bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan
memakai jarum tangan atau dengan mesin jahit. Orang yang bekerja menjahit pakaian disebut
penjahit. Penjahit pakaian pria disebut tailor, sedangkan penjahit pakaian wanita disebut modiste.
Pendidikan menjahit dapat diperoleh di kursus menjahit atau sekolah mode.
Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis mebel, dan
kain pelapis jok. Benda-benda lain yang dijahit misalnya layar, bendera, tenda, sepatu, tas, dan
sampul buku.
Di industri garmen, menjahit sebagian besar dilakukan memakai mesin jahit. Di rumah, orang
menjahit memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan yang melibatkan jahit-
menjahit di rumah misalnya membetulkan jahitan yang terlepas, menisik pakaian, atau
memasang kancing yang terlepas. Sebagai seni kriya, orang menjahit untuk membuat
saputangan, serbet, bordir, hingga boneka isi dan kerajinan perca.
Menjahit pakaian
Pekerjaan menjahit pakaian terdiri dari tahap pembuatan pola, pemotongan bahan, dan menjahit.
Pembuatan pola
Dalam istilah desain busana, pola adalah bagian-bagian pakaian yang dibuat dari kertas
untuk dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahit. Pola dasar dibuat
berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai.
Ada dua teknik utama dalam membuat pola dasar[1]: konstruksi datar yang menggambar
pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-pengukuran yang akurat, dan konstruksi
padat (pola draping) yang membuat pola memakai kain muslin atau belacu di atas boneka
jahit. Metode menggambar pola sesuai nama pencipta metode, misalnya Dressmaking
dan So-En dari Jepang, atau Danckaerts dan Cuppens Geurs dari Belanda. Majalah
wanita juga sering memuat pola siap pakai (pola jadi) berikut instruksi cara menjahitnya.
Pemotongan bahan
Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting sesuai pola yang
dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin
potong. Sebelum pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada pola dijiplak
ke atas kain dengan bantuan rader, karbon jahit, dan kapur jahit.
Pekerjaan menjahit
Setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum tangan atau
mesin jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah teknik jahitan, misalnya tusuk balik (setik
balik), tusuk rantai, dan tusuk tangkai. Selain itu dikenal jahitan kampuh untuk
menyambung dua helai kain menjadi satu, dan teknik menjahit kelim. Walaupun jahitan
mesin lebih rapi daripada jahitan tangan, tidak semua teknik jahitan dapat dilakukan
dengan mesin. Setelah pakaian selesai dijahit, bagian tepi kampuh yang bertiras dirapikan
dengan mesin obras agar benang-benang kain tidak terlepas.
Penyelesaian akhir
Setelah selesai, pakaian sering perlu dilicinkan dengan setrika di atas papan setrika.
Penyetrikaan bagian-bagian yang sulit seperti lengan baju dilakukan dengan bantuan
bantal setrika.
Teknik jahit-menjahit
Benang dan jarum ditusukkan ke kain untuk membuat berbagai bentuk jahitan sehingga dikenal
berbagai jenis tusuk atau setik. Tusuk jelujur dan setik jelujur misalnya, mengacu kepada teknik
menjahit dan menyulam yang sama.
Tusuk dasar
Tusuk jelujur
Tusuk rantai
Tusuk tangkai
Tusuk balik
Tusuk piquer
Tusuk som
Tusuk feston
Tusuk flanel
Tusuk balut
Kampuh dasar
Kampuh terbuka
Kampuh balik
Kampuh kostum
Kampuh perancis
Kampuh pipih
Kampuh sarung
Kampuh geser
Alat jahit-menjahit
Benang
Gunting
Jarum pentul
Jarum jahit
Bantalan jarum
Mesin jahit
Spul
Pendedel (pembuka jahitan)
Bidal (topi jari)
Sekoci
Sepatu jahit
Mesin obras
Mesin rumah kancing
Mesin pasang kancing
Mesin som
Mesin plisket