Anda di halaman 1dari 37

EUTHANASIA

MENURUT AGAMA ISLAM

Dr., H. A. HASYIM NAWAWIE, SH, M.Si


PENGERTIAN

Bahasa Yunani
• EU : Baik
• Thanasia : mati
• EUTHANASIA : kematian yang baik
tanpa penderitaan Juga disebut
Mercy Killing ( mati dg. Tenang )
Commisie dari Gezondheidsraad
( Belanda )
EUTHANASIA : adalah perbuatan yang
dengan sengaja memperpendek hidup
ataupun dengan sengaja tidak
memperpanjang hidup demi
kepentingan si pasien oleh seorang
dokter ataupun bawahan yang
bertanggung jawab kepadanya.
KODE ETIK INDONESIA
EUTHANASIA
1. Berpindah ke alam baka dengan tenang dan
aman tanpa penderitaan dan bagi mereka yang
beriman dengan menyebutkan nama Allah di
bibir.
2. Waktu hidup akan berakhir, diringankan
penderitaan si sakit dengan memberinya obat
penenang
3. Mengakhiri penderitaan hidup orang sakit
dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri
dan keluarganya
UNSUR UNSUR EUTHANASIA
1. Ada tindakan yang dilakukan dengan sengaja
untuk mengakhiri hidup seseorang

2. Tindakan tersebut dilakukan atas dasar rasa


belas kasihan , karena penyakit orang tersebut
tidak mungkin dapat disembuhkan .

3. Proses mengakhiri hidup yang dengan


sendirinya berarti juga mengakhiri penderitaan
tersebut dilakukan tanpa menimbulkan rasa
sakit pada orang yang menderita tersebut.
4. Pengakhiran hidup tersebut
dilakukan atas permintaan orang
itu sendiri atau atas permintaan
keluarganya yang merasa
dibebani oleh keadaan yang
menguras tenaga, pikiran,
perasaan dan keuangan.
JENIS EUTHANASIA
FRANS MAGNIS SUSENO
1. EUTHANASIA PASIF
membiarkan pasien meninggal
tanpa pemberian terapi/tindakan - dokter
tidak terlibat

2. EUTHANASIA AKTIF tidak LANGSUNG


Dokter terlibat – pemberian obat
3. EUTHANASIA AKTIF LANGSUNG
Dokter langsung terlibat :
• Memberi obat tidak sesuai dosis
• Memberi obat tidak untuk
peruntukannya
BERDASARKAN PERMINTAAN

 EUTHANASIA VOLUNTARY /
EUTHANASIA SUKARELA

 EUTHANASIA INVOLUNTARY
EUTHANASIA AKTIF

 EUTHANASIA AKTIF SUKARELA


Dokter persetujuan pasien/keluarga

 EUTHANASIA AKTIF TERPAKSA


Dokter – tanpa persetujuan
pasien/kel
EUTHANASIA PASIF DIBEDAKAN

 EUTHANASIA PASIF SUKARELA


Atas permintaan keluarga/pasin

 EUTHANASIA PASIF TERPAKSA


Dokter – harapan sembuh tidak
ada Pasien/keluarga tahu
PENGATURAN DI INDONESIA

Merujuk pada KUHP Pasal 304 KUHP

“Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan atau


membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedang ia
wajib memberikan kehidupan,perawatan, kepada
orang itu,karena hukum yang berlaku baginya atau
karena perjanjian,dipidana dengan pidana penjara
selama- lamanya dua tahun delapan bulan atau
denda sebanyak – banyaknya empat ribu limaratus
rupiah”
Pasal 306 KUHP
1. “Kalau salah satu perbuatan tersebut dalam pasal
304 dan 305 berakibat luka berat ,yang bersalah
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
tujuh tahun enam bulan”.

2. “Kalau salah satu perbuatan tersebut berakibat


matinya orang,maka yang bersalah dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan
tahun”.
Pasal 344 KUHP

“Barangsiapa menghilangkan
nyawa orang atas permintaan
sungguh – sungguh orang itu
sendiri dipidana dengan pidana
penjara selama – lamanya
duabelas tahun”.
Pasal 345 KUHP
“Barang siapa dengan sengaja
membujuk orang supaya
membunuh diri atau menolongnya
dalam perbuatan itu, atau memberi
ikhtiar kepadanya untuk itu,
dipidana dengan pidana penjara
selamalamanya empat tahun,kalau
jadi orangnya membunuh diri”
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
434/Men. Kes/SK/X/1983 tentang kode Etik
Kesehatan’ Dokter yang melakukan tindakan
euthanasia ( aktif khususnya ) dapat
diberhentikan dari jabatannya, hal in sesuai
pasal 10 SK MenKes. Yaitu:
 Setiap dokter harus senantiasa mengingat
akan kewajibannya melindungi hidup makluk
insani.
EUTHANASIA DALAM TINJAUN
AGAMA ISLAM
1. Islam sangat menghargai jiwa, lebih- lebih jiwa
manusia.
Al Qur`an surat Al Israa ayat 33:

‫وما‬‫ل‬
ُ ‫ظ‬
ْ ‫م‬ ‫ل‬ ِ‫الن ْفس الَّيِت حَّرم اللَّه إِال بِاحْل ِّق ومن قُت‬ َّ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ل‬
ُ ‫ت‬
ُ ‫ق‬ْ ‫ت‬
َ ‫ال‬ ‫و‬
ً َ َ ْ ََ َ ُ َ َ َِ ِ ِ َ
‫ف يِف الْ َقْت ِل إِنَّهُ َكا َن‬
ْ ‫َف َق ْد َج َع ْلنَا ل َوليِّه ُس ْلطَانًا فَال يُ ْس ِر‬
‫ورا‬ً َ ‫ص‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫م‬
Artinya; Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya ), melainkan
dengan suatu alas an yang benar. Dan barang
siapa dibunuh secara dzalim, maka
sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan
kepada ahli warisnya, dan janganlah ahli waris
itu melampau batas dalam mdembunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan.
‫‪Al Qur`an Surat Al Baqarah ayat 178‬‬

‫اص يِف الْ َقْتلَى احْلُُّر‬ ‫ص‬ ‫ق‬‫يا أَيُّها الَّ ِذين آمنوا ُكتِب علَي ُكم الْ ِ‬
‫َ َْ ُ َ ُ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ َ‬
‫َخ ِيه‬‫بِاحْل ِّر والْعب ُد بِالْعب ِد واأل ْنثَى بِاأل ْنثَى فَمن ع ِفي لَه ِمن أ ِ‬
‫َْ ُ َ ُ ْ‬ ‫ُ َ َْ َْ َ‬
‫يف‬ ‫ان َذلِك خَت ْ ِ‬
‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫س‬ ‫ح‬‫إ‬‫ِ‬‫ِ‬
‫ب‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫ي‬‫ل‬
‫َ‬‫ِ‬‫إ‬ ‫اء‬ ‫َد‬
‫أ‬ ‫و‬ ‫َشيء فَاتِّباع بِالْمعر ِ‬
‫وف‬
‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ ٌ َ ٌ َ ُْ َ َ ٌ ْ ْ َ‬
‫يم‬ ‫ِمن ربِّ ُكم ورمْح ةٌ فَم ِن اعت َدى بع َد َذلِك َفلَه ع َذاب أَلِ‬
‫ْ َ ْ َ َ َ َ َْ َ ْ َ ُ َ ٌ ٌ‬
Artinya: Hari Orang yang beriman diwajibkan atas kamu
qishash beerkenaan dengan orang – orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
Maka barang siapa yang mendapat pemaafan dari
saudaranya hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang abik, dan hendaklah
(orang yang diberi maaf) membayar (diya) kepada
yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula).
Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang
melampau batas sesudah itu, maka baginya siksa
yangsangat pedih.
‫‪Al Qur`an Surat Maa`idah ayat 45‬‬

‫س والْ َعنْي َ بِالْ َعنْي ِ‬ ‫ِ‬ ‫ف‬


‫ْ‬ ‫الن‬
‫َّ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫س‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫الن‬
‫َّ‬ ‫َّ‬
‫َن‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫يه‬ ‫ِ‬
‫ف‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ِ‬ ‫ي‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫َِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫وح‬ ‫ر‬ ‫جْل‬‫ا‬ ‫و‬ ‫ن‬
‫ِّ‬ ‫الس‬
‫ِّ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ن‬‫َّ‬ ‫الس‬
‫ِّ‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ُ‬‫ذ‬ ‫األ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ذ‬
‫ُ‬ ‫األ‬ ‫و‬ ‫ف‬‫ِ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫األ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫األ‬ ‫و‬
‫َ ُ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َّق بِِه َف ُه َو َك َّف َارةٌ لَهُ َو َم ْن مَلْ حَيْ ُك ْم مِب َ ا‬‫ق َ ٌ ََ ْ َ َ َ‬
‫د‬ ‫ص‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫اص‬ ‫ص‬ ‫ِ‬
‫ك ُه ُم الظَّالِ ُمو َن‬ ‫ِ‬
‫أَْنَز َل اللَّهُ فَأُولَئ َ‬
Artinya: Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di
dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas)
dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan
hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi,
dan luka- lukapun di qishashnya. Barang siapa
yang melepaskan (hak qishashnya ), maka
melepaskan hak itu menjadi penebus dosa
baginya. Barang siapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yuang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang- oaring yang
zalim.
Al -Hadits banyak yang manjelaskan tentang perlindungan
jiwa manusia
2. Euthanasia dalam hubungan dengan Hukuman
pidana (Jarimah mati )

 Ada 3 unsur dapat dikategorian Jarimah (pidana):

1. Nash: yang melarang dan meberi ancaman


hukuman, disebut sebagai unsur formil (rukun syar`i)
2. Tindakan yang membentuk suatu perbuatan jarimah,
baik perbuatn nyata maupun sikap tidak berbuat,
disebut sebagai unsure materiil ( rukun Maddi );
3. Pelaku yang mukallaf, yang orang yang dapat diminta
pertanggung jawaban terhadap jarimah yang
dilakukan, ini sebagai unsure moral ( rukun Abadi ).
 Euthanasia aktif tidak lepas dari pertimbangan-
pertimbangan :

1. Dari Pasien sendiri;


2. Dari pihak keluarga/ wali; dan
3. ”Kemungkinan lain” bisa terjadi pihak
keluarga( tertentu ) kerja sma dengan dokter unruk
mempercepat kematian.
 Syeikh Ahmad Musthafa Al- Maraghi menjelaskan
bahwa pembunuhan ( mengakhiri hidup ) dapat
dilakukan karena alasan:
1. Karena pembunuhan oleh seseorang secara zalim;
2. Janda/ orang bersuami/ berisri secara nyata berbuat
zina dengan empat orang saksi;
3. Orang murtad ( keluarga dari Agama islam, sebagai
sikap menentang jama`ah Islam.
Ini yang dimaksud pembunuhan BIL HAQ dalam Al-
Qur`an
 Euthanasia aktif:
a. Bila atas permintaan pasien, Islam melarang, karena
hal ini adalah bunuh diri: Al qur`an menjelaskan surat
An Nisa` ayat 29

‫اط ِل إِال أَ ْن‬ ِ ‫يا أَيُّها الَّ ِذين آمنُوا ال تَأْ ُكلُوا أَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ
‫اض ِمْن ُك ْم َوال َت ْقُتلُوا أَْن ُف َس ُك ْم إِ َّن‬
ٍ ‫تَ ُكو َن جِت َ َار ًة َع ْن َتَر‬
‫يما‬ ‫ح‬ِ ‫اللَّه َكا َن بِ ُكم ر‬
Artinya: janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
ً َ ْ َ
adalah maha penyayang kepadamu.
‫‪Rosulullah Saw menegaskan bahwa orang yang bunuh‬‬
‫‪diri akan dimasukkan dalam neraka. Diantara Hadits yang‬‬
‫‪menjelaskan :‬‬
‫‪Dari Tsabit bin Al Dhahak mengatakan bahwa Nabi‬‬
‫‪saw bersabda :‬‬

‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَشَّا ٍر َح َّد َثنَا عُثْ َما ُن بْ ُن عُ َمَر َح َّد َثنَا َعلِ ُّي بْ ُن الْ ُمبَ َار ِك‬
‫اك َو َكا َن ِم ْن‬ ‫الض َّح ِ‬
‫ت بْ َن َّ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ا‬‫ث‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫َن‬ ‫أ‬ ‫ة‬
‫ََ‬‫ب‬ ‫اَل‬‫ِ‬
‫ق‬ ‫يِب‬
‫َ‬‫أ‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ٍ‬
‫ري‬ ‫ِ‬
‫ث‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫يِب‬
‫َ‬‫أ‬ ‫ِ‬
‫ن‬ ‫َع ْن حَيْىَي ب‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال َم ْن‬ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َ‬ ‫َ‬
‫ول اللَّ ِ‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫َّ‬
‫َن‬ ‫أ‬ ‫ه‬
‫ِ ٍََّ َ ِ َ ُ ِ َ ُ‬‫ث‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫د‬ ‫ح‬ ‫ِ‬
‫ة‬ ‫ر‬ ‫َّج‬ ‫الش‬ ‫اب‬‫ِ‬ ‫َص َح‬
‫أْ‬
‫آد َم نَ ْذٌر‬
‫َ‬ ‫س َعلَى ابْ ِن‬ ‫ي‬
‫ْ‬‫َ‬‫ل‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ال‬
‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ُ‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫م‬ ‫اَل‬‫س‬‫ْ‬ ‫ِ‬‫إْل‬‫ا‬ ‫رْي‬‫غ‬‫َ‬ ‫ة‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ى‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ف‬ ‫َ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫َ‬
‫الد ْنيا ع َِّذب بِِه يوم الْ ِقيامةِ‬ ‫يِف‬ ‫ٍ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِ َ ُِ ٍَ َ ْ َ ِ ِ َ َ‬ ‫ُّ‬ ‫ء‬ ‫ي‬ ‫ش‬
‫َ‬
‫َ ِ َِ ْ‬‫ب‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫س‬ ‫ف‬‫ْ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ل‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫ْ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ل‬ ‫مَيْ‬ ‫اَل‬ ‫ا‬‫يم‬
‫َ‬ ‫ف‬
‫ف ُم ْؤمنًا ب ُك ْفر َف ُه َو َك َقْتله‬ ‫َو َم ْن لَ َع َن ُم ْؤ ً َ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ‬
‫ذ‬
‫َ‬ ‫ق‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫ق‬ ‫ك‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ِ‬
Barangsiapa dengan sengaja bersumpah palsu atas nama
agama selain Islam, maka ia sebagai yang dikatakannya itu. Dan
barangsiapa membunuh diri dengan benda tajam, akan diazab
dengan semacam itu pula di hari kiamat dalam neraka jahanam.

Hadits lain:

‫الزنَ ِاد َع ْن اأْل َْعَر ِج َع ْن أَيِب ُهَر ْيَر َة‬ ِّ ‫ب َح َّد َثنَا أَبُو‬ ٌ ‫ي‬
ْ ‫ع‬
َ ‫ش‬ُ ‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫ر‬
َ ‫ب‬
َ ‫َخ‬
ْ ‫أ‬ ِ
‫ان‬ ‫َح َّدثَنَا أَبُو الْيَ َم‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم الَّ ِذي خَي ْنُ ُق َن ْف َسهُ خَي ُْن ُق َها‬َ ُّ ‫يِب‬َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ه‬ ‫ن‬
ْ ‫ع‬ ‫ه‬َّ
‫ل‬
ُ َِ ُ َ َ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ض‬ِ‫ر‬
‫يِف النَّا ِر َوالَّذي يَطْ ُعُن َها يَطْعُُن َها يِف النَّا ِر‬

Barang siapa mencekik lehernya, ia akan mencekik leher pula


dalam nereka, barang siapa menikam diri, maka ia menikam diri
pula dalam nereka.
BAGAIMANA EUTHANISIA DALAM
PERSPEKTIF AGAMA ISLAM
 Dr. Kartono Muhammad menjelaskan bila ada
pasien yang telah terlalu gawat ( accut ) minta
pulang dokter boleh mengizinkan kepulangannya
dengan alasan pasien itu sendiri.

b. Bila atas permintaan keluarga/ wali/ ahli warisnya


dengan alasan kasihan dengan pasien, atau tidak
sanggup menanggung perawatan/ pengobatan, bila
pasien penderita masih ada tanda- tanda kehidupan
( belum mati batang otaknya ), Euthanasia ini
dihukumi pembunuhan sengaja ( Jarimah
Maqshudah atau AL – QOTLUL- AMD )
 Hal ini sesuai dengan fiman Allah dalam surat an
nisa` ayat 93:

‫ب اللَّ ُه‬ ِ ‫ومن ي ْقتُل م ْؤ ِمنًا مَتع ِّم ًدا فَجز ُاؤه جهنَّم خالِ ًدا فِيها و َغ‬
‫ض‬
َ َ َ َ ُ َ َ ُِ َ َ َ ُ ُ ْ َِ ْ َ َ
ً ‫َع َّد لَهُ َع َذابًا َعظ‬
‫يما‬ َ ‫َعلَْيه َولَ َعنَهُ َوأ‬
Artinya: dan barang siapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah
jahanam, kekal ia didalamnya dan allah murka
kepadanya, dan mengutuknya seta menyediakan
azab yang besar baginya.
 Yang Menjadi Masalah Bagaimana Dokter/Para
Medis Sebagai Pelaku;
 Syeik Mahmud Syaltut Menjelaskan Bahwa Ahli
Fiqh/ Hukum Islam Berbeda Pendapat:
Bila uethanasia itu atas suruhan pasein sendiri,
maka dokter/ para medis, gugur qishoshnya, apalagi
didukung dengan permintaan wali; pendapat lain
doktot/ para medis harus dihukum.
c. Atas permintaan orang lain atau keluarga yang
kerjasama dengan dokter untuk melakukan
euthanasi agar segera mendapatkan harta dan lain
sebagainya, tindakan ini merupakan pembunuhan
yang disengaja.
 Prof Dr Amir Syarifuddin Menjelaskan Bahwa;
- Menghilangkan Nyawa Paseien, Sama Dengan
Pembunuhan Anak Untuk Tujuan Menghilangkan
Kemiskinan;
- Tindakan dokter dengan memberi obat atau suntikan
dengan sengaja untuk mengakhiri hidup pasien
adalah termasuk pembunuhan dengan sengaja
( mendahului taqdir );
- Bila dokter tidak memberi obat kepada pasien, dan
dokter yakin obat tersebut telah tidak berfungsi/ tak
menolong, atau dokter memberi pemulangan pasien,
kemudian akhirnta pasien terus meninggal, maka
tindakan tersebut tidak termasuk perbuatan
pembnuhan
 KH Syukron Makmun berpendapat: kematian urusan
allah swt. Manusia tak akan tahu yang menimpa
pada dirinya, sakit adalah qudratulllah, doktor
memberi pengobatan, bila telah tak sanggup
kembalikan kepada keluarganya.
 Jadi Euthanasia Aktif ( Pasien Masih Ada Tanda-
Tanda Kehidupan ) = Haram
2. Euthanasia pasif
 Ulama memperbolehkan sepanjang harapan hidup
telah tidak ada, batang otak atelah menalami
kerusakan fatal,
 Sedangkan kerusakan organ jantung, paru- paru
dan cortek otak ( otak besar ) dalam dunia
kedokteran masih bisa diatasi, masih ada harapan
untuk disembuhkan.
Kreteria mati
 Dilihat dari nafas;
 Tidak berfungsinya jantung -----gerak nadi
 tidak geraknya/ berfungsinya jantung, karena

pendarahan otak
Prof Dr. Mahar Mardjono ( Ex Rektor UI ) -----
belum tentu pendarahan otak pasti mati
Dr. Yusuf Misbach ( Ahli Syaraf ) ada
2 kematian otak :
 1. Kematian korteks otak, yang merupakan pusat
kegiatan intelektual
 2. Kematian batang otak

Para fuqoha ( Dr. Peunoh Doly ) ukuran hidup orang


ada 4 macam:
 Adanya gerak/ nafas;
 Adanya suara/ bunyi;
 Kemampuan berfikir; dan
 Kemampuan merasakan lewat pancaindra
Pasal 305 KUHP:

Barang siapa menaruh anak yang


dibawah umur tujuh tahun disuatu
tempat supaya dipungut oleh orang
lain, atau dengan maksud akan terbebas
dari pada pemeliharaan anak itu
meninggalkannya, dihukum penjara
sebanyak-banyaknya lima taun enam
bulan (K.U.H.P. 35,37,306 s.)

Anda mungkin juga menyukai