Anda di halaman 1dari 18

Pengamatan yang mendalam mengenai jantung mamalia berbilik empat memberikan pemahaman

yang lebih lengkap mengenai bagaimana sirkulasi ganda bekerja. Jantung manusia yang berada
persisi di bawah tulang dada, misalnya berukuran sekitar satu kepalan tangan. Jantung terutama
tersusun dari jaringan otot jantung. Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan
berfungsi sebagai ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke jantung, dan hanya
memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju vemtrikel. Ventrikel mempunyai dinding
yang lebih tebal dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan atrrium-khususnya ventrikel kiri, yang
harus memompakan darah keluar ke seluruh organ tubuh melalui sistematik.

Empat katup jantung, masing-masing terdiri atas flaps (jaringan ikat), berfungsi untuk mencegah
aliran balik darah. Anatar setiap atrium dan ventrikel terdapat katup atriventrikel (AV). Katup
AV ditambatkan oleh serabut yang kuat mencegah terjadinya perputaran balik aliran darah dari
dalam keluar. Tekanan yang dibangkitkan oleh kontraksi ventrikel yang sangat kuat akan
menutup katup AV, sehingga menjaga darah tidak mengalir kembali ke dalam atrium. Katup
semilunar terletak dikedua pintu keluar jantung, tempat aorta meninggalkan ventrikel kiri dan
arteri pulmoner meninggalkan ventrikel kanan.

1. Jantung (cor)

Merupakan alat pemompa darah. Jantung terdiri dari otot jantung (miokardium), selaput
jantung (perikardium) dan selaput yang membatasi ruangan jantung (endokardium).

Otot jantung mendapatkan zat makanan dan O2 dari arah melalui arteri koroner. Peristiwa
penyumbatan arteri koroner disebut koronariasis.

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel.

- Atrium (serambi)

Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena). Atrium kanan
(dekter) dan atrium kiri (sinister) terdapat katup valvula bikuspidalis. Pada fetus antara
atrium kanan danatrium kiri terdapat lubang disebut foramen ovale.

- Ventrikel (bilik)

Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari atrium, dan ventrikel kiri lebih tebal daripada
ventrikel kanan, karena berfungsi memompakan darah keluar jantung. Antara ventrikel
kanan dan ventrikel kiri terdapat katup valvula trikuspidalis.

Saat ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri yang kaya O 2 dipompakan menuju aorta.
Sedangkan darah dari ventrikel kanan yang kaya CO2 dipompakan melalui arteri paru-paru
(arteri pulmonalis). Bila ventrikel mengendur (relaksasi) maka jantung akan menerima darah
vari vena cava superior, dan vena cava inferior yang kaya CO 2 masuk ke dalam atrium kanan.
Sedangkan darah dari pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya O 2 masuk ke
atrium kiri.

Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka tekanan jantung menjadi maksimum disebut
sistole. Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum, maka tekanan ruang jantung
menjadi minimum disebut diastole.

Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 – 80 kali setiap menit, sehingga dalam sehari 
100.000 kali. Pada bayi yang baru lahir berdenyut  130 setiap menit. Umur 20 tahun  72 /
menit dan 45 tahun  75 / menit.

Pembuluh darah

- Pembuluh nadi (arteri) : pembuluh darah yang membawa darah dari jantung.

- Pembuluh vena (balik) : pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.

Perbedaan antara arteri dan vena.

Macam-macam peredaran darah :

1. Peredaran darah kecil, melalui :

1. Ventrikel kanan
2. arteri pulmonalis
3. paru-paru
4. vena pulmonalis
5. atrium kiri.

2. Peredaran darah besar, melalui :

Ventrikel kiri

1. aorta
2. arteri
3. arteriola
4. kapiler
5. venula
6. vena
7. vena cava superior
8. vena cava inferior
9. atrium kanan.
3. Sistem portae

Darah sebelum masuk kembali ke jantung terlebih dahulu masuk ke dalam suatu organ yang
disebut sistem portae.

Pada mamalia/ manusia hanya terdapat satu sistem portae yaitu sistem portae hepatica.

Pembuluh limpha (pembuluh getah bening)

1. Pembuluh limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster).

Menerima aliran limpha dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan
yang bermuara di pembuluh balik di bawah selangka kanan.

2. Pembuluh limpha dada kiri (ductus thoracikus).

Menerima aliran limpha dari bagian lain danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka
kiri. Pembuluh inimerupakan tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh
lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus.

Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang berperan dalam pemberantasan
kuman penyakit.

Perbedaan peredaran limpha dengan peredaran darah

Peredaran Peredaran
darah limpha

( limpha )
Sistem Tertutup Terbuka
per-edaran.
Darah, Getah
Yang berwarna bening, ber-
dialir kan. merah. warna kuning
ke-putihan.
Tenaga Kontraksi
pendorong otot Kontraksi
. jantung. otot rangka.

Zat yang O2, CO2, Lemak (asam


di angkut. protein, lemak +
gula. gliserin).
Pembuluh-
nya Arteri dan Pembuluh
vena. getah be-ning
(duktus
torak-sikus
dan duktus
limfatikus
dekster)

Denyut jantung

Volume jantung darah permenit yang dipompakan oleh ventrikel kiri ke dalam sirkuit sistemik
disebut curah jantung. Volume tersebut bergantung pada dua faktor: denyut jantung (denyut
nadi) dan volume per denyut (stoke volume), yaitu jumblah darah yang dipompakan oleh
ventrikel kiri setiap kali berkontraksi. Rata-rata volume per denyut untuk manusia adalah sekitar
75 mil per denyut. Manusia dengan volume per denyut seukuran ini dan denyut jantung istirahat
70 denyut/ menit mempunyai curah jantung 5,25 L/menit. Ukuran tersebut kurang lebih
ekuivalen dengan total volume darah dalam tubuh manusia. Curah jantung dapat meningkat
sekitar lima kali lipat selama olahraga berat.

Darah adalah jaringan ikat dengan sel-sel yang tersuspensi dalam plasma. Darah vertebrata merupakan
suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas beberapa jenis sel tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang
disebut plasma. Tubuh manusia pada umumnya mengandung kurang lebih 4 sampai 5 L darah. Jika
sampel darah diambil, sel-sel darah dapat dipisahkan dari plasma dengan cara memasukan darah
tersebut kedalam sentrifugasi dan memutarnya dengan kecepatan tertentu. (Antikoagulan harus
ditambah untuk mencegah penggumpalan darah). Unsur seluler (sel dan fragmen sel), yang berkisar 45
% dari volume darah, akan mengendap ke dasar sentrifuge, dan membentuk pelet padat berwarna
merah. Di atas pelet sekuler ini terdapat plasma transparan berwarna kekuning-kuningan.

Fungsi darah :

1. Sebagai alat transport :

- O2 dari paru-paru diangkut keseluruh tubuh

- CO2 diangkut dari seluruh tubuh ke paru-paru

- Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh

jaringan yang membutuhkan.

- zat sampah hasil metabolisme dari seluruh tubuh

ke alat pengleluaran.
- Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin (ke-

lenjar buntu) ke bagian tubuh tertentu.

2. Mengatur keseimbangan asam dan basa

3. Sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman

4. Untuk mengatur stabilitas suhu tubuh

. Sel-sel darah (bagian padat)

a. Eritrosit (sel darah merah)

Tidak berinti, mengandung Hb (protein yang mengandung senyawa hemin dan Fe yang
mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2), bentuk bikonkav, dibuat dalam sumsum merah
tulang pipih sedang pada bayi dibentuk dalam hati. Dalam 1 mm 3 terkandung  5 juta eritrosit
(laki-laki) dan  4 juta eritrosit (wanita).

Setelah tua sel darah merah akan dirombak oleh hati dan dijadikan zat warna empedu (bilirubin).

b. Leukosit (leukosit)

Mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung 6000 – 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara
ameboid, berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh jaringan retikulo
endothelium disumsum tulang untuk granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit.

Leukosit, meliputi :

- Granulosit : merpakan sel darah putih yang

bergranula :

Neutrofil : granula merah kebiruan, bersifat fagosit.

Basofil : granula biru, fagosit.

Eosinofil : granula merah, fagosit.

- Agranulosit : merupakan sel darah putih yang


sitoplasmanya tidak bergranula :

Monosit : inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat.

Limphosit : inti sebuah, untuk imunitas, tidak dapat bergerak.

c. Trombosit (sel darah pembeku)

Tidak berinti dan mudah pecah, bentu tidak teratur, berperan dalam pembekuan darah, keadaan
normal 1 mm3 mengandung 200.000 – 300.000 butir trombosit.

Mekanisme pembekuan darah :

mengeluarkan

a. Trombosit pecah tromboplastin/

faktor antihemofili trombokinase.

b. Protombin trombin

Ca++ dan Vit.K

c. Fibrinogen fibrin

Untuk keperluan tertentu, misal dalam proses pengambilan darah dari donor, maka pembekuan
darah dapat dihindarkan dengan jalan :

- Mendinginkan darah mendekati titik bekunya. Tujuannya untuk menhalangi pembentukan

trombin.

- Memberi garam natrium oksalat atau natrium sitrat. Tujuan mengendapkan ion Ca, sehingga
pengubahan protrombin menjadi trombin terhambat.

- Pemberian heparin atau dikumarol yang merupakan zat antikoagulan (anti pembekuan darah).
Zat ini digunakan untuk mencegah pembekuan darah dalam transfusi darah dan pada saat
operasi.

- Mencegah persentuhan dengan permukaan yang kasar, misal menggunakan alat pengambil
darah yang sangat tajam dan permukaan alat yang licin dan halus.

2. Plasma darah (cairan darah)


a. Protein, meliputi :

- fibrinogen : untuk pembekuan darah

- albumin : menjaga tekanan osmotik darah

- globulin : membentuk zat kebal / zat antibodi

Berdasarkan kerjanya zat anti dibedakan :

- prepsipitin : kerjanya menggumpalkan darah

- lisin : memecah antigen

- antitoksin : menetralkan racun

b. Sari-sari makanan, meliputi :

- glukosa

- asam amino

- asam lemak

- gliserin

c. Garam mineral, meliputi :

- kation : Na+, K++, Ca++, Mg++

- anion : Cl-, HCO3-, PO4-

d. Zat hasil produksi sel, meliputi :

- hormon

- enzim

- antibodi

e. Zat hasil sisa metabolisme, meliputi :

- urea
- asam ureat

f. Gas-gas pelepasan, meliputi :

- O2

- CO2

- N2

Pembagian golongan darah…..

Golongan Darah

Terdapat 3 sistem penggolongan darah pada manusia :

1. Sistem MN : golongan darah digolongkan menjadi 3 yaitu M, MN dan N.

2. Sistem Rh (Rhesus) : golongan darah manusia di golongkan menjadi 2 yaitu Rh + dan Rh-.

Orang bergolongan Rh+ di dalam eritrositnya terkandung aglutinogen Rhesus, 85% dimiliki orang
berkulit berwarna. Sedang yang bergolongan Rh - dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen
Rhesus, 85% dimiliki orang berkulit putih.

Apabila bayi bergolongan Rh + berada dalam kandungan ibu bergolongan RH - , dimanadareah ibu
sudah terbentuk zat anti Rh + , maka tubuh bayi akankemasukan zat anti Rh +, dan anak itu akan
menderita penyakit kuning sejak lahir yang disebut erythroblastosis foetalis (sel-sel darah merahnya
tidak dapat dewasa).

3. Sistem A, B, O : Dr. Landsteiner dan Donath membedakan glongan darah manusia menjadi 4, yaitu A,
B, AB dan O.

Golongan darah A : sel darah merahnya mengandung aglutinogen A, sedang dalam plasmanya
terdapat aglutinin  atau zat anti B.

Golongan darah B : sel darah merahnya mengandung aglutinogen B, sedang dalam plasmanya
terdapat aglutinin  atau zat anti A.
Golongan darah AB : sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sedang dalam plasmanya
tidak terdapat aglutinin  dan .

Golongan darah O : sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen A dan B, tetapi plasma nya
mengandung aglutinin  dan .

Aglutinogen (antigen) berarti zat yang digumpalkan, sedang aglutinin (zat anti) berarti zat yang
menggumpalkan.

RESPIEN

Aglutinin

A B AB O

Aglutinin   - 

A-+-+

B+--+

AB + + - +

O----

Keterangan :

+ = terjadi penggumpalan

- = tidak terjadi penggumpalan

Secara teori golongan daran AB dapat menerima semua golongan darah disebut respien universal,

dan golongan adrah O dapat memberi kepada semua golongan darah disebut donor universal.
I. PEMBAHASAN :

Tekanan darah arteri dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara auskultasi. Manset
dipasang pada di atas fosa cubiti. Dengan cara palpasi (perabaan), orang percobaan dapat diukur
tekanan darah dengan meraba arteri radialis. Pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi tersebut
hanya dapat mengetahui tekanan darah sistol. Pada saat memasangkan alat manset usahakan tidak
terlalu kencang atau terlalu longgar. Apabila terlalu kencang, maka hasil pengukuran tekanan darah
akan berkurang dari yang seharusnya. Sebaliknya, apabila manset terlalu longgar, maka hasil
pengukuran tekanan darah akan bertambah dari yang seharusnya, sehingga menjadi tidak akurat

Dengan cara auskultasi, dapat dilakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastol dengan
menggunakan stetoskop untuk mendengar aliran darah pada arteri brakialis. Pengukuran dilakukan
berdasarkan fase korotkof, dimana terdapat 5 fase yaitu:
1. Terdengar bunyi
2. Bising
3. Bunyi mulai teratur
4. Melemah
5. Bunyi hilang
Tekanan sistol ada pada fase pertama (mulai terdengar bunyi), dan tekanan diastol pada fase ke 5 (bunyi
menghilang).

II. KESIMPULAN :
Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara auskultasi. Cara
palpasi hanya dapat mengukur tekanan sistol, sedangkan cara auskultasi dapat mengukur
tekanan sistol dan diastol. Tekanan pada arteri dapat berubah-ubah sesuai dengan aktifitas kita.

Cara Palpasi
Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastole dimana pada percobaan ini tekanan
diastole didapatkan berkisar antara 100 mmHg sampai 110 mmHg. Palpasi dilakukan sebelum
melakukan auskultasi karena dari pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar
patokan untuk mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi.
2. Cara Auskultasi
Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop dalm hal ini untuk menentukan
tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistolle yang sama dengan cara palpasi yaitu
110/80 mmHg. Timbulnya bunyi pada pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan
darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini
menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan
ini akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi
Korotkoff.
Protokol
1. Tekanan Darah Istirahat
Pada protocol ini didapatkan tekanan darah orang coba ketika baring 110/80 mmHg dan
meningkat ketika duduk menjadi 120/90 mmHg. Peningkatan ini menunjukkan bahwa posisi
tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah meskipun pada saat perubahan posisi dari duduk ke
berdiri tidak mengalami perubahan karena mungkin diopengaruhi oleh beberapa factor misalnya
kesalahan pengukuran atau kurangnya keakuratan alat. Peningkatan tekanan darah ini terjadi
karena adanya gaya grafitasi yang memepengaruhi tekanan pompa jantung lain halnya pada saat
berbaring letak estermitas atas dan bawah sejajar dengan jantung sehingga kecepatan aliran darah
standar. Tapi bila dalam keadaan berdiri bagian ekstermitas atas dan kepala lebih tinggi dari
jantung sehingga agar supaya darah dapat sampai ke tempat yang dituju dengan pasokan yang
sama dengan pada waktu berbaring, maka diperlukan tekanan pompa yang besar sehingga
sehingga curah meningkat kemudian aliran balik vena meningkat dan sleanjutnya meningkatkan
tekanan darah.
2. Pengaruh Perubahan Sikap
Perubahan sikap dapat mempengaruhi tekanan darah dimana tekanan darah meningkat yang
semula duduk orang coba memiliki tekanan darah sebesar 120/80 mmHg meningkat ketika
berdiri menjadi 130/80 mmHg. Hal ini karena adanya gaya grafitasi karena darah akan
mengumpul pada pembuluh kapasitas vena ekstermitas inferior. Sehingga darah akan terlokalisir
pada suatu tempat. Pengisian atrium kanan jantung akan berkurang sehingga pada posisi berdiri
akan terjadi penurunan sementara. Setelah beberapa menit kemudian tekanan darah akan kembali
normal karena sudah mulai beradaptasi dengan perubahan posisi tubuh. Hal ini karena adanya
baroresptor yang menjaga tekanan arteri di kepala dan tubuh bagian atas tetap konstan. Karena
tekanan arteri meningkat, baroreseptor sinus karotis dan lengkung aorta meningkatkan kecepatan
pembentukan potensial aksi di neuron aferen. Setelah mendapatkan informasi bahwa tekanan
arteri terlalu tinggi oleh peningkatan potensial tersebut, pusat kontrol kardiovaskuler berespons
dengan mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis ke system
kardiovaskuler. Sinyal-sinyal eferen ini menurunkan kecepatan denyut jantung, menurunkan
volume sekuncup, dan menimbulkan vasodilatasi arteriol dan vena, yang pada gilirannya
menurunkan curah jantung dan resistensi perifer total, sehingga tekanan darah kembali ke tingkat
normal.
3. Pengaruh Kerja Otot
Pada percobaan ini didapatkan tekanan darah orang coba sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas adalah sama. Akan tetapi, secara fisiologis tekanan darah setelah melakukan aktivitas
seharusnya meningkata. Hal inbi mungkin disebabkan karena ketidakakuratan alat atau orang
coba sering berolahraga sehingga tekakan darahnya tidak segera mengalami perubahan
dibandingkan orang-orang yang tidak sering berolahraga.
Ketika kita beraktivitas maka otot-otot akan saling berkontraksi. Dalam proses kontraksi, otot
memerlukan suplai oksigen yang banyak uantuk memenuhi kebutuhan akan energi. Darah
sebagai media yang bertujuan untuk menyuplai O2 harus segera memenuhinya. Oleh karena itu,
curah jantung akan ditingkatkan ubntuk memenuhi kebutuhan darah terseburt dan selanjutnya
akan meningkatkan aliran darah. Selain itu, perangsangan implus simpatis menyebabkan
vasokonstriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali pada otot yang aktif, terjadi vasodilatasi. Hal
inilah yang menyebabkan tekanan darah akan meningkat setelah melakukan aktivitas fisik.
Selain itu, sewaktu otot-otot itu berkontraksi, otot-otot tersebut menekan pembuluh darah di
seluruh tubuh. Akibatnya terjadi pemindahan darah dari pembuluh perifer ke jantung dan paru.
Dengan demikian akan meningkatkan curah jantung yang selanjutnya m,eningkatkan tekanan
darah.
4. Pengaruh Berfikir
Berpikir berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
percobaan dimana ketika berpikir tekanan darah orang coba meningkat dari 110 80 mmHg
menjadi 110/90 mmHg. Peningkatan kerja otak membutuhkan nutrisi dan O2 yang banyak
sehingga darah akan dipompa lebih banyak ke otak. Sehingga kardiak output akan ditingkatkan
yang selanjutnya akan meningkatkan aliran balik vena dan meningkatkan tahanan perifer yang
kemudian menyebabkan tekanan darah meningkat. Selain itu letak otak berada diatas jantung
sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih kuat untuk mendorong darah ke otak.
5. Percobaan Valsava (Valsava’s Maneuver)
Dalam percobaan ini seharusnya tekanan darah orang coba akan menurun tetapi karena
kesalahan perhitungan atau ketidakakuratan alat menyebabkan penyimopangan hasil. Seseorang
melakukan ekspirasi kuat dengan glottis tertutup dimana tekanan intratorakal sehingga aliran
balik vena menurun yang mengakibatkan curah jantung menurun dan selanjutnya menyebebkan
penurunan tekanan darah.
6. Percobaan Muller
Dalam percobaan ini seharusnya tekanan darah orang coba akan menurun tetapi karena
kesalahan perhitungan atau ketidakakuratan alat menyebabkan penyimopangan hasil. Seseorang
melakukan inspirasi kuat dengan glottis tertutup maka CO2 banyak keluar. Sehingga
menurunkan volume darah yang akan mengangkut Oksigen dan menurunkan curah jantung
sehingga tekanan darah akan menurun.
Selain itu, hal yang dapat kita kaji dalam percobaan ini adalah penyakit Arterioskelerosis atau
pengerasan arteri. Istilah Arterioskelerosis atau pengerasan arteri sebetulnya meliputi setiap
keadaan pembuluh arteri yang mengakibatkan penebalan atau pengerasan dindingnya.
Arterioskelerosis merupakan penyakit yang melibatkan aorta ,cabang-cabangnya yang besar dan
arteri yang berukuran sedang seperti arteri yang menyuplai darah ke bagian-bagian ekstermitas
,otak, jantungdan organ dalam utama. Arterioskelerosis tidak menyerang arteriol dan juga tidak
melibatkan sirkulasi vena. Penyakit ini multifokal dan lesi unit,atau ateorema, terdiri dari massa
bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan skunder garam kalsium dan
poduk-produk darah.
Tekanan darah merupakan faktor penting bagi, insiden dan beratnya arteriosklerosis. Pada
umumnya penderita hipertensi akan megalami arteriosklerosis lebih awal dan lebih berat dan
beratnya penyakit berhubungan dengan tekanan darah, walaupun dalam batas normal.
Arteriosklerosis tidak terlihat pada arteria pulmonalis kecuali jika tekanannya meningkat secara
abnormal, kedaan ini dinamakan hipertensi pulmonal. Faktor risiko lain dalam perkembangan
arteriosklerosis adalah merokok. Merokok merupakan faktor lingkungan utama yang
menyebabkan arteriosklerosis menjadi semakin buruk.
TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan darah adalah hal vital dalam hidup. Tekanan darah memungkinkan untuk darah
bersirkuasi ke seluruh tubuh kita. Dengan setiap gerakan jantung, darah di pompa keluar dari
jantung ke pembuluh-pembuluh darah. Darah merupakan pembawa oksigen dan makanan ke
organ-organ vital seperti otak, jantung dan ginjal sehingga mereka bisa bekerja. Tekanan darah
adalah kekuatan darah terhadap didnding pembuluh darah (www.upmc.com, 2004).

Tekanan darah arteri adalah kekuatan darah ke didinding pembuluh darah yang menampung ,
mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus jantung. Pada saat ventrikel kiri
memaksa darah masuk ke aorta ,tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Pada
waktu diastole tekanan turun sampai mncapai titik terendah yag disebut tekanan diastole
(Guyton,2007).
Tekanan darah dinilai dalam 2 nilai, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi
maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat. Pemeriksaan tekanan
darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera.
Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan
darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa (http://id.wikipedia.org, 2008).
Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan ini
harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk
menghasilkan gaya dorong yang cukup, tanpa tekanan inin, otot dan jaringan lain tidak akan
menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke
organ-organ tersebut dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh telalu tinggi sehingga menimbulkan
beban kerja tambahan bagi jantung dan meningktkan resiko kerusakan pembuluh serta
kemungkinan lupturnya pembuluh-pembuluh halus (Sherwood, 2005).
Pusat integritas yang menerima impuls aferen menegenai status tekanan arteri adalah pusat
control kardiovaskuler, yang terletak pada medulla di batang otak. Sebagai jalur aferen adalah
system saraf otonom. Jika karena suatu hal tekanan arteri meningkat di atas normal, baroreseptor
sinus karotis dan lengkung aorta meningkatkan kecepatan pembentukan potensial aksi di neuron
aferen. Setelah mendapatkan informasi bahwa tekanan arteri terlalu tinggi oleh peningkatan
potensial tersebut, pusat control kardiovaskuler berespons dengan mengurangi aktivitas simpatis
dan meningkatkan aktivitas parasimpatis ke system kardiovaskuler. Sinyal-sinyal eferen ini
menurunkan kecepatan denyut jantung, menurunkan volume sekuncup, dan menimbulkan
vasodilatasi arteriol dan vena, yang pada gilirannya menurunkan curah jantung dan resistensi
perifer total, sehingga tekanan darah kembali ke tingkat normal (Sherwood, 2005).
Tekanan darah di aorta dan di brakial dan arteri besar lainnya pada orang dewasa tekanan sitolik
berkisar 120 mmHg selama siklus jantung dan turun menjadi minimum (tekanan diastole) sekitar
70 mmHg. Takanan darah arteri biasanya ditulis dengan tekanan systole per tekanan diastole,
120/70 mmHg. Tekanan nadi, berbeda antara tekanan sistole dan diastole, normalnya sekitar 50
mmHg. Tekanan rata-rata adalah tekanan rata-rata seluruh siklus jantung. Karena systole lebih
singkat daripada diastole, tekanan rata-rata merupakan nilai tengah antara tekanan systole dan
diastole. Hal ini sebenarnya bisa hanya ditentukan oleh luas integritas dari kurva tekanan,
bagaimanapun sabagai perkiraan, tekanan rata-rata sebanding dengan tekanan diastole ditambah
satu-tiga dari tekanan nadi (Ganong, 2000).
Dua faktor utama yang mempengaruhi tekanan nadi, (1) curah volume sekuncup dari jantung dan
(2) komplians dari sistem arteri. Volume sekuncup jantung adalah jumlah darah yang dipompa
dari tiap-tiap ventrikel pada setiap denyut jantung, dalam keadaan normal volume sekuncup
sekitar 70 ml, tetapi dalam keadaan yang sesuai dengan kehidupan ,volume sekuncup dapat turun
sampai beberapa milimeter per denyut dan dapat meningkat sampai sekitar 140 ml per denyut
pada jantung normal dan sampai lebih lebih dari 200 ml/ denyut pada orang dengan jantung yang
sangat besar, seperti pada beberapa atlit. (Guyton,2007)
Pada umumnya semakin besar curah volume sekuncup semakin besar jumlah darah yang harus
ditampung di sistem arteri pada setiap denyut jantung . dan karena itu semakin besar peningkatan
dan penurunan tekanan selama diastol dan sistol ,jadi menyebabkan semakin besar tekanan nadi.
Sebaliknya semakin kecil komplians sistem arteri maka makin besar tekanan yang akan terjadi
pada volume sekuncup darah tertentu yang dipompa ke dalam arteri. Kadang-kadang tekanan
nadi meningkat sebanyak dua kali normal pada orang lanjut usia karena arteri menjadi lebih kaku
akibat arterioskolosis dan karena itu tidak fleksibel.Kemudian sebagai akibatnya tekanan nadi
ditentukan kurang lebih oleh rasio curah volume sekuncup terhadap komlians arteri. Setiap
kondisi sirkulasi yang mempengaruhi satu atau kedua faktor tersebut akan juga mempengaruhi
tekanan nadi. .(Guyton, 2007)
Fisiologi dari system sirkulsi sangat kompleks. Dapat dikatakan, ada banyak factor yang dapat
mempengaruhi tekanan arteri. Diantaranya bisa dipengaruhi oleh factor fisiologi, seperti diet,
kegiatan fisik, saki, obat-obatan atau alcohol, obesitas, keelbihan berat dan dan seterusnya
(http://en.wikipedia.org, 2008).
Faktor-faktor yang dapat mempertahan aliran darah adalah sebagai berikut, (1) Kekuatan jantung
memompakan darah membuat tekanan yang dilakukan jantung sehingga darah bisa beredar ke
seluruh bagian tubuh dan darah dapat kembali lagi ken jantung, (2) Visikositas atau kekentalan
darah,disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah ang beredar dalam aliran darah, (3)
elastisitas dinding aliran darah. Didalam arteri tekanan lebih besar darip[ada di dalam vena sebab
otot yang membungkus arteri lebih elastis dari pada vena, (4) tahanan tepi. Tahanan yang
dikeluarkan oleh darah mengalkir dalam pembuluh darah dalam sirkulasi darah besar yang berda
dalam arterial. Turunnya tekanan mengakibatkan denyut jantung pada kapiler dan vena tidak
teraba.(Guyton,2007)
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara
normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih
rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari (http://id.wikipedia.org, 2008).
Hingga saat sekarang alat ukur yang masih terandalkan untuk mengukur tekanan darah secara
tidak langsung ialah sfigmomanometer air raksa. Kadang-kadang dijumpai sfigmomanometer
dengan pipa air raksa yang letaknya miring terhadap bidang horisontal (permukaan air) dengan
maksud untuk memudahkan pembacaan hasil pengukuran oleh pemeriksa. Untuk
sfigmomanometer semacam ini perlu dilakukan koreksi skala ukurannya karena seharusnya pipa
air raksa tegak lurus terhadap permukaan air. Manset yang digunakan dapat berbeda lebarnya
bergantung kepada lingkar lengan. Secara garis besar American Heart Association menganjurkan
penggunaan lebar manset sebagai berikut: di bawah 1 tahun 2.5 cm ,1 -- 4 tahun 5 atau 6 cm, 4 --
8 tahun 8 atau 9cm, dewasa 12.5 cm, dewasa obese 14 cm (http://do.qwertyy.cn/do.htm, 2008 ).
Menurut laporan WHO yang panting ialah lebar kantong udara dalam manset harus cukup lebar
untuk menutupi 2/3 panjang lengan atas. Demikian pula panjang manset harus cukup panjang
untuk menutupi 2/3 lingkar lengan atas. Ukuran manset yang tertentu tersebut bertujuan agar
tekanan udara dalam manset yang ditera dengan tinggi kolom air raksa, benar-benar seimbang
dengan tekanan sisi pembuluh darah yang akan diukur (http://do.qwertyy.cn/do.htm, 2008 ).
Metode Palpasi
Nilai minimum dari systole dapat dihitung secara kasar tanpa perlatan dengan cara palpasi., pada
umumnya dipakai dalam keadaan darurat. Palpasi dari arteri radial indikasi tekanan darahnya
yaitu 80 mmHg, arteri femuralis paling rendah 70 mmHg, dan nadi karotis minimal 60 mmHg
(http://en.wikipedia.org, 2008).
Metode Auskultasi
Untuk melakukan pengukuran tekanan secara rutin pada penderita, tidaklah mungkin untuk
menggunakan bermacam-macam pencatatan tekanan yang mengaharuskan jarum masuk kedalam
arteri,walaupun cara tersebut kadang-kadang diperlukan pada penelitian khusus. Sebagai
gantinya para klinisi menetukan tekanan sistolik dan diastolik deengan cara tidak lansung
bisanya dengan menggunakan cara auskultasi. .(Guyton, 2007)
Memperlihatkan cara auskultasi untuk menentukan tekanan arteri sistolik dan diastolik.sebuah
stetoskop diletakkan pada arteri antecubiti, dan disekeliling lengan atasdipasang sebuah manset
tekanan darah yang digembungkan. Selama manset mnekan lengan dengan sedikit sekali tekanan
sehingga arteri tetap terdistensi dengan darah, tidak ada bunyi yang terdengar melalui
stetoskop ,walaupun sebenarnya darah alam arteri tetap berdenyut . bila tekanan dalam manset
itu cukup besar untuk menutup arteri selama sebagian siklus tekanan arteri, pada setiapa
denyutan akan terdengar bunyi. Bunyi-bunyi ini di sebut bunyi korotkoff. (Guyton, 2007)
Auskultasi adalah metode yang menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer. Ini terdiri dari
sebuah inflatable (riva rocci) spontan ditempatkan di sekitar lengan atas di sekitar yang sama
vertikal tinggi sebagai jantung, terlampir ke air raksa atau aneroid manometer. The raksa
manometer, dianggap sebagai standar baku untuk pengukuran tekanan arterial, mengukur
ketinggian kolom dari air raksa, memberikan hasil yang mutlak tanpa perlu untuk kalibrasi, dan
akibatnya tidak tunduk pada kesalahan dan penyimpangan dari kalibrasi yang mempengaruhi
metode lain. Penggunaan air raksa manometers sering diperlukan dalam percobaan klinik dan
untuk pengukuran klinis hipertensi pada pasien berisiko tinggi, seperti ibu hamil
(http://en.wikipedia.org, 2008).
Dalam menentukan tekanan darah dengan cara auskultasi ,tekanan dalam manset mula-mula
dinaikkan sampai tekanan diatas arteri sistolik. Selama tekanan ini lebih tinggi daripada tekanan
sistolik ,arteri brakialis tetap kolaps dan tidak ada darah yang mengalir kedalam arteri yang lebih
distal sepanjang bagian siklus tekanan yang manapun .oleh karena itulah, tidak akan terdenga
bunyi korotkoff dibagian arteri yang lebih distal. Namun kemudian tekanan dalam manset secara
bertahap dikurangi. Begitu tekanan dalam manset menurun dibawah tekanan sistolik akan ada
darah yang mengalir melalui arteri yang terletak dibawah manset elama puncak tekanan sistolik
dan kita mulai mendegar bunyi berdetak dalam arteri antecubiti yang sinkron dengan denyut
jantung. Begitu bunyi terdengar , nilai tekanan yang ditunjukkan oleh manometer yang
dihubungkan dengan manset kira-kira sama dengan tekanan sistolik.(Guyton, 2007).
Bila tekanan dalam manset diturunkan lebih lanjut ,terjadi perubahan kualitas bunyi berdetaknya
menjadi berkurang namun lebih berirama dan bunyinya lebih kasar. Kemudian,akhirnya sewaktu
tekanan dalam manset turun sampai sama dengan tekanan diastolik ,arteri tersebut tidak
tersumbat lagi , yang berarti bahwa faktor dasar yang menimbulkan terjadinya bunyi dalah
pancaran darah melewati arteri yang tertekan tidak ada lagi. Oleh karena itu bunyi tersebut
mendadak berubah menjad meredam dan biasanya menghilang seluruhnya setelah tekanan dalam
manset turun lagi sebanyak 10 sampai 10 milimeter. Kita catat tekanan pada manometer ketika
bunyi korotkoff berubah menjadi meredam,dan tekanan ini kurang lebih sama dnga tekanan
diastolik. .(Guyton, 2007)
Ketika tekanan darah tinggi, ini akan menyebabkan krusakan pembuluh, serangan jantung,
stroke, dan masalah lainnya. Tekanan darah yang tinggi biasa disebut “silent killer”, karena
biasanya tidak menimbulkan gejala sampai terjadi kerusakan (http://blstc.msn.com, 2007).

Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protin di dalam sel darah merah yang
bergabung dengan oksigen dan karbon dioksida untuk diangkut melalui sistem peredaran darah
ke tisu-tisu dalam badan. ion besi dalam bentuk Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna
merah pada darah. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15 gram hemoglobin yang
mampu mengangkut 0.03 gram oksigen.

Terdapat beberapa cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam darah, kebanyakannya
dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus untuk membuat beberapa ujian
terhadap darah. Di dalam mesin ini, sel darah merah diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin
dalam bentuk larutan. Hemoglobin yang terbebas ini dicampur dengan bahan kimia yang
mengandungi cyanide yang mengikat kuat dengan molekul hemoglobin untuk membentuk
cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui larutan cyanmethemoglobin dan
mengukur jumlah cahaya yang diserap (khususnya bagi gelombang antara 540 nanometer),
jumlah hemoglobin dapat ditentukan.

Aras hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram (gm) bagi setiap
dekaliter (100 mililiter). Aras hemoglobin normal bergantung kepada usia, awal remaja, dan
jantina seseorang itu. Aras normal adalah :-

1. Baru lahir : 17-22 gm/dl


2. Usia seminggu : 15-20 gm/dl
3. Usia sebulan : 11-15gm/dl
4. Kanak-kanak: 11-13 gm/dl
5. Lelaki dewasa: 14-18 gm/dl
6. Wanita dewasa: 12-16 gm/dl
7. Lelaki separuh usia: 12.4-14.9 gm/dl
8. Wanita separuh usia: 11.7-13.8 gm/dl

Paras hemoglobin yang rendah merupakan satu keadaan yang dikenali sebagai anemik. Terdapat
beberapa sebab berlakunya anemia. Sebab utama biasanya kehilangan darah (kecederaan teruk,
pembedahan, pendarahan kanser kolon), kekurangan vitamin (besi, vitamin B12, folate), masalah
sum-sum tulang (penggantian sum-sum tulang oleh barah, pemendaman oleh rawatan dadah
chemotherapy, kegagalan buah pinggang (ginjal)), dan hemoglobin tidak normal (anemia sel
sabit).

Paras hemoglobin yang tinggi pula terdapat dikalangan mereka yang tinggal di kawasan tanah
tinggi dan perokok. Pendehidratan menghasilkan kadar hemoglobin tinggi palsu yang hilang
apabila kandungan air bertambah. Sebab lain adalah penyakit paru-paru, sesetengah ketumbuhan,
masalah sum-sum yang dikenali sebagai polycythemia rubra vera, dan penyalahgunaan hormon
erythropoietin (Epogen) oleh ahli sukan bagi tujuan meningkatkan prestasi dalam acara sukan
masing-masing.
KADAR HAEMOGLOBIN DALAM DARAH

Molekul haemoglobin yang terdiri atas gabungan dari suatu protein globin dan 4
haemo atau suatu gugus haeme yang mengandung besi. Hemin adalah garam
hidroklorida dari haeme (Poedjiadi, 1994). Jumlah haemoglobin dalam darah pada
hewan ternak normal kira-kira 100 gram tiap ml darah, jika jumlah haemoglobin dalam
darah berkurang disebut anemia. Penyebab anemia adalah karena kekurangan zat besi
(Evelyn, 1989).

Sedangkan kelebihan haemoglobin dari keadaan normal disebut policitaemia.


Penyebabnya karena kelebihan olahraga, orang yang tinggal di daerah tinggi.
Policitaemia mengakibatkan naiknya viscositas darah, kadang sampai 5 kali lipat
sampai memberatkan kerja jantung. Pada darah mamalia haemoglobin bertanggung
jawab terhadap semua proses pengangkutan oksigen dalam darah dengan presentasi
sel darah merah meningkat sekitar 20 ml oksigen per 100 ml darah (Poedjiadi, 1994).

Kandungan haemoglobin pada pria normal rata-rata dalam darah adalah 16


gram per dl, sedangkan pada wanita adalah 14 gram per dl (Guyton, 1983).
Haemoglobin dapat juga berkaitan dengan karbondioksida membentuk
Karbonhaemoglobin, Sedangkan kadar Hb dalam darah dapat ditentukan berdasarkan
analisa kandungan besi atau kapasitas pengikatan oksigen dari suatu molekul.
Beberapa prosedur dapat dikembangkan berdasarkan pengamatan langsung warna
darah dan pengawasan dengan standar buatan (Frandson, 1992).

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Diastole jantung terjadi persis sebelum dan selama pengisian bilik tersebut ini
dapat terjadi pada kedua bilik kanan dan kiri. Sistole atau kontraksi bilik jantung
menunjukkan kontraksi bilik jantung dalam proses pengosongan parsial bilik tersebut.
Sehingga terjadi sistole atrial kanan atau kiri maupun sistole ventricular kanan atau kiri
(Poedjiadi, 1994).

Tinggi tekanan darah arteri pada orang dewasa sehat dalam keadaan
istirahat dalam posisi berbaring rata-rata adalah 120 mmHg untuk tekanan systole dan
70mmHg untuk tekanan diastole (ditulis 120/70 mmHg) (Guyton, 1983). Faktor yang
mempertahankan tekanan darah antara lain kekuatan memompa jantung, banyaknya
darah yang beredar, viskositas (kekentalan) darah, elastisitas pembuluh darah dan
tahanan tepi (Evelyn, 1995). Kecepatan tekanan berkurang waktu tidur dan bertambah
karena emosi, kerja, demam, dan umur (Ganong, 1985).

Anda mungkin juga menyukai