Anda di halaman 1dari 6

MATA MINUS ( MYOPIA DAN KIAT-KIAT PENCEGAHAN

PEMBURUKKANNYA)

OLEH
Dr Rini Mahendrastari Singgih Ped.Opthal/DSM

Seminar Awam Pd Sabtu 10 April 2004


Auditorium R.S.I.B.

Mata minus / myopia / short sighred eye adalah : keadaan pada mata dimana
cahaya/benda yang jauh letaknya jatuh/difokuskan didepan retina/selpaut jala/bintik
kuning.

Untuk supaya objek/benda jauh tsb bias terlihat jelas/jatuh tepat di bintik
kuning(retina) diperlukan kaca minus/concave lens.

Mata silinder/Astigmatic-eye :
Adalah keadaan mata dimana kelengkungan cornea/lensa tidak sama di meridian
horizontal atau/dan di meridian vertical.

Sangat mudah bila diperumpamakan seperti bentuk bola rugby/lonjong yaitu mata
silinder,sedang mata minus seperti bentuk bola kaki/soccer/bulat.

Mata silinder sulit memfokuskan objek sehingga seperti melihat ada bayangan pada
objek tsb,atau melihat objek mirip tapi tak sama:
Seperti huruf : O , C , D , G.
Seperti angka : 3 , 8 , 6 , 0.

Penyebab mata silinder :

1. Keturunan / genetic : Terutama pada silinder-silinder besar (diatas 1,5 diopter)


2. Extra Pencahayaan : (TV,Computer) dan arah cahaya masuk kejaringan mata
3. Penyakit mata tertentu misal:
 Keratoconus / cornea bentuk kerucut
 Ptosis / kelopak mata yang menggantung / sulit membuka kelopak mata atas
 Bisul di kelopak mata
 Pasca operasi
 Pasca trauma / kecelakaan

Sebab dari mata minus ( secara anatomi ) :

A. – Bola mata terlau panjang ukurannya


( axis depan kebelakang mata ) lebih dari 19 – 20 mm
B. – Atau disebabkan kekurang mampuan mata tsb untuk beraccomodasi pada saat
Harus memperjelas lihat benda / objek pada jarak jauh / tertentu.
Penyebab mata minus lainnya :

I . Faktor keturunan dengan cara penurunan genetic yang “penetrasi tidak beraturan”
Artinya :
1. mata minus bias didapatkan pada keturunan tingkat 1 (langsung
bapak / ibu pada anak ), atau pada keturunan tingkat 2 – 3 dst pun.
2. Bisa pada anak lai ataupun anak perempuan.

Berbeda pada buta warna,ini diturunkan secara sex-linkage artinya hanya kelamin /
anak laki yang menunjukkan klinis gejala buta warna tsb (garis campur merah – hijau)
Sedang ibu / kelamin wanita sebagai carrier / pembawa gen tsb.

II . Factor kebiasaan / keliling (surrounding factors )

 Terlalu suka baca / aktifitas jarak dekat yang terlalu banyak


(menggambar),pekerjaan rumah / curriculum pelajaran sekolah (ilmuwan
lebih sering bermata minus)
 Pencahayaan yang extra kuat dan lama (computer , TV , game ).cahaya putih
pagi hari (day-light sources)jauh lebih baik / kurang melelahkan dari pada
cahaya kuning,merah,biru,hijau.
 Negara matahari (dari statistik) memperlihatkan jumlah penduduk bermata
minus.
 Kurangnya factor /aktifitas jarak jauh terutama sport / aktifitas fisik diluar
rumah.

Diluar rumah diasumsikan bahwa :


1. Mata tidak harus berakomodasi terus-terusan terlalu kuat,(jarak jauh).
2. Warna keliling / alam seperti hijau ( tanam-tanaman ),biru ( langit
yang cerah ),pengaturan mata untuk pengihatan tatanan warna
( merah,kuning,biru,hijau ) dan tatanan penglihatan 3 – dimensi
(stereoscopi).
3. Faktor fisik / bergerak dimana sirkulasi darah / kerja jantung dan paru-
paru,serta otot-otot seluruh tubuh terperbaiki.Ini penting untuk
pemberian oksigen (O2) dan elemen yang cukup untuk jaringan mata
sesuai dengan gizi/makanan individu tsb.(Pada anak yang gizi
rendah)/keadaan umum kurang baik : missal allergi ; sulit / tidak suka
sayur / buah. Didapatkan kelompok mata minus karena kekurangan
mineral (zink ; selenium ; pre-cursor vit A dan D).
4. Usaha oleh tubuh untuk bisa mengeluarkan hasil-hasil racun tubuh
(free radical)melalui keringat dan produksi cairan mata untuk
melumasi cornea dan bagian teratas jaringan mata.Itu sebabnya olah
raga renang sangat disarankan pada semua golongan usia (karena
posisi tubuh datar pada saat berenang ; index-bias air berbeda dengan
udara sehingga melatih akomodasi otot-otot iris ; air melembabkan
mata).
5. Keadaan emosi / psykologi anak yaitu missal stress dikelas kurang
tidur.Terjadi hal yang kita sebutkan Spasing Of The
Accomodation.Bila anak pada keadaan stress,tiba-tiba dua menjadi
mata minus tinggi (kurang lebih –2 s/d –4 diopter),pada hari yang
sama bila dia sudah relax/santai mata minusnya menurun s/d –0.5
diopter atau menghilang sama sekali.Sering terjadi pada anank-anak
usia 7-8 tahun atau usia 17-18 tahun.

Perkembangan mata anak seperti kurva melengkung sesuai dengan :

 Usia (golden periode / masa tercepat / terpeka anak belajar melihat


baik 0 – 1.5 tahun)
 Faktor genetic
 Faktor kelilinh (pencahayaan : intensitas dan durasi missal : sulit pada
anak dengan katarak bawaan / congenital)
 Faktor stimulasi objek
 80 % - 90 % bayi lahir mempunyai bola mata kecil atau ukuran rata-
rata +2 s/d +3 dioptri
 10 % - 20 % camparan minus (bila ada genetic factor)dan silinder.

Perkembangan tajam penglihatan dan koordinasi ke dua mata :

 Bayi : 1 minggu : Masih mencari-cari fiksasi bayangan dgn


Melatih kerja otot-otot mata/otot-otot iris.

2 – 3 minggu : Masing-masing mata sudah mempunyai


fiksasi/dan gambaran jelas.

6 minggu : Mencoba mengkoordinasikan kerja sama


antar dua mata.(juling/squint/crossed-eyed-
jereng mulai terlihat jelas pada usia ini)

 Bayi : 2,5 s/d 3 bulan : Sudah mempunyai binokularitas (koordinasi


Lihat dengan dua mata bersamaan) dan mem-
Punyai koordinasi penglihatan jarak (hubung
Fiksasi mata-hidung)

 Mulai bulan ke 4 bayi : sudah kaut dan jelas memiliki fiksasi binoku-
Lariats pada level yang lebih tinggi s/d 3-di-
Mensi (stereoscopis)

 Pada usia 1 tahun : Tajam penglihatan sudah mencapai 60 %

 Usia 1,5 tahun : 75 – 80 % tajam penglihatan dewasa lalu ting-


gal periode penyempurnaan proses belajar
melihat pada ke dua mata.

Disini terlihat betapa pentingnya deteksi dini ( sebelum usia 1 tahun ) , adanya
kelainnya pada mata anak-anak kita.

Jadi ketajaman penglihatan mata dan binokularitas mata diatur oleh :


Sensoris – Motor – Refleks dan perpaduan anatar refleks tsb.
Sensoris reflek diatur oleh saraf-saraf system pusat di otak / dibagian telinga dan
dibagian oksipital (otak belakang kepala).
Antara lain gangguan disini : anak dengan kejang-kejang , C.P. (Cerebral palsy )dll.
Motor reflek : diatur oleh kematangan / kemampuan otot-otot mata yang bias
menggerakkan bola mata ke semua arah dengan sinkron antar ke dua mata.
Gangguan antara lain : kelumpuhan otot-otot mata ; otot-otot kelopak mata
kematangan refleks fiksasi ini berkembang SP matang pada usia kurang lebih 9 tahun.
Disini pentingnya : pelatihan-pelatihan mata yang diberikan pada :
 Mata malas / lazy eyes / amblyopia
 Mata tumpul lihat / dull – eyes

Tidak boleh terlambat memulainya untuk bisa menghasilkan : hasil akhir


Yang optimal.

Pemeriksaan mata harus bisa dilakukan dini dan seluas mungkin.misalnya


 Bila ada factor keturunan (kelainan / pengguna kaca mata minus dikeluarga :
ayah / ibu / kakek / nenek) (usia 3 – 6 bulan sudah harus periksa )
 Adanya factor penyakit :
1. glaucoma gangguan pada tekanan mata disertai adanya kelainan pada sarf
mata ( nervus opticus )
2. katarak bawaan
3. kelainan-kelainan karena gangguan selama kehamilan (torsch dan infeksi lain-
lain,pengaruh obat-obatan pada TBC,malaria dll)
4. bayi premature / post matur
5. bayi kuning
6. pernah jatuh / trauma (kecelakaan) dll.

Pemeriksaan yang akurat / sedetil mungkin :

1. kelainan anatomi / bangunan mata missal kelopak mata,mata kecil sebelah


(microptalmi) ;
2. mata yang besar sebelah / megalo cornea disertai glaucoma bawaan
3. pemeriksaan kekuatan mata minus / power akomodasi berapa diopter dgn cara
 computer
 retinoscopi ( pengukuran kekuatan retina setelah pemberian tetes mata
untuk melebarkan pupil )
 foto screener
4. pemeriksaan tajam penglihatan / visual acuity masing –masing mata :
 tanpa kaca mata
 dengan kaca mata
5. sinkron tidaknya kerja-kerja otot mata ( motility ) , adanya kejulingan atau
psendo strabismus (juling – palsu )
6. tajam penglihatan warna di Indonesia ( kurang lebih 2,5 tahun)
 bawaan / turunan yaitu gangguan warna – aksis merah hijau
 gangguan yang di dapat (acquired color – vision deficiency) O.K minus
tinggi ; salah minum obat gizi rendah.
7. pemeriksaan keadaan retina / selaput jala,pembuluh-dara didalam mata,saraf
mata (fundus copy)
8. pemeriksaan tekanan mata sangat penting pada mata minus sebab secara
anatomi bangunan mata minus,mempunyai tendesi lebih muda mempunyai
tekanan mata tinggi caranya : dengan meraba / palpasi pada ke dua bola
mata,pada keadaan mata tertutup.Dengan alat –alat :
 non – contact – tonometer (pull’s air tonometer)
 tonopen
 schiots
 applanasi (+ penggunaan pewarnaan fluorescein)
9. Pemeriksaan derajat binokularitas / kerja sama dua mata untuk
 Jarak dekat (synoptofore / major amblyoscope )
 Jarak jauh dengan pengukuran prisma diopter lalu pendataan pemeriksaan
mata ( harus dimiliki oleh sipenderita / orang tua yang yang bersangkutan )

Pemeriksaan penunjang pada kelainan-kelainan mata minus tinggi :

 Foto fundus / retina


 Pemeriksaan lapang pandang / campimetri / perimetri
 Pemeriksaan kwalitas retina ( E.R.G = electro retino gram)
 Pemeriksaan kelainan otak / brain berkaitan dengan kelainan mata ( E.E.G =
electro – ence falogram
 EVP (evoked potential examination)
 USG ( ultra – sono – grafi ) bola mata dan keliling organ mata missal pada
tumor,panjang bola mata , kekentalan benda kaca (vitreous)
 Retinometri ( maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa)
 CT scan dengan kontras / MRI.

Pengobatan mata minus / myopia :


Terpenting adalah pencegahan-pencegahan yaitu :
 Jarak baca 40 – 45 cm
 Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian.misal : setelah
baca / gambar / computer 45 menit, stop dulu untuk 15 – 20 menit beristirahat
sambil melakukan aktifitas / kerja lain.Olahraga mata,gerak-gerak leher,gerak-
gerak bahu.
 Pencahayaan yang akurat ( lihat seminar saya tentang CVS ( Computer Vision
Syndrome ) pada December 2003).
 Gizi yang berimbang bila diperlukan sesuai aktifitas.
 Olah fisik di alam terbuka ( olah raga tubuh datar ( lay – down position ) dan
tubuh vertical.Olah raga tertentu tidak disarankan pada mata-mata
minus,berdasarkan kualitas selaput jala dan tekanan mata.
 Messages sekitar mata dan otot –otot punggung dan leher
 Latihan konvergensi ( mendekatkan objek kecil ; perlahan-lahan kearah
hidung dan bertahan hitungan 60 )
 Latihan segitiga / tri – angle.
 Melihat / merasakan adanya posisi kepala miring / torticollis terutama pada
aktifitas lihat TV / Computer tepat waktu pemberian kaca mata.
 Melihat / mengatur program / schedule anak ( sekolah ; extra kurikuler ) harus
dipaksakan aktifitas relaxing missal : kegiatan club – sport musik /
piano,gitar,biola sanggar dll.

Anda mungkin juga menyukai