a. Masalah politik dan keamanan Indonesia dapat diselesaikan dalam Lembaga Internasional.
Misalnya, saat Agresi Militer Belanda tanggal 21 Juli 1947, wakil-wakil India dan Australia mengajukan usul agar
masalah Indonesia dibicarakan dalam Dewan Keamanan PBB, kemudian PBB sebagai perantara antara Indonesia-
Belanda membentuk Komisi Tiga Negara. Dengan dibentuknya KTN , akhirnya Indonesia – belanda melakukan
perundingan di kapal Amerika yaitu kapal Renville.
b. Melalui kerja sama Internasional ( PBB ) , Lembaga Internasional tersebut berperan sebagai pihak penengah dan
sebagai pihak yang menghentikan perselisihan antar negara.
Misalnya, pada Agresi Militer Belanda yang kedua PBB mengeluarkan resolusi agar Indonesia – Belanda:
- menghentikan saling menyerang
- membebaskan segala tawanan
- berunding lagi atas dasar persetujuan Linggarjati dan Renville
- pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
Selain itu Dewan Keamanan PBB juga membantu mengadakan perdamaian secepat-cepatnya, yaitu menetapkan
tanggal, waktu, serta syarat untuk mengadakan KMB.
c. Masalah wilayah pemerintahan Indonesia dapat diselesaikan dengan adanya PBB.
Misalnya, Irian Barat dikembalikan kepada Indonesia dari tangan Belanda pada tahun 1962.
d. Dengan adanya kerja sama Internasional ( PBB ) dapat melahirkan dokumen-dokumen yang bermanfaat bagi
kehidupan kenegaraan Indonesia terutama dalam penegakan HAM, misalnya:
- Universal Declaration of Human Right, 10 Desember 1948
- Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Kultural, tahun 1966
- Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan politik, tahun 1966.
e. Dengan kerja sama Internasional yang terwujud dalam organisasi Internasional di bawah PBB masalah politik,
sosial, budaya, ekonomi, maupun hukum dapat terselesaikan , antara lain :
- OPEC ( Organitation of Petroleum Exporting Country )
- CGI ( Consultative Group of Indonesia )
- GNB ( Gerakan Non Blok
- NATO ( North Atlantic Treaty Organitation )
- OIC ( Organitation of the Islamic Conference )
Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama
internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi,
berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Fungsi
1. Memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk pertukaran hasil produksi dan faktor-faktor produksi serta
memperlancar sistem pembayaran antarnegara.
2. Menciptakan kerja sama secara timbal balik antarnegara melalui perjanjian ataupun melalui badan/organisasi
internasional
Perjanjian Internasional merupakan salah satu sumber hukum internasional utama, sehingga dengan demikian
Hukum Internasional sama sekali tidak dapat dipisahkan dari keberadaan perjanjian-perjanjian
internasional yang dibuat oleh negara-negara.
unsur-unsur perjanjian internasional adalah :
-Suatu persetujuan internasional
-Dibuat oleh negara negara
-Dalam bentuk tertulis
-Didasarkan pada hukum internasional
-Dibuat dalam instrumen tunggal. Dua atau lebih
-Memiliki nama apapun
Sementara itu “Treaty Making Powers” sendiri berdasarkan Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian
Internasional berada ditangan “the big three”, yaitu :
Kepala Negara (Head of State);
Kepala Pemerintahan (Head of Government);
Menteri Luar Negeri (Ministry for Foreign Affairs).
Sehingga tanpa menggunakan Surat Kuasa “Full Powers” mereka dapat menandatangani suatu perjanjian
internasional.
Pedoman: Kepentingan Nasional.
Prinsip :
-Kesepakatan para pihak,
-Saling menguntungkan / manfaat,
-Kesetaraan/persamaan kedudukan; dan
-Itikad baik.
Jenis2 perjanjian
Perjanjian Bilateral
Perjanjian Regional
Perjanjian Multilateral
Pembentukan ASEAN yang diprakarsai Mempercepat proses pertum-buhan ekonomi, kemajuan sosial dan
oleh pemimpin Indonesia, Malaysia, pengembangan budaya. Demikian juga, jika terjadi konflik hal ini dapat
Filipina, Singapura dan Thailand melalui dengan mudah dilesaikan melalui jalan damai.
Deklarasi Bangkok pada tanggal 8
Agustus 1967.
Persetujuan dibentuknya kawasan Dapat meningkatkan investasi langsung ke negara-negara ASEAN, dan
perdagangan bebas ASEAN yaitu AFTA khususnya nega-ra Indonesia.
2. Regional (ASEAN Free Trade Area), yang Meningkatkan daya saing dan penghapusan bea ekspor – impor bagi negara-
ditandatangani pada tahun 1995 oleh negara yang berada di kawasan ASEAN (termasuk negara Indonesia).
negara-negara Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand.
3. Multilateral Masuknya negara RI menjadi anggota Mempercepat proses penyele-saian konflik Indonesia – Belanda (penjajah),
PBB (pertama kali pada tanggal 28 Sep sehingga mau mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember
1950), kemudian keluar pada tanggal 7 1949.
Januari 1965 dan masuk kembali pada
tanggal 28 September 1966.
Pembentukan Gerakan Negara-negara Sebagai wadah dalam upaya menumbuhkan sikap solideri-tas negara-negara
Non Blok me-lalui KTT yang pertama di kawasan Asia – Afrika dalam memper-juangkan kemerdekaannya sekaligus
pada tahun 1961 di Beograd (Yugoslavia) melawan kolonia-lisme, rasialisme dan zionisme.
dan dipelopori oleh negara Indonesia,
Yugos-lavia, Mesir, India dan Ghana.
Pengesahan Konvensi Inter-nasional Masyarakat Indonesia akan lebih memahami bahwa seba-gai bagian
tentang Penghapusan segala bentuk masyarakat internasional harus menghor-mati, menghargai, dan menjunjung
diskriminasi rasial 1965, dengan tinggi prinsip dan tujuan Piagam PBB serta HAM.
dikeluar-kannya Undang-Undang No. 29
Tahun 1999.