Anda di halaman 1dari 4

1.4.2.1.

2 Standarisasi dengan Na2CO3 anhidrous


Standarisasi larutan HCl dilakukan dengan melarutkan 0,2 gram Na2CO3 dan
melakukan pengenceran hingga volume 60 ml. Kemudian ditambahkan dengan 3
tetes indikator methyl-orange, lalu dititrasi dengan larutan HCl. Larutan Na2CO3
bertindak sebagai larutan bakunya karena kepekatannya telah diketahui dalam
molaritas.
Reaksi antara Na2CO3 dan HCl yang terjadi adalah :
2Na+ CO3++2HCl+Cl- H2CO3+2NaCl
Secara singkat dituliskan :
Na2CO3 + 2NaCl CO2 + H2O
Dari pengulangan percobaan di dapat volume titrasi sebesar 59,4 ml dan konsentrasi
Na2CO3 sebesar 0,0628 N dan V titran sebesar 0,0594, V titrannya besar karena PH
pada titik akhir titrasi lebih besar daripada trayek PH indikator metil merah. PH pada
titik akhir titrasi pertama yaitu 8,3 karena terbentuk garam NaHCO3 yang sedikit
basa dan trayek PH indikator metil merah 4,4-6,2 sehingga parlu HCl yang banyak
untuk mencapai trayek PH tersebut

A. PENDAHULUAN

1. Tujuan percobaan : menetapkan kadar HCl dalam sample asam


2. Dasar teori
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk
bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah
reaksi penetralan.
Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut
alkalimetri.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah
Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah


contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+
Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah

Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat


contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat

Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah


contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2
Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret
yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau
erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat
dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah
wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai
larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir
titrasi. Hentikan titrasi !

set alat titrasi

Indikator Asam Basa


Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang
dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan
perubahan warna yang kuat.
Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH
Beberapa indikator asam basa
NAMA Ph RANGE WARNA TIPE(SIFAT)
Biru timol 1,2-2,8 merah - kuning Asam
Kuning metil 2,9-4,0 merah - kuning Basa
Jingga metil 3,1 – 4,4 merah - jingga Basa
Hijau bromkresol 3,8-5,4 kuning - biru Asam
Merah metil 4,2-6,3 merah - kuning Basa
Ungu bromkresol 5,2-6,8 kuning - ungu Asam
Biru bromtimol 6,2-7,6 kuning - biru Asam
Merah fenol 6,8-8,4 kuning - merah Asam
Ungu kresol 7,9-9,2 kuning - ungu Asam
Fenolftalein 8,3-10,0 t.b. - merah Asam
Timolftalein 9,3-10,5 t.b. - biru Asam
Kuning alizarin 10,0-12,0 kuning - ungu Basa

Dalam titrasi asam lemah pilihan indikatornya jauh lebih terbatas untuk asam dengan
pKa 5 kira-kira sebesar pKa asam asetat, pH tersebut lebih tinggi daripada 7 pada titik
ekivalendan perubahan pH relative kecil. Fenolftalein berubah warna di sekitar titik
ekivalen dan merupakan indicator yang sesuai. Singkatnya , kita harus memilih
indikator yang berubah warna disekitar titik ekivalendari titrasi.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara
lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,
kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva
titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit
mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah
warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang
dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya
dipengaruhi oleh pH.
Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH
meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan
indikator fenolftalein.

3. Prinsip : Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau
sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan
ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang
biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai
“titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa
atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang
dinetralkan
4. Persamaan reaksi: HCl + NaOH NaCl + H2O

B. PROSEDUR

1. Melakukan pembakuan larutan NaOH


a. Timbang 60 mg asam oksalat
b. Masukan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer ad dengan 50 ml aquadest
c. Tambahkan 2 tetes indikatr fenolftalein
d. Titrasi dengan NaOH 0,1 N

2. Penetapan kadar sample HCl


a. Sample HCl di ad sampai 50 ml aquadest masukan ke dalam erlenmeyer
b. Tambahkan 2 tetes indicator fenolftalein
c. Titrasi dengan NaOH 0,1 N

Sebelum mencapai titik ekuivalen Setelah mencapai titik ekuivalen


C. DATA DAN PERHITUNGAN
Mg sam oksalat Volume NaOH
60 mg 9,80
--
Rata-rata 9,80

Nornalitas NaOH = Berat asam oksalat (mg)


BE asam oksalat x V NaOH
= 60
63,04 x 9,80
= 0,097 N

Volume HCl Volume NaOH


10 ml 11,25
10 ml 12,00
10 ml 13,00
Rata-rata 12,083

Nornalitas NaOH = Vol titrasi x N NaOH


V sampel
= 12,083 x 0,097
10
= 0,117 N

D. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan titrasi asam basa dengan indicator 2 tetes fenolftalein terdapat
kesalahan sebesar 42 %. Factor yang mempengaruhinya yaitu:
1. Pembakuan NaOH hanya dilakukan sekali seharusnya pembakuan minimal duplo
atau triplo, ini terjadi dikarenakan ada yang mencuri sample asam oksalat
2. Pada saat titrasi, ketika hampir terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah
muda terjadi kesalahan yaitu tidak dititrasi setengah tetes yang menyebabkan sample
yang dititrasi terlalu pekat wananya.
3. Antara statip dan buret kurang simetris kemungkinan membaca skala yang salah

Anda mungkin juga menyukai