Anda di halaman 1dari 3

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan adalah merupakan proses yang saling
berkaitan dan terjadi secara berkesinambungan dan terus-menerus dalam
kehidupan seseorang, sebagai bagian dari maturasi dan pembelajaran.
Pertumbuhan adalah suatu peningkatan ukuran fisik, baik secara keseluruhan atau
pun sebagian, yang dapat diukur, sedangkan perkembangan adalah suatu
rangkaian peningkatan keterampilan untuk berfungsi (Suriadi & Yulianni, 2006).
Proses perkembangan yang berjalan dengan baik dapat mempermudah
seseorang untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan selanjutnya. Dalam
setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan, terdapat beberapa tugas
perkembangan yang harus diselesaikan oleh individu untuk menjamin
keberhasilannya untuk melalui suatu tahap perkembangan. Havighurst dalam Rifai
(1993) menyatakan bahwa pencapaian kesuksesan dalam setiap tugas-tugas
perkembangan dapat mengarahkan seseorang pada kebahagiaan, sedangkan
kegagalan dalam pemenuhannya dapat menyebabkan ketidakbahagiaan,
penerimaan yang kurang dari sosial, dan kesulitan dengan tugas-tugas
perkembangan selanjutnya.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sebaiknya direncanakan
sejak awal kehidupan seseorang dan berlanjut pada masa usia batita. Pada masa
itu sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan
anak (Faidah, 2009).
Salah satu tugas perkembangan yang penting untuk dilakukan dalam tahap
perkembangan anak adalah toilet training. Toilet training adalah proses pelatihan
moral pertama yang diterima oleh anak. Hasil pelatihan moral pertama ini
kemungkinan besar akan terus terbawa dalam karakter anak selanjutnya
(Havighurst dalam Rifai, 1993). Toilet training yang berhasil dapat membentuk
anak yang dapat menguasai dirinya, mempunyai pandangan jauh ke depan, dan
2

dapat mandiri.
Masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda dapat mempunyai persepsi
yang berbeda mengenai waktu dan metode yang tepat dalam melaksanakan toilet
training. Petunjuk toilet training yang dikeluarkan AAP (American Academy of
Pediatrics) merekomendasikan toilet training dimulai pada usia 18 bulan
(Rugolotto, 2004). Toilet training dapat berlangsung antara 3 hingga 6 bulan
hingga mencapai keberhasilan. Namun, anak yang tetap mengompol hingga
berusia 3 atau 4 tahun masih dianggap wajar, karena belum sempurnanya
perkembangan organ-organ yang memungkinkan anak untuk mengontrol kandung
kemihnya (Rifai, 1993). Jumlah kasus anak berusia 6 tahun yang masih
mengompol di Indonesia mencapai 12% (Asti dalam Faidah, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok besar, yaitu faktor materi, faktor individu, faktor
instrumental, dan faktor lingkungan. Keluarga sebagai lingkungan dalam proses
belajar anak mempunyai peran penting dalam menentukan tercapainya hasil
belajar yang diinginkan.
Efek dukungan sosial keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan saling
berkaitan. Pengaruh positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada
penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh stress (Setiadi,
2008). Dalam proses toilet training, dimana anak belajar untuk mengendalikan
buang air kecil dan buang air besar, dukungan keluarga diperlukan untuk
menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar anak.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan mengingat pentingnya toilet
training bagi anak, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
”hubungan antara dukungan keluarga dengan keberhasilan toilet training pada
anak usia 5 – 7 tahun di wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten Jember”.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keberhasilan toilet
training pada anak usia 5 – 7 tahun di wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten
Jember?
3

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan
keberhasilan toilet training pada anak usia 5 – 7 tahun di wilayah kerja Puskesmas
X Kabupaten Jember.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi dukungan keluarga selama proses toilet
training pada anak di wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten
Jember.
b. Mengidentifikasi keberhasilan toilet training pada anak di
wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten Jember.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini dapat menambah informasi, khususnya mengenai
dukungan keluarga dan keberhasilan upaya toilet training pada anak. Selain
itu, dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi masyarakat
Hasil penelitian dapat memberikan informasi mengenai pentingnya
dukungan keluarga terhadap keberhasilan toilet training pada anak.
1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan/Puskesmas X
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan dalam
menentukan program peningkatan kesehatan maupun kebijakan institusi
kesehatan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai