Bioremediasi
Posted on 14 Oktober 2008 by Pakde sofa
Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses produksi, termasuk di sini
limbah B3.
Limbah dapat dibedakan berdasarkan nilai ekonomisnya dapat digolongkan dalam 2
golongan yaitu :
1. limbah yang memiliki nilai ekonomis limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah
dapat memberikan nilai tambah. Contohnya : limbah dari pabrik gula yaitu tetes, dapat
dipakai sebagai bahan baku pabrik alkohol, ampas tebunya dapat dijadikan bubur pulp
dan dipakai untuk pabrik kertas. Limbah pabrik tahu masih banyak mengandung protein
dapat dimanfaatkan sebagai media untuk pertumbuhan mikroba misalnya untuk produksi
Protein Sel Tunggal/PST atau untuk alga, misalnya Chlorella sp.
2. limbah non ekonomis limbah yang tidak akan memberikan nilai tambah walaupun
sudah diolah, pengolahan limbah ini sifatnya untuk mempermudah sistem pembuangan.
Contohnya:limbah pabrik tekstil yang biasanya terutama berupa zat-zat pewarna
2. Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
Contohnya antara lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung
protein, limbah
dari industri pengolahan susu.
3. Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud
gas/asap.
Contohnya : limbah dari pabrik semen Proses Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan
cara :
a. Proses pengolahan secara aerobik :
Prinsip pengolahan secara aerobik adalah menguraikan secara sempurna senyawa organik
yang
berasal dari buangan di dalam periode waktu yang relatif singkat. Penguraian dilakukan
terutama
dilakukan oleh bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh :
1. jumlah sumber nutrien
2. jumlah oksigen
Proses degradasi dalam pengolahan secara anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa
tahap :
• Hidrolisi molekul organik polimer .
• Fermentasi gula dan asam amino.
• B – oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol.
• Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat).
• Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan.
• Oksidasi hidrogen menjadi metan.
Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri yang ada dalam
reaktor, efisiensi dalam mengubah substrat dengan kondisi-kondisi waktu tinggal substrat
di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika
substrat yang mudah larut dominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal
substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH yang terjadi di dalam
bioreaktor maka reaksi kecepatan terbatas, akan cenderung membentuk metan dari asam
asetat dan dari asam lemak dengan kondisi stabil atau steady state. Faktor lain yang
mempengaruhi proses antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam
suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested sludge
(efluen). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu generasi metan sendiri,
supaya mikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor atau wash out.
Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu :
- Cara Konvensional
- Proses Dua Tahap
- Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan
- Proses Menggunakan Saringan Anaerobik (Loehr, 1977)
Contoh pengolahan secara aerobik antara lain : lagun anaerobik, digester dan filter
anaerobik.
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan suatu teknologi inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi
teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan
pertambangan di Indonesia. Bioremediasi ini teknik penanganan limbah atau pemulihan
lingkungan, dengan biaya operasi yang relatif murah, serta ramah dan aman bagi
lingkungan.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).
Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara
bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang
tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian
diberi perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat
berlangsung lebih cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang
lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan bioremediasi in-situ.
- Proses bioremediasi
Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang tercemar minyak bumi. Yang pertama
dilakukan adalah mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam
tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan
limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan minyak
akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi.