Anda di halaman 1dari 12

Bahasa Indonesia kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian,

persatuan bangsa Indonesia.[2] Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media

setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum

bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa publik lainnya,[7] sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia

Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. digunakan oleh semua warga Indonesia.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[8] Dasar-dasar yang penting untuk
komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. [9]
ragam bahasa Melayu.[3] Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau[4] dari Daftar isi
abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat  1 Sejarah
o 1.1 Masa lalu sebagai bahasa Melayu
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan o 1.2 Bahasa Indonesia
 2 Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia
berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa  3 Penyempurnaan ejaan
o 3.1 Ejaan van Ophuijsen
Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
o 3.2 Ejaan Republik
untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa o 3.3 Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
o 3.4 Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Melayu tetap digunakan.[5] Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa  4 Senarai kata serapan dalam bahasa Indonesia
 5 Daftar bahasa daerah di Indonesia
Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun  6 Penggolongan
 7 Distribusi geografis
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa
o 7.1 Kedudukan resmi
yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan  8 Bunyi
 9 Tata bahasa
maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.  10 Awalan, akhiran, dan sisipan
 11 Dialek dan ragam bahasa
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,  12 Lihat pula
 13 Referensi
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya.
 14 Pranala luar
Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa o 14.1 Pembelajaran bahasa Indonesia
o 14.2 Kamus Indonesia - asing
yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.[6] Penutur Bahasa Indonesia kerap
1. Sejarah
1
a. Masa lalu sebagai bahasa Melayu pedagang di wilayah Sumatera dan Jawa. Magellan dilaporkan
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah
bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang itu. Ciri paling menonjol dalam ragam sejarah ini adalah mulai
digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi,
abad-abad awal penanggalan modern. sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak
Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 Masehi diketahui memakai abad ke-12. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi,
bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa selamat, dan kertas, serta kata-kata Parsi seperti anggur, cambuk,
kenegaraan. Lima prasasti kuna yang ditemukan di Sumatera bagian dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau masuk pada periode ini.
selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan bahasa Melayu yang Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga
bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta, suatu bahasa sekarang.
Indo-Eropa dari cabang Indo-Iran. Jangkauan penggunaan bahasa ini Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol,
diketahui cukup luas, karena ditemukan pula dokumen-dokumen dari dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan
abad berikutnya di Pulau Jawa[10] dan Pulau Luzon.[11] Kata-kata seperti masyarakat pengguna bahasa Melayu. Bahasa Portugis banyak
samudra, istri, raja, putra, kepala, kawin, dan kaca masuk pada memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa dalam kehidupan
periode hingga abad ke-15 Masehi. sehari-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai jendela. Bahasa Belanda terutama banyak memberi pengayaan di
bahasa Melayu Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan
ini dipakai oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20. Kata-kata seperti
disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di asbak, polisi, kulkas, knalpot, dan stempel adalah pinjaman dari
kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan bahasa ini.
Semenanjung Malaya.[rujukan?] Laporan Portugis, misalnya oleh Tome Bahasa yang dipakai pendatang dari Cina juga lambat laun
Pires, menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua dipakai oleh penutur bahasa Melayu, akibat kontak di antara mereka

2
yang mulai intensif di bawah penjajahan Belanda. Sudah dapat menulis kamus ekabahasa untuk bahasa Melayu. Sejak saat itu dapat
diduga, kata-kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang full-fledged, sama
perniagaan dan keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, tinggi dengan bahasa-bahasa internasional di masa itu, karena
loteng, teko, tauke, dan cukong. memiliki kaidah dan dokumentasi kata yang terdefinisi dengan jelas.
Jan Huyghen van Linschoten pada abad ke-17 dan Alfred Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling
Russel Wallace pada abad ke-19 menyatakan bahwa bahasa orang sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat
Melayu/Melaka dianggap sebagai bahasa yang paling penting di Nusantara: bahasa Melayu Pasar yang kolokial dan tidak baku serta
"dunia timur".[12] Luasnya penggunaan bahasa Melayu ini melahirkan bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya tetapi memiliki
berbagai varian lokal dan temporal. Bahasa perdagangan standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai lingua franca, tetapi
menggunakan bahasa Melayu di berbagai pelabuhan Nusantara kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga. Kata-kata
bercampur dengan bahasa Portugis, bahasa Tionghoa, maupun pinjaman
bahasa setempat. Terjadi proses pidginisasi di beberapa kota b. Bahasa Indonesia
pelabuhan di kawasan timur Nusantara, misalnya di Manado, Ambon, Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa
dan Kupang. Orang-orang Tionghoa di Semarang dan Surabaya juga Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan
menggunakan varian bahasa Melayu pidgin. Terdapat pula bahasa pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai
Melayu Tionghoa di Batavia. Varian yang terakhir ini malah dipakai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa
sebagai bahasa pengantar bagi beberapa surat kabar pertama Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah
berbahasa Melayu (sejak akhir abad ke-19). [13] Varian-varian lokal ini sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi
secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung
bahasa. dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan
Terobosan penting terjadi ketika pada pertengahan abad ke- ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan
19 Raja Ali Haji dari istana Riau-Johor (pecahan Kesultanan Melaka) mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.

3
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia
bahasa Melayu mulai terlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan
Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari
1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi
di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.[12] Ejaan Van Ophuysen bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan
Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti
Taib Soetan Ibrahim. Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir
Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar.
Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan
tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan program 2. Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan
Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai bahasa Indonesia
sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perinciannya sebagai berikut:
Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah 1. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit
terbentuk sekitar 700 perpustakaan.[14] Bahasa Indonesia secara resmi buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur
diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah
tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel,
nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok
dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit
Jakarta, Yamin mengatakan, membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

4
2. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa 9. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres
Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan
sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan
Indonesia.[17] bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan
3. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin ditetapkan sebagai bahasa negara.
mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan 10. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik
Indonesia. Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang
4. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang
menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun
Takdir Alisyahbana. 1972.
5. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru 11. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Bahasa Indonesia. menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
6. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi
Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan 12. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres
secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka
7. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan
1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak
Indonesia sebagai bahasa negara. tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi
8. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik bahasa Indonesia.
sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya. 13. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka

5
memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta
disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam 16. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa
Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan
warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin. 3. Penyempurnaan ejaan
14. Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa
Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh tahapan sebagai berikut:
ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu a. Ejaan van Ophuijsen
dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.
Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer
dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada
Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada
Indonesia. tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
15. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres 1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan
Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong(Diftong
bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara adalah dua vokal yang diucapkan sekaligus.) seperti mulaï dengan
meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam
Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres Soerabaïa.
mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

6
4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin
menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb. dibakukan.
b. Ejaan Republik Perubahan:
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 Indonesia Malaysia
Sejak 1972
menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama (pra-1972) (pra-1972)
ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu: tj ch c
1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb. dj j j
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata ch kh kh
tak, pak, rakjat, dsb. nj ny ny
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber- sj sh sy
jalan2, ke-barat2-an. j y y
4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
oe* u u
dengan kata yang mendampinginya. Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".
c. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) 4. Senarai kata serapan dalam bahasa Indonesia
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kata serapan dalam bahasa
perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah Indonesia
peresmian ejaan ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa
d. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lain.
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus
1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan
Asal Bahasa Jumlah Kata
Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa Belanda 3.280 kata
Inggris 1.610 kata

7
Arab 1.495 kata Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih
Sanskerta-Jawa Kuno 677 kata banyak digunakan di area perkotaan (seperti di Jakarta dengan dialek
Tionghoa 290 kata Betawi serta logat Betawi).
Portugis 131 kata Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih resmi, dan seringkali terselip
Tamil 83 kata dialek dan logat di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk
Parsi 63 kata berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa daerahlah
Hindi 7 kata yang digunakan sebagai pengganti untuk bahasa Indonesia.

Bahasa daerah: Jawa, Sunda, dll. ... a. Kedudukan resmi


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang
Sumber: Buku berjudul "Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia"
tercantum dalam:
(1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan
(sekarang bernama Pusat Bahasa).
putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
5. Daftar bahasa daerah di Indonesia
2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar bahasa di Indonesia
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan
Bagian ini membutuhkan pengembangan.
6. Penggolongan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Indonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Barat Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

subkelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya 1. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa

merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, daerah.

bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang 2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)

dituturkan di timur laut Sumatra 8. Bunyi

7. Distribusi geografis Berikut adalah fonem dari bahasa indonesia mutakhir


Vokal
Depan Madya Belakang
8
Tertutup iː uː 9. Tata bahasa
Tengah e ə o Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia
Hampir Terbuka (ɛ) (ɔ)
tidak menggunakan kata bergender. Sebagai contoh kata ganti seperti
Terbuka a
Bahasa Indonesia juga mempunyai diftong /ai/, /au/, dan /oi/. Namun, di "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu
dalam suku kata tertutup seperti air kedua vokal tidak diucapkan sebagai lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti
diftong "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk memerinci sebuah jenis

Konsonan kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai
2 2
Langit Langit Celah contohnya.
Bibir Gigi
keras lunak suara
Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri"
Sengau m n ɲ ŋ  
Letup pb td cɟ kg ʔ dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada
Desis (f) s (z) (ç) (x) h kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa
Getar/Sisi   lr      
Jawa Kuno.
Hampiran w   j    
 Vokal di dalam tanda kurung adalah alofon sedangkan konsonan di Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak

dalam tanda kurung adalah fonem pinjaman dan hanya muncul di digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya

dalam kata serapan. tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai,

 /k/, /p/, dan /t/ tidak diaspirasikan bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak

 /t/ dan /d/ adalah konsonan gigi bukan konsonan rongga gigi seperti kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.

di dalam bahasa Inggris. Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang

 /k/ pada akhir suku kata menjadi konsonan letup celah suara pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti

 Penekanan ditempatkan pada suku kata kedua dari terakhir dari kata eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita"

akar. Namun apabila suku kata ini mengandung pepet maka adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut

penekanan pindah ke suku kata terakhir. termasuk lawan bicaranya.

9
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa
walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu
berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa dialek Medan.
Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan 2. Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat
menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya
atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum". dialek wanita dan dialek remaja.
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia 3. Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu
mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek
mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali Melayu zaman Abdullah.
belajar bahasa Indonesia. 4. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua
10. Awalan, akhiran, dan sisipan berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi
Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan
dari bahasa-bahasa asing. tidak terhad. Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara
11. Dialek dan ragam bahasa pembicaraan, dan hubungan antarpembicara.
Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:
yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian 1. ragam undang-undang
menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa. 2. ragam jurnalistik
Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut: 3. ragam ilmiah
1. Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah 4. ragam sastra
tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas:
daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski 1. ragam lisan, terdiri dari:

10
1. ragam percakapan didahului oleh perkataan seolah-olah, ibarat, bak, seperti, laksana,
2. ragam pidato macam, bagai, dan umpama.
3. ragam kuliah  Bahasa Melayu
4. ragam panggung  Kata serapan dalam bahasa Indonesia
2. ragam tulis, terdiri dari:  Daftar kata serapan dalam bahasa Indonesia
1. ragam teknis  Bahasa Belanda di Indonesia
2. ragam undang-undang  Perbedaan antara bahasa Melayu dan bahasa Indonesia
3. ragam catatan  Perbedaan antara sebutan bahasa Melayu basahan dan bahasa
4. ragam surat-menyurat Indonesia
Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala 12. Referensi
keperluan, tetapi hanya untuk: 1. ^ Pasal 36 Undang-Undang Dasar RI 1945
1. komunikasi resmi 2. ^ Butir ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928
3. ^ Kridalaksana H. 1991. Pendekatan tentang Pendekatan Historis
2. wacana teknis
dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Dalam
3. pembicaraan di depan khalayak ramai Kridalaksana H. (penyunting). Masa Lampau bahasa Indonesia:
4. pembicaraan dengan orang yang dihormati Sebuah Bunga Rampai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
4. ^ Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I 1939 di Solo:
Selain keempat penggunaan tersebut, dipakailah ragam bukan baku.
"jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang
Lihat pula soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe' akan tetapi
 Peribahasa Indonesia jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet
keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe
Peribahasa (bahasa Inggris: proverb) adalah ayat atau kelompok kata
moedah dipakai oleh rakjat diseloeroeh Indonesia itoe haroes
yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam
tertentu, bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan kebangsaan Indonesia", dikutip di Pendahuluan KBBI cetakan ketiga.
perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena

11
5. ^ Asmadi T.D. Arti Tanggal 2 Mei bagi Bahasa Indonesia. Laman o (id) Pusatbahasa: Sekilas tentang Sejarah Bahasa Indonesia
Lembaga Pers Dr. Sutomo. Edisi 08 Februari 2010. diakses 5 Maret o (id) Kamus Besar Bahasa Indonesia
2010.  (en) Ethnologue edisi 16
6. ^ Depdiknas Terbitkan Peta Bahasa Blog BahasaKita 4 Maret 2009,  (id) Piagam Hak Asasi Manusia dalam bahasa Indonesia
mirror dari berita AntaraOnline edisi 22 Oktober 2008.  (id) Tentang Bahasa Indonesia
7. ^ http://www.ohio.edu/LINGUISTICS/indonesian/index.html Why  (id) Bahasa Indonesia Flash Thesaurus
Indonesian is important to learn. Situs pengajaran bahasa Indonesia di 14. Pembelajaran bahasa Indonesia
Ohio State University.  (id) (en) Bahasa Kita
8. ^ Farber, Barry. J. How to learn any language quickly, enjoyably and  (en) Wikibooks - Belajar Bahasa Indonesia
on your own. Citadel Press. 1991.  (en) Belajar Bahasa Indonesia
9. ^ Eliot, J., Bickersteth, J. Sumatra Handbook. Footprint. 2000.  (en) Belajar Bahasa Indonesia lewat Internet
10. ^ Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah  (en) Belajar Bahasa Indonesia online
(berangka tahun abad ke-9) dan di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari  (en) Indonesia WWW Virtual Library
abad ke-10 menunjukkan adanya penyebaran penggunaan bahasa ini
di Pulau Jawa
11. ^ Keping Tembaga Laguna (900 M) yang ditemukan di dekat Manila,
Pulau Luzon, berbahasa Melayu Kuna, menunjukkan keterkaitan
wilayah itu dengan Sriwijaya.
12. ^ a b (en)Best of The Best (Crème de la Crème)
13. ^ Hal ini tidak mengherankan karena banyak dari pengusaha
penerbitan di kala itu berasal dari etnis Tionghoa.
14. ^ Balai Pustaka, Berbenah Setelah Satu Abad. Kompas daring, 25
November 2009.
15. ^ [1]
16. ^ Teeuw, A (1986). Modern Indonesian Literature I.
17. ^ Etek, Azizah (2008). Kelah Sang Demang, Jahja Datoek Kajo, Pidato
Otokritik di Volksraad 1927 - 1939.
13. Pranala luar
 (id) Situs Pusba - Pusat Bahasa

12

Anda mungkin juga menyukai