Oleh
Widya Utami
707091029
Perusahaan saat ini tidak lagi dibatasi oleh batas-batas nasional. Perusahaan
dapat bertahan dari persaingan yang ada di negara pengembangan usaha tersebut.
Indonesia saat ini merupakan bagian dari perekonomian global dan tidak terlepas
dari perannya menjadi bagian dari negara penting di Asia. Mathis (2000)
dan Malaysia telah menjadi kompleks, dan tingkat ekspor meningkat secara drastis.
kesempatan dagang.
2
menuntut suatu jenis perusahaan baru dan percaya perusahaan global telah
menyesuaikan produk dan praktik yang dilakukan pada kondisi lokal dengan
arah yang bersifat lebih global yaitu: Import-Eksport, Organisasi Multinational dan
Organisasi Global.
mempunyai operasi dibanyak negara. Biasanya unit operasi ini menyediakan barang
dan jasa bagi wilayah disekitar tempat mereka beroperasi. Posisi manajemen inti
diduduki oleh orang yang berasal dari negara asal. Sejalan dengan berkembangnya
bisnis, maka perusahaan multinational mulai merekrut orang-orang yang berasal dari
yaitu sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua individu
atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus guna
Berbicara organisasi maka tidak terlepas dari individu dan kinerja, Robbins (2008)
memperluas pelayanan dan menambah staf. Keberhasilan dari usaha apapun dalam
Mangkunegara (2004) menjelaskan kinerja berasal dari kata Job Performance atau
3
Actual Performance yang artinya prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam kajian
teori Robbins (2008) untuk menganalisis dimensi kinerja pada teori perilaku
tinggi motivasi dan kemampuan seorang, maka akan semakin tinggi pula kinerjanya.
mengingat seorang individu mungkin bersedia dan mampu namun ada rintangan
fungsi dan tidak adanya rintangan yang mengendalai karyawan itu. Dari teori
seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya, begitu pula sebaliknya. Murray
4
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan
Jakarta.
yaitu apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja karyawan di
Adapun yang menjadi tujuan dasar pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber masukan bagi
5
langkah-langkah kebijaksanaan dimasa mendatang, khususnya dibidang sumber
daya manusia.
Untuk mengetahui gambaran dari skripsi ini maka disusun sistematika skripsi
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I memuat tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Pada bab III memuat tentang : Subyek Penelitian, Lokasi penelitian, Desain
Pada bab IV memuat tentang : gambaran umum obyek penelitian, penyajian data,
6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Kinerja
atau Actual Performance yang artinya prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
Dessler (1997) penilaian prestasi kinerja adalah suatu proses penilaian prestasi
dan menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan
keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang
pelaksanaan kerja mereka. Menurut Stoner et al. (1996) penilaian prestasi kinerja
7
adalah proses yang meliputi: (1) penetapan standar prestasi kerja; (2) penilaian
prestasi kerja aktual karyawan dalam hubungan dengan standar-standar ini; dan (3)
memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut
kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini
+Situation)
hari, maka ia lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
b) Faktor Motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pekerja dalam
menggerakkan diri pekerja yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
pekerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pekerja
untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang
8
pekerja harus sikap mental yang siap secara psikofisik (baik secara mental, fisik,
Syaiin (2007) menyebutkan dalam karaketristik individu meliputi Usia, Jenis Kelamin,
Tingkat pendidikan, Status Perkawinan dan Masa Kerja. Hal ini diperkuat oleh
didukung oleh tiga kategori, yaitu individu yang bersangkutan, lembaga, dan sikap
Menurut Nurmianto (2006) Ada beberapa metode penilaian prestasi kinerja, yaitu:
a) Mendefinisikan jabatan, yaitu memastikan bahwa penilai dan yang dinilai sepakat
9
b) Menilai kinerja, yaitu membandingkan antara kinerja aktual dengan standard-
c) Sesi umpan balik, yaitu saat membahas kinerja dan kemajuan bawahan serta
ada pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksikan tingkah laku dan
performansi secara luas pada semua situasi dan job tasks. Kompeten adalah
berasal dari kata competence yang berarti mampu. Pengertian kompetensi menurut
AZ/N2S ISO 9000 : 2000 (Nurmianto 2006) ialah demon strated ability to apply
knowledge and skill yang artinya pengetahuan yang ditunjukan untuk menerapkan
sekelompokan perilaku yang spesifik, dapat dilihat dan dapat diferifikasi; yang
secara reliable dan logis dapat dikelompokan bersama; serta sudah diidenfitifikasi
ada lima yaitu : Motif, Traits, Konsep diri, Pengetahuan dan Skill
10
Spencer tahun 1989 (Nurmianto 2006) mengembangkan kamus kompetensi yang
berasal dari 20 model kompetensi pekerjaan hasil penelitian yang telah ada. Hasil
tersebut dikelompokan. Setiap kelompok terdiri dua hingga lima kompetensi. Setiap
membentuk skala.
Hasibuan (2003) menjelaskan motivasi berasal dari kata dasar motif, yang
mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan
oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Ada tiga
kata kunci dalam motivasi menurut Robbins, yaitu intensitas, tujuan dan ketekunan.
yang tinggi tidak akan membawa hasil yang diinginkan jika tidak diarahkan ke suatu
11
seseorang dapat mempertahankan usahanya. Seseorang yang termotivasi akan
yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Bila kebutuhan telah terpenuhi maka
akan dicapai suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan yang belum terpuaskan akan
untuk bersikap dan berperilaku guna mencapai tujuan, baik individu maupun
organisasi. Motivasi merupakan respon dari aksi, yaitu tujuan. Motivasi muncul
karena ada rangsangan atau dorongan, yaitu tujuan, termasuk kebutuhan yang
untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit serta dan secepat mungkin.
b) Teori Dua Faktor Herzberg. Teori motivasi yang berkaitan dengan teori kebutuhan
Munandar (2001) menjelaskan teori dua faktor juga dinamakan teori hygiene-
12
motivasi, faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor
motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang
3. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja
dari pekerjaannya;
ada, tenaga kerja, menurut Herzberg, merasa not satisfied (tidak lagi puas),
yang dikembangkan oleh David McClelland sebenarnya lebih tepat teori ini
disebut teori kebutuhan dari McClelland, karena ia tidak saja meneliti tentang
kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), tapi juga tentang kebutuhan
orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih
13
mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka
bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
hasil sebelumnya. Dorongan ini yang disebut kebutuhan untuk berprestasi (the
berkuasa ialah adanya keinginan yang kuat untuk megendalikan orang lain,
untuk memperpngaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang
14
b) Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta
yang dihadapi
memuaskan
antara lain:
atau kegiatan
b) Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang
yang positif antara motif berprestasi dengan kinerja. Motif berprestasi adalah suatu
dorongan dalam diri pekerja untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas sebaik-
15
baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja). Pekerja akan mampu
mencapai kinerja maksimal jika memiliki motif prestasi yang tinggi. Motif berprestasi
harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri dan lingkungan kerja. Hal ini karena motif
berprestasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri membentuk suatu kekuatan diri dan
jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih
mudah.
a) Import-Eksport tahap pertama dari interaksi secara international terdiri dari impor
dan ekspor. Di sini suatu organisasi memulai menjual dan membeli barang-
barang dan jasa dengan organisasi dari negara lain. Hubungan international
terutama banyak dilakukan oleh staf penjualan dan pemasaran dan terbatas pada
negara. Biasanya unit operasi ini menyediakan barang dan jasa bagi wilayah
disekitar tempat mereka beroperasi. Posisi manajemen inti diduduki oleh orang
yang berasal dari negara asal. Sejalan dengan berkembangnya bisnis, maka
16
orang yang dikirim dari negara asal ke negara lain harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja dan tanggungan mereka dapat meneruskan gaya hidup
banyaknya unit usaha yang terintegrasi menjadi satu. Manjemen Sumber Daya
kunci dan praktisi keseluruh dunia. Individu-individu yang dapat berbicara dalam
berbagai bahasa dinilai tinggi dan mereka akan berpindah-pindah dari satu divisi
pengambilan keputusan bagi cabang yang terdapat di negara lain sangatlah perlu
dalam usaha penyesuaian yang harus dilakukan agar sesuai dengan negara
tujuan.
(ability) dan faktor motivasi (motivation). Motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
17
kondisi yang menggerakkan diri pekerja yang terarah untuk mencapai tujuan
mendorong diri pekerja untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Sikap mental seorang pekerja harus sikap mental yang siap secara psikofisik (baik
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pekerja untuk melakukan
suatu kegiatan atau tugas sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja
(kinerja). Pekerja akan mampu mencapai kinerja maksimal jika memiliki motivasi
2.5 Hipotesis
18
BAB III METODE PENELITIAN
tersebut yang dipilih secara acak berlapis (stratified) berdasarkan lama kerja.
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu: variabel terkait (dependent variabel)
variabel terkait adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya
variabel bebas, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel terkait. Variabel terkait dalam penelitian ini
19
sulit serta dan secepat mungkin. Karakteristik motivasi berprestasi tinggi dengan
mencakup dimensi sebagai berikut: 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi;
2) Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta
program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik, serta
lemah pelaksaannya; 3) Bersikap apatis dan tidak percaya diri; 4) Ragu-ragu dalam
Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
memprediksikan tingkah laku dan performansi secara luas pada semua situasi dan
job tasks.
20
Lokasi penelitian di perusahaan Sun Life Group yang terdiri dari 3 perusahaan,
yaitu: Sun Life Financial Indonesia, CIMB Sun Life dan SIS. Ketiga perusahaan ini
terletak di World Trade Center dan Wisma Metropolitan I di Jl. Jendral Sudirman Kav
29-32.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah informed consent, skala
Expert Choice
3.4 Pengukuran
Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini. Dari hasil penelitian akan diperoleh data-data untuk mengetahui hubungan
multinational. Metode analisis ini menggunakan Program SPSS versi 15 for windows
21
Peneliti melakukan prosedur pencarian data dengan meminta ijin ke Head of
Human Resources Sun Life Group. Setelah peneliti mendapatkan data-data yang
dibutuhkan maka peneliti melakukan try out serta pengambilan sampel berdasarkan
lama kerja karyawan. Dalam mengambil data yang berhubungan dengan motivasi
melakukan penilaian kinerja peneliti bekerja sama dan dibantu oleh Human
Resource terkait.
22
BAB IV LAPORAN PENELITIAN
a) Sejarah Perusahaan
b) Visi, Misi, Tujuan dan Budaya Perusahaan (Visi perusahaan, misi perusahaan
c) Lokasi Perusahaan.
d) Struktur Organisasi
dimensi sebagai berikut: 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi; 2) Memiliki
program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk
23
menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan; 5) Mempunyai keinginan
program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik, serta
lemah pelaksaannya; 3) Bersikap apatis dan tidak percaya diri; 4) Ragu-ragu dalam
disini adalah karakteristik personal yang berkaitan erat dengan kinerja seseorang
ditempat kerja.
yang penting disini yaitu apakah setiap karyawan kontrak akan memiliki model
Penentuan Penilai dan Metode Penilaian. Pada langkah ini ditentukan siapa yang
akan melakukan penilaian. Penilai adalah mereka yang dianggap ahli dan
24
memahami mengenai jabatan-jabatan yang diteliti. Jika penilaian dilakukan lebih dari
satu orang maka ditentukan juga bagaimana metode penentuannya. Dalam hal ini
untuk setiap responden. Pengujian dilakukan jika tim penilai lebih dari satu orang
Spencer yang telah ditentukan. Jika nilai rasio inkonsistensi kurang atau sama
Penelitian ini dilaksanakan di PT.Sun Life Group. Subyek dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT.Sun Life Group yang berstatus sebagai karyawan tetap
penelitian atau biasa disebut dengan studi populasi, hal ini dikarenakan adanya
sebanyak 94 orang yaitu yang berstatus sebagai karyawan tetap. Adapun yang
25
a) Jumlah karyawan yang cukup memadai.
Penelitian ini menggunakan try out data terpakai yang artinya data yang diperoleh
dari try out atau uji coba sekaligus digunakan sebagai data untuk penelitian. Try out
data terpakai ini penulis pergunakan dengan pertimbangan tidak menambah waktu
dan biaya penelitian. Berdasarkan ijin yang diperoleh dari Fakultas Psikologi
data penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal 1 Mei 2010 dengan cara
terkumpul pada hari senin tanggal 17 Mei 2010 Pengumpulan data dilakukan
waktu 17 hari sampai angket terkumpul kembali, hal ini dikarenakan banyaknya
angket yang dibawa pulang oleh karyawan, sehingga peneliti harus mendatangi
analisis data. Skoring dilakukan dengan cara memberikan nilai pada masing-masing
26
a) Perhitungan validitas.
b) Perhitungan reliabilitas.
a) Uji normalitas, dilakukan untuk melihat apakah penyebaran data dari variabel-
variabel penelitian ini menyerupai kurve normal atau tidak, dengan kata lain untuk
tidak. Alat yang digunakan untuk menguji normalitas sebaran adalah Seri
Psikologi.
Motivasi
berprestasi Kinerja
N 94 94
Normal Parametersa,b Mean 41,45 51,65
Std. Deviation 6,503 7,077
Most Extreme Absolute ,056 ,061
Differences Positive ,056 ,061
Negative -,053 -,058
Kolmogorov-Smirnov Z ,544 ,590
Asymp. Sig. (2-tailed) ,929 ,878
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas untuk variabel motivasi berprestasi adalah p=0929 > 0,05 dan
variabel kinerja karyawan adalah p=0,878 > 0,05. Dimana baik variabel motivasi
27
b) Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel
Linear Regression
Motivasi berprestasi = -4,04 + 0,88 * V5
R-Square = 0,92
50
Motivasi berprestasi
40
30
30 40 50 60
Kinerja
penelitian (apakah hipotesis tersebut diterima atau tidak) dengan mendasarkan pada
hasil analisis data. Perhitungan untuk menguji hipotesis dilakukan setelah uji asumsi
28
dengan teknik analisis product moment dari Pearson dengan bantuan komputer Seri
Correlations
Motivasi
berprestasi Kinerja
Motivasi berprestasi Pearson Correlation 1 ,958**
Sig. (2-tailed) ,000
N 94 94
Kinerja Pearson Correlation ,958** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 94 94
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,958
dengan p = 0,000 (p ≤ 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara motivasi berprestasi dengan kinerja karyawan bagian tebang angkut. Hal ini
berarti semakin tinggi/baik motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula kinerja
Descriptive Statistics
29
berprestasi adalah 6,503 dan kinerja karyawan 7,077 dengan banyaknya kasus yang
4.4. Pembahasan
positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja karyawan.
yang positif antara motif berprestasi dengan kinerja. Motif berprestasi adalah suatu
dorongan dalam diri pekerja untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas sebaik-
baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja). Pekerja akan mampu
mencapai kinerja maksimal jika memiliki motif prestasi yang tinggi. Motif berprestasi
harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri dan lingkungan kerja. Hal ini karena motif
berprestasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri membentuk suatu kekuatan diri dan
jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih
mudah.
30
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya
Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,958 dengan p = 0,000 (p<0,01) yang berarti semakin
multinational akan semakin tinggi dan sebaliknya jika motivasi berprestasi semakin
semakin rendah.
5.2 Saran-Saran
motivasi berprestasi dan kinerja karyawan secara umum sudah baik, sehingga
karyawan yang ada saat ini untuk pempertahankan atau meningkatkan kinerja
31
b) Bagi Peneliti selanjutnya, untuk meningkatkan penelitian yang lebih berkualitas
penelitian, dan mengontrol ruang lingkup yang lebih luas agar hasil yang didapat
32
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-7, Alih bahasa,
Gibson, J.L., Donnelly, J.H. & Ivancevich, J.M.,(1995). Organisasi. Binapura Aksara.
Aksara.
Handoko, Hani, 1996, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE,
Yogyakarta.
33
Process (Studi Kasus di Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota
Probolinggo). Jurnal Teknik Industri Vol.8 No.1, Juni 2006 hal 40-53
Robbins, S.P & Judge, T.A,. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Spencer, M. Lely & Signe, 1993, Competence At Work, Models for Superior
Stoner, James A.F., Freeman Edward and Daniel Gilbert, 1996, Manajemen. Alih
Bahasa. Jilid 1 & Jilid 2, Simon & Schuster (Asia Pte. Ltd.), Jakarta.
Subakti Syaiin (2008). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Klinik
34
Soal UTS
Data dalam file excel “data_UTS_xls” adalah data hasil penelitian di sebuah
perusahaan. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 94 karyawan di perusahaan
tersebut yang dipilih secara acak berlapis (stratified) berdasarkan lama kerja.
NU = Nomor Urut
V1 = Motivasi berprestasi (skor dari suatu alat ukur yang telah diperiksa tingkat
reliabilitas dan validitasnya, dan disimpulkan alat ukur ini memiliki
reliabilitas dan validitas tinggi)
V1 = Motivasi berprestasi (skor dari suatu alat ukur yang telah diperiksa tingkat
reliabilitas dan validitasnya, dan disimpulkan alat ukur ini memiliki
reliabilitas dan validitas tinggi)
V5 = Kinerja (skor dari suatu alat ukur yang telah diperiksa tingkat reliabilitas
dan validitasnya, dan disimpulkan alat ukur ini memiliki reliabilitas dan
validitas tinggi.
Baca file di Exel dengan spss, dan tambahkan keterangan variable (variable labels),
dan value labels (kode
35
dan makna kode) pada variable yang sesuai.
a) Kesimpulan motivasi berprestasi dengan lama kerja karyawan. F= 2.185 dan sig
(p)=0,143 > 0,05 (varians sama, lebih besar); t=-3.455 dan p= 0,562 > 0,005. Ho
diterima dan H1 ditolak, Rata-rata motivasi berprestasi antara karyawan dengan
lama kerja kurang dari lima tahun : 38.90, Rata-rata motivasi berprestasi antara
karyawan dengan lama kerja lebih dari lima tahun: 43.33. Jadi: Tidak ada
perbedaan yang signifikan pada motivasi berprestasi antara karyawan yang lama
kerja kurang dari lima tahun dengan karyawan dengan lama kerja lebih dari lima
tahun .
Std. Error
Lama Kerja N Mean Std. Deviation Mean
Motivasi berprestasi < 5 tahun 40 38,90 5,541 ,876
> atau = 5 tahun 54 43,33 6,565 ,893
36
Group Statistics
Std. Error
Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Mean
Motivasi berprestasi Laki-laki 36 41,94 6,920 1,153
Perempuan 58 41,14 6,273 ,824
Motivasi berprestasi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2262,664 2 1131,332 61,626 ,000
Within Groups 1670,570 91 18,358
Total 3933,234 93
37
Multiple Comparisons
Mean
(I) Tingkat (J) Tingkat Difference 95% Confidence Interval
Kemampuan Adaptasi Kemampuan Adaptasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
rendah menengah 5,927* 1,060 ,000 3,29 8,56
tinggi 13,446* 1,213 ,000 10,43 16,46
menengah rendah -5,927* 1,060 ,000 -8,56 -3,29
tinggi 7,519* 1,087 ,000 4,81 10,22
tinggi rendah -13,446* 1,213 ,000 -16,46 -10,43
menengah -7,519* 1,087 ,000 -10,22 -4,81
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
Motivasi berprestasi
a,b
Scheffe
Tingkat Kemampuan Subset for alpha = .05
Adaptasi N 1 2 3
tinggi 24 34,21
menengah 44 41,73
rendah 26 47,65
Sig. 1,000 1,000 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 29,167.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
38
Group Statistics
Std. Error
Lama Kerja N Mean Std. Deviation Mean
Kinerja < 5 tahun 40 48,65 5,763 ,911
> atau = 5 tahun 54 53,87 7,185 ,978
Group Statistics
Std. Error
Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Mean
Kinerja Laki-laki 36 51,33 6,642 1,107
Perempuan 58 51,84 7,384 ,970
39
c) Kesimpulan perbedaan kinerja karyawan berdasarkan tingkat adaptasi: F =
73.988 dan p = 0,000 < 0,05. H0: ditolak dan H1= diterima. Secara Umum ada
perbedaan kinerja karyawan dengan tingkat adaptasi, secara spesifiknya: Nilai
p=0,000 < 0,005. H0 ditolak, H1 diterima. Jadi ada perbedaan yang signifikan
antara kinerja karyawan dengan tingkat kemampuan adaptasi rendah dengan
tingkat kemampuan adaptasi menengah dan tinggi. Rata-rata dari tingkat
kemampuan adaptasi rendah berbeda secara signifikan dengan rata-rata dari
tingkat kemampuan adaptasi menengah (6.844) dan tingkat kemampuan adaptasi
tinggi (15.189).
ANOVA
Kinerja
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2883,909 2 1441,955 73,988 ,000
Within Groups 1773,506 91 19,489
Total 4657,415 93
Mean
(I) Tingkat (J) Tingkat Difference 95% Confidence Interval
Kemampuan Adaptasi Kemampuan Adaptasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
rendah menengah 6,844* 1,092 ,000 4,13 9,56
tinggi 15,189* 1,250 ,000 12,08 18,30
menengah rendah -6,844* 1,092 ,000 -9,56 -4,13
tinggi 8,345* 1,120 ,000 5,56 11,13
tinggi rendah -15,189* 1,250 ,000 -18,30 -12,08
menengah -8,345* 1,120 ,000 -11,13 -5,56
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
40
Kinerja
a,b
Scheffe
Tingkat Kemampuan Subset for alpha = .05
Adaptasi N 1 2 3
tinggi 24 43,54
menengah 44 51,89
rendah 26 58,73
Sig. 1,000 1,000 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 29,167.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Group Statistics
Std. Error
Lama Kerja N Mean Std. Deviation Mean
Indeks kenyamanan kerja < 5 tahun 40 3,200 ,4977 ,0787
> atau = 5 tahun 54 2,924 ,4139 ,0563
41
Independent Samples Test
Group Statistics
Std. Error
Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Mean
Indeks kenyamanan kerja Laki-laki 36 2,803 ,4326 ,0721
Perempuan 58 3,190 ,4315 ,0567
42
ANOVA
Mean
(I) Tingkat (J) Tingkat Difference 95% Confidence Interval
Kemampuan Adaptasi Kemampuan Adaptasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
rendah menengah -,1028 ,1168 ,680 -,393 ,188
tinggi -,1096 ,1336 ,715 -,442 ,223
menengah rendah ,1028 ,1168 ,680 -,188 ,393
tinggi -,0068 ,1198 ,998 -,305 ,291
tinggi rendah ,1096 ,1336 ,715 -,223 ,442
menengah ,0068 ,1198 ,998 -,291 ,305
Homogeneous Subsets
Indeks kenyamanan kerja
a,b
Scheffe
Subset
for alpha
Tingkat Kemampuan = .05
Adaptasi N 1
rendah 26 2,965
menengah 44 3,068
tinggi 24 3,075
Sig. ,676
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 29,167.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean
of the group sizes is used. Type I error levels are
not guaranteed.
43
Kesimpulan Pengaruh motivasi berprestasi dan indeks kenyamanan terhadap
kinerja. F:514.208 dan Sig(p):0.000. Dimana p<0,05. Ho ditolak, H1 diterima. Jadi:
Terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi berprestasi dan indeks
kenyamanan terhadap kinerja. R Square: 0.919 artinya Pengaruh motivasi
berprestasi dan indeks kenyamanan terhadap kinerja adalah sebesar 91,9 %,
sedangkan sisanya 8,1 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Indeks
kenyaman
an kerja,
. Enter
Motivasi
berprestas
a
i
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja
Model Summary
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4278,802 2 2139,401 514,208 ,000a
Residual 378,613 91 4,161
Total 4657,415 93
a. Predictors: (Constant), Indeks kenyamanan kerja, Motivasi berprestasi
b. Dependent Variable: Kinerja
44
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,658 1,926 3,976 ,000
Motivasi berprestasi 1,043 ,033 ,958 32,058 ,000
Indeks kenyamanan kerja ,255 ,451 ,017 ,565 ,574
a. Dependent Variable: Kinerja
Buat tulisan berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tersebut. Lengkapi
tulisan anda dengan rujukan atau referensi yang relevan.
Pengolahan dan analisis data selain yang dikemukakan di atas sangat dihargai!
Heru Prasadja
45