RANGKUMAN

HASIL TRAINING

Cisco Networking Academy Program

NetCampus Training Center

Jl. Cakalang Raya No.29 Rawamangun

OLEH

FARAH AFIANTI - 286107372

PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO)
 Semester 1 – Chapter 2

Pembungkusan Mail Server Pembuangan

7. Application (incridmail, outlook, thunderbird) data

6. Presentation (*.id ; *.dbx ; *.thd ; *.jpg ; *.doc) data

5. Session ( ASCII  program basic) data

1 2 3 4
4. Transpor (segmentasi) segmen

46 – 1500 byte
TCP DAT
Pintu /port A
D S
25 443

Logical address IP
IP TCP
TCP DA
DAT
3. Network (packet) TA
A
D SS D
D SS

Alamat Pintu
ST S
2. Datalink (frame) AR
MAC IP TCP TYPE DAT FCS T
T LENGTH A O
P
D S D S D S

Physical address teknologi 802.3

802.11 LCC 802.2
802.5

1. Physical (bits  binary)

Keterangan :
 FCS (Frame Check Sequence) untuk menentukan pindah kotak atau ga
 Computer mempunyai lebih dari 65000 port
 Perbedaan : Logical address  dibuat oleh user, nilainya ada yang sama
Physical address  pembawaan LAN card (dibuat oleh pabrik), tidak ada satupun
di dunia ini yang nilainya sama, nilainya tidak bisa diubah
 Pembungkusan mulai terjadi pada layer 4 tapi paling banyak di layer 2 sehingga dapat dikatakan
encapsulation terjadi di layer ke-2
 Transpor merupakan layer yang menghubungkan proses
 Network merupakan layer yang meng-enable antar device
 Routing mengkomunikasikan antar network yang berbeda

Konfigurasi Router

Router> enable
Router# config ter
Router(conf)# hostname Router85  penamaan router menjadi Router85
Router85(conf)# int f0/0
Router85..# ip add 192.168.10.1 255.255.255.0
Router85..# no shut
Router85..# exit
Router85(conf)# int f0/1
Router85..# ip add 192.168.100.1 255.255.255.0
Router85..# no shut
Router85..# exit
Router85# copy run start  simpan settingan router di start program
Router85# copy run tftp  simpan settingan router di server tftp

Router = komputer spesial untuk forward data jadi antara router – komputer menggunakan kabel cross

Semester 1 - Chapter ??

 Cisco mode : user > privilege rendah

Exec # konfigurasi global router (setelah perintah enable)
co : hostname, pass
Config (conf)# co : interface f0/0

 Antar router dihubungkan dengan kabel serial disertai pengaturan DCE (data control  yg supply
sinkronisasi) dan DTE (otomatis jika router lawan DCE)

Subnetting

 2n – 2 ≥ ∑ net yang diinginkan

 256 – X = kelipatan
Ket : X adalah netmask terakhir yang baru
Contoh : tersedia network IP 192.168.10.0/24 akan dibuat 5 network baru. Sebutkan net IP yang
baru?
Jawab : 2n – 2 ≥ 5
2n ≥ 7
n=3
prefiks 24+3 = 27
sehingga netmask yang baru 255.255.255.224
kelipatan 256 – 224 = 32
jadi net IP yang baru adalah 192.168.10.0 ; 192.168.10.32 ; 192.168.10.64 ;
192.168.10.96 ; 192.168.10.128
 Semester 1 Chapter – Cabling

 Jenis pengkabelan
- Straight (menggunakan tipe pengkabelan yang sama antara satu node dengan node yang lain)
Contoh : PC – switch, PC – Hub, Router – Switch
- Cross (menggunakan tipe pengkabelan yang berbeda antara satu node dengan node yang lain)
Contoh : PC – PC, PC – Router, Switch – Switch
- Rollover(kabel console  1-8 ; 2-7 ; 3-6 ; 4-5 ; 5-4 ; 6-3 ; 7-2 ; 8-1)
Contoh : PC – Router
Keterangan
1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Biru
4. Biru
5. Putih Hijau
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat

 Tipe pengkabelan
Type B Type A
- - Putih Hijau
- - Hijau
- - Putih Orange
- - Biru
- - Putih Biru
- - Orange
- - Putih Coklat
- - Coklat

Semester 1 Chapter 7

 Tujuan layer 2 (Datalink) : bagaimana data dari layer 3 bisa melewati berbagai medium
 Datalink dibagi menjadi 2
- Logical Link Control (LLC)
* Berupa software yang menjembatani layer 3 dan 1
* Cara kerja sama seperti directX  standar2 khusus berupa library untuk menjembatani
software dan hardware
* framing  enkapsulasi
* identifies network layer (arp  mapping dari MAC ke IP maupun sebaliknya IP ke MAC )
- Media Access Control (MAC)
* Menempel pada hardware
* physical addressing
* marks start frame & end frame (ada kombinasi biner khusus untuk menandai awal & akhir
frame)
 Placing data on Media
- Shared Media (potential collision , topologi bus)
a. Controlled – token
Teknologi : token ring – coaxial (perumpamaan gang kecil, jalan gantian)
fddi – Fiber Optic (perumpamaan gang besar, bisa jalan 2 arah)

b. Contention – first come first serve, broadcast, satu kirim lain nunggu
Teknologi : CSMA/CD –wired (Detection) co : hub
CSMA/CA –wireless (Avoidance)

- non-shared media (no collition)

a. Half duplex (co : switch 10 Mbps )

b. Full duplex (co : switch 100 Mbps )

Physical topology  menghubungkan all device

1. bus

2. ring (coaxial  token ring ; fiber  fddi)

3. star
 a. extended

b. hierarchy

 addressing :
a. mac addressing (Ethernet)
b. WAN (PPP, HDLC, WAN shared  frame relay)
 bottleneck (macet) network susah diakses sehingga terjadi penungguan (delay) karena antrian
 broadcast storm

Semester 1 Chapter 8

Tujuan : menyediakan transport (signaling)

 encoding : cara menyusun binary  predefined code (group)
 fiber optic untuk jarak jauh menggunakan medium laser, jarak dekat menggunakan medium
lampu
 ukuran untuk wireless / radio  amplitudo / gelombang microwave ; kabel  volt / listrik
 Data carrying capacity : bandwidth
Throughput (rata2 yg bisa dialirkan med 60-70% dr BW)
Goodput (usable data pd satu wkt 40-50% dr BW)
 10 Base-T artinya : 10 Mbps ; Base  digital ; T  twisted / UTP ; tanpa X  jika
jarak mencapai 100 m akan mengalami penurunan
 Fiber Optic : single mode t/r jarak jauh ; medium laser
Multi mode t jarak dekat (< 2 km) ; medium lampu

 Contoh : tersedia network IP 12.0.0.0/8 akan dibuat 752 network baru. Sebutkan net IP yang
baru?
Jawab : 2n – 2 ≥ 752
 2n ≥ 759
n = 10
prefiks 8+10 = 18
sehingga netmask yang baru 255.255.192.0
kelipatan 256 – 192 = 64
net IP yang baru available broadcast
12.0.0.0 12.0.0.1 s/d 12.0.63.254 12.0.63.255
12.0.64.0 12.0.64.1 s/d 12.0.127.254 12.0.127.255
12.0.128.0 12.0.128.1 s/d 12.0.191.254 12.0.191.255
dst

Semester 1 Chapter 9

 Autosensing  kabel tipe cross maupun straight bias digunakan

 NIC cross NIC straight Switch cross Switch
1. T+ T+ R+ R+
2. T- T- R- R-
3. R+ R+ T+ T+
4.
5.
6. R- R- T- T-
7.
8.

Semester 1 Chapter 11

R-MDN R-JKT R-SBY

172.31.5.9/30 DCE DCE 172.31.5.12
DTE 5.8 5.13 DTE

.1 .1 .1

.100 .100 .100

192.168.10.0/24 192.168.20.0/24 192.168.30.0/24

RJakarta
Router> enable  user mode
Router# config ter  privilage mode
Router(conf)# hostname R-JKT  global configuration mode
R-JKT(conf)# enable password cisco
R-JKT(conf)# enable secret ccna  setting password dengan enkripsi
R-JKT(conf)# line console 0
R-JKT………# password console
R-JKT………# login
R-JKT………# exit
R-JKT(conf)# line vty 0 4
R-JKT………# password telnet
R-JKT………# login
R-JKT………# exit
R-JKT(conf)# int s0/0
R-JKT………# ip add 172.31.5.10 255.255.255.252
R-JKT………# clock rate 64000  seperti setting speed pada modem
R-JKT………# no shut
R-JKT………# exit
R-JKT(conf)# int s0/1
R-JKT………# ip add 172.31.5.13 255.255.255.252
R-JKT………# clock rate 64000  seperti setting speed pada modem
R-JKT………# no shut
R-JKT………# exit
R-JKT(conf)# int f0/0
R-JKT………# ip add 192.168.20.1 255.255.255.0
R-JKT………# no shut
R-JKT………# exit
R-JKT(conf)# router RIP
R-JKT………# version 2
R-JKT………# network 172.31.5.8
R-JKT………# network 172.31.5.12
R-JKT………# network 192.168.20.0
R-JKT………# exit
R-JKT(conf)# banner motd  yg ga tau pswd dilarang coba2 masuk!
R-JKT(conf)# exit
R-JKT# show ip interface brief  cek settingan IP
R-JKT# show ip running-config  cek settingan router
R-JKT# copy run start  simpan settingan router di start program
R-JKT# copy run tftp  simpan settingan router di server tftp

Soal 1: Figure 3.5

192.168.10.0/24
B = 30 host C = 20 host
F = 2 host

E = 2host G = 2 host

H = 2 host

D= 6 host A = 14 host
Jawab :
A  14  2n = 16  n=4  prefiks baru = 32-4 = 28
B  30  2n = 32  n=5  prefiks baru = 32-5 = 27
C  20  2n = 22  n=5  prefiks baru = 32-5 = 27
D 6  2n = 8  n=3  prefiks baru = 32-3 = 29
E 2  2n = 4  n=2  prefiks baru = 32-2 = 30
F 2  2n = 4  n=2  prefiks baru = 32-2 = 30
G 2  2n = 4  n=2  prefiks baru = 32-2 = 30
H 2  2n = 4  n=2  prefiks baru = 32-2 = 30

Soal 2: Figure 3.7

192.168.10.0/24
Jawab :
A  30  2n = 32  n=5
B  10  2n = 12  n=4
C  12  2n = 14  n=4
D  2  2n = 4  n=2
E  2  2n = 4  n=2
F  2  2n = 4  n=2
G  12  2n = 14  n=4
H  60  2n = 62  n=6
I  14  2n = 16  n=4
J  60  2n = 62  n=6
K  8  2n = 10  n=4
 prefiks baru = 32-5 = 27
 prefiks baru = 32-4 = 28
 prefiks baru = 32-4 = 28
 prefiks baru = 32-2 = 30
 prefiks baru = 32-2 = 30
 prefiks baru = 32-2 = 30
 prefiks baru = 32-4 = 28
 prefiks baru = 32-6 = 26  paling kecil, didahulukan
 prefiks baru = 32-4 = 28
 prefiks baru = 32-6 = 26
 prefiks baru = 32-4 = 28

Net IP untuk H 192.168.10.0 /26

J 192.168.10.64 /26
A 192.168.10.128 /27
B 192.168.10.160 /28
C 192.168.10.176 /28
G 192.168.10.192 /28
I 192.168.10.208 /28
K 192.168.10.224 /28
D 192.168.10.240 /30
E 192.168.10.244 /30
F 192.168.10.248 /30

Semester 2 Chapter 1
Routing Protocols & Packet Forwarding

 OS Router untuk Cisco  IOS ; untuk Juniper  JIOS

 Data mengenai Table routing disimpan dalam RAM
empty config
Start

Off  POST Load IOS startup-config

 - check device
ROM flash NVRAM

ROMMON IOS

Keterangan :
- ROMMON di windows semacam safe mode (tekan del saat reboot)
- management interface menggunakan console
- bootstraploader  LILO / graph untuk mencari dimana IOS (letaknya di ROM)
- startup-config di NVRAM ; running-config di RAM ; IOS di flash memory
- Pada saat saat mengetikkan perintah show version di router bagian bawah terdapat
keterangan mengenai configuration register / confreg
0 x 2142 artinya keadaan dimana router akan di-reset (kembali ke settingan default) pada
saat reboot
0 x 2102 artinya keadaan dimana router normal

 Perintah untuk menambahkan routing pada routing table yaitu

ip route x.x.x.x x.x.x.x x.x.x.x X

dest LAN netmask next hop(via) cost

ket :
via [x/y] artinya x prioritas utama  administrative distance (derajat kepercayaan)
y jika x sama, maka yg dilihat y  cost / metric
 Dynamic routic menggunakan engine antara lain RIP v1, v2, EIGRP, IGRP, OSPF, IS-IS, BGP
 # show ip route  akan menampilkan best path of routing
 # no auto summary  dinamyic routing akan bekerja pada network yg punya prefiks
classless

Semester 2 Chapter 2

 CDP (Cisco Discovery Protocol) bekerja di layer 2, digunakan untuk menemukan teman2 dari
router tetangga yang berhubungan langsung dengannya
 Stub network  network paling ujung, tidak berhubungan dengan network lain
 Semester 3 Chapter ??

 Interior Gateway Protocol / Autonomus System  network dalam satu kendali

EGP IGP : RIP v1,v2, IGRP, EIGRP, OSPF, IS-IS

IGP
EGP : BGP

AS AS = ISP
 Cara Kerja IGP  otomatis dalam menentukan routing table
EGP  semi manual (dynamic tapi aturan cost & routing protocol bisa diatur
manual)
 Paradigma IGP ada 2 yaitu :
- Distance Vector : RIP v1, RIP v2, IGRP, EIGRP  hybrid
Informasi belum benar2 nyata, hanya ngomong dengan tetangga (ngerumpi)
Kelebihan : - update berdasarkan timing (periodicly)
- bandwidth kecil
Kekurangan : - informasti belum pasti
- lambat
- Link state : OSPF, IS-IS
Informasi langsung dari sumber  mekanisme flooding
Kelebihan : - cepat karena update tidak periodic
- punya database
Kekurangan : - bandwidth besar
- jaringan bisa rusak jika terjadi intermitan

 Classless : RIP v1, RIP v2, OSPF, EIGRP

Classfull : RIP v1, RIP v2, IGRP
IS-IS bisa tanpa IP sekalipun

Semester 3 Chapter 4

 RIP mempunyai
hopcount maksimal 15
update tiap 30 detik
invalid timer 160 s
flush 240 s setelah itu dibuang
holddown 180 s untuk menstabilisasi routing table, mencegah routing loops
 EIGRP yang dikirimi update hanya network yang berubah saja
Bounded  hanya mengirim pada router yg menggunakan EIGRP (multicast tertentu)
Triggered by change  Non periodic
Hop count maks 255 = IGRP
Praktikum DHCP & static NAT

lo0 = 200.200.10.1/24

RIP v2

202.123.45.X/24
S0/0
R0 .1 .2
.1 F0/0 .1
.2
H0 H1

192.168.10.x/24 192.168.20.x/24

1. DHCP
(config)# ip dhcp pool LAN1
# network 192.168.10.0 255.255.255.0
# default-router 192.168.10.1
# dns-server 192.168.10.1
# exit
(config)# ip dhcp exclude-address 192.168.10.1

2. NAT Statik
(config)# ip nat inside source static 192.168.10.2 202.123.45.1
# int fa 0/0
# ip nat inside
# exit
# int s0/0
# ip nat outside
# exit
 # clear ip nat translation (kalau akan mncoba NAT Dyn, karena masih ada tabel translasi)

3. NAT Dyn
(config)# no ip nat inside source static 192.168.10.2 202.123.45.1
(config)# int lo0
# ip add 200.200.10.1 255.255.255.0
# no sh
# exit
(config)# router rip
# network 200.200.10.0
# exit
(config)# access-list 10 permit 192.168.10.0 0.0.0.255
(config)# ip nat pool INTERNET 200.200.10.2 200.200.10.10 netmask 255.255.255.0
(config)# ip nat inside source list 10 pool INTERNET
4. PAT (Port Add Translation)
(config)# no ip nat inside source list 10 pool INTERNET
(config)# access-list 20 permit 192.168.10.0 0.0.0.255
(config)# ip nat inside source list 20 int s0/0 overload

 NAT : - static mapping 1 ke 1

manual config
co : A1  x1
A2  x2

- dyn mapping 1 ke 1
Alokasi otomatis
co : A1 x1
A2 x2
A2 x3

- PAT mapping 1 ke n
mengirimkan logic Info local port

10.5:2000 45.1:4000
10.7:817 45.2:4001

Kasus 2  mengembalikan settingan ke ISP

ISP
F0/1 Default Gateway 172.29.0.1
DNS 203.130.193.74
F0/0
R1 172.16.10.100/16

1. Re-configure DHCP
(config)# ip dhcp pool LAN1
# dns-server 203.130.193.74

2. Re-new IP configuration at host

cmd> ipconfig /release
ipconfig /renew
ipconfig /all

3. Set interface to ISP

(config)# int fa0/1
#ip add 172.16.10.100 255.255.0.0
 # no sh
# ip nat outside
# exit

4. Set default route ke Internet via ISP

(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.29.0.1

5. Configure NAT
(config)# access-list 50 permit 192.168.10.0 0.0.0.255
(config)# ip nat inside source list 50 int fa0/1 overload

6. Check
Open google
(config)# show ip nat translation