Anda di halaman 1dari 19

PENGGUNAAN OBAT

HIPNOTIK/SEDATIV DENGAN
INTOKSIKASI AKUT

Oleh : Dosen Pembimbing:


P. A. Winda Wirastuti Giri, S.Ked dr. JUSTINA EVY TYASWATI, SpKJ
NIM. 052010101019
IDENTITAS
 Nama : An. Ahmad Mujahit F.
 Umur : 13 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Jl. Letjen Sutoyo No.75, Jember
 Suku Bangsa : Jawa
 Status : Belum menikah
 Pekerjaan : Pelajar
 Agama : Islam
 Tgl Pemeriksaan: 5 November 2010
ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA
pemeriksaan ketergantungan pil koplo
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Autoanamnesis (5 November 2010)
 Pasien datang ke poli psikiatri dengan
pamannya, memakai baju kaos, jaket
berwarna putih, celana jeans panjang warna
biru. Pasien tampak bersih dan rapi. Saat
memasuki ruangan pasien duduk dan
menunduk, ekspresi pasien terlihat cemas,
selama pemeriksaan pasien menjawab
pertanyaan-pertanyaan pemeriksa dengan
suara yang nyaris tidak bisa didengar.
 Pasien mengaku 2 minggu yang lalu pasien disuruh oleh
temannya minum pil koplo berwarna kuning 8 butir dan 2 butir
yang berwarna putih. 2 hari kemudian pasien disuruh minum
lagi sebanyak 12 butir pil koplo berwarna kuning. Pemeriksa
bertanya ”biasanya minum pil koplonya dimana?” pasien
menjawab ”di sekolah”. Pasien mengatakan setelah minum pil
koplo pasien merasa pusing dan wajah orang lain terlihat lucu
sehingga pasien merasa ingin tertawa terus. Kemudian
pemeriksa bertanya ”memangnya temen-temen nggak ada
yang tau kamu minum pil koplo?”, pasien menjawab sambil
tertunduk ”nggak ada yang tau”. Untuk menghilangkan efek
pusing, pasien biasanya mencuci muka dan efek pusingnya
akan berkurang sedikit.
 Saat pemeriksa bertanya siapa yang memberikan pil koplo
kepadanya, pasien diam sesaat dan menjawab ”teman”.
Pemeriksa bertanya lagi ”teman dimana? Teman main di apa
teman di sekolah?” dan pasien menjawab ”teman di sekolah”.
Pasien menjelaskan bahwa teman sekolahnya tersebut saat
ini sudah dikeluarkan dari sekolahnya karena ketahuan
sebagai bandar. Pemeriksa bertanya ”sekarang kamu masih
sering minum pil koplo?” pasien menjawab ”sudah nggak lagi
mbak, kapok... soalnya ada anak pasar yang meninggal” saat
ditanya meninggalnya karena apa pasien menjawab
”meninggalnya gara-gara lambungnya pecah”. Ketika
pemeriksa menanyakan apakah pasien pernah minum
minuman beralkohol dan merokok pasien menjawab ”pernah
coba minum sekali tapi cuma 1 gelas kecil”.
 Saat ditanyakan rasanya pasien hanya menjawab ”nggak
enak... kayak kencing kuda”. Kemudian pemeriksa
menanyakan kembali ”kalau merokoknya?”, pasien hanya
mengangguk. Pemeriksa bertanya ”kamu merokok dimana?
rokoknya punya siapa?” pasien menjawab ”punya sendiri,
kadang merokok di sekolah”. Pasien mengatakan kadang
menyimpan rokok di kamarnya. Paman pasien kemudian
menyela dan mengatakan ”padahal kalu dia tidak ada, saya
selalu geledah kamarnya... nggak pernah ketemu barang-
barang yang aneh... wah saya kecolongan lagi... hahaha”.
Lalu pemeriksa bertanya ”kamu sudah punya pacar?” pasien
menjawab sudah sambil tersenyum. ”Pacar kamu nggak
marah kamu minum pil koplo?” pasien menjawab ”y marah”,
”terus sekarang kamu masih pacaran sama dia?” dan pasien
hanya mengangguk.
 Kemudian pemeriksa bertanya ”kok kamu mau minum pil
begituan sih? Memangnya lagi punya masalah ya?” pasien
hanya menunduk dan menggeleng. Kemudian pemeriksa
meminta paman pasien untuk meninggalkan pasien dengan
tujuan agar pasien bisa lebih bebas berbicara. Pemeriksa lalu
menanyakan kembali pertanyaan yang sama dan pasien
menjawab ”lagi stres mikirin pr matematika”. ”Memangnya
prnya susah?”, pasien hanya mengangguk sambil tersenyum
malu. Pemeriksa juga menanyakan apakah pasien memiliki
masalah dengan keluarga, teman, atau pacarnya dan pasien
hanya menggeleng mengatakan tidak ada masalah apa-apa.
Pemeriksa lalu bertanya ”gimana nilai uts kemarin?” pasien
menjawab ”ya lumayan..”
Heteroanamnesis (5 November 2010)
 Menurut paman pasien, sebelumnya pasien adalah anak
yang tertutup dan jarang menceritakan masalah-masalah
pribadinya walaupun paman pasien sudah berusaha
mengajak pasien untuk saling terbuka. Pasien juga selalu
menerima apapun yang didapat dan tidak pernah
menyuarakan keinginannya. Pasien merupakan anak
tunggal. Orang tua pasien bercerai dan ibu pasien sudah
menikah lagi, sementara pasien tidak pernah bertemu
dengan ayah kandungnya. Paman pasien mengatakan
bahwa ayah tiri pasien sangat menyayangi pasien, ayah
tiri pasien selalu memberikan yang terbaik untuk pasien.
Saat ini ibu dan ayah tiri pasien bekerja sebagai TKI di
Malaysia. Prestasi pasien sebagai pelajar juga bagus,
paman pasien mengatakan nilai bahasa inggris pasien
sangat bagus saat uts kemarin.
 Pertama kali paman pasien curiga karena sikap pasien tiba-
tiba berubah. Pada hari rabu malam (3 November 2010)
pasien bertingkah aneh. Kebetulan saat itu ibu pasien sedang
pulang. Saat pasien disuruh mandi oleh ibu pasien, pasien
tiba-tiba mengamuk dan menolak untuk mandi. Pasien
berteriak histeris. Kemudian ibu pasien memukul pasien
dengan sisir dan menarik pasien ke kamar mandi. Pasien
masih tetap berontak, kemudian pasien disiram air oleh ibu
pasien. Kemudian pasien diam dan menangis. Setelah selesai
mandi, paman pasien membacakan doa-doa untuk pasien.
Setelah itu paman pasien menanyakan ada apa dengan
pasien dan pasien mengaku minum pil koplo karena disuruh
temannya.
 Paman pasien merasa kaget, karena selama ini paman
pasien selalu mengawasi pasien serta merasa sudah
menamkan nilai-nilai yang baik sesuai dengan ajaran agama.
Lingkungan pergaulan pasien dirasa baik oleh paman pasien.
Setiap hari pasien diantar jemput jika ke sekolah. Hanya
sesekali pasien pulang sendiri setelah nongkrong atau
bermain futsal dengan teman-temannya. Teman-teman
pasien juga jarang ada yang ke rumah. Karena merasa
pengawasan sekolah terhadap muridnya kurang, akhirnya
paman pasien komplain ke pihak sekolah dan membawa
pasien untuk konsultasi di RSD dr.Soebandi.
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
-
 RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien minum pil koplo sebanyak 22
butir (20 butir berwarna kuning, 2 butir
berwarna putih).
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
-
 RIWAYAT SOSIAL
 Pendidikan : SMP
 Pre Morbid : Tertutup dan selalu
menerima
 Faktor Organik : -
 Faktor Pencetus : Masalah pendidikan
 Faktor psikososial : Hubungan
pasien dengan orang tua, paman, dan
teman-temannya baik
STATUS INTERNA SINGKAT
 Keadaan umum
 Kesadaran : Composmentis
 Tensi : 110/70 mmHg
 Nadi : 116x/menit reguler kuat
 Pernapasan : 24x/menit
 Pemeriksaan Fisik
 Kepala-Leher : a-/i-/c-/d-
 Jantung : S1S2 tunggal
 Paru-Paru : vesiculer, Rh -/-, Wh -/-
 Abdomen : BU (+) normal
 Extremitas : Acral hangat di ke-empat extremitas.
Tidak ada oedem di ke-empat extremitas
STATUS PSIKIATRI
 Kesan umum : penampilan rapi dan bersih, sesuai dengan
usia
 Kontak : verbal (+), mata (+), lancar (-), relevan (+)
 Kesadaran Kualitatif : non psikotik
Kuantitatif : GCS 4-5-6
 Afek Emosi : cemas
 Proses berpikir Bentuk: realistik
Arus : koheren
Isi : waham (-)
 Persepsi : halusinasi (-)
 Kemauan : Normal
 Psikomotor : Normal
 Intelegensi : Normal
DIAGNOSIS
 Axis I : F13.0 Gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan sedativa atau
hipnotika dengan intoksikasi akut
 Axis II : Gangguan kepribadian skizoid
 Axis III : -
 Axis IV : masalah dengan psikososial dan
lingkungan
 Axis V : GAF Scale 60-51
TERAPI
 Psikoterapi
 Memperbaiki cara penyelesaian masalah yang
lebih baik dan menyelesaikan penyebab
masalah bagi yang menyebabkan pasien minum
pil koplo.
 Menguatkan daya tahan mental pasien.
 Family therapy
 Memahami keadaan pasien.
 Membimbing dalam kehidupan sehari-hari dan
menghindarkan pembatasan yang tidak perlu.
 Mengawasi pergaulan sehari-hari pasien.
PROGNOSIS
 Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai