Oleh:
Ery Arifullah
Widyaiswara Bandiklat Prov.Kaltim
“Jam-jam terbaik Inggris” adalah istilah yang terkenal dan merupakan saat-saat
terbaik dalam sejarah Inggris ketika menghadapi Jerman. Sekali lagi Churchill
Pada tanggal 9 April 1940 Jerman menyerbu Denmark yang menyerah hari itu
juga dan Norwegia yang takluk sebulan kemudian. Tanggal 10 Mei, giliran
Belanda, Belgia dan Prancis yang diserbu oleh Jerman yang perkasa, masing-
masing hanya bertahan 5 hari, 18 hari, dan 35 hari. Dengan jatuhnya seluruh
Eropa Barat, kini giliran Inggris untuk ditaklukan oleh armada perang Jerman
anggota DPR Inggris, the house of commision untuk bersatu melawan Jerman.
apapun juga, kalau perlu sampai titik darah penghabisan dan bahwa Inggris
airmata dan keringat.” Kita akan berperang di laut, darat, dan udara, dengan
segala kekuatan yang diberikan oleh Tuhan pada kita,” tekadnya. Dengan
Menengok kisah kehebatan Inggris dalam Perang Dunia II tersebut, pada waktu
itu hanya Churchill seorang diri yang berani berinisiatif melawan kekuatan
pasukan Jerman yang sangat tangguh. Sedangkan Perdana Menteri Inggris saat
saat itu seperti Raja Inggris George VI dan Paus Pius XI memilih untuk
menghindari perang dengan Hitler dan mereka beranggapan bahwa bila Hitler
karena dia menentangnya sejak awal, persis pada saat pandangan umum para
pemimpin lainnya terkesan lebih masuk akal, lebih murah hati dan terlihat
dari seorang pemimpin tidak datang dari banyaknya dukungan tapi dari kualitas
Pemimpin memang sering harus berjalan sendirian karena insight mereka tidak
dimengerti banyak orang. Apalagi bila situasi berubah sangat cepat seperti
Perubahan yang sangat cepat seringkali berarti pula bahwa “kesempatan dan
ancaman” juga memiliki siklus hidup yang cepat. Kesempatan yang “mengetuk”
pintu hari ini sudah akan menjadi kenangan di hari esok bila terlampau lambat
untuk ditindaklanjuti. Ancaman ini bisa merupakan prahara hari esok bila
Hal lain yang membuat hidup pemimpin agak sepi adalah pendeknya usia
planning. Bila “mantra” lama adalah Plan, Do, Check, Action maka “mantra”
yang baru masih tetap sama PDCA dengan tekanan baru bahwa bagian Plan
akan lebih singkat untuk scope masalah yang sama. Ajaran para ahli
manajemen bahwa “A Good Planning is a Project Half Done” bisa berubah
waktu begitu lama sehingga pemecahan yang dihasilkannya hanya tepat untuk
Hal ketiga tetapi mungkin yang terpenting yang membuat pemimpin sering
melampaui banyak orang lain karena dia mengalami lebih banyak, berkorban
lebih sering dan merenung lebih dalam dan lama. Akibatnya, dia memiliki
wawasan yang lebih jauh dan hal itu amat menunjang kepemimpinannya.
pemimpin. Para pakar berkata bahwa “content” begitu biasa, kisah dan humor
yang beliau ceritakan begitu umum, dan terutama, wawasannya terlalu rata.
dengan kecewa ketika melihat bahwa orang yang mereka kagumi ternyata tidak
ada apa-apanya. “Nama boleh zaman digital,” kata seorang dari mereka ini
Dalam salah satu tulisannya yang berjudul Why Leaders Won’t Lead, James
banyak alasan untuk tidak memimpin, salah satunya adalah ketakutan terhadap
resiko kegagalan yang lebih besar, sehingga mereka lebih memilih menjalani
saja apa adanya daripada memimpin perubahan. Pilihannya jelas. Anda harus
Anda ingin melihat diri Anda di cermin. Pilihan ada di tangan Anda.