PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mendapatkan data antropometri tenaga kerja.
2. Mendapatkan data ukuran-ukuran meja dan kursi kerja di Balai besar K3
Makassar
1
C. Manfaat Percobaan
1. Dengan adanya peralatan yang ergonomis, maka beban tambah dari
penggunaan alat yang tidak serasi dapat dikurangi, sehingga produktivitas
tenaga ekrja yang tinggi dapat dicapai.
2. Mengurangi tingkat kelelahan dari tenaga kerja.
3. Bagi pengusaha dapat membuat peralatan kerja yang disesuaikan dengan
ukuran antropometri tenaga kerja.
4. Dapat menilai kesesuaian antropometri dengan ukuran sarana kerja
5. Dapat digunakan untuk perbaikan sarana kerja
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Parameter yang dianjurkan oleh WHO untuk diukur pada survei dapat
dilihat pada tabel di bawah ini (Arisman, 2004) :
0-1 thn Berat dan panjang badan. Panjang batang badan; lingkar
kepala dan dada; diameter krista
iliaka, lipat kulit dada, triseps,
dan sub-skapula.
1-5 thn Berat dan panjang badan Panjang batang badan (3 tahun),
(sampai 3 tahun), tinggi badan tinggi duduk (di atas 3 tahun),
(di atas 3 tahun), lipat kulit lingkar kepala dan dada (inspirasi
3
biseps dan triseps, lingkar setengah), diameter bikristal, lipat
lengan. kulit dada dan sub-skapula,
lingkar betis, rontgen postero-
anterior tangan dan kaki.
5-20 thn Berat dan tinggi badan, lipat Tinggi duduk, diameter bikristal,
kulit triseps. diameter biakromial, lipat kulit di
tempat lain, lingkar lengan dan
betis, rontgen postero-anterior
tangan dan kaki.
> 20 thn Berat dan tinggi badan, lipat Lipat kulit di tempat lain, lingkar
kulit triseps. lengan dan betis.
Kategori IMT
Normal 18,5-22,9
4
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri di rumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
Contohnya, apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada
anak-balita, maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan
alat yang rumit. Berbeda dengan pengukuran status gizi dengan metode
biokimia, apabila terjadi kesalahan maka harus mempersiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu yang relatif mahal dan rumit.
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga
oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-
bahan lainnya.
e. Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cut off points)
dan baku rujukan yang sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara menggunakan
antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,
khususnya untuk penapisan (screening) status gizi. Hal ini dikarenakan
antropometri, diakui kebenarannya secara ilmiah.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat
Antropometer set
5
Meteran gulung/meteran tukang kayu
Penggaris segitiga
Kursi tanpa sandaran dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm untuk laki-laki dan
35 x 35 x 35 cm untuk wanita
Timbangan badan
B. Metode
C. Prosedur Kerja
Antropometri :
a. Posisi Berdiri
1. Tinggi Badan; diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas
kaki dalam keadaan berdiri tegak dan kepala menempel di tembok.
2. Tinggi Bahu; diukur dari bahu yang paling tinggi sampai alas kaki
dalam keadaan berdiri tegak.
3. Tinggi Siku; diukur dari siku lengan yang berada dalam posisi vertikal
sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.
4. Tinggi Pinggul; diukur dari tulang pinggul kiri sampai pinggul yang
paling atas sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.
5. Lebar nahu; diukur dari bagian lengan atas kiri sampai bagian luar
lengan atas kanan dan diambul yang paling lebar.
6. Lebar pinggul; diukur dari pinggul kiri sampai pinggul kanan dan
diambil yang paling lebar.
7. Panjang lengan; diukur dari ketiak sampai ujung jari yang paling
panjang.
8. Panjang lengan atas; diukur dari ketiak sampai siku.
6
9. Panjang lengan bawah; diukur dari siku sampai ujung jari tengah
sebagai jari yang paling panjang.
10. Jangakauan Atas; diukur dari titik tengah pegangan teratas sampai alas
kaki dalam keadaan berdiri.
11. Panjang Depa; diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari
tengah kanan atau diambil jari yang paling panjang.
b. Posisi Duduk
1. Tinggi Duduk; diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas
duduk dalam posisi sikap duduk tegak.
2. Tinggi Siku Duduk; diukur dari siku sampai alas duduk dalam posisi
sikap duduk tegak.
3. Tinggi Pinggul Duduk; diukur dari tulang pinggul sampai alas kaki
dalam posisi sikap duduk tegak.
4. Tinggi Lutut Duduk; diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi
sikap duduk tegak.
5. Panjang Tungkai Atas; diukur dari lutut sampai garis vertikal yang
melalui punggung dan pinggang pada posisi sikap duduk tegak.
6. Panjang Tungkai Bawah; diukur dari lipatan lutut belakang sampai
alas kaki dalam sikap duduk dengan betis pada kedudukan vertikal.
1. Tempat Duduk
a. Tinggi Tempat Duduk; diukur dari lantai sampai pada permukaan atas
bagian tempat duduk.
7
b. Panjang Alas Duduk; diukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan
depan sandar duduk dengan permukaan atas alas duduk.
c. Lebar Tempat Duduk; diukur pada garis tengah alas duduk melintang.
d. Sandaran Pinggang; diukur dari bagian bawah sandaran pinggang
sampai bagian atas.
e. Sandaran Tangan;
Jarak antara sandaran tangan: diukur dari tepi dalam sandaran
tangan yang satu sampai tepi dalam sandaran tangan yang lain.
Tinggi sandaran tangan: diukur dari permukaan alas duduk
sampai bagian atas sandaran tangan.
Panjang sandaran tangan: diukur dari bagian belakang sampai
bagian depan sandaran tangan.
2. Meja Kerja
a. Tinggi Meja Kerja; diukur dari lantai sampai permukaan daun meja.
b. Tebal Daun Meja; diukur dari bagian bawah sampai permukaan atas.
c. Permukaan Meja; dinyatakan rata atau tidak rata da nmenyilaukan atau
tidak.
d. Lebar Meja; diukur dari bagian pekerja ke arah depan daun meja.
8
BAB IV
A. Hasil
1. Dimensi Posisi Duduk
9
2. Dimensi Posisi Berdiri
C. Sarana Kerja
10
Keterangan Tabel Dimensi Posisi berdiri:
1 : tinggi tempat duduk 7 : tinggi meja
2 : panjang alas duduk 8 : tebal daun meja
3 : lebar tempat duduk 9 : permukaan meja
4 : jarak antara tepi sandaran tangan 10 : lebar meja
5 : tinggi sandaran tangan
6 : panjang sandaran tangan
Keterangan Tabel Dimensi Posisi Duduk:
1 : tinggi duduk 13 : tebal dada
2 : tinggi mata 14 : tebal perut
3 : tinggi bahu 15 : panjang bahu siku
4 : tinggi siku 16 : panjang siku ujung jari
5 : tebal paha 17 : panjang kepala
6 : panjang belakang lutut 18 : lebar kepala
7 : tinggi lutut duduk 19 : panjang telapak tangan
8 : tinggi lipatan lutut 20 : lebar telapak tangan
9 : lebar bahu delto 21 : panjang telapak kaki
10 : lebar bahu akrom 22 : lebar telapak kaki
11 : lebar pinggul 23 : jangkauan vertikal
12 : tebal dada
Keterangan Tabel Dimensi Posisi berdiri:
1 : tinggi badan 8 : jangkauan horis
2 : tinggi mata 9 : panjang bahu ujung tengah
3 : tinggi bahu 10 : panjang bahu kepalan tangan
4 : tinggi siku 11 : rentangan horis
5 : tebal pangkal paha 12 : panjang horis siku
6 : tinggi buku jari 13 : jangkauan vertikal
7 : tinggi ujung jari
11
B. Pembahasan
Jika dibandingkan antara hasil pengukuran meja dan kursi yang berada
dibalai Besar K3 Makassar dengan ukuran baku meja dan kursi yang ergonomis
maka dapat dikatakan bahwa meja dan kursi kerja Balai K3 Makassar sudah
mendekati ergonomis namun belum dapat dikatakan ergonomis sepenuhhnya,
12
karena masih terdapat perbedaan ukuran misalnya pada jarak antara tepi sandaran
tangan (54 cm) yang semestinya 42-46 cm, tinggi sandaran tangan (18 cm) yang
semestinya 20 cm, dan lebar meja (60,6 cm) yang semstinya 80 cm.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika dibandingkan antara hasil pengukuran meja dan kursi yang berada
dibalai Besar K3 Makassar dengan ukuran baku meja dan kursi yang ergonomis
maka dapat dikatakan bahwa meja dan kursi kerja Balai K3 Makassar sudah
mendekati ergonomis namun belum dapat dikatakan ergonomis sepenuhhnya,
karena masih terdapat perbedaan ukuran misalnya pada jarak antara tepi sandaran
tangan (54 cm) yang semestinya 42-46 cm, tinggi sandaran tangan (18 cm) yang
semestinya 20 cm, dan lebar meja (60,6 cm) yang semstinya 80 cm.
B. Saran
Agar Balai Besar K3 Makassar mempertimbangkan untuk penyediaan
peralatan kantor khususnya Kursi dan meja yang ergonomis untuk menunjang
produktivitas dari karyawan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
17