Pertelevisian Indonesia menunjukkan beragam wajahnya. Masih jelas
dalam ingatan genre horror mendominasi wajah pertelevisian pada akhir dan awal 2000an. Lalu bergulir pada tayangan berbau percintaan dan kini televisi lagi gandrung dengan apa yang dinamakan reality show. Berbagai macam stasiun seakan-akan berlomba-lomba menyajikan acara reality show yang berbeda satu sama lain. Acara semacam lemon tea, kontak jodoh (SCTV); Termehek-mehek, realigi, orang ketiga (trans TV); dan take me out dan take him out (Indosiar), merupakan sebagian kecil reality show yang marak ditayangkan. Mengacu pada wikipedia, reality show merupakan genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan aktor. Unsur kreatif pun wajib diperhitungkan pada setiap tayangan, meskipun tentu saja unsur real juga harus dijaga dalam tayangan semacam itu. Meskipun reality show banyak bermunculan di televisi, tetapi kecenderungan yang terjadi saat ini menunjukkan reality show yang mengkhususkan pada ajang pencarian jodoh. Seperti take me out dan take him out yang ditayangkan di stasiun televisi indosiar setiap sabtu dan minggu pukul 18.00. Take me out Indonesia, menyusul kemudian Take Him out, digadang-gadangkan berbeda dari acara pencarian jodoh yang serupa. Take me out Indonesia merupakan dating show pertama di Asia, dengan mengkombinasikan dating dan reality show menjadi tontonan yang berbeda. Acara yang oleh Fremantle dan Indosiar selalu pemegang lisensi, disebut terobosan baru program TV Indonesia sebagai dating show yang fresh, funny, romantis dan entertaining (www.takemeoutIndonesia.com). Cara untuk berpartisipasi dalam tayangan ini pun terbilang sederhana. Para peminat cukup memasuki website take me out dan mengisi formulir pendaftaran. Syaratnya cukup warga negara Indonesia atau asing, berusia 20-40 tahun, tidak terikat oleh perkawinan dan ekspresif Atau datang langsung ke studio indosiar pada jam 13.00-18.00. Meskipun demikian seleksi untuk bisa tampil cukup ketat melewati beragam tahapan, dimulai dengan tahap pengisian data, interview dan terakhir video booth. Tim penilai kelayakan calon kontestan adalah pihak Fremantle media dan Indosiar. Pada setiap penayangannya, acara ini menyuguhkan 30 perempuan (take me out) dan 30 laki-laki (take him out), untuk kemudian memilih laki-laki dan perempuan yang telah diseleksi oleh panitia. Jika dirasa laki-laki dan perempuan yang tampil tidak berkenan, peserta cukup menolaknya dengan mematikan lampu. Begitu seterusnya hingga tersisa satu peserta yang kemudian berhak untuk membawa pasangannya ke romantic room dan mengikuti babak chemistry challenge untuk memperebutkan uang sebesar 5 juta rupiah. Jika ditilik lebih jauh, para peserta baik laki-laki maupun perempuan terdiri dari latar belakang yang berbeda; dari mahasiswi hingga pengusaha. Kesemuanya mencari apa yang disebut belahan jiwa dalam take me out. Dengan konsep perpaduan antara dating dan reality show, take me out, berdasar data fremantlemedia.com, berhasil menyedot hingga dua juta penonton pada setiap penayangannya. Daya tariknya apalagi jika bukan tingkah polah para peserta dan kontestan. Bahkan take me out berhasil menjadi program tv terfavorit ABI 2009 dengan 553 voters (22%). Program yang tayang perdana pada 19 Juni 2009 setiap jumat pukul 21.30 dan rerun setiap sabtu pukul 14.30 tak ayal lagi menjadi program terlaris di Indonesia saat ini dan menjadi fenomena tersendiri. Acara dating show semacam take me out bukan merupakan hal baru dalam dunia pertelevisian. Pada tahun 1970an telah muncul acara serupa yang merupakan kreasi dari produser Tv chuck Barris, the dating game. Pada acara ini laki-laki lajang ditaruh dibelakang layar untuk bertanya pada tiga perempuan di sisi lain atau satu perempuan tiga laki-laki. penanya dapat mendengar suara para calon tetapi tidak tampilan fisiknya. Acara itu pun terus bergulir dengan the newlywed game, dimana pasangan yang baru menikah berlomba untuk menjawab preferensi masing-masing, dengan pasangan yang menjawab benar paling banyak keluar menjadi pemenang. Dating show semacam ini sempat mengalami hiatus dan kembali menjadi populer kembali dengan adanya program The New Dating Game dan Blind Date(www.wikipedia.com). Permasalahan yang kemudian mengemuka, dengan adanya take me out, adalah sejauh mana pudarnya budaya Indonesia. acara yang notabenya mengadopsi acara yang serupa di Barat dengan kemasan yang hampir sama, bertentangan dengan budaya Indonesia. Perjodohan yang notabenya merupakan hal yang sangat pribadi, hanya diketahui oleh kedua belah pihak dan keluarga. Saat ini telah bergeser ke ruang publik dan menjadi konsumsi khalayak ramai dan diperdagangkan layaknya komoditas untuk mendongkrak rating televisi. Laki-laki dan perempuan tak lagi malu untuk menunjukkan eksistensi dirinya pada khalayak ramai disertai jutaan pasang mata, mengabarkan bahwa dirinya mencari pasangan hidup. Fenomena yang menandai hilangnya budaya malu dalam bangsa ini. Urusan paling pribadi menjadi konsumsi publik. Berkaitan dengan hal ini, penelitian dimaksudkan untuk melihat bagaimana mahasiswa sebagai agen perubahan mengkonstruksikan tayangan take me out Indonesia.