Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR MIKOLOGI

PENGANTAR

A. KLASIFIKASI
Jamur adalah organisme eukariotik yang tidak mengandung klorofil, tetapi
mempunyai dinding sel, struktur filament, dan menghasilkan spora. Organisme ini
tumbuh sebagai saprofit dan membusukkan benda organic yang sudah mati. Ada
sekitar 100.000 sampai 200.000 spesies bergantung pada bagaimana mereka
diklasifikasikan. Sekitar 300 spesies saat ini dikenal patogenik terhadap manusia.

Ada empat kerajaan dari makhluk hidup. Jamur berada dalam kerajaan jamur.

KERAJAAN KARAKTERISTIK CONTOH

Monera Prokariosit Bakteri


Actinomycete
s

Protista Eukaryocyte Protozoa

Jamur Eukaryocyte * Jamur

Tumbuh- Eukaryocyte Tumbuh-


tumbuhan tumbuhan,
tumbuhan
sederhana
yang tidak
berbunga

Binatang Eukaryocyte * Artropoda


Mammalia
Manusia

● Karakteristik umum ini bertanggung jawab terhadap dilema terapi dalam terapi
anti jamur.

Taksonomi dari Kerajaan Jamur berkembang secara bertahap dan controversial. Pada
mulanya berdasarkan pada morfologi makroskopik dan mikroskopik, penelitian tentang
ultra struktur, biokimia dan biologi molekuler menyediakan bukti-bukti baru untuk
mendasarkan posisi taksonomi. Jamur yang penting secara medis ada empat phyla:

1. Ascomycota – Reproduksi seksual dalam kantung yang disebut ascus dengan


produksi ascospspora (gambar 1).

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Gambar 1

Spora Chaetomium globosum. Chaetomium adalah sebuah askomisetes, dan


pada sebagian besar spesies sporanya berbentuk lemon, dengan lubang sel
tunggal.
© Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with permission

2. Basidiomycota – Reproduksi seksual dalam kantung yang disebut basidium


dengan produksi basidiospora (gambar 2)

Gambar 2

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Sekelompok basidiocarp jamur (fruiting body) permukaan yang lebih bawah
menunjukkan hifa generatif (gill, penghasil spora). Spora reproduktif tersebar
diseluruh lubang di permukaan kelompok. © Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with
permission

3. Zygomycota – Reproduksi seksual dengan gamet dan reproduksi aseksual dengan


pembentukan zigospora (gambar 3)

Gambar 3

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Mucor spp. Struktur yang berbuah spora. Struktur yang berbuah (konidiopora)
telah matang dan membrane luarnya pecah dan memungkinkan spora
(konidia) dikeluarkan. Mucor adalah sebuah jamur yang lazim ditemukan
dilingkungan. Ia adalah jamur Zygomycetes yang dapat bersifat alergenik dan
seringkali ditemukan sebagai saprofit di tanah, tumbuhan yang mati (seperti
hay), kotoran kuda, dan buah-buahan. Ia adalah pathogen oportunistik dan
dapat menyebabkan mocorosis pada individu yang mengalami penurunan
daya tahan tubuh. Tempat infeksinya adalah paru-paru, sinus hidung, otak,
mata, dan kulit. Beberapa spesies telah diisolasi dari kasus zygomycosis,
tetapi istilah mucormycosis telah sering digunakan. Zygomycosis termasuk
infeksi mukokutaneus dan rhinocerebral, sebagaimana juga infeksi ginjal,
gastritis, dan infeksi paru. © Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with permission

4. Jamur mitospora (Jamur imperfekti) – bentuk reproduksi seksualnya tidak


diketahui. Termasuk didalamnya kebanyakan jamur yang patogenik

B. MORFOLOGI
Jamur patogenik dapat eksis seperti yeasts atau seperti hifa (gambar 4). Sekumpulan
hifa disebut miselia. Yeast adalah organisme uniselular dan miselia struktur filament
yang multiselular, tersusun oleh sel-sel tubuler dengan dinding sel. Yeast
berkembang biak dengan membentuk tunas. Miselia membentuk cabang dan pola
cabang adalah alat bantu untuk identifikasi morfologi. Jika miselia tidak memiliki
septa, mereka disebut coenocytic (tanpa septa). Istilah "hifa" dan "miselium"
seringkali dipergunakan dengan pengertian yang sama. Sebagian jamur dapat
berbentuk yeast dan miselia. Jamur ini disebut juga jamur dimorfik.

Gambar 4

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Candida albicans – tahap yeast dan hifa. Sebuah jamur seperti yeast yang sering
ada di kulit manusia, di saluran pernapasan atas, saluran pencernaan dan
saluran kelamin wanita. Jamur ini memiliki siklus hidup dimorfik dengan tahap
yeast dan hifa. Yeast menghasilkan hifa (strands) dand pseudohifa. Pseudohifa
dapat berkembang menjadi sel yeast dengan penguncupan di apeks atau di
lateral. Menyebabkan kandidiasis yang termasuk thrush (sebuah infeksi mulut
dan vagina) dan vulvo-vaginitis. © Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with permission

Jamur dimorfik
Jamur dimorfik mempunyai dua bentuk (gambar 5)

1. YEAST – (bentuk parasitic atau patogenik). Bentuk ini biasanya ditemukan di


jaringan, dalam eksudat, atau jika dikultur dalam inkubator pada suhu 37oC.
2. MISELIUM – (bentuk saprofitik). Bentuk ini diamati di alam atau bila dikultur
pada suhu 25oC. Perubahan ke bentuk yeast tampaknya esensial bagi
patogenisitas pada jamur dimorfik.

Jamur diidentifikasi dengan beberapa karakteristik morfologi atau biokimia, termasuk


penampakan dari badan mereka yang dapat dimakan. Spora aseksual bisa berbentuk
besar (makrokonidia, klamidospora) atau kecil (mikrokonidia, blastospora, artrokonidia).

Ada empat jenis penyakit jamur:


1. Hipersensitivitas – reaksi alergi terhadap jamur dan spora

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
2. Mikotoksisitas – keracunan pada manusia dan binatang akibat memakan produk
makanan yang terkontaminasi jamur yang menghasilkan toksin dari bahan biji-
bijian.
3. Misetismus – menelan toksin (keracunan jamur payung / jamur yang dapat
dimakan)
4. Infeksi

Kita hanya akan membicarakan jenis yang terakhir: jamur patogenik yang menyebabkan
infeksi. Kebanyakan jamur pathogen tidak menghasilkan toksin tetapi mereka
menunjukkan modifikasi fisiologis selama infeksi parasit (misalnya, meningkatnya
metabolisme, modifikasi jalur metabolic dan modifikasi struktur dinding sel).
Mekanisme yang menyebabkan modifikasi ini sebagaimana signifikansi mereka terhadap
mekanisme patogenik akan dijelaskan. Kebanyakan jamur patogenik juga toleran
terhadap suhu dan dapat bertahan terhadap pengaruh dari radikal oksigen aktif yang
dikeluarkan selama hembusan napas fagosit. Jadi, jamur dapat bertahan terhadap
berbagai mekanisme pertahan tubuh hospes. Jamur ada dimana-mana dan sebagian besar
orang terpapar dengannya. Terjadinya infeksi jamur biasanya bergantung pada ukuran
dari inokulum dan daya tahan hospes. Beratnya infeksi kelihatannya sangat bergantung
pada status imunologi dari hospes. Jadi, adanya jamur, sebagai contoh, dalam darah yang
diperoleh dari jarum infuse dapat berhubungan dengan kolonisasi di kateter, adanya
jamur dalam darah (misalnya, penyebaran jamur melalui aliran darah), atau benar-benar
infeksi. Dokter harus memutuskan yang mana status klinis dari pasien berdasarkan pada
parameter klinis, status umum dari pasien, hasil laboratorium, dan lain-lain. Keputusan
sangat penting, karena terapi infeksi jamur sistemik membutuhkan penggunaan obat
yang agresif sehubungan dengan toksisitasnya. Sebagian agen jamur adalah saprofit
tanah dan penyakit jamur biasanya tidak menular dari orang ke orang (perkecualian:
Candida dan sebagian dermatofita). Wabah penyakit dapat terjadi, tetapi hal ini
bergantung pada paparan lingkungan, bukan kemampuannya untuk menular.
Kebanyakan jamur yang menyebabkan infeksi sistemik memiliki karakteristik ekologi
yang unik di alam. Habitat ini khusus untuk beberapa jamur yang akan didiskusikan
kemudian. Dalam lingkungan ini, organisme saprofit normalnya bereproduksi secara
cepat dan berkembang. Lingkungan ini juga merupakan sumber dari unsur dan/atau
spora jamur, dimana manusia dan binatang, hospes incidental, terpapar terhadap partikel
infeksius. Penting untuk hati-hati terhadap hubungan ini untuk mendiagnosis penyakit
jamur. Dokter harus dapat mengungkapkan riwayat yang lengkap dari pasien termasuk,
pekerjaan, hobi dan riwayat perjalanan. Informasi ini seringkali dibutuhkan untuk
memperbaiki, atau mengkonfirmasi diagnosis banding anda. Angka kejadian infeksi
jamur saat ini meningkat drastic, karena meningkatnya populasi yang rentan. Contohnya
adalah pasien AIDS, pasien yang menjalani terapi imunosupresif, dan penggunaan
prosedur diagnostic dan pembedahan yang lebih invasive (pemasangan prostetik).
Penyakit jamur tidak menular.

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Gambar 5 A-E
© Phillip Stafford
Dartmouth Medical School
Hanover, New Hampshire and The MicrobeLibrary

A
Candida albicans adalah sebuah jamur dimorfik yang tumbuh sebagai yeast
uniseluler pada beberapa kondisi lingkungan dan sebagai jamur berfilamen pada
kondisi lainnya.
Sel yeast yang menguncup dari C. albicans tumbuh pada suhu 37°C dengan
pengudaraan 3 jam dalam media yeast-peptone-dextrose (YPD). Dalam gambar ini,
sel yang tidak diwarnai diperbesar 400 kali. Gambar diambil dengan mikroskop fase
kontras.

B
Yeast yang menguncup dengan septum. Septum telah terbentuk diantara kuncup
anak perempuan (daughter bud) dan sel induk, tetapi pemisahan dari keduanya
tidak terjadi. Gambar ini dari kultur sel yang tumbuh pada suhu 37° C selama 3 jam

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
pada media YPD. Sel yang tidak diwarnai diperbesar 1.000 kali dengan mikroskop
fase kontras.

C
Induk dan sel anak perempuan dari Candida albicans. Sel tumbuh pada kondisi yang
merangsang pembentukan hifa selama 30 menit. Sel anak perempuan yang di
kanan, sel induk yang di kiri. Sel anak perempuan belum mencapai volume ambang
batas sehingga belum membentuk hifa. Sel induk telah melampaui volume ambang
batas dan telah memulai membentuk sebuah tubulus germinalis yang akan menjadi
sebuah hifa. Tubulus germinalis yang terlihat di sini adalah berumur 6 menit. Sebuah
septum diantara tubulus germinalis dan sel induk belum terbentuk. Sel yang tidak
diwarnai diperbesar 1000 kali menggunakan mikroskop fase kontras.

D
Sel C. albicans pada waktu 3 jam. Tiga jam sesudah penampakan tubulus germinalis,
hifa memiliki septa. Sebuah tubulus germinalis yang baru di ujung kutub dari sel juga
tampak saat ini. Sel yang tidak diwarnai diperbesar 1000 kali menggunakan
mikroskop fase kontras.

E
Sel hifa C. albicans pada 5 jam dalam media yang merangsang hifa, bebera hifa
tampak. hyphal cells at 5 h. After 5 h in hypha-inducing medium, many hyphae are
evident. Klaster dari hifa juga tampak, dan hifa mulai membentuk hifa blastospora,
yang merupakan sel penguncupan baru.

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
C. DIAGNOSIS
1. Pengerokan kulit diduga mengandung dermatofita atau pus dari lesi dapat
difiksasi dengan KOH pada slide dan diperiksa dengan mikroskop.
2. Tes kulit (hipersensitivitas kulit) biasanya popular sebagai alat diagnostic, tetapi
hal ini sekarang tidak disarankan karena tes kulit dapat mempengaruhi penelitian
serologi, dengan menyebabkan hasil yang false positif. Tes kulit masih digunakan
untuk mengevaluasi imunitas pasien, sebagaimana indekx paparan populasi
dalam penelitian epidemiologi.
3. Serologi dapat membantu bila diaplikasikan terhadap penyakit jamur tertentu;
tidak ada skrining antigen untuk "jamur" secara umum. Karena jamur adalah
antigen yang buruk, efektivitas dari serologi bervariasi pada infeksi jamur yang
berbeda. Tes serologi akan didiskusikan pada setiap mikosis. Tes serologi yang
paling lazim untuk jamur berdasarkan pada agglutinasi latex, imunodifusi ganda,
fiksasi komplemen dan immunoassay enzim. Bila agglutinasi latex mungkin baik
untuk mendeteksi antibody IgM, imunodifusi ganda dan fiksasi komplemen
biasanya mendeteksi antibody IgG. Sebagian tes EIA sedang dikembangkan
untuk mendeteksi baik antibody IgG dan IgM. Ada beberapa tes yang dapat
mendeteksi antigen jamur tertentu, tetapi mereka belum digunakan secara umum.
4. Mikroskop fluoresen langsung dapat digunakan untuk identifikasi, bahkan pada
kultur yang tidak-hidup atau pada potongan jaringan yang difiksasi. Reagen
untuk tes ini sulit diperoleh.
5. Biopsi dan histopatologi. Biopsi mungkin sangat berguna untuk identifikasi dan
sebagai sebuah sumber dari jamur yang menginvasi jaringan. Biasanya
pewarnaan Gomori methenamine silver (GMS) digunakan untuk menunjukkan
organisme yang berwarna hitam dengan latar belakang hijau. Pewarnaan
hematoksilin eosin tidak selalu mewarnai organisme, tetapi ia akan mewarnai sel-
sel yang meradang.
6. Kultur. Diagnosis definitive membutuhkan kultur dan identifikasi. Jamur
patogenik biasanya tumbuh pada agar dextrose Sabouraud (gambar 6). Agar ini
memiliki pH yang agak asam (sekitar 5-6); cyclohexamide, penicillin,
streptomycin atau antibiotic penghambat lainnya sering ditambahkan untuk
mencegah kontaminasi bakteri dan pertumbuhan yang berlebihan. Dua kultur
diinokulasi dan diinkubasi secara terpisah pada suhu 25oC dan 37oC untuk
mengungkapkan dimorfisme. Kultur diperiksa secara makroskopik dan
mikroskopik. Mereka tidak dikatakan negative untuk pertumbuhan sampai
sesudah 4 minggu dari inkubasi.

Gambar 6

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Sebuah kultur piringan agar dextrose Sabouraud menumbuhkan isolasi dari
orang Meksiko dari T. rubrum var. rodhaini. Anggota dermatofitik dari genus
Trichophyton meupkan sebagian penyebab utama dari infeksi rambut, kulit,
dan kuku pada manusia, dikenal sebagai dermatofitosis. Genusnya termasuk
spesies antrofofilik, zoofilik, dan geofilik. CDC/Dr. Libero Ajello

D. TERAPI
Sel mamalia tidak mengandung enzim yang akan menghancurkan dinding sel
polisakarida jamur. Oleh karena itu, pathogen ini sulit untuk dieradikasi oleh
mekanisme pertahanan hospes. Karena mamalia dan jamur sama-sama eukariotik,
lingkungan selularnya secara biokimia mirip. Membran sel dari semua sel eukariotik
mengandung sterol; ergosterol dalam membrane sel jamur dan kolesterol dalam
membrane sel mamalia. Jadi, kebanyakan bahan yang merusak jamur biasanya akan
memiliki efek samping yang serius pada hospes. Meskipun salah satu dari obat
kemoterapi (iodide oral) adalah sebuah anti jamur yang digunakan pada tahun 1903,
perkembangan lebih lanjut dari obat tersebut tertinggal jauh dibandingkan dengan
perkembangan obat anti bakteri. Toksisitas yang selektif penting untuk menghambat
organisme yang menginvasi dengan kerusakan yang minimal terhadap hospes, sangat
sulit dilakukan di dalam sel eukariotik.

Obat-obat anti jamur yang primer adalah:

Amphotericin B
Anti jamur polyene. Biasanya merupakan obat pilihan bagi sebagian besar infeksi
jamur sistemik. Ia memiliki afinitas yang lebih besar terhadap ergosterol dalam
membrane sel jamur dibandingkan dengan kolesterol pada sel hospes; sekali terikat
pada ergosterol, dia menyebabkan penghentian secara tiba-tiba membrane sel dan
kematian sel jamur. Amphotericin B biasanya diberikan secara intravena (pasien
biasanya perlu dirawat di rumah sakit), seringkali selama 2-3 bulan. Obat ini agak
toksik; thrombo-phlebitis, nefrotoksisitas, demam, menggigil dan anemia seringkali
terjadi selama pemberian obat.

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Azol
Azol (imidazol dan trizol), termasuk ketokonazol, flukonazol, dan itrakonazol,
digunakan untuk kandidiasis muko-kutaneus, dermatofitosis, dan untuk sebagian
infeksi jamur sistemik. Flukonazol akhir-akhir ini sangat penting untuk menangani
pasien AIDS yang menderita kriptokokosis. Mekanisme umum dari aksi azol adalah
menghambat pembentuk ergosterol. Pemberian secara oral dan toksisitas yang
kurang merupakan keuntungan tersendiri.

Griseofulvin
Griseofulvin dalah obat yang bekerja sangat lambat yang digunakan untuk infeksi
kulit dan kuku yang berat. Efeknya bergantung pada akumulasinya dalam stratum
korneum dimana dia masuk ke dalam jaringan dan membentuk penghalang yang
dapat menghentikan penetrasi lebih jauh dan pertumbuhan dari jamur. Diberikan
secara oral. Mekanisme aksi yang pasti belum diketahui.

5-fluorocytosine
5-fluorocytosine (Flucytosine atau 5-FC) menghambat pembentukan RNA dan telah
terasa manfaatnya pada cryptococcosis (akan didiskusikan lebih lanjut). Diberikan
secara oral.

E. KLASIFIKASI KLINIS DARI MIKOSIS


Penyakit jamur dapat didiskusikan dengan berbagai cara. Metode yang paling praktis
bagi mahasiswa keperawatan adalah taksonomi klinis yang membagi jamur menjadi:
a. Mikosis superficial
b. Mikosis subkutaneus
c. Mikosis sistemik
d. Mikosis oportunistik

Mikosis superficial (atau mikosis kutaneus) adalah penyakit jamur yang terjadi di
lapisan luar dari kulit, kuku, atau rambut, (lapisan yang mengandung keratin) jarang
sekali menginvasi jaringan lebih dalam atau organ dalam (gambar 7). Jamur yang
terlibat disebut dermatofita. Mikosis subkutaneus terjadi pada jaringan subkutaneus
dan jarang sekali menyebar secara sistemik. Mereka biasanya membentuk lesi kulit
yang dalam, ulkus atau massa jamur, biasanya melibatkan anggota gerak bagian
bawah. Organisme penyebabnya adalah saprofit tanah yang diperoleh melalui trauma
pada kaki atau tungkai bawah. Mikosis sistemik dapat melibatkan organ dalam dan
menjadi tersebut ke seluruh tubuh. Setiap jenis jamur mempunyai predileksinya
masing-masing bagi berbagai macam organ yang akan di deskripsikan ketika kita
mendiskusikan masing-masing penyakit.

Mikosis oportunistik adalah infeksi yang berhubungan dengan jamur yang memiliki
virulensi yang rendah. Agen penyebabnya adalah organisme yang umumnya ada di
semua lingkungan.

Gambar 7

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬
Ringworm pada kult leher karena Trichophyton rubrum. CDC/Lucille K. Georg

11 ‫ من‬5 ‫صفحة‬

Anda mungkin juga menyukai