Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMANFATAAN PEKARANGAN
SEBAGAI LUMBUNG PANGAN KELUARGA
Tanaman sayuran di
pekarangan belakang
6
FUNGSI PEKARANGAN
8
Lokasi Kegiatan
Daerah miskin.
Sasaran Kelompok
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kelompok secara
partisipatif. Kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan para petani
sendiri. Dengan berkelompok tumbuh kekuatan gerak dari para warga
dengan prinsip keserasian, dan kepemipinan dari mereka sendiri. Kriteria
kelompok peserta program adalah sebagai berikut :
Sebagian besar anggotanya merupakan keluarga tani
miskin.
Berdomisili di desa/kecamatan rawan gizi.
1. Metode
Pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dapat
dilaksanakan dalam suatu model dengan menggunakan metode PRA. PRA
digunakan untuk menyertakan aggota masyarakat, para tokoh masyarakat,
petugas terkait dan tokoh-tokoh formal pedesaan untuk menentukan secara
bersama-sama lokasi dan calon warga binaan yang akan melaksanakan
pengembangan pemanfaatan pekarangan.
Pelaksanaan kajian dengan teknik-teknik PRA dapat dilakukan
perorangan (misalnya oleh petugas lapangan dalam menjalankan
kegiatannya), maupun secara khusus oleh sebuah tim dimana
keanggotaannya mempunyai keragaman latar belakang baik dari segi
pendidikan, pengalaman maupun ketrampilannya.
Prinsip-prinsip dasar dari PRA yaitu : (1). mengutamakan yang
terbaik, 2). Pemberdayaan masyarakat, 3). Masyarakat sebagai pelaku,
orang luar sebagai fasilitator, 4). Saling belajar dan menghargai perbedaan,
5). Santai dan informal, 6). Cek dan Re-chek informasi, (7).
Mengoptimalkan hasil, 8). Orientasi praktis, 9). Keberlanjutan dan selang
waktu, 10). Belajar dari kesalahan, dan (11) Tertulis
2. Model Pemberdayaan
14
a. Pemberdayaan
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
kelompok masyarakat yang dilaksanakan melalui pelatihan
sesuai dengan kebutuhannya.
b. Pendampingan
Adalah pembinaan petugas kepada kelompok masyarakat
mengenai pengelolaan pekarangan dimulai dari penanganan
sarana produksi sampai dengan pengelolaan pasca panen dan
pemasarannya.
c. Penguatan modal
Diberikan bantuan langsung kepada kelompok masyarakat sesuai
dengan kebutuhan kelompoknya, berdasarkan hasil kesepakatan
kelompok.
3. Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pemanfaatan pekarangan adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan
1. Identifikasi pola pekarangan berbasis
sumberdaya lokal dengan metode PRA.
2. memilih pendamping yang menguasai teknik -
teknik pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan.
b. Penumbuhan kelompok
Sebagai langkah awal dilakukan penyiapan dan penumbuhan
kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan calon
anggotanya. Bila kriteria kesiapan kelompok telah terpenuhi
dilanjutkan dengan membuat perencanaan kegiatan kelompok.
Langkah-langkah penumbuhan kelompok dimulai dengan :
Menginventarisasi ulang nama-nama calon
anggota kelompok sasaran dari hasil PRA.
Melakukan cross-chek lapangan pada masing-
masing keluarga yang ditetapkan sebagai calon anggota
kelompok sasaran, secara sampling.
Mengumpulkan calon anggota kelompok dan
pemilihan pengurus kelompok.
15
d. Pendampingan
Pengembangan pemanfaatan pekarangan dilaksanakan dengan
pola pemberdayaan yang mampu memacu kemandirian dan
meningkatkan peran aktif kelompok sasaran; agar mampu
menngtahui kekuatan dan kelemahannya, mampu memanfaatkan
16
e. Pemberian bantuan
1. Pemilihan bibit.
Tanaman garut diperbanyak secara vegetatif, bagian tanaman yang
baik untuk digunakan sebagai bibit adalah ujung-ujung rhizoma atau tunas
umbi (bits) yang panjangnya 4 – 7 cm dan mempunyai 2 – 4 mata tunas.
Agar diperoleh produksi yang tinggi maka bibit yang digunakan harus
berkualitas baik dan jangan menggunakan bibit yang kondisinya kurang
sehat, kurus atau menderita akar cerutu (Cigar root). Jumlah bibit yang
diperlukan untuk setiap hektarnya adalah 3.000 – 3.500 kg bibit.
2. Pengolahan Tanah
Tanaman garut pada umumnya menghendaki tanah yang gembur,
karena pada struktur tanah yang gembur umbi dapat tumbuh dengan leluasa.
Proses pemanenan juga akan lebih mudah dan cepat apabila kondisi tanah
gembur. Untuk memperoleh struktur tanah yang gembur perlu dilakukan
pengolahan sebaik mungkin dengan cara membajak atau mencangkul
dengan kedalaman 20 – 30 cm, agar tanah menjadi semakin gembur maka
20
3. Penanaman
Bertanam garut biasanya dilakukan pada awal musim hujan yaitu
sekitar bulan Oktober agar tanaman lebih banyak tertolong pertumbuhanya
dengan adanya curah hujan. Bibit ditanam pada bedengan-bedengan yang
telah disiapkan dengan menggunakan alat tanam seperti tugal atau cangkul
dengan kedalaman yang cukup yaitu antara 8 – 15 cm. Dalamnya
penanaman bibit garut ini bertujuan agar umbi yang terbentuk nantinya
tidak menonjol ke permukaan tanah. Setelah bibit ditanam selanjutnya
lubang tanaman ditutup dengan tanah. Jarak tanam garut yang umumnya
digunakan adalah sekitar 37,5 x 75cm.
4. Pemupukan
Pemberian pupuk merupakan kegitan yang sangat penting untuk
dilakukan agar tanaman garut memperoleh bahan makanan yang cukup,
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur dan hasil umbi dapat
mencapai optimal. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk alam (pupuk
organik) seperti kompos atau pupuk kandang sebanyak 25 – 30 ton/ha yang
diberikan pada saat pengolahan tanah. Selain pupuk alam (pupuk organik),
pupuk buatan (pupuk anorganik) juga sangat penting untuk diberikan yaitu :
Urea sebanyak 350 – 400 kg/ha, SP-36 sebanyak 200 – 300 kg/ha dan
KCL sebanyak 100 – 350 kg/ha. Pupuk anorganik dapat diberikan sekaligus
pada saat tanaman berumur 3,5 bulan dan dapat pula diberikan secara
bertahap.
Apabila pemupukan dilakukan secara bertahap sebaiknya diberikan
sebanyak 2 kali pemupukan pertama bersamaan dengan penanaman bibit
sedangkan pemupukan kedua dilakukan menjelang tanaman berbunga atau
pada saat tanaman berumur kurang lebih 3,4 bulan karena pada saat itu
tanaman mulai membentuk umbi sehingga sangat membutuhkan banyak zat
makanan. Pemberian pupuk dapat dilakukan pada garitan atau alur yang
dibuat disepanjang barisan tanaman; dan dapat juga lubang-lubang yang
dibuat dengan menggunakan tugal didekat pangkal tanaman garut. Setelah
pupuk diberikan selanjutnya lubang atau alur tersebut ditutup kembali
dengan tanah untuk menghindari terjadinya kehilangan pupuk akibat
penguapan.
5. Pemeliharaan.
21
7. Panen
Hasil utama tanaman garut adalah umbi. Tanda-tanda umbi garut
sudah waktunya untuk dipanen adalah daun-daun menguning, mulai layu
dan mati yaitu biasanya pada umur antara 10 – 12 bulan setelah tanam.
22
Sebenarnya kandungan pati maksimum pada umbi garut adalah pada saat
tanaman berumur 12 bulan, namun pada umur tersebut umbi garut telah
banyak berserat sehingga pati sulit untuk diekstrak. Cara panen umbi garut
sangat bergantung pada varietas /kultivar yang digunakan. Untuk kultivar
yang letak umbinya dekat dengan permukaan tanah, pemanenan cukup
dilakukan dengan menggunakan tangan, sedang kultivar yang lain
memerlukan alat untuk mencongkel umbi yang letaknya agak di dalam
tanah. Pada saat pemanenan, rerumputan dan sampah-sampah tanaman
dikubur di lahan agar berubah menjadi bahan organik yang sangat
membantu dalam menyuburkan tanah. Tinggi rendahnya hasil panen sangat
tergantung pada varietas, tingkat kesuburan tanah dan cara pemeliharaan
tanaman yang dilakukan. Jumlah panenan dapat berkisar antara 7,5 – 37 ton
umbi per hektar.
8. Pasca Panen
Umbi garut dapat dibuat tepung dan pati garut yang dapat disimpan
lama ditempat yang kering. Mutu tepung garut yang satu dan lainnya sangat
berlainan, tergantung cara pengolahan dan mutu bahan bakunya. Tepung
garut kualitas komersial berwarna putih, bersih, bebas dari noda dan kandar
airnya tidak lebih dari 18,5 %, kandungan abu dan seratnya rendah, pH 4,5 –
7 serta viskositas maksimum antara 512- 640 Brabender Unit.
bisa menjadi bahan baku nasi tiwul suweg, campuran roti, cake, kue kering
maupun campuran kue jajan pasar. Membuat tepung suweg tidaklah sulit,
setelah suweg dikupas dan dicuci bersih, potong tipis kemudian jemur
hingga kering. Proses selanjutnya adalah menggiling dan mengayak higga
menjadi tepung suweg. Di Filipina tepung suweg sudah banyak di gunakan
sebagai bahan baku roti maupun kue kering.
Dalam kondisi segar, suweg juga potensial sebagai bahan baku kue
tradisional maupun aneka kudapan seperti kolak maupun getuk suweg.
Umbi suweg juga enak dimakan hanya dengan cara mengukusnya hingga
empuk kemudian di campur dengan parutan kelapa parut. Tekstur suweg
kukus yang empuk bisa dihaluskan menjadi bahan baku kue talam,
campuran brownies, cake, kue lumpur maupun sarikaya suweg. Suweg juga
bisa untuk campuran kolak atau dibuat sayur berkuah santan (digulai).
Bagian yang dikonsumsi : Pucuk dan daun muda untuk lalap. Buah
untuk sumber obat.
Turi
Seperti halnya petai cina, turi tidak membutuhkan perawatan yang
intensif. Dapat digunakan sebagai tanaman pelindung dan sumber pakan
ternak serta daunnnya dapat digunakan sebagai sumber pupuk hijau. Bunga
dan daun muda dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Terdapat dua jenis turi,
yaitu turi yang menghasilkan bunga berwarna putih dan merah. Kearifan
masyarakat tradisional dalam menghadapi hama dan penyakit tanaman pada
pertanian memiliki sikap yang sangat arif walaupun kadangkala terasa aneh
oleh pandangan umum. Petani tradisional memandang bahwa hama dan
penyakit tanaman merupakan bagian dari kehidupan untuk keseimbangan
alam. Serangan ulat bulu pada tanaman buah-buahan dianggap suatu berkah,
karena hama ulat bulu membantu proses perontokan daun untuk
pembentukan daun dan tunas-tunas baru, dengan harapan musim berbuah
berikutnya tanaman akan berbuah lebih banyak.
Sukun sebagai salah satu komoditas buah punya nilai ekonomi tinggi
baik dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk sukun olahan, bahkan
sekarang ini banyak diolah menjadi tepung sukun yang punya fungsi
sebagai salah satu bahan baku industri pangan olahan. Tidak mengherankan
pohon ini banyak tumbuh di pekarangan-pekarangan penduduk, bahkan ada
penduduk yang punya pohon sampai lima pohon, yang produksinya untuk
memenuhi pangan keluarga atau dijual di pasar dalam bentuk sukun segar.
Meningkatnya permintaan pangan oleh penduduk Indonesia yang
terus semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk setiap
tahunnya, maka menempatkan buah sukun menjadi punya peranan penting
sebagai pangan berkarbohidrat tinggi yang banyak diproduksi di Indonesia
tapi harganya masih lebih murah dibandingkan dengan beras.
1. Sumber vitamin.
Buah-buahan dikenal sebagai sumber vitamin, terutama vitamin A
dan Vitamin C. Rincian kandungan kandungan vitamin buah-buahan tropika
serta dibandingkan dengan buah apel dan anggur disajikan pada Tabel 1.
Dari tabel tersebut tampak bahwa kandungan vitamin beberapa buah-buahan
tropika tidak kalah dibandingkan dengan dengan apel maupun anggur.
Kandungan vitamin A pada mangga hampir delapan kali lipat apel.
Demikian pula kandungan vitamin A pada jeruk keprok, alpukat, nangka,
pisang, pepaya dan semangka relatif tinggi. Kandungan vitamin C jambu
biji 17 kali lipat apel. Kadungan vitamin C pada pepaya, mangga, jeruk
besar, jeruk keprok, belimbing dan melon juga sangat tinggi.
34
2. Sumber Mineral.
Buah-buahan juga mengandung mineral penting yang cukup tinggi.
Buah-buahan adalah penyedia utama beberapa mineral seperti kalsium,
magnesium, fosfor dan besi. Mineral-mineral ini kurang tersedia dalam
makanan lain. Jeruk Keprok adalah sumber besi yang tinggi. Pada jambu
biji, pepaya dan sawo kandungan besi juga cukup tinggi. Jambu biji, pisang,
sirsak, alpukat, melon dan belimbing memilki kandungan fosfor yang tinggi.
Kandungan kalsium yang tinggi terdapat pada pepaya, salak, srikaya, jeruk
besar, sawo dan nangka. Kandungan kalium pada pisang sangat tinggi.
Kalium diperlukan dalam tubuh untuk mengurangi efek buruk konsumsi
garam (NaCl) yang berlebih.
1. Kesesuaian agroklimat .
37
2. Fungsi estetika
Tanaman buah dapat dilihat dari aspek fungsi estetika, yaitu
peranannya sebagai tanaman peneduh dan tanaman hias. Melalui upaya
pemangkasan dan pembentukan tajuk yang baik, keberadaan tanaman buah
dapat menjadi salah satu penghias pekarangan disamping juga keindahan
buahnya.
3. Luasan pekarangan
Faktor luas pekarangan menentukanpemilihan jenis tanaman buah
yang akan di tanam. Bagi pekarangan yang luas mungkintidak bermasalah,
namun bagi pekarangan yang sempit perlu mempertimbangkan karakteristik
luasan tajuk dan tinggi tanaman yang tumbuh secara alami. Secara umum
tanaman yang bertajuk tinggi akan sesuai bila ditanam di lahan pekarangan
yang sempit, karena tajuk dapat dibentuk setelah melewati atap rumah.
Namun bagi tanaman yang bertajuk rendah, seperti jeruk dan jambu
memerlukan ruang yang cukup luas.
4.Varietas Tanaman
Langkah penting setelah menentukan jenis tanaman yang akan
ditanam adalah menetapkan varietasnya. Direkomendasikan untuk menanam
varietas buah unggul. Pemerintah selama ini telah memberikan pengakuan
pada varietas-varietas unggul buah-buahan yang mempunyai keunggulan-
38
PEMELIHARAAN
IKAN DI LAHAN PEKARANGAN
Membuat kolam ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni : cara
sederhana dengan menggali tanah yang telah ditentukan dengan bangunan
non permanen dan cara modern dengan membuat tanggul secara permanen.
Kedua cara tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan
kelemahannya bergantung pada keadaan lingkungan di sekitarnya, dan
factor social ekonomi setempat.
Pilihan membuat kolam sederhana di lahan pekarangan memiliki
beberapa keuntungan sebagai berikut :
a. Meningkatkan pendapatan dan gizi keluarga, terutama protein
hewani.
b. Meningkatkan partisipasi aktif dalam gerakan program
penganekaragaman pangan.
c. Biaya pembuatan relatif murah
d. Teknologinya mudah dilaksanakan dan dapat menciptakan
kegiatan yang bersifat mandiri bagi setiap rumah tangga.
e. Mudah disebarluaskan.
A. Ikan Gurami.
Ikan gurami ( Osphronemus gouramy ) memiliki prospek cerah
dengan harga cukup mahal. Ikan gurami dapat dibudidayakan dengan baik
mulai diatas permukaan laut, dengan suhu air optimal antara 240 C - 280 C.
Ciri - ciri ikan gurami jantan adalah sebagai berikut : (1). Dahinya
bertombol dan berwarna kekuning – kuningan; (2). Kedua belah rusuk
bagian belakang membentuk sudut tumpul; (3). Semua sisik agak terbuka
dan pada sirip tampak urat - urat rambut berwarna kemerah - merahan.
Sedangkan ciri - ciri ikan gurami betina adalah sebagai berikut : (1).
Siripnya berwarna kehitam-hitaman; (2). Bagian perut di belakang sirip
dada membesar; (3). Umur induk yang baik antara 4 tahun sampai 5 tahun
dan beratnya 2 kg; (4). Lama bertelur ikan gurami antara 2 hari - 3 hari.
Jumlah telur antara 1.000 butir sampai 3.000 butir. Setelah 10 hari, telur
tersebut menetas.
Anak ikan gurami memakan binatang renik yang hisup sebagai
periphyton, larva semut, larva rayap, bungkil kelapa, dan cincangan daun.
B. Ikan Tawes.
dipelihara di dataran rendah. Bila diolah menjadi ikan asin, ikan tawes
ternyata cukup tinggi harganya.
Anak ikan tawes memakan ganggang bersel tunggal, zooplankton,
ganggang rantai, mayas, pucuk tanaman air, dan tanaman lunak lainnya.
Moncong ikan tawes kecil dan pada ujung moncong terletak mulut yang
dihiasi oleh dua pasang sungut berukuran kecil.
C. Ikan Mujair
D. Ikan Nila
44
Ikan Nila (Tilapia nilotica) dibedakan menjadi dua, yakni ikan nila
biasa berwarna hitam keputih-putihan dan ikan nila merah berwarna merah.
Bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan perbandingan antara
panjang badan dan tingginya adalah 3 : 1. sisik-sisik ikan nila berukuran
besar dan kasar, berbentuk etonoid dengan garis-garis vertical berwarna
gelap pada siripnya.
Ikan nila betina memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Ukuran sisik relatif lebih kecil daripada sisik ikan nila jantan
2. Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna cerah.
3. Bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip
4. Sirip punggung dan sirip ekor bergaris menyambung serta
melingkar
5. Bagian perut diurut (dipijat) tidak akan mengeluarkan cairan
berwarna bening.
Kemampuan bertelur seekor induk ikan nila antara 300 butir sampai
1.500 butir. Telur ikan nila berbentuk bulat kecil, berdiameter 2,8 mm,
berwarna abu-abu sampai kekuning-kuningan, tidak lekat, tenggelam dalam
air, dan dierami dalam mulut induk betina. Telur ikan nila menetas antara 4
hari - 5 hari kemudian.
E. Ikan Karper
Kolam Sederhana
1. Luas tanah
Untuk memastikan ukuran luas tanah, kita dapat mengukurnya
dengan menggunakan alat ukur berupa meteran.
2. Jenis Tanah
Untuk mengetahui jenis tanah pada areal yang akan kita bangun
kolam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Ambillah sebagian tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah,
lalu masing-masing dilumatkan dalam air. Setelah lembek dibuat
genggaman dan ditekan sekuat-kuatnya. Jika meninggalkan
gumpalan pasir cukup banyak, berarti tanah tersebut tergolong
tanah berpasir. Akan tetapi jika hanya sedikit sisa pasirnya, berti
tergolong tanah liat.
b. Jenis tanah yang baik untuk kolam ikan adalah tanah liat
berpasir.
3. Lingkungan
Pengamatan lingkungan sekitar yang akan dibangun kolam antara
lain meliputi :
a. Sumber air : sungai, parit, mata air, dan saluran irigasi
b. Letak pintu pemasukan dan pengeluaran air.
c. Macam tumbuhan dan bantuan yang dapat dimanfaatkan atau
yang harus dibuang/disingkirkan.
B. Penggalian tanah
C. Persiapan Pemeliharaan
Penebaran Benih
A. Syarat Benih
Benih ikan yang baik dan sehat memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Gerakannya lincah
2. Tidak cacat dan tidak luka di tubuhnya
3. Tidak ada tanda-tanda terserang penyakit
4. Besarnya kurang lebih seragam.
B. Pengangkutan Benih
C. Pelepasan Benih
memiliki citarasa yang khas, terutama bagi masakan asli Indonesia. Selain
itu, telur ayam kampung dipercaya memiliki nilai nutrisi “lebih bagus” dari
telur ayam ras, dan “cocok” untuk dikonsumsi sebagai “jamu”. Dan secara
umum pada kenyataanya harga ayam kampung dan telurnya selalu lebih
tinggi dari harga ayam dan telur ayam ras.
Permintaan akan daging ayam kampung semakin meningkat sekitar
3,86%/tahun (DITJENNAK, 2004) selaras dengan tingkat pendapatan
masyarakat. Hal ini ditunjang pula dengan banyaknya masyarakat yang
merubah pola hidup menuju “kembali ke alam” dimana tongkat kesadaran
masyarakat lterhadap kesehatan lebih bagus sehingga mempengaruhi dalam
memilih makanan yang dikonsumsi, dimana daging ayam kampung menjadi
pilihan karena dibandingkan dengan daging ayam ras, kandungan lemak
daging ayam kampung lebih rendah.
Dalam perkembangannya, sudah banyak peternak secara
perseorangan atau berkelompok yang memelihara ayam kampung dengan
cara intensif, tidak diumbar, dimana dengan cara intensif dapat menekan
angka kematian anak ayam hingga menjadi sekitar 50%, dan dapat
meningkatkan produktivitasnya serta dapat menambah pendapatan peternak.
Tetapi, keberadaan usaha tidak dapat langgeng dimana keterbatasan modal,
kurangnya promosi dan tidak adanya kerjasama dengan “mitra” menjadi
hambatan bagi peternak untuk memenuhi permintaan pasar secara
berkesinambungan. Kemungkinan yang lain adalah kurangnya pengetahuan
tentang manajemen pemeliharaan secara profesional dan tidak adanya
spesifikasi usaha sehingga 1 (satu) peternak melakukan usaha pembibitan
dan pembesaran. Sehingga apabila akan mengembangkan usaha ayam
kampung perlu diperhatikan selain aspek teknis, pasar, modal dan
ketangguhan sumberdaya manusia pengelola (peternak) serta adanya
“spesialisasi” usaha untuk pembibitan, pembesaran, atau produksi telur.
Sesuai dengan dinamika perkembangan industri boga di Indonesia,
aktivitas dan kesibukan masyarakat semakin banyak sehingga memerlukan
makanan yang siap saji, sehingga industri makanan siap saji juga semakin
bertambah, diantaranya adalah industri rumah makan ayam kampung, yang
berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan ayam kampung. Hasil
wawancara pribadi dengan pemilik rumah makan ayam kampung ternyata
dibutuhkan ayam kampung dengan bobot hidup sekitar 750 – 1000 gram
karena besar ayam akan berpengaruh terhadap harga makanan siap saji.
“Semakin besar bobot ayam semakin mahal harga produk olahannya”
sehingga dengan bobot > dari 1000 gram daya beli konsumen turun. Untuk
mencapai berat tersebut, ayam dapat dipelihara sampai umur sekitar 10 – 12
minggu dan bila lebih dari 12 minggu pemeliharaan sudah tidak efisien lagi.
Sementara itu, untuk konsumen rumah tangga, diperlukan ayam kampung
yang berbobot badan 1000 – 1500 gram, demikian pula untuk penjual
masakan tradisional yang menggunakan ayam kampung.
49
Agar ayam kampung yang dipelihara secara sehat, akan cepat besar
dan mampu berproduksi secara optimal, untuk itu perlu diberikan makanan
tambahan juga pelaksanaan program vaksinasi yang tepat.
Ayam kampung dipelihara oleh hampir seluruh masyarakat di
pedesaan. Ayam ini memang dapat mencari makan sendiri, sehingga
biasanya pemeliharaannya dengan dilepas begitu saja tanpa diperhatikan
kesehatannya, pertumbuhan maupun produksinya.
Walaupun demikian, ternak ini memiliki potensi yang cukup besar
dalam mendukung ekonomi dan konsumsi protein hewani keluarga. Untuk
menjadikan ayam kampung ini sebagai ternak komersial, maka produksinya
perlu ditingkatkan.
Paling tidak ada empat tindakan yang harus dilaksanakan bila ingin
mendapatkan ayam kampung yang berproduksi tinggi, yaitu :
3. Membuatkan kandang
Hal ini jarang sekali diperhatikan oleh pemelihara ayam
kampung, padahal jika dikaji kandang ini cukup penting artinya
bagi perkembang-biakan ternak. Selain tempat untuk berteduh
waktu hujan, untuk bermalam dan tempat kegiatan reproduksi
(bertelur dan mengerami telurnya), kandang dapat pula
menyelamatkan ayam dari ancaman binatang buas.
Hal yang terpenting, dengan membuatkan kandang, ayam akan
lebih mudah ditangkap pada saat akan melaksanakan vaksinasi
ND maupun pada saat akan dijual. Jadi peranan kandang selain
untuk melindungi ayam dari segala macam gangguan juga untuk
memudahkan tata laksana perawatannya.
Kandang pekarangan