Anda di halaman 1dari 2

Abstrak penelitian Nurul Lia Zumroda

Monday, 16 March 2009 03:49 Nurul Lia Zumroda

ABSTRAK

Zumroda, Nurul Lia. 2009, Upaya Meningkatkan Kemampuan Manulis Siswa Kelas II SD Islam Sabilillah
Malang dengan Metode Struktur Analitik Sintetik (SAS). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Tidak diterbitkan

Kata kunci: Menulis, Struktur Analitik Sintetik (SAS)

Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain malalui tulisan. Keterampilan menulis merupakan kegiatan produktif yang sebaiknya dimiliki oleh
seseorang. Pengetahuan serta keterampilan menulis dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif, yaitu
dimulai sejak  di Sekolah Dasar. Dengan memilik kemampuan menulis peserta didik  dapat mengomunikasikan ide,
penghayatan, dan pengalamannya kepada berbagai pihak.  Melalui pembelajaran menulis peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, emosional, serta
berpikir kritis dan kreatif. Untuk menunjang aktifitas tersebut diperlukan strategi dan metode yang menarik. salah satu
metode yang menarik adalah metode Struktur Analitik Sintetik ( SAS).

Metode SAS adalah metode pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan cerita disertai dengan
sebuah gambar. Dalam metode ini pendidik menguraikan kalimat yang diambil dari sebuah cerita menjadi kata-kata,
suku kata, maupun huruf kemudian disusun kembali dari huruf menjadi suku kata, kata-kata, kembali menjadi sebuah
cerita.  Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan
urutan : Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan
penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan,
unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan
pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi dan pengalaman anak, (2) membimbing anak menemukan jawaban
suatu masalah. Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan pertama bersifat global (totalitas) dan bahwa anak usia
sekolah memiliki sifat melit (ingin tahu).

Ruang lingkup masalah penelitian ini cukup banyak. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada
penggunaan metode SAS dalam menulis permulaan di kelas II. Adapun permasalahan yang diambil adalah
penggunaan metode SAS  dalam menulis permulaan di kelas II SD Islam Sabilillah Malang dan peningkatan
kemampuan menulis  siswa kelas II SD Islam Sabilillah Malang dengan menggunaan metode SAS. Tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk mendapatkan bentuk pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS di kelas
dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis siswa kelas II SD Islam Sabilillah Malang.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. Pertama. Penggunaan metode
SAS dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pembelajaran menulis permulaan di kelas II SD Islam Sabilillah
Malang. Hal tersebut dapat dilihat dari karya siswa yang telah dibuat. Sebelum menggunakan metose SAS, banyak
cerita yang dibuat oleh siswa tidak runtut dan cenderung memilih diksi yang tidak baku. Selain itu, para siswa juga
tidak memperhatikan penggunaan EYD yang benar, tanda titik dan huruf kapital. Setelah digunakan metode SAS
dalam pembelajaran menulis permulaan cerita yang dibuat siswa sudah mulai runtut,  diksi yang digunakan juga
baku, dan siswa juga memperhatikan penggunaan EYD yang berlaku. Walaupun awal menggunakan metode SAS
dalam pembelajaran permulaan masih banyak permasalahan tapi setelah dilakukan refleksi dan sedikit perbedaan
pemberian tindakan dari siklus I ke siklus II akhirmya siswa mampu menulis cerita sederhana dengan baik dan benar.

Kedua.Terjadi peningkatan kemampuan menulis permulaan pada siswa kelas II SD Islam Sabilillah Malang,
dibuktikan dengan peningkatan nilai yang terjadi pada masing-masing siswa, dapat dilihat pada lampiran. Selain itu,
secara umum terjadi peningkatan nilai sebesar 13,1% dari siklus I (63,6%) ke siklus II (76,7%). Pada siklus I
keruntutan cerita siswa 48%, ejaan yang digunakan sesuai EYD 72%, dan diksi yang digunakan 76%. Namun pada
siklus II terjadi peningkatan. Keruntutan cerita siswa 75%, ejaan yang digunakan sesuai EYD 80%, dan penggunaan
diksi yang baku 76%.

Anda mungkin juga menyukai