BAB 1 PENDAHULUAN
dapat mandiri.
Masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda dapat mempunyai persepsi
yang berbeda mengenai waktu dan metode yang tepat dalam melaksanakan toilet
training. Petunjuk toilet training yang dikeluarkan AAP (American Academy of
Pediatrics) merekomendasikan toilet training dimulai pada usia 18 bulan
(Rugolotto, 2004). Toilet training dapat berlangsung antara 3 hingga 6 bulan
hingga mencapai keberhasilan. Namun, anak yang tetap mengompol hingga
berusia 3 atau 4 tahun masih dianggap wajar, karena belum sempurnanya
perkembangan organ-organ yang memungkinkan anak untuk mengontrol kandung
kemihnya (Rifai, 1993). Jumlah kasus anak berusia 6 tahun yang masih
mengompol di Indonesia mencapai 12% (Asti dalam Faidah, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok besar, yaitu faktor materi, faktor individu, faktor
instrumental, dan faktor lingkungan. Keluarga sebagai lingkungan dalam proses
belajar anak mempunyai peran penting dalam menentukan tercapainya hasil
belajar yang diinginkan.
Efek dukungan sosial keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan saling
berkaitan. Pengaruh positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada
penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh stress (Setiadi,
2008). Dalam proses toilet training, dimana anak belajar untuk mengendalikan
buang air kecil dan buang air besar, dukungan keluarga diperlukan untuk
menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar anak.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan mengingat pentingnya toilet
training bagi anak, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
”hubungan antara dukungan keluarga dengan keberhasilan toilet training pada
anak usia 5 – 7 tahun di wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten Jember”.