Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NI KADEK KARANG WIRAYANI

NO :14

KLS :XII RPL 1

PENGERTIAN KOLOID

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan
memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan
koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat
"didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar
dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).

perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :

1. Campuran antara air dengan sirup.

2. Campyuran antara air dengan susu.

3. Campuran antara air dengan pasir.

Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan
air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat
dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro).
Secara makroskopis maupun mikroskopis mcampuran ini tampak homogen, tidak dapat
dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan"
itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak
dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis
campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih
dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah
yang disebut koloid.

Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara
heterogen dan langsung  memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan
mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat
dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak
hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang
disebut suspensi.

Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang didipersikan disebut
fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium
dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi
bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan
medium dispersinya adalah air.

PEMBUATAN KOLOID

Cara Kondensasi

Cara kondensasi termasuk cara kimia.

Partikel molekular ------> Partikel koloid

contoh :

Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq)  ------>   3 S(s) + 2 H2O(l)

Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l)  ------>   Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

Reaksi Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2  ------> S(g)   As2S3(s) + 6 H2O(l)

 Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk
partikel koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer)  ------>  AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)
Cara Dispersi

Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara fisika:

Partikel Besar  ------> Partikel Koloid

Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara
penggerusan atau penggilingan.

Cara Busur Bredig


Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.

Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3

JENIS KOLOID

 Aerosol : suatu sistem koloid, jika partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Contoh :
debu, kabut, dan awan.
 Sol : suatu sistem koloid, jika partikel padat terdispersi dalam zat cair.
 Emulsi : suatu sistem koloid, jika partikel cair terdispersi dalam zat cair.
 Emulgator : zat yang dapat menstabilkan emulsi dan (Sabun adalah emulgator campuran
air dan minyak dan Kasein adalah emulgator lemak dalam air?.
 Gel : koloid liofil yang setengah kaku.
 Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbs oleh partikel koloid sehingga terjadi
koloid yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa
cairan tapi jika dingin membentuk gel yang relatif kaku. Jika dipanaskan akan mencair
lagi.

Sifat-sifat khas koloid meliputi :

a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif Koloid As2S3 bermuatan negatif karena
karena permukaannya menyerap ion H+ permukaannya menyerap ion S2-
   
c. Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap
partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi
yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.

d. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran
koloid yang berbeda muatan.

e. Koloid Liofil dan Koloid Liofob


Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium
pendispersinya cairan.

Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase


terdispersinya besar terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
Koloid Liofob: sistem koloid yang affinitas fase
terdispersinya kecil terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.

Anda mungkin juga menyukai