Anda di halaman 1dari 6

BAB II

ANALISIS TEORITIS

1. Pengertian Lagu

LAGU adalah syair yang dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi

tertentu hingga membentuk harmoni. lagu sering juga disebut sebagai Nyanyian

yang berarti gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan

temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik

yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam

nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu.

( http://id.wikipedia.org/wiki/Lagu )

2. Pengertian Musik

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan

sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi tentang musik juga bermacam-

macam:

 Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar

 Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.

 Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan

dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali. Musik menurut

Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai

terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

( http://id.wikipedia.org/wiki/Musik )
Sejarah Perkembangan Musik

Pada awal era kejayaan Islam, telah lahir tokoh-tokoh besar di bidang seni

musik. Para ilmuwan Muslim juga telah menjadikan musik sebagai media pengobatan

atau terapi. Kegemilangan peradaban Islam ditandai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan kebudayaan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan ini

bersentuhan erat dengan moral Islam, budaya Arab, dan kebudayaan besar lainnya.

Oleh karena itu, yang disebut sebagai kebudayaan Islam tidak selamanya

berasal dari Arab. Bisa jadi ia hasil adopsi atau akulturasi antara budaya Arab dan

budaya luar. Musik adalah contohnya. Sejarah membuktikan bahwa musik yang

selama ini dikenal sebagai musik Islam ternyata tidak murni berasal dari Arab.

Kesenian ini lahir dari kearifan umat Muslim terdahulu yang mengolaborasikan

musik-musik dari Arab, Persia, India, dan Yunani.

Seni musik telah mendapat perhatian besar sejak Dinasti Umayyah. Hal itu

ditandai dengan maraknya kegiatan penerjemahan kitab-kitab seni musik ke dalam

bahasa Arab. Tradisi pengkajian dan permainan musik semakin berkembang pada era

Dinasti Abbasiyah.

Banyak ilmuwan Muslim yang menerjemahkan buku-buku tentang musik dari

Yunani, terutama pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun. Prof A Hasmy

dalam bukunya mengenai Sejarah Kebudayaan Islam mencatat bahwa pada masa

Dinasti Abbasiyah, kegiatan kepengarangan tentang seni musik berkembang pesat.

Sekolah-sekolah musik didirikan oleh kesultanan di berbagai kota dan daerah,

baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang
bagus dan berkualitas tinggi adalah yang didirikan oleh Sa'id 'Abd-ul-Mu'min (wafat

tahun 1294 M).

Tak heran jika pada awal era kejayaan Islam telah lahir tokoh-tokoh besar di

bidang seni musik. Ada musisi ternama dan sangat disegani, yaitu Ishaq Al-Mausili

(767 M-850 M). Ada pula pengkaji seni musik yang dihormati, seperti Yunus bin

Sulaiman Al-Khatib (wafat tahun 785 M). Munculnya seniman dan pengkaji musik di

dunia Islam menunjukkan bahwa umat Muslim tidak hanya melihat musik sebagai

hiburan. Lebih dari itu, musik menjadi bagian dari ilmu pengetahuan yang dikaji

melalui teori-teori ilmiah.

Yang menarik lagi, para ilmuwan Muslim juga telah menemukan musik sebagai

media pengobatan atau terapi. Tokoh dalam bidang ini di antaranya adalah Abu Yusuf

Yaqub ibnu Ishaq al-Kindi (801-873 M) dan al-Farabi (872-950 M). Kajian tentang

musik sebagai sistem pengobatan berkembang semakin pesat pada masa Dinasti Turki

Usmani.

Pada masa ini, telah dibuktikan secara ilmiah efek musik pada pikiran dan

badan manusia. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, musik dapat berfungsi

meningkatkanmood dan memengaruhi emosi. Bahkan, para ilmuwan di era Turki

Usmani sudah mampu menetapkan jenis musik tertentu untuk penyakit tertentu.

Misalnya, jenis musik huseyni dapat mengobati demam. Sedangkan, jenis musik

zengule untuk mengobati meningitis.

http://info-jic.org/-slamiclearnings-mainmenu-29/syariah-mainmenu-44/27- (

-) syariah/769-musik-di-dunia-islam

Batasan dan Kriteria Musik .3


syair tidak bertentangan dengan syari’at .1

Tidak semua lagu itu dibolehkan menurut syariat islam, lagu yang dibolehkan

adalah lagu yang syair-syairnya tidak bertentangan dengan ajaran islam, aqidah,

syari’ah dan akhlak Maka tidak boleh malantunkan syair seperti Syaqy Ramadhan

telah dating menyambut peminum Yang selalu menanti setiap saat Dalam syair ini

.mempropagandakan meminum khamr padahal ia induknya kejahatan dalam islam

Contoh lain seperti nyanyian dengan bunyi: “dunia adalah rokok dan arak”. Semua

ini bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam yang menjadikan khamr adalah najis

dari perbuatan setan dan melaknat peminum arak, baik pembuatannya ataupun

penjualannya, pembawa dan semua yang berserikat. Dan rokok juga mengakibatkan

rusaknya badan, jiwa dan harta, dan termasuk dalam perkara buruk yang

.diharamkan

Lagu-lagu yang mengangkat citra para pemuja kecantikan tubuh yang sensual yang

melanggar etika Islam, sebagaimana disinyalir dalam firman allah:”katakanlah

olehmu kepada mu’minin agar mereka menundukan pandangan… dan katakanlah

kepada mu’minat agar mereka menundukan pandangan…”(Q.S.An-Nur:30-31)

Rasulillah SAW pun bersabda:” wahai Ali, janganlah pandangan pertama diikuti

pandangan lainnya, karena bagimu yang pertama (spontan) dan tidak yang

.lainnya

Gaya menyanyikan lagu tidak mengundang maksiat . 2

Cara menyanyikan lagu berperan penting dalam menentukan status hukum itu

sendiri. Kadang tema syairnya tidak masalah namun cara dan gaya penyanyi, baik

pria maupun wanita yang mengumbar ucapan sensual dan mengundang nafsu birahi

atau kejahatan pada mereka yang berhati kotor. Maka nyanyian tersebut berubah

yang tadinya boleh menjadi haram, syubhat ataupun makruh. Misalnya banyak kita
saksikan di radio dan televisi yang menayangkan chanel sensual dan penuh birahi

dan penampilan seronok yang dapat membangkitkan nafsu para remaja. Insting

seksual merupakan tabiat dan kecenderungan remaja, bahkan menurut psikolog,

semua manusia berpotensi seksual. Semestinya dijaga kehormatannya, tidak

.diumbar atau dirangsang dan dipertontonkan

Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 32 kepaada para istri nabi

SAW:”janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berbicara dengan sikap yang

mengundang maksiat)sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam

hatinya.”(QS.Al-Ahzab:32)

Dalam berucapan selaknya merendah, tidak mengundang nafsu birahi penonton

.mauoun pendengar

Nanyian tidak dibarengi dengan sesuatu yang diharamkan . 3

Seharusnya nyanyian itu tidak dibarengi dengan sesuatu yang haram seperti

minuman keras atau narkoba,musik seronok dan membangkitkan nafsu, ditemani

.penyanyi latar yang seksi

Hal ini perlu mendapat perhatian, sebagaimana pada zaman dahulu, kalau seorang

ingin menikmati lagu, maka ia harus datang ke tempa-tempat nyanyian yang sulit

dipisahkan dari hal-hal yang diharamkan. Namun kini, seseorang yang ingin

menikmati musik dan lagu cukup duduk di rumah masing-masing, sehingga ada

yang cenderung membolehkannya, padahal semua itu masih termasuk unsur yang

.mendukung dan mempropagandakan kemunkaran

Anda mungkin juga menyukai