Anda di halaman 1dari 5

Jalanlah Setelah Makan

Vera Farah Bararah - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>

(Foto: thinkstock)
Jakarta, Setelah makan biasanya seseorang akan merasa kekenyangan dan malas untuk
bergerak. Tapi ternyata berjalan santai setelah makan bisa memberikan manfaat untuk
pencernaan.

Berjalan santai yang dimaksud disini bukanlah langsung berjalan setelah selesai makan,
melainkan memberi waktu bagi tubuh untuk beristirahat sebentar sekitar 10-15 menit.
Setelah itu diharapkan seseorang bisa melakukan jalan santai.

Seperti dikutip dari Fitsugar.com, Kamis (9/12/2010) jalan santai yang dilakukan setelah
makan tidak hanya membakar beberapa kalori, melainkan turut membantu proses
pencernaan dalam hal ini membuat organ-organ tubuh bekerja lebih baik. Berjalan santai
setelah makan juga meningkatkan perjalanan makanan dan membantu penderita sakit
maag.

Berjalan santai atau perlahan-lahan akan merangsang gerakan peristaltik di usus sehingga
menghindari penumpukan makanan, membuat peredaran darah menjadi meningkat dan
enzim-enzim yang bekerja saat proses pencernaan jumlahnya cukup untuk mencerna
makanan yang dikonsumsi.

Selain itu berjalan santai selama 10 menit bisa menjadi cara yang murah untuk
menenangkan pikiran, menghilangkan stres, dapat mencegah seseorang untuk berpikir
mengemil, meningkatkan tambahan energi dan juga membantu menurunkan tekanan
darah.

Jalan santai ini bisa dilakukan di mana saja, jika berada di rumah cukup melakukan jalan
bolak balik di dalam rumah, sedangkan jika berada di luar bisa berjalan santai sambil
menikmati udara segar.

Menurut Mayo Clinic Sleep Disorders Center di Rochester jalan santai setelah makan
malam bisa membantu seseorang tidur lebih cepat dan membantu mengurangi ketagihan
mengemil makanan lemak tinggi dan manis saat larut malam.

Namun seseorang tidak dianjurkan untuk berjalan cepat atau berlari setelah makan besar,
karena bisa membuat suplai darah yang seharusnya membantu proses pencernaan
menjadi dialihkan untuk berjalan cepat. Serta membuat jantung bekerja dua kali lipat
lebih besar.

Sementara itu bagi penderita diabetes dibutuhkan waktu yang lebih lama sebelum mulai
berjalan santai, yaitu 1-2 jam setelah makan. Hal ini untuk menunggu saat insulin dan
kadar gula darahnya menurun tetap. Karena jika langsung berjalan akan mengacaukan
kerja dari insulin dalam mengatur kadar gula darahnya.

Buat yang belum tau tentang masuk angin

Di masayarakat Indonesia, kita sering mendengar istilah "Masuk Angin".


Kata "Masuk Angin" tersebut mereka gunakan apabila mereka merasa:
1. kedinginan
2. kembung
3. pegal-pegal otot dan sendi
4. buang gas terus menerus
5. batuk-pilek

Kerap kali mereka memakai jaket yang tebal saat berkendara motor dengan tujuan,
supaya "enggak masuk angin"..mereka mungkin beranggapan bahwa "angin" tersebut
dapat masuk lewat pori-pori tubuh kita, dan dengan mekanisme "entah bagaimana" dapat
menimbulkan keluhan-keluhan tidak enak seperti yang telah disebutkan di atas.

Sebenarnya di Istilah Kedokteran, TIDAK ADA istilah "masuk angin", dan berbagai
keluhan yang disebutkan diatas memang dapat ditimbulkan oleh Cuaca Dingin (mungkin
aja banyak anginnya) namun tidak seperti yang telah dipikirkan oleh banyak orang
awam...(masuk angin..).

Cuaca yang dingin dapat menimbulkan mekanisme "vasoconstricion" dimana terjadi


Penyempitan pembuluh darah kita, hal ini mekanisme untuk menghambat pengeluaran
kalor berlebihan dari tubuh, sehingga tidak terjadi Hipotermi. Nah..Vasokonstriksi
(penyempitan) pembuluh darah ini dapat mengakibatkan peredaran darah di tubuh kita
kurang lancar, sehingga hasil metabolisme, dan Asam laktat terakumulasi pada otot-otot
kita..akibatnya pegal-pegal dan seluruh tubuh kita tidak enak...

Selain itu, Cuaca yang dingin juga mengakibatkan "perlambatan dari gerak peristaltik
saluran cerna kita", sehingga gas yang ada di saluran cerna kita tertampung sehingga
dapat menjadi kembung...perut terasa penuh...ditambah lagi mungkin aja terjadi yang
namanya "Aerophagi" (Makan angin)..nah ini mungkin yang sering kita alami bila kita
berkendaraan motor, atau naik Roller Coaster, tapi sambil buka mulut (Mangap),
akibatnya banyak angin yang tertelan oleh kita, sehingga kita kenyang dengan angin
(Kembung-red). He..He...

Parahnya lagi, Cuaca yang dingin, dapat mengakibatkan rambut-rambut sel di saluran
pernafasan kita lambat untuk bergerak..padahal fungsi pergerakan tersebut adalah untuk
mengeluarkan lendir dan bakteri serta virus. Akibat dari gangguan fungsi rambut-rambut
di saluran nafas ini, kita akan mudah terkena infeksi saluran nafas atas, seperti: batuk,
pilek, dll..

Nah, obat-obat, jamu-jamu yang "wes..ewes..ewes..bablas anginnya" hanya berfungsi


mengeluarkan udara dalam saluran pencernaan (jadi sering buang gas), dan
menghangatkan badan karena banyak mengandung jahe, dll..(that's Oke...).

Tapi, kalo jamu-jamu buat pegel-pegel..lebih baik jangan deh..karena banyak yang
mengandung Steroid dan Obat penghilang sakit non steroid (NSAID), yang dapat
mengakibatkan banyak komplikasi lain, seperti: Sakit lambung, bahkan sampai
lambungnya jebol (bocor)..Hati-hati..

Kalo kerokan boleh ga?? Jangan Deh..Karena kerokan sebenarnya untuk memecahkan
kapiler-kapiler darah, sehingga terasa enak karena pembuluh darah kembali
melebar..namun waw..badan kita rusak berat..dan taukah anda, kenapa orang yang
kebiasaan dipijet dan dikerok kayaknya kecanduan? hal itu dikarenakan tubuh kita akan
mengeluarkan zat "endorfin" Sejenis Morfin namun endogen (dihasilkan tubuh), sebagai
mekanisme pertahanan terhadap rasa nyeri...Jadinya kayak nge-fly aja...( that's not
good...!)

Mengunyah Makanan Tak Perlu Hingga


32 Kali
Vera Farah Bararah - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>


(Foto: thinkstock)
Jakarta, Mengunyah yang lama hingga makanan lembut adalah baik untuk pencernaan.
Selama ini orang banyak yang terpaku pada anggapan mengunyah makanan yang baik
selama 32 kali. Tapi sebenarnya tak perlu mengunyah hingga 32 kali.

Bayangkan seperti apa jadinya makanan yang dikunyah 32 kali? Bentuknya seperti bubur
karena terlalu halus, sudah tidak ada rasa alias hambar dan malah membuat orang enek
(ingin muntah).

Seperti dikutip dari Timesonline.co.uk, Kamis (9/12/2010) seseorang tak perlu


mengunyah hingga 32 kali tapi cukup sebanyak 10-12 kali setiap kali suap.

Memang jumlah ini bervariasi pada setiap orang, tergantung dari ukuran makanan, jenis
kelamin, usia dan faktor lainnya yang mempengaruhi produksi air liur. Tapi mengunyah
sebanyak 12 kali cukup bisa ditoleransi oleh sistem pencernaan.

Kegiatan mengunyah adalah memecah molekul makanan yang besar menjadi partikel
yang lebih kecil yang membuat proses pencernaan menjadi baik. Mengunyah adalah
proses kontak antara makanan dengan air liur yang ada di mulut.

Kontak makanan dengan air liur tidak hanya membantu melumasi makanan sehingga
lebih mudah ditelan dan melewati kerongkngan, tapi enzim yang terdapat di dalam air
liur berkontribusi terhadap proses pencernaan.

Enzim di dalam air liur ini membantu memecah ikatan kimia di dalam makanan menjadi
lebih sederhana yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa asam.

Jadi jika makanan yang kita kunyah sudah berasa asam atau rasa dari makanan itu tidak
lagi seperti rasanya yang semula maka makanan tersebut sudah bisa ditelan. Jadi proses
mengunyah ini tak perlu sampai 32 kali, tapi tidak kurang dari 10-12 kali agar makanan
tidak membebani usus.

Bagaimana pun ketika makan orang diharapkan menikmati setiap makanan yang
dikunyahnya, yaitu dalam hal tekstur, rasa dan juga aroma dari makanan yang masuk ke
dalam mulutnya sebelum ditelan.
Contohnya saat orang makan sandwich, selama ia masih bisa membedakan tekstur dan
rasa dari selada, roti dan ayam maka teruslah mengunyah, lalu mulailah menelan saat
semua rasa tersebut hilang atau tak bisa dibedakan.

Jika seseorang mengunyah terlalu cepat, maka makanan tersebut sudah tertelan sebelum
enzim dari air liur yang membantu memecah molekul makanan keluar. Selain juga
membuat perut cepat terasa kenyang.

Tapi makanlah dengan mengunyah yang cukup dan menikmatinya sehingga tubuh bisa
memberikan sinyal ke otak kapan asupan makanannya sudah cukup dan menghindari
makan berlebihan yang bisa memicu obesitas.

Anda mungkin juga menyukai