PENDAHULUAN
PT. PLN (Persero) adalah perusahaan persero yang bergerak dalam bidang
pelayanan jasa listrik, memiliki berbagai macam proses pengolahan data
didalamnya. Salah satu proses pengolahan data di PT. PLN (Persero) yang akan
dibahas adalah proses pengolahan data dana pensiun. Proses pengolahan data yang
sangat erat kaitannya dengan dana pensiun yaitu proses pengajuan permohonan
pensiun.
Perusahaan telah menentukan batas umur pensiun untuk pegawainya
adalah 56 tahun. Maka pegawai yang sudah mencukupi umurnya untuk pensiun
diwajibkan untuk mengajukan pensiun ke bagian Juru Utama / Juru Administrasi
Personil di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Barat. Apabila
pegawai tersebut sudah memenuhi semua persyaratan yang ada di surat
permohonan pensiun maka surat permohonan pensiun tersebut dikirimkan ke
Manajer bidang SDM dan Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali yang ada
di Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan surat keputusan pemberhentian pegawai
dari Manajer tersebut maka dibutuhkan metode pengambilan keputusan untuk
mencari proses terbaik dalam mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan dalam penerapan sistem informasi pengajuan
pensiun menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hal ini
didasarkan memiliki keunggulan dari segi proses pengambilan keputusan dan
akomodasi untuk atribut – atribut baik kuantitatif maupun kualitatif. Selain itu,
sistem pengambilan keputusan AHP mampu menghasilkan hasil yang lebih
konsisten dibanding metode – metode lainnya serta sistem metode ini mudah
dipahami dan digunakan.
Informasi dari output AHP dapat menjadi informasi dalam mengambil
keputusan yang tidak hanya berlaku untuk jangka panjang, tapi berlaku juga untuk
waktu saat ini. Salah satunya yaitu menentukan suatu sistem informasi dapat
diterapkan atau tidak disuatu perusahaan atau instansi.
Dengan melihat uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa metode
AHP sangat perlu dalam langkah pengambilan suatu keputusan guna
menghasilkan suatu output atau keputusan yang terbaik.
Maka dari itu, penulis mengusulkan suatu metode AHP sebagai acuan
untuk pengambilan suatu keputusan yang dapat menghasilkan keputusan yang
lebih konsisten, maka hal ini diwujudkan dalam skripsi yang berjudul
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI
PENGAJUAN PENSIUN MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY
PROCESS (AHP)”.
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
Konsep dasar sistem ini meliputi pengertian dasar dari sistem, bentuk
umum sistem, karakteristik sistem dan analisis system.
1. Pengertian Sistem
Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses, dan
keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih
masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya.
Bila mengacu pada definisi sistem menurut HM, Jogiyanto dalam bukunya
yang berjudul “Analisis dan Desain Sistem Informasi” maka sistem informasi
dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri atas komponen –
komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan
informasi” .
Sistem informasi merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat
teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud untuk menata
jaringan komunikasi yang penting, pengolahan atas interaksi – interaksi tertentu
dan rutin, membantu memanajemen dan menyediakan dasar pengambilan
keputusan yang tepat.
Informasi yang dihasilkan dari sistem informasi bertujuan untuk :
1. Menyediakan informasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan
oleh pihak yang berwenang.
2. Membantu petugas di dalam melaksanakan proses pengambilan data.
3. Memberikan informasi yang layak dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada pihak di luar organisasi.
1. Metode Keputusan
2. Metode Keputusan
Identifikasi Permasalahan
dan Tujuan
Pendefinisian Sistem
Formulasi Model
Parameterisasi Model
Validasi Model
No
Valid
Yes
Validasi Model
1. Penentuan Kriteria
Sifat – sifat yang harus diperhatikan dalam memilih criteria pada setiap
persoalan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut menurut Ramdhani [3] :
a. Lengkap
b. Operasional
c. Tidak Berlebihan
d. Minimum
Menurut Saaty [4] ada beberapa metode standar yang umum digunakan
untuk pengambilan keputusan Kriteria majemuk adalah Multi Attribute Utility
Theory (MAUT) (Edward, W, 1997), Simple Multi Attribute Rating Tecnique
(SMART) (Edward, W dan Barron, FH, 1994 ) dan Analytic Hierarchy Process
(AHP) (Saaty, TL, 1980). Perkembangan ilmu pengambilan keputusan kriteria
majemuk juga telah meluas dengan diperkenalkan metode yang lebih kompleks
seperti Analytic Network Process (ANP).
Penelitian ini mengambil basis metode AHP sebagai metode untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam mengajukan pensiun.
E. Analytic Hierarchy Process (AHP)
Menurut Saaty [4] metode AHP atau Proses Hirarki Analitik merupakan
salah satu metode pengambilan keputusan dimana factor – factor logika, intuisi,
pengalaman, pengetahuan, emosi, dan rasa dicoba untuk dioptimasikan dalam
suatu proses yang sistematis. Metode AHP ini mulai dikembangkan oleh Thomas
L. Saaty, seorang ahli matematika University Of Pittsburgh di Amerika Serikat,
pada awal tahun 1970 – an.
AHP yang dikembangkan oleh Saaty ini memecahkan yang kompleks
dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak kompleksitas ini
disebabkan oleh banyak hal diantaranya struktur masalah yang belum jelas,
ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan serta ketidakpastian tersedia data
statistic yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali. Adakalanya timbul
masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi
variasinya rumit sehingga datanya tidak dapat dicatat secara numeric (kuantitatif),
namun secara kualitatif, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi.
Namun, tidak menutup kemungkinan, bahwa model – model lainnya ikut
dipertimbangkan pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendeketan
AHP, khususnya dalam memahami para kepututsan individual pada saat proses
penerapan pendekatan ini.
keputusan.
c. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
kualitatif.
AHP tidak dapat diterapkan pada suatu perbedaan sudut pandang yang
sangat tajam atau ekstrim dikalangan responden.
Nilai vector eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk
Pada prakteknya, kondisi yang konsisten akan sulit didapat . Nilai a ij akan
menyimpang dari rasio wi / wj sehingga dengan demikian persamaan Aw = nw
tidak akan terpenuhi. Deviasi λmax dari n merupakan suatu parameter Consistency
Index ( CI ) yang dirumuskan sebagai berikut :
CI = λmax – n
n–1
Nilai CI tidak akan berarti bila tidak terdapat acuan untuk menyatakan
apakah CI menunjukkan suatu matriks yang konsisten. Saaty memberikan acuan
dengan melakukan perbandingan acak terhadap 500 buah sample. Saaty
berpendapat bahwa suatu matriks yang dihasilkan dari perbandingan yang
dilakukan secara acak merupakan suatu matriks yang mutlak tak konsisten. Pada
matriks acak tersebut diperoleh nilai CI, yang disebut dengan Random Index
( RI ), sehingga dengan membandingkan CI dengan RI akan didapatkan acuan
untuk menentukan tingkat konsistensi suatu matriks, yang disebut dengan
Consistency Ratio ( CR ), melalui persamaan berikut :
CR = CI
RI
Thomas L. Saaty mendapatkan nilai rata – rata RI dari 500 buah sample
matriks acak dengan skala perbandingan 1 – 9, untuk beberapa orde matriks
sebagai pada table II.2 :
Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9
RI 00.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45
Orde Matriks 10 11 12 13 14 15
RI 0.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
Memilih Sekolah
PBM LP KS PK KUA KM
Keterangan :
PBM = Proses Belajar Mengajar
LP = Lingkungan Pergaulan
KS = Kehidupan Sekolah
PK = Pendidikan Kejurusan
KUA = Kualifikasi yang diminta sekolah
KM = Mutu Pendidikan musik
PBM LP KS PK KUA KM
PBM 1 4 3 1 3 4
LP 1/4 1 7 3 1/5 1
PK 1 1/3 5 1 1 1/3
KUA 1/3 5 5 1 1 3
KM 1/4 1 6 3 1/3 1
Nilai pada table II.3 dapat disintesiskan dengan jalan menjumlahkan angka
– angka yang terdapat pada setiap kolom, setelah itu angka dalam setiap sel dibagi
dengan jumlah pada kolom yang bersangkutan. Proses ini akan menghasilkan
matriks yang telah normal ( Lihat pada table II.4 ).
PBM LP KS PK KUA KM Rata –
rata
PBM 23 /
6 / 19 1/9 5 / 46 45 / 86 8 / 19 0.30
66
LP
3 / 38 2 / 23 7 / 27 15 / 46 3 / 86 2 / 19 0.15
KS
2 / 19 1 / 80 1 / 27 1 / 46 3 / 86 1 / 57 0.04
PK
6 / 19 2 / 69 5 / 27 5 / 46 15 / 86 2 / 57 0.14
KUA 17 /
2 / 19 5 / 27 5 / 46 15 / 86 6 / 19 0.22
39
KM
3 / 38 2 / 23 2/9 15 / 46 5 / 86 2 / 19 0.15
Nilai rata – rata dari setiap baris menunjukkan bahwa tingkat kepentingan
factor untuk masing – masing criteria adalah : 30%, 15%, 4%, 14%, 22%, dan
15%. Setelah matriks level 2 selesai diisi dan dihitung bobot prioritasnya, langkah
selanjutnya adalah membuat matriks perbandingan antar elemen level 3 dengan
memperhatikan keterkaitannya dengan level 2. Proses ini memiliki langkah yang
sama seperti proses yang telah dijelaskan sebelumnya.
1 4 3 1 3 4 0.30 2.40
1/4 1 7 3 1/5 1 0.15 1.11
1/3 1/7 1 1/5 1/5 1/1 x 0.04 = 0.26
1 1/3 5 1 1 1/3 0.14 0.96
1/3 5 5 1 1 3 0.22 1.84
1/4 1 6 3 1/3 1 0.15 1.10
Selanjutnya nilai masing – masing sel pada vector hasil perkalian tersebut
dibagi dengan nilai masing – masing sel pada vector prioritas sehingga diperoleh
hasil sebagai berikut :
G. Basis Data
Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih
dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat berkumpul. Sedangkan data
representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia
(pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, dan sebagainya, yang direkam
dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang
seperti Fatansyah [6] :
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi
sedemikian rupa agar kelek dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan
mudah.
2. Kumpulan file / tabel / arsip yang saling berhubungan yang disimpan
dalam media penyimpanan elektronis.
Pengelola basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara
langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus /
spesifik. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan menentukan
bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga
menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama,
keakuratan data dan sebagainya. Jogianto [2]
Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV,
FoxBase, MS – Access, Borland – Paradoks, MS – SQLServer, Oracle Borland –
Interbase. Salah satu tujuan DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas / antar
muka ( interfase) dalam melihat data ( yang lebih ramah / userfriendly ) kepada
pemakai.
DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk.
Cara berinteraksi / berkomunikasi antara pemakai dengan basis data tersebut
diatur dalam suatu bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat
DBMS. Bahasa itu dapat kita sebut sebagai Bahasa Basis Data yang terdiri atas
sejumlah perintah yang diformulasikan dan dapat diberikan user dan dikenali /
diproses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi / pekerjaan tertentu.
Sebuah Bahasa Basis Data ada dua bentuk yaitu Fatansyah [6] :
b) Atribut
c) Hubungan
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar sistem,
dimana data disimpan, proses apa yang menghasilakn data tersebut dan interaksi
antara data yang tersimpan dan proses yang akan dikenakan pada data tersebut.
Jogianto [2]
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan sacara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya
lewat telepon, surat dan sebagainya). Atau lingkungan fisik dimana data tersebut
akan disimpan (misalnya file kartu, hard disk, tape, disket dan sebagainya).
DFD merupakan alat yang cukup populer saat ini, karena dapat
menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih
lanjut DFD merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.
Beberapa simbol yang akan digunakan di dalam DFD antara lain menurut
Jogianto [2] adalah sebagai berikut :
Aliran data di DFD diberi simbol suatu panah. Aliran data ini
mengalir diantara proses (process), simpan data (data store) dan kesatuan
luar (external entity). Aliran data ini menunjukkan aliran dari data yang
dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3) Proses
Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang,
mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam
proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses yang
digambarkan secara umum. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan
simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak
dengan sudut – sudutnya tumpul.
Borland Delphi atau biasa yang disebut Delphi saja, merupakan sarana
pemrograman aplikasi visual. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah
bahasa pemrograman Pascal atau kemudian juga yang disebut bahasa
pemrograman Delphi. Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal.
Turbo Pascal yang diluncurkan pada tahun 1983 dirancang untuk dijalankan pada
system operasi DOS (yang merupakan system operasi yang paling banyak
digunakan pada saat itu). Sedangkan Delphi yang diluncurkan pertama kali tahun
1995 dirancang untuk beroperasi dibawah system operasi windows.
Delphi adalah compiler (penterjemah) bahasa Delphi (awalnya dari pascal)
yang merupakan bahasa tingkat tinggi sekelas dengan basic, C. Bahasa
pemrograman di Delphi disebut bahasa procedural yaitu bahasa atau sintaknya
mengikuti urutan tertentu. Delphi disebut juga Visual Programming artinya
komponen – komponen yang ada tidak hanya berupa teks tetapi muncul berupa
gambar – gambar.
Delphi memiliki sarana untuk pembuatan aplikasi, mulai dari sarana untuk
pembuatan form, menu, toolbar, hingga kemampuan untuk menangani
pengelolaan basis data yang besar. Kelebihan – kelebihan yang dimiliki Delphi
antara lain karena pada Delphi, form dan komponen – komponennya dapat
dipakai ulang dan dikembangkan, tersedia template aplikasi dan template form,
memiliki lingkungan pengembangan visual yang dapat diatur sesuai kebutuhan,
menghasilkan file terkompilasi yang berjalan lebih cepat, serta kemampuan
mengakses data dari bermacam – macam format.
Delphi menggunakan bahasa objek pascal didalam lingkungan
pemrograman visual. Kombinasi ini menghasilkan sebuah lingkungan
pengembangan aplikasi yang berorientasi objek (Object Oriented Programming).
Dengan konsep seperti ini, maka pembuatan aplikasi menggunakan Delphi dapat
dilakukan dengan cepat dan menghasilkan aplikasi yang tangguh. Form dan
komponen yang ada didalamnya, misalnya, dapat disimpan dalam suatu paket
komponen yang dapat digunakan kembali, atau dimodifikasi seperlunya saja.
Khususnya untuk pemrograman database, Delphi menyediakan object yang
sangat kuat, canggih dan lengkap, sehingga memudahkan pemrograman dalam
merancang, membuat dan menyelesaikan aplikasi database yang diinginkan.
Selain itu, Delphi juga dapat menangani data dalam berbagai format database,
misalnya format MS.Access, Oracle, Foxro, Informix dan lain – lain. Format
database yang dianggap asli dari Delphi adalah Paradox dan dBase.
Keunggulan yang dimiliki oleh Borland Delphi yaitu :
a. Memiliki banyak fitur
b. Dapat merancang dan membuat tampilan aplikasi yang bagus
c. Mudah dalam penulisan coding
Kompatible dengan berbagai macam jenis database.
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode
B. Tempat Penelitian
PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Region
Jawa Barat, Jl. Supratman No.58 Bandung.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian Juru Utama /
Juru Administrasi Personil PT. PLN (Persero) P3B Region Jawa Barat. Karena
dalam penelitian kualitatif manusia dijadikan sebagai instrumen penelitian utama.
Karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada
situasi sosial tertentu, maka sample yang kami ambil di sini berdasarkan situasi
sosial tempat yaitu beberapa pegawai di PT. PLN (Persero) P3B Region Jawa
Barat yang umurnya hampir mencapai 56 tahun atau akan pensiun.
Analisis data dapat diartikan sebagai suatu tahap setelah analisis dari
siklus pengembangan sistem yang merupakan suatu persiapan untuk
mengembangkan atau membuat program aplikasi.
7. Kamus Data
Kamus data (data dictionary) merupakan katalog fakta tentang data dan
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem. Kamus data dibuat berdasarkan
arus data yang ada pada diagram aliran data. Dengan menggunakan kamus data,
analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir pada sistem secara
lengkap. Kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan dan
database.
8. Skema Relasi
Skema relasi merupakan hasil transformasi dari bentuk relasi diagram E-R
yang digambarkan dalam bentuk relasi perancangan antarmuka tabel.
Peneliti kembali ke PT. PLN (Persero) P3B Jawa Barat untuk memeriksa
apakah data yang diperoleh sudah benar atau tidak.
11. Triangulasi
Studi Pustaka
12. Membercheck
Peneliti kembali ke sumber data yang dalam hal ini merupakan PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Barat untuk memeriksa apakah pemberi data menyetujui data
yang diperoleh.
A. Organisasi
B. Job Deskripsi
C. Jadwal Penelitian
No Hari Ke :
Kegiatan
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Diskusi Masalah
2. Penyusunan
No Hari Ke :
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
. Proposal
3. Diskusi Proposal
4. Terjun ke
lapangan
5. Menentukan
fokus
6. Menganalisis
data
7. Uji keabsahan
data
8. Membuat draft
skripsi
9. Diskusi draft
skripsi
10. Penyempurnaan
skripsi
V. RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. Pra Penelitian
B. Pelaksanaan Penelitian
[1] Pressman, Roger S., Ph. D, (2002) , Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan
[2] Jogianto, HM, (1989), Analisis dan Desain sistem Informasi, Yogyakarta :
Andi Offset
7.0,Andi,Yogyakarta.
Tidak lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada berbagai pihak
terkait atas bantuan yang diberikan dalam pembuatan proposal ini sehingga
proposal ini bisa dimanfaatkan nantinya dalam proses penelitian. Akhirnya
penulis menyadari sepenuhnya tidaklah ada yang sempurna di alam semesta ini
hanya dia yang maha sempurna pemilik alam semesta. Atas dasar itulah penulis
haturkan beribu maaf atas ketidak sempurnaan dalam penyusunan proposal ini,
semoga dengan ketidak sempurnaan yang ada proposal ini tetap bias bermanfaat
bagi penulis khususnya serta bagi peneliti umumnya.