan
b. Belanja Modal
c. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
d. Belanja Tidak Tersangka

rpjm-2006-2010: bab-v-arah kebijakan keuangan daerah 39


Berdasarkan variabel penyusunan belanja, maka arah Pengelolaan
Belanja Daerah Kabupaten Asahan adalah:
1. Kebijakan Effisiensi dan Effektivitas Penggunaan Anggaran yang
meliputi Effisiensi penggunaan anggaran pembangunan berdasarkan
skala prioritas, dan mengurangi tingkat kebocoran anggaran seperti
penyalahgunaan anggaran dan penurunan tingkat korupsi.
2. Untuk mendukung terlaksananya kebijakan di atas, maka
transparansi dan akuntabilitas Anggaran Daerah merupakan
persyaratan utama untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
3. Penyusunan APBD dalam suatu disiplin anggaran yang berorientasi
pada kebutuhan masyarakat, yang berdasarkan prinsip
keseimbangan antara pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan publik.
4. Pengalokasian anggaran dilakukan dengan prinsip keadilan untuk
dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
5. Menurunkan proporsi Belanja Tidak Tersangka dengan perbaikan
sistem perencanaan keuangan.
6. Meningkatkan proporsi belanja modal untuk pelaksanaan
pembangunan yang hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara langsung.

Realisasi pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Asahan


sepanjang tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Sumber dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Asahan


Tahun 2001 – 2005

No. INDIKATOR APBD 2001 APBD 2002 APBD 2003


A PENDAPATAN ASLI DAERAH 15,569,195,843.63 19,015,241,965.95 22,626,587,790.44
1 Pajak Daerah 12,475,626,099.90 14,300,060,608.80 14,285,737,532.10
2 Restribusi Daerah 2,328,118,280.36 3,097,291,553.20 3,842,245,016.10
Hasil Pengelolaan Kekayaan
3      
Daerah yang dipisahkan
4 Lain-lain PAD yang sah 765,451,463.37 1,617,889,803.95 4,498,605,242.24
B DANA PERIMBANGAN 249,674,891,044.15 282,129,389,279.51 348,665,884,097.00
1 Bagi Hasil Pajak 33,309,053,513.62 43,470,560,412.64 47,949,470,942.00
2 Bagi Hasil Bukan Pajak 740,193,530.53 966,606,866.87 1,204,674,155.00
3 Dana Alokasi Umum 215,625,644,000.00 237,505,000,000.00 292,739,191,000.00
4 Dana Alokasi Khusus   187,222,000.00 6,772,548,000.00
Bagi Hasil Pajak dan bantuan
5 Keuangan dari Pemerintah 7,040,000,000.00 - -
Propinsi

rpjm-2006-2010: bab-v-arah kebijakan keuangan daerah 40


   Tabel 27 Lanjutan    

No. INDIKATOR APBD 2001 APBD 2002 APBD 2003


LAIN-LAIN PENERIMAAN
C 3,204,618,129.00 9,614,728,303.00 2,767,842,308.00
YANG SAH
310,759,359,548.4
  Jumlah 275,488,705,016.78 374,060,314,195.44
6
Peningkatan APBD Tahun ke
    35,270,654,531.68 63,300,954,646.98
Tahun
Persentase Peningkatan
    13% 20%
APBD Tahun ke Tahun
A PENDAPATAN ASLI DAERAH 22,876,079,932.75 22,624,377,365.60 24,886,815,102.16
1 Pajak Daerah 13,514,984,459.00 12,355,307,829.50 13,590,838,612.45
2 Restribusi Daerah 4,594,653,889.75 5,248,159,638.44 5,772,975,602.28
Hasil Pengelolaan Kekayaan
3    
Daerah yang dipisahkan -
4 Lain-lain PAD yang sah 4,766,441,584.00 5,020,909,897.66 5,523,000,887.43
B DANA PERIMBANGAN 326,848,240,937.00 345,177,841,830.00 593,478,314,088.00
1 Bagi Hasil Pajak 39,450,440,339.00 48,271,579,718.00 53,098,737,689.80
2 Bagi Hasil Bukan Pajak 1,090,179,598.00 481,521,960.00 529,674,156.00
3 Dana Alokasi Umum 274,447,000,000.00 292,231,000,000.00 507,207,208,992.00
4 Dana Alokasi Khusus 11,860,621,000.00 4,193,740,152.00 4,613,114,167.20
Bagi Hasil Pajak dan bantuan
5 Keuangan dari Pemerintah 15,222,386,533.00 25,481,435,530.00 28,029,579,083.00
Propinsi
LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG
C 18,887,184,000.00 19,713,799,207.00 29,570,698,810.50
SAH
  Jumlah 383,833,891,402.75 412,997,453,932.60 675,965,407,083.66

Peningkatan APBD Tahun ke


  9,773,577,207.31 29,163,562,529.85 262,967,953,151.06
Tahun
Persentase Peningkatan APBD
  3% 8% 64%
Tahun ke Tahun
Sumber: BPKKD Kabupaten Asahan

Dengan melihat perkembangan APBD Kabupaten Asahan dari


tahun anggaran 2001 sampai dengan 2005, diketahui bahwa pendapatan
APBD Kabupaten Asahan mengalami kenaikan rata-rata setiap tahun
sebesar 11%.

Untuk tahun anggaran 2006 APBD Kabupaten Asahan mengalami


kenaikan dari tahun sebelumnya diperkirakan sebesar 64 %. Kenaikan ini
terjadi akibat naiknya penerimaan dari Dana Alokasi Umum (DAU), yang
diperuntukkan untuk pembayaran kenaikan gaji dan tunjangan pegawai
lainnya sebesar Rp. 248,300,472,258.00 (42%). Kenaikan penerimaan
Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 42% pada tahun 2006 tidak bisa
dijadikan tolak ukur kenaikan pendapatan

rpjm-2006-2010: bab-v-arah kebijakan keuangan daerah 41


Dengan mengasumsikan kenaikan pendapatan sebesar 10% setiap
tahun, maka untuk lima tahun ke depan selama 2006-2010 prakiraan
APBD Kabupaten Asahan dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Target Indikatif Realisasi Anggaran Kabupaten Asahan
selama Tahun 2006 – 2010

No INDIKATOR 2005 2006 2007


A ANGGARAN PENDAPATAN 393,283,654,725.60 618,593,509,080.00 680,452,859,988.00
1. Pendapatan Asli Daerah 22,624,377,365.60 25,115,194,992.00 25,868,650,841.76
2. Dana Perimbangan *) 370,659,277,360.00 593,478,314,088.00 654,584,209,146.24
B ANGGARAN BELANJA 278,020,722,360.00 641,611,597,466.00 687,854,496,811.37
1. Belanja Aparatur 278,020,722,642.39 385,636,448,877.00 424,200,093,764.70
  - Belanja Administrasi Umum 269,862,688,067.90 273,044,000,000.00 300,348,400,000.00
- Belanja Operasoinal dan
  4,983,913,021.34 4,246,590,588.00 4,373,988,305.64
Pemeliharaan
  - Belanja Modal 3,174,121,553.15 4,362,492,778.00 4,493,367,561.34
2. Belanja Publik 111,702,281,908.34 255,975,148,589.00 263,654,403,046.67
- Belanja Operasional dan
  17,403,331,007.34 39,111,198,182.80 40,284,534,128.28
Pemeliharaan
  - Belanja Modal 60,985,712,410.00 160,222,369,901.10 165,029,040,998.13
- Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
  33,313,238,491.00 75,049,903,015.20 77,301,400,105.66
Keuangan
C. ANGGARAN SISA 17,199,407,507.69 38,865,916,458.00 42,752,508,103.80
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
  17,199,407,507.69 38,865,916,458.00 15,847,828,072.00
Tahun Lalu
  Silpa tahun berjalan 38,865,916,458.00 15,847,828,072.00 35,350,871,280.43

Tabel 28. lanjutan


No INDIKATOR 2008 2009 2010
A ANGGARAN PENDAPATAN 748,498,145,986.80 823,347,960,585.48 905,682,756,644.03
1. Pendapatan Asli Daerah 26,644,710,367.01 27,444,051,678.02 28,267,373,228.36
2. Dana Perimbangan *) 720,042,630,060.86 792,046,893,066.95 871,251,582,373.65
B ANGGARAN BELANJA 756,639,946,492.51 832,303,941,141.76 915,534,335,255.93
1. Belanja Aparatur 466,620,103,141.17 513,282,113,455.29 564,610,324,800.82
  - Belanja Administrasi Umum 330,383,240,000.00 363,421,564,000.00 399,763,720,400.00
- Belanja Operasoinal dan
  4,811,387,136.20 5,292,525,849.82 5,821,778,434.81
Pemeliharaan
  - Belanja Modal 4,942,704,317.47 5,436,974,749.22 5,980,672,224.14
2. Belanja Publik 290,019,843,351.34 319,021,827,686.47 350,924,010,455.12
- Belanja Operasional dan
  44,312,987,541.11 48,744,286,295.22 53,618,714,924.75
Pemeliharaan
  - Belanja Modal 181,531,945,097.95 199,685,139,607.74 219,653,653,568.52
- Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
  85,031,540,116.22 93,534,694,127.84 102,888,163,540.63
Keuangan
C. ANGGARAN SISA 47,027,758,914.18 51,730,534,805.60 56,903,588,286.16
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
  35,350,871,280.43 38,885,958,408.47 42,774,554,249.32
Tahun Lalu
  Silpa tahun berjalan 38,885,958,408.47 42,774,554,249.32 47,052,009,674.25
*) Terdiri dari dana perimbangan + lain-lain penerimaan yang syah

rpjm-2006-2010: bab-v-arah kebijakan keuangan daerah 42


C. KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

Arah kebijakan umum anggaran setiap tahunnya ditujukan pada upaya


optimalisasi penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
dengan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas keuangan daerah dan mengoptimalkan


penggunaan dana secara transparan, objektif dan efisien serta sesuai
dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.
2. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah
termasuk sumber penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.
3. Pengembangan mekanisme pembiayaan dan sistem akuntansi, sistem
informasi keuangan yang transparan dan bertanggung jawab serta
penataan manajemen keuangan daerah.
4. Peningkatan pengawasan pengelolaan keuangan daerah.

rpjm-2006-2010: bab-v-arah kebijakan keuangan daerah 43

Anda mungkin juga menyukai